Herrscher bersiap mengeluarkan kemampuan matanya. Bola matanya menjadi putih seluruhnya. Ditengah bola matanya, muncul sigil berwarna merah darah menyala. Dengan kemampuan mata tersebut, Herrscher mampu mengendalikan makhluk halus itu sesukanya. Salah satu makhluk astral yang paling dengan Herrscher menjadi imbas serangan pertama. Hanya dengan sedikit menyipitkan mata, makhluk astral itu langsung tersungkur dan menghilang bagaikan debu.
“Kalian ternyata berani denganku...” suara Herrscher menggema di gedung tersebut.
“Darimana kau memiliki mata itu?” tanya salah satu makhluk astral.
Aura kemarahan tampak di sekeliling Herrscher. Udara di gedung tersebut menjadi dingin seketika. Dengan cepat Herrscher berlari ke salah satu makhluk itu dan mencengkram kepala mereka. Cengkraman tersebut ternyata bertujuan mengambil energi dari makhluk itu. Aura energi makhluk astral itu menyebar mengelilingi tangan Herrscher dan masuk ke tubuhnya. Makhluk itu p
Herrscher melangkahkan kakinya dan berdiri di samping Death.”Aku ingin kau segera memunculkan dirimu. Aku ingin kau segera menyatakan janji akan kedatanganmu,” pinta Herrscher dengan nada halus.Shamar tidak merespon permintaan Herrscher. Ia menggeleng – gelengkan kepalanya.“Apa yang kau tunggu? Bukankah tanda – tanda kedatanganmu sudah terlihat? Sudah waktunya kau menyatakan diri. Apa perlu sampai sehancur – hancurnya baru kau akan hadir di tengah publik?”Shamar menggeleng – gelengkan kepalanya lagi, “Belum saatnya aku datang. Jaman ini sedang berproses untuk menuju ke sana. Bila sudah waktunya, tentu tanpa kau minta, aku akan datang.”Seketika suasana hutan berubah. Waktu terhenti. Daun pohon yang hendak jatuh ke tanah pun melayang karenanya. Waktu benar – benar berhenti. Kini mereka berdua berada di dunia lain. Seluruh obyek menjadi bernuansa hijau. Mereka berada di lokasi yang
Tetap di lokasi dan tahun yang sama dengan sebelumnya. Di atap gedung tertinggi di salah satu kota. Herrscher telah kembali ke markasnya. Dalam pikirannya, Herrscher mencerna kembali pemikirannya selama ini tentang Leader yang sering diagung – agungkan oleh masyarakat disini. Dan kebalikannya, banyak masyarakat yang kontra dengan penguasa di jaman ini. Herrscher terjebak ke dalam suatu kebenaran yang tidak dia ketahui. Kalau saja Shamar tidak membawanya ke masa itu, mungkin pemikirannya terhadap Leader akan tetap sama seperti sebelumnya.Herrscher ingin bertemu dengan Leader secara empat mata untuk menanyakan secara langsung tentang apa yang dia pikirkan saat ini. Karena untuk sementara, informasi yang dia dapatkan hanya berasal dari Shamar dan media. Herrscher mulai duduk dan membuka perangkatnya untuk menelusuri data di masa lalu.Death melihat Herrscher masih sibuk memikirkan kejadian tadi. Death mengaktifkan penghentian waktu lalu pergi ke dunia yang lain. Di
“Bisakah kita langsung masuk ke sesi latihan?” pinta Dagaz sambil mendongkol.“Tapi sebelum masuk ke sesi latihan. Aku ingin bertanya. Kenapa kamu ingin sekali memiliki mata yang bisa melihat makhluk astral?”“Aku ingin melihat sosok yang bersama dengan Herrscher,” jawab Dagaz singkat.“Tampaknya kau tertarik sekali dengan Herrscher. Apa ada sesuatu pada Herrscher yang mempengaruhimu?”Dagaz menceritakan pendapatnya tentang Herrscher kepada Veda. Bagi Dagaz, Herrscher adalah seseorang yang ambisius. Ia bahkan tidak segan – segan membunuh orang hanya untuk menjalankan rencananya. Istri dari penguasa adalah contoh korban dari ambisi Herrscher. Kejadian badai petir yang terjadi di masa depan sudah membuktikan bahwa Herrscher menggunakan kemampuannya dengan semena – mena. Dagaz tidak suka dengan cara Herrscher.Veda hanya tertawa mendengar curhatan Dagaz. Veda tahu, bila tujuan Herrscher adala
Terdapat sebuah bangunan megah yang merupakan kediaman di suatu negara yang sangat maju. Kediaman tersebut berisikan perabot mewah dan barang antik nan kuno, yang dikumpulkan dari seluruh dunia. Langit – langitnya tinggi dan berhiaskan ukiran relief yang sangat indah. Relief yang menggambarkan kondisi dunia di masa depan, dimana mereka adalah pemimpin. Kolom – kolom besar yang saling berdekatan menggambarkan kokohnya kediaman itu seakan gempa takkan mampu meruntuhkan bangunan itu. Sungguh kemewahan istana tergambarkan secara gamblang di dalamnya.Itu adalah kediaman keluarga yang sebenarnya paling kaya di dunia. Namun sangat sedikit informasi yang bisa diambil dari keluarga tersebut. Keluarga itu sangat tertutup sehingga banyak yang mengira keberadaan keluarga tersebut hanyalah mitos. Hanya kalangan tertentu saja yang bisa berhubungan dengan keluarga itu. Mereka sangat menghindari media, sehingga mereka mengalihkan perhatian media kepada keluarga ‘bayangan&r
