Beranda / Pendekar / Geger Pendekar Naga / 5. Kematian Galih Panuraga 

Share

5. Kematian Galih Panuraga 

Penulis: Aldo paikerz15
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 14:53:57

Gelegar!!!

Galih Panuraga terpental jauh ke belakang, hingga tubuhnya menghantam bagian beton dinding Keraton.

"Uhukkk ... " Galih Panuraga terbatuk keras. Dia merasakan sesak di bagian dadanya itu.

"Apakah kau baik-baik saja, Jaka?" Tanya seorang laki-laki berusia payah.

"Terima kasih, Tetua. Jika tidak ada dirimu aku tidak apakah masih bernyawa," balas Jaka Waruga.

"Hemm, kau berhutang satu nyawa denganku. Suatu hari aku akan menagih gantinya,"

Jaka Waruga hanya tersenyum tipis, jika saja dia memiliki kekuatan yang besar, maka sudah ingin sekali Jaka Waruga ingin melenyapkannya.

'Suatu hari, aku akan menghabisimu!!!' batin Jaka Waruga.

"Saryoni, ternyata Perguruan Cakra Dewa benar-benar sudah menghianatiku. Ternyata apa yang sudah ku berikan tidak cukup untuk membuat kalian menegakkan keadilan, nama Cakra Dewa terlalu berambisi sampai tanpa sadar sudah tersesat terlalu jauh. 

Kalian rela berkerja sama dengan aliran sesat... " Galih Panuraga tersenyum tipis, tidak terlihat rasa ketakutan di wajahnya.

Laki-laki paruh baya bernama Saryoni itu tertawa keras nan terbahak-bahak. "Bersetan dengan itu semua!!! Perguruan Cakra Dewa harus menjadi yang terbesar di Java Dwipa, Jaka Waruga berjanji untuk memberikan banyak sumber daya yang akan membantu kami berkembangnya... " 

"Haha, memang sifat manusia yang rela menjual harga dirinya untuk kepentingannya, aku tidak terlalu terkejut untuk itu," balas Galih Panuraga, "Kau akan hancur akibat dari keserakahanmu itu!!!"

Galih Panuraga mengalirkan tenaga dalam ke bagian dadanya untuk merendam rasa sesaknya, sebelum mengalirkan kembali ke pedangnya.

Galih Panuraga jelas sudah mengenal sosok Saryoni karena Perguruan Cakra Dewa adalah salah satu perguruan silat yang berada di bawah lindungan keraton. Saryoni sendiri adalah pendekar yang memiliki nama besar di dunia persilatan. Kemampuannya terbilang tinggi.

"Aku tidak menduga, jika hari ini aku akan mencabut nyawa seorang Raja yang sangat di segani namanya di seluruh penjuru negeri," 

Saryoni melesat cepat ke depan melepaskan beberapa serangan cepat ke arah Galih Panuraga. 

Saryoni dan Galih Panuraga terlibat jual beli serangan yang sengit. Dari belasan kali pertukaran serangan, memperlihatkan jika kekuatan mereka berdua seimbang. Lebih tepatnya Galih Panuraga jauh lebih kuat, tetapi karena Galih Panuraga sudah terlibat pertarungan dengan Jaka Waruga, membuat staminanya menurun.

Saryoni tertegun, rasa tidak percaya menghampiri dirinya. Sungguh, dia tidak pernah menduga jika Galih Panuraga semakin bertambah kuat dan sudah melampaui kemampuannya saat ini.

"Jika dia dalam kondisinya prima, aku bukanlah lawannya, dia harus segera di singkirkan atau Perguruan Cakra Dewa akan berada dalam masalah besar nantinya," gumam Saryoni.

Saryoni tidak lagi berusaha menahan kekuatannya, dia menggunakan kekuatan penuhnya menyerang Galih Panuraga, begitu pula Galih Panuraga. Dia yang sadar posisinya berharap mampu mengakhiri pertarungan dengan cepat, mengingat kondisi tubuhnya.

Keduanya yang sama-sama menjadikan pedang sebagai senjata utama, membuat pertarungan menjadi sangat menarik dan seru, lagi sengit.

Galih Panuraga benar-benar membuat Saryoni terkagum-kagum, seorang Raja yang memiliki kemampuan silat tingkat tinggi memang sangat jarang di temukan.

