Share

Bab 16

    Minggu pagi Arjuna sudah bertengger di depan papan gambarnya. Ketika mengingat kejadian semalam, ia senyum-senyum sendiri. Bagaimana ia dan Reni begitu menikmati momen berciuman ketika hujan sedang deras-derasnya. Hampir saja Arjuna berpikiran untuk melakukan lebih. Akan tetapi, ia menjernihkan otaknya. Ia harus ingat bahwa perjodohan ini masih berlangsung lama. Ia tidak mau Reni menyebutnya lelaki brengsek karena sudah berani melakukan hal yang lebih padahal mereka belum bertunangan.

     Ia sudah bersiap untuk mulai menggambar ketika pintu ruang kerjanya ada yang membuka.

“Morning, Juna!” sapa suara yang akhir-akhir ini tidak ingin Arjuna dengar. Nadhine.

“Morning, Dhine. Kamu tumben pagi-pagi ke sini?” tanya Arjuna seraya meletakkan peralatan menggambarnya. Ia berbalik menghadap Nadhine yang kini sedang duduk di kursi kerjanya. Ia melihat Nadhine berdandan terlalu berlebihan hari ini.

“Ya aku mau ketemu kamu lah! Kan ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status