Inilah pertama kalinya Death bertemu dengan sosok yang dahulu pernah menjadi raja sebelum kerajaan tersebut hancur. Kerajaan yang dulu berjaya di negara itu. Death yang terbiasa bertemu dengan berbagai entitas sebelumnya, melihat sosok Djaya sangat berbeda. Dia sosok manusia yang kemudian menjadi entitas demi penebusannya. Dia yang tidak bisa menjalani reinkarnasi karena kesalahan di masa lalunya. Dia yang bertapa di gunung demi menebus penyesalannya dan mencoba menghilangkan eksistensinya di Bumi. Sayang sekali entitas itu tetap di sana. Terkunci karena gagal bersatu alam lain akibat dia mengubah prinsipnya. Kedatangan Death di sana hanya untuk memberi suatu informasi kepada Djaya. Herrscher yang tidak mengenal Djaya, hanya bisa menyaksikan Death berkomunikasi dengan entitas tersebut. Aura keseriusan tampak dari keduanya.“Apakah dia sosok yang meramalkan masa depan negara ini?” tanya Herrscher.“Bukan, yang kau maksud adalah sosok lain. Namun di
Dagaz masih berada di hutan. Ia seperti merasakan adanya hawa entitas lain di wilayah itu. Ia bisa merasakan hawa entitas tersebut sangat kuat. Namun semakin pudarnya kabut, semakin hilang juga hawa entitas. Sebelum menghilang, Dagaz berlari menuju hawa tersebut. Ia yakin bahwa entitas itulah yang sedang dia cari. Dengan cepat Dagaz melesat ke dalam kabut. Bayangannya menghilang di antara kabut. “Kurasa dialah tujuan kita ke tempat ini, Dark!”Dagaz telah lepas dari kabut tersebut. Namun hawa entitas tersebut benar – benar hilang. Dagaz melihat ke kiri kanan. Tidak ada apapun selain padang rumput yang mengelilingi sebuah danau. Inilah tempat yang dipercaya dapat mengabulkan keinginan bila masuk dan berendam di dalamnya. Danau yang berwarna kuning akibat warna rumput yang tumbuh di dasar telaga. Air tersebut sangat dingin karena berada pada tiga ribu meter di atas permukaan laut. Padang rumput ini selalu mengering ketika memasuki musim kemarau. Dagaz melanjut
Dagaz masih berada di hutan. Ia seperti merasakan adanya hawa entitas lain di wilayah itu. Ia bisa merasakan hawa entitas tersebut sangat kuat. Namun semakin pudarnya kabut, semakin hilang juga hawa entitas. Sebelum menghilang, Dagaz berlari menuju hawa tersebut. Ia yakin bahwa entitas itulah yang sedang dia cari. Dengan cepat Dagaz melesat ke dalam kabut. Bayangannya menghilang di antara kabut. “Kurasa dialah tujuan kita ke tempat ini, Dark!” Dagaz telah lepas dari kabut tersebut. Namun hawa entitas tersebut benar – benar hilang. Dagaz melihat ke kiri kanan. Tidak ada apapun selain padang rumput yang mengelilingi sebuah danau. Inilah tempat yang dipercaya dapat mengabulkan keinginan bila masuk dan berendam di dalamnya. Danau yang berwarna kuning akibat warna rumput yang tumbuh di dasar telaga. Air tersebut sangat dingin karena berada pada tiga ribu meter di atas permukaan laut. Padang rumput ini selalu mengering ketika memasuki musim kemarau. Dagaz melanjutkan perjalanannya
ZAPPP Herrscher dan Death telah keluar dari rumah sakit itu dan segera menuju gunung tadi. Disana Death memanggil salah satu malaikat untuk menyamar menjadi manusia sebagai orang tua bayi itu. Death berkomunikasi dengan Djaya yang berwujud entitas. Herrscher dan dia berencana melengserkan pemimpin negara saat itu. Itu adalah suatu keharusan bila Djaya terlahir kembali. Suatu harapan harus muncul dari suatu masalah dan polemik. Death sudah memiliki rencana untuk itu. Ia dan Herrsher minta ijin kepada Djaya pergi ke salah satu pulau di negara itu. Bayi reinkarnasi Djaya masih bersama malaikat suruhan Death di gunung itu.------------------------------ZAPPP Herrscher dan Death telah tiba di salah satu pulau terbesar di negara itu. Herrscher bingung bagaimana memulai kerusuhan disana, ia meminta saran kepada Death.“Kau tahu, tahun ini adalah masa kampanye. Manfaatkan itu untuk membuat bentrokan. Sesimpel itu,” jawab Death.