"Pedang Dewa Mengusir Kegelapan"

Pedang Saryoni memancarkan Kilauan sinar putih, sebelum tiga kilatan sinar itu melesat cepat memburu Galih Panuraga.

Galih Panuraga yang sudah mengenal jurus-jurus yang di gunakan oleh Saryoni, tentu mampu dengan cepat melakukan gerakan menghindar dan menangkis serangan itu. Bukan hanya itu, Galih Panuraga langsung menggenjot tubuh ke udara.

"Tebasan Dewa Suci"

Tiga tebasan pedang energi melesat cepat ke arah Saryoni. Kecepatan tiga serangan di di luar dugaan dari Saryoni.

Alhasil dua di antara serangan itu masih mampu di hindari, tetapi satu tebasan pedang terakhir gagal dan bersarang telak di bagian bahu kirinya.

"Bedebah!! Sialan kau, Galih!!" Umpat Saryoni sambil meringis kesakitan.

"Mau sampai kapan kau berdiam diri, Jaka. Apa menungguku mati, aku pastikan jika kau juga akan mati jika aku mati,"

Jaka Waruga langsung menggenggam erat pedang dan bergerak cepat ke arah Saryoni.

"Ah, maafkan aku Tetua. Kita akan menyerangnya bersama-sama,"

Jaka Waruga jelas tidak ingin mati di tempat ini, jika dia mati maka semua rencana dan impiannya akan terkubur bersamanya di tempat ini.

Jaka Waruga melesat cepat ke depan menyerang Galih Panuraga, sekaligus memberikan ruang dan waktu untuk Saryoni memulihkan dirinya.

Jaka Waruga jelas menggunakan semua kemampuan dan kekuatannya. Namun, Galih Panuraga masih mampu mengantisipasi setiap serangan yang di buat oleh Jaka Waruga, bahkan dalam waktu singkat, Jaka Waruga puas tubuhnya terluka.

Jaka Waruga mengeram kesal, sekalipun sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari dan mematangkan strategi, dia tetap saja kesulitan untuk menaklukkan Kerajaan Sungaisari ini.

"Paman, apa kau pikir kekuatan yang di miliki keraton begitu lemah? Sampai kau begitu yakin akan memenangkan pertandingan ini?" Tanya Galih Panuraga.

Jaka Waruga hanya diam dan bungkam, dia memang tidak begitu memperhitungkan kekuatan yang akan di miliki oleh Galih Panuraga.

"Tidak peduli sekuat apapun kalian, Galih!! Apapun caranya keraton tetap akan jadi milikku," Jaka Waruga buka suara.

Galih Waruga tidak menafik hal itu, karena memang dengan kekuatan yang di bawah oleh Jaka Waruga yang melibatkan dua perguruan besar akan membuatnya memiliki kemungkinan besar menguasai keraton ini.

Di menit kemudian, Jaka Waruga dan Saryoni bergerak bersama menyerang Galih Panuraga.

Kali ini tidak main-main, pertemuan senjata mereka menghasilkan gelombang kekuatan yang besar. Dalam beberapa kali pertemuan saja, mereka sudah sama-sama terlempar jauh ke belakang dan memuntahkan darah segar.

Di antara mereka, Galih Panuraga yang menderita luka paling parah, karena dia di paksa menghadapi dua kekuatan besar secara bersamaan.

"Seandainya aku bisa sedih lebih kuat lagi, maka mereka berdua bukan lawan yang sulit bagiku," gumam Galih Panuraga sambilan merasakan tubuhnya yang sangat sakit.

Meskipun berada di kondisi sedikit lebih baik, tetapi Jaka Waruga dan Saryoni merasakan kecemasan yang besar. Mereka tidak pernah menduga jika kali ini akan mempertaruhkan nyawanya untuk mengunci kemenangan.

"Kita di atas angin, jangan gegabah dan kita akan membunuhnya," ucap Saryoni memberi peringatan kepada Jaka Waruga.

Jaka Waruga menganggukkan kepalanya mengerti. Dia tidak akan mati di tempat ini, itulah pikiran yang ada di kepala Jaka Waruga.

