Kak Rio benar-benar sudah bisa kembali untuk menjadi Manajer Barra. Dia sudah kembali dari liburan bulan madunya bersama Kak Ariana, yang sekarang telah resmi menjadi Istrinya. Karena itu, mulai hari ini, aku sudah bisa berhenti untuk menjadi Manajer Barra. Sejak hari itu juga, kami mulai jarang berjumpa satu sama lain akibat kesibukan kami masing-masing. Barra mulai mengadakan konser tunggalnya bulan ini dan mulai shooting untuk film terbarunya. Aku juga mulai sibuk dengan perkuliahanku yang sudah masuk di semester akhir. Aku juga mulai sibuk untuk memikirkan rencana untuk berkerja setelah aku lulus nanti. Kemudian Dino juga sudah mulai tinggal di asrama sekolahnya sekarang.
Ibu dan Ayah akhinya mulai berencana untuk pindah ke daerah dekat sekolah Dino agar bisa dekat dengannya. Namun, sebenarnya itu bukan satu-satuny
Aku mulai masuk kerja hari ini. Aku mulai belajar untuk beradaptasi di lingkungan baru ini. Aku berusaha untuk mengenal dan mengakrabkan diri dengan para rekan kerjaku di sini. Aku juga sudah mulai diberikan berbagai macam tugas oleh atasanku. Beberapa kegiatan yang hanya aku pelajari secara teori saat kuliah, mulai direalisasikan saat ini. Banyak tugas yang aku kerjakan, namun aku begitu bersemangat untuk mengerjakan semuanya. Aku begitu merasa senang dan tertarik melakukan semua pekerjaan baru ini. Berbagai perintah dari atasanku, aku terima dan laksanakan dengan segera. “Hei, lihat itu! Mentang-mentang dia cantik, dia jadi diperlakukan begitu istimewa oleh atasan. Dia itu pekerja baru seperti kita, bukan?? Tapi, lihat itu! Dia sudah diberikan beberapa tugas yang biasanya hanya dikerjakan oleh pekerja yang sudah senior di sini.” Ujar Yasmin kepadaku, seraya membereskan berkas di hadapannya itu.
Dino tinggal di asrama sekolahnya saat ini. Dia hanya boleh pulang ke rumah ketika waktu liburan sekolah tiba. Suasana sekolah Dino pastinya berbeda dengan sekolah umum lainnya. Berbagai macam orang yang ingin berjuang menempuh pelatihan untuk menjadi seorang atlet berkumpul di sana. Dino sepertinya cukup populer di sekolahnya. Penampilan Dino memang biasa-biasa saja. Anak itu memang tidak terlalu tampan. Namun, kemampuannya yang luar biasa dalam olahraga renang serta jiwa ramah yang dimilikinya itu, membuat Dino menjadi salah satu siswa populer di sekolahnya. Banyak gadis dari berbagai jurusan cabang olahraga berusaha untuk mendekatinya. Namun, Dino sepertinya ingin fokus pada pendidikannya saat ini, sehingga dia seringkali menghindar dari gadis-gadis yang kerap kali berusaha untuk mendekatinya itu. Namun, sikap Dino berbeda dengan gadis ini. Gadis yang mampu membuat Dino luluh kepadanya sejak pertama ka
Sore ini, untuk pertama kalinya, Dino diperbolehkan pulang ke rumah. Dino hanya boleh menginap di rumah selama satu minggu dari sebulan liburan semesternya, karena dia harus mulai berlatih untuk suatu perlombaan yang dia ikuti.Tidak seperti yang aku bayangkan, Dino pulang dengan wajah yang murung. Dia benar-benar terlihat lelah dan tidak bersemangat sejak pertama kali memunculkan wajahnya di depan pintu rumah yang pertama kali dia datangi ini.“Selamat datang, Atlet kesayangan Ibu!” Ujar Ibu sambil memeluk anak bujangnya itu.“Eh? Apa ini?? Mengapa kamu tampak letih, seperti ini? Apa pembelajaran di sana sangat berat?” Tanya Ibu yang khawatir dengan Dino.“Ahh! Tidak, Bu. Aku hanya sedang banyak pikiran saja. Aku... hanya mengkhawatir
Bagian divisiku akan menyambut pemimpin redaksi baru hari ini. Pemimpin redaksi yang akan datang itu dikabarkan masih muda dan juga tampan. Sehingga,setelah rumor itu beredar, para karyawan di sini menjadi begitu bersemangat menantikan pemimpin muda itu.Segera setelah mendengar bahwa pemimpin tampan itu sudah berada di dalam gedung ini. Sebagian besar wanita di perusahaan langsung merapikan diri dan merias wajah mereka secantik mungkin. Keadaan seketika berubah menjadi gaduh.“Oh? Itu... Itu dia datang!” Ujar salah satu staf."Wah! Rumor itu benar. Dia benar-benar sangat tampan." Lanjut salah satu staf.“Semuanya! Perkenalkan ini Pak Oris, dia yang akan menjadi pemimpin redaksi baru untuk bagian divisi berita saat ini.” Ucap Ibu Manajer kepada kami.