Tidak menunggu waktu lama, mereka kembali terlibat pertarungan. Kali ini terlihat jelas jika Galih Panuraga mulai kehabisan tenaga dalam dan staminanya.

"Kegelapan Menguasai Dunia"

Saryoni memanfaatkan celah yang tercipta, langsung menggunakan kekuatan penuhnya untuk segera menghabisi Galih Panuraga.

Galih Panuraga yang sadar akan hal itu, memutar tubuhnya ke udara dan memusatkan tenaga dalam di pedangnya.

"Kebajikan Menghapus Kegelapan"

Galih Panuraga menggunakan semua sisa kekuatannya untuk menyongsong serangan yang di lakukan oleh Saryoni.

Gelegar!!!

BOM!!!

Ledakan keras memenuhi alun-alun keraton itu, tidak berselang lama Galih Panuraga terlempar jauh ke  belakang dengan tubuh memprihatinkan. Tidak lama setelah itu, Galih Panuraga jatuh ke tanah untuk selamanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Geger Pendekar Naga   81. Janayo Yang Tangguh 

    81. Janayo Yang Tangguh Jurenggo menarik nafas panjang, dia jelas paling menyadari jika pertarungan dengan Janayo akan berjalan alot. Tidak ada jaminan untuk dirinya akan memenangkan pertarungan kali ini.Di tambah lagi, Jurenggo tidak mengetahui sekuat apa kemampuan yang di miliki Janayo saat ini."Sial, aku tidak memiliki gambaran seberapa kuat kemampuan yang di miliki oleh Janayo saat ini," umpat Jurenggo.Janayo tersenyum tipis, dia yang sudah lama menghilang dari dunia persilatan jelas akan membuat lawan tidak mengetahui batasan kekuatan yang di milikinya. Hal ini jelas menjadi suatu keuntungan untuknya di dalam pertarungan hidup mati seperti saat ini.Janayo mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, dalam satu tarikan nafas dia sudah berpindah tempat dan melesatkan serangan pembuka kepala Jurenggo.Jurenggo dengan cekatan menyilangkan pedangnya menangkis setiap serangan yang di buat oleh Janayo. Kecepatan hujan serangan yang di buat oleh Janayo masih mampu untuk di imbangi dan di

  • Geger Pendekar Naga   80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana

    80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana Banyu Aji langsung bergerak cepat menuju gerbang masuk desa Suba. Dia melompat ke bangunan paling tinggi, berusaha untuk melihat apa yang sebenernya terjadi, sehingga perseteruan antar para pendekar berhenti seketika.Banyu Aji dengan cepat dapat menyimpulkan jika perseteruan itu terhenti karena kedatangan sekelompok pendekar yang menggunakan jubah yang sama."Jubah itu milik Tengkorak Iblis, jadi mereka benar-benar ingin menghapus Harimau Putih dengan menggerakkan para pendekar yang mereka miliki sebanyak ini," gumam Banyu Aji.Banyu Aji memilih untuk menjadi penonton, dia tidak ingin terlibat terlalu dalam pada konflik yang sedang terjadi di bawah sana, tentu karena dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran besar itu.***Yudha Wardhana tersenyum tipis, dia tidak ingin meladeni basa-basi Jurenggo lebih jauh, Yudha Wardhana mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, sebelum berpindah tempat ke hadapan Jurenggo.Tebasan dan tusukan ped

  • Geger Pendekar Naga   79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan

    79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan Yudha Wardhana dengan cepat dapat melihat kedatangan kelompok Tengkorak Iblis. Dia tersenyum tipis, sejauh ini rencana mereka berjalan dengan baik. Kedatangan pendekat Tengkorak Iblis sesuai dengan perkiraan, tepat ketika suasana desa Suba sedang sangat kacau.Bersama dengan itu pula, Yudha Wardhana memberikan kode kepada rekannya untuk segera memberitahu anggota yang lain, guna melakukan rencana selajutnya. Yaitu, menyebarkan kepada dunia persilatan jika Tengkorak Iblis menggerakkan banyak pendekar untuk menjarah semua hasil lelang yang di adakan Perguruan Harimau Putih."Gusma, jika semua rencanamu berjalan lancar, maka bersiaplah Tengkorak Iblis akan mengalami masalah besar dan dunia persilatan akan melihat Harimau Putih sebagai perguruan besar," gumam Yudha Wardhana.Sementara itu, di desa Suba pertarungan sudah benar-benar pecah. Jurenggo yang baru tiba di buat naik pitam saat salah satu anggotanya membawa berita jika Gelato yang menjadi u