“Ahh... Ayo! Kita saja yang turun.” Ucap Ryan seraya berjalan turun dengan membawa kue ulang tahun di tangannya.Kami semua pun satu per satu mulai mengikuti langkah kaki Ryan.“Kak Rio! Tadi itu suara apa? Suara itu sepertinya berasal dari atas, bukan?” Ucap Barra sambil berjalan menuju anak tangga.“Ahh... Tidak. Aku tidak mendengar apa-apa.” Ucap Kak Rio, mendukung rencana kami.“Surprise!” Teriak Ryan, diikuti oleh kami semua dengan tidak kompak.“Hah? Apa ini?” Ujar Barra.“Ayo! Silahkan ditiup lilinya, Barra!” Ucap Nao
Dino melakukan apa yang dikatakan Barra kepadanya waktu itu. Dino mulai fokus berlatih untuk pertandingannya. Dia mulai belajar untuk melupakan niatnya untuk mendekati Alessa, gadis pujaannya itu. Namun, takdir sepertinya kembali mempertemukan kedua insan ini. *** Hari ini adalah hari pertunangan Ryan dan Naomi. Hari yang sudah mereka persiapkan sejak lama ini, akhirnya dapat terjadi. Dua orang yang bahkan tidak mempunyai rasa tertarik satu sama lain ini akhirnya mulai mengambil langkah ke jenjang yang lebih serius. Aku dan keluargaku datang lebih dahulu dari waktu pertunangan dimulai untuk ikut membantu mereka menyiapkan berbagai hal yang diperlukan. Dino juga menyempatkan waktunya hari ini, untuk datang pertunangan Ryan dan Naomi. Namun, Dino sepertinya akan datang agak telat. Dia baru bisa mendapat izin dari sekolah, setelah menyelesaikan sesi latihannya hari ini.
“Dino?” Tanyaku kepada Dino melalui panggilan telepon. “Em? Ada apa, Kak? Tumben Kakak meneleponku.” Tanya Dino dengan rasa curiga. “Dino! Apa kamu ada waktu luang di hari Sabtu ini? Aku mau mengajakmu untuk pergi bersama ke acara premier film Barra yang terbaru.” Jelasku kepada Dino. “Hah? Sejak kapan Kakakku suka menghadiri acara, seperti itu!? Sejak kapan juga Kakak mengajakku untuk pergi bersama?? Ihh Kakak sungguh mencurigakan. Pasti ada udang di balik batu.” Ujar Dino yang tak henti-hentinya mencurigai Kakaknya ini. “Ish! Apa aku tidak boleh sekali-sekali datang ke acara seperti itu dan ingin mengajak Adik kesayanganku ini? Kemarin, Barra membelikkan tiket untukku. Sebenarnya, aku mau mengajak Naomi, tapi sayangnya dia tidak bisa. Kamu juga belum pernah k
Jumat ini, sesuai dengan rencanaku, aku pergi ke kafe bersama Dino. Awalnya, anak ini menolak untuk ikut bersama denganku. Karena sangat jarang, bahkan mungkin tidak pernah aku mengajaknya untuk pergi ke restoran berduaan, seperti ini. Namun, dengan berbagai alasan yang aku lontarkan kepadanya. Akhirnya, Dino menyetujui permintaan Kakaknya ini. Aku juga sudah bilang kepada Naomi untuk mengajak Alessa sesuai rencanaku. Naomi yang tidak tahu apa-apa dengan rencanaku dan Barra begitu terkejut dan juga penasaranl, setelah mendengar penjelasanku. Naomi sepertinya baru tahu bahwa Dino pernah berusaha untuk mendekati Adik Sepupunya itu. Naomi pun menyetujui apa yang aku lakukan. Tidak seperti Dino, Alessa menyetujui permintaan Naomi dengan mudah. Naomi dan Alessa datang lebih dahulu dari aku dan Dino. Setelah kami bertemu di restoran, kami pun mulai memainkan sandiwara kami. “Oh? Naomi?” Ujarku yang berpura-pura