  • Geger Pendekar Naga   78. Pertempuran di Desa Suba IV

    78. Pertempuran di Desa Suba IV"Mundurlah sedikit, tapi jangan terlalu jauh. Karena akan ada bahaya lain yang mengincar dirimu nanti," ucap Banyu Aji sambil bersiap dengan kuda-kuda tarungnya Banyu Aji menarik pedangnya, bergegas menangkis setiap serangan yang di lakukan oleh Lapan. Banyu Aji bukan hanya bertahan, dia juga berbalik menyerang Lapan, bahkan dalam waktu singkat Banyu Aji mendominasi serangan.Lapan tentu tidak terlalu terkejut, mengingat latar belakang Banyu Aji yang merupakan pendekar Perguruan Tirta Kencana tidak mungkin memiliki kemampuan rendahan.Lapan sejak awal pertarungan di mulai langsung menggunakan kemampuan terbaiknya dan berusaha mengakhiri pertarungan dengan singkat. Namun tampaknya hal itu sulit terjadi, karena Banyu Aji bukanlah lawan yang mudah."Kau membuatku kagum, tidak banyak pendekar muda yang memiliki kemampuan seperti dirimu. Tapi sayang, aku harus menghabisimu hari ini... " Kata Lapan.Banyu Aji tertawa dengan pelan, dia tidak ingin terlalu lam

  • Geger Pendekar Naga   77. Pertempuran Di Desa Suba III

    77. Pertempuran Di Desa Suba IIITubuh Rana Jelina berkeringat dingin dan bergetar dengan hebat. Perkataan dari Lapan terngiang-ngiang di kepalanya. Dia jelas tidak pernah rela jika harus mati, akan tetapi lebih tidak rela lagi harus menyerahkan kehormatannya kepada lelaki jelek seperti Lapan.Rana Jelina menarik pedangnya, sekalipun tangannya gemetar dengan hebatnya."Haha, kau ingin memberikan perlawanan? Percuma saja, karena semua itu akan sia-sia... " Ejek Lapan dengan menjilati bibirnya bersiap menerkam Rana Jelina. Di kepalanya jelas sudah tergambar apa yang akan di lewati bersama Rana Jelina.Tubuh Rana Jelina semakin berkeringat dingin. Rasa takut jelas menyelimuti tubuhnya dan hatinya. Tidak pernah terbayangkan jika dia akan mengalami nasib sesial ini, jika saja dia tahu akan berada di posisi seperti saat ini, mungkin dia tidak akan berpikir untuk datang ke desa Suba atau mungkin pula dia akan meminta beberapa orang tetua yang memiliki kekuatan tinggi untuk menjadi pengawalny

  • Geger Pendekar Naga   76. Pertempuran di Desa Suba III

    76. Pertempuran di Desa Suba IIIRana Jelina yang baru saja keluar dari penginapan tentu merasa sangat terkejut dengan kejadian di desa Suba. Sungguh dia tidak pernah menduga jika sedang terjadi kericuhan hampir di seluruh desa ini."Tetua, apa yang sedang terjadi di desa ini? Di mana para pendekar Harimau Putih? Kenapa tidak ada yang berusaha melerai pertarungan ini?" Tanya Rana Jelina dengan cemas.Tetua itu sama halnya seperti Rana Jelina. Dia pun merasa cukup terkejut melihat situasi di desa Suba. Bahkan dia menemukan beberapa prajuritnya sedang meregang nyawa dengan mengenaskan. Kondisi desa Suba sudah tidak ubahnya seperti area pertempuran. Bangun-bangunan rumah penduduk sudah jebol dan beberapa pula sudah ambruk. "Pendekar Perguruan Cakra Dewa, sepertinya kalian memiliki barang-barang berharga," kata salah seorang dari pendekar yang menggunakan jubah berwarna hitam itu bercorak kepala gagak itu."Lapan, Tetua tertinggi Perguruan Gagak Hitam. Apa maksud perkataanmu itu!!!" Cer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status