"Stop!"Tiba-tiba ada seruan membuat semua menoleh, dan ternyata "Sialan, ngapain elo teriak kayak di hutan," sergah Arkha pada sahabatnya Virgo."Hee ... sorry bro. Slow, gue iri tahu kalian semesra itu.""Kurang kerjaan banget sih lo."Dan tanpa di duga, ada dua wanita cantik datang masuk ke dalam acara membuat Virgo dan Mario terkejut. Wanita cantik itu berjalan menuju Nina sambil membawa sebuah bucket cantik."Hai cantik, ini untukmu," ucap Mita dan Ana."Kalian, makasih udah datang kesini," peluk penuh kegembiraan Nina pada kedua sahabatnya.Dari kejauhan Virgo dan Mario bahagia, dengan segera menata rambut saat keduanya melihat bidadari yang pernah mereka jumpai. Kaki jenjang kedua pria tampan itu mulai melangkah menghampiri namun belum sampai di dekat Nina, sudah ada seruan dari pria tampan siaplagi kalau bukan Arkha."Stop!""Astaga, ada apa Arkha. Ganggu saja?" keluh Virgo kesal."Aku tahu kalian berdua mau apa, stop disitu. Acara berlanjut.""Huh, untung bos," batin Mario m
"Kenapa kamu, nak?" tanya Firman bingung karena mendengar sedikit umpatan dari menantunya."Em, maaf Ayah. Ada masalah sedikit. Arkha berangkat dulu.""Iya , nak."Saat akan masuk ke dalam mobil, Arkha berpapasan dengan Wiliam dan Julia."Mama, Papa.""Kau mau kemana?""Aku keluar kota, Pa, Ma. Ada masalah dihotel kita.""Masalah apa, Arkha?""Ada manipulasi data keuangan, Pa.""Ya udah, kamu hati-hati.""Iya pa."Arkha masuk ke dalam mobil dan melaju menuju keluar dari halaman megah itu. Sedangkan di tempat pengadilan, sudah ada Virgo dan Mario mendengar putusan hakim."Kau sudah nyalakan kameranya, Vir?""Udah.""Oh ya, setelah ini aku ijin ke kampung Lili, aku mau menemui Mita," ucap Virgo sambil senyum-senyum sendiri."Hah, ngapain? jangan bilang kau mau ngelamar?""Menurutmu?"Mario geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya. Mario teringat jika ia masih susah menjalin hubungan lebih serius dengan Ana.Tak lama, sidang dimulai terlihat kedatangan Dika dan juga Wiliam mengha
"Sayang, duduklah dulu! Arkha harus berobat ke Singapura karena disana lengkap alatnya untuk terapi dan semua. Dokter juga bilang, ada yang sengaja menaruh cairan ke dalam makanan atau minuman dan akhirnya membuatnya lumpuh.""Tidak mungkin, Pa," Julia menangis."Sayang, sabar ya. Doakan semua lancar, Arkha cepat kembali. Aku bingung ngomong sama Nina bagaimana?""Om, biar aku saja yang bilang," ujar Virgo.""Tak usah Vir, nanti dia malah curiga. Biar aku saja.""Baiklah.""Mario dan kamu Virgo, aku minta tolong selidiki terakhir Arkha makan dimana dan mintakan kopian cctv itu lalu cari tersangkanya.""Kenapa tak lapor polisi, Pa?""Aku akan menangani ini sendiri, untuk tersangkanya biar hukum.""Ya udah, ayo kita keluar! Aku akan bicarakan sama Nina."Semua mengangguk dan keluar dari ruang kerja. Kini, Wiliam menuju taman mencari menantunya tersebut. Disana nampak keceriaan menantunya terpancar membuat Wiliam ragu memberikan kabar. Perlahan langkah kaki Wiliam mendekat kearah Nina ya
Tiba-tiba Nina keluar dari mobil lalu memanggil mertuanya."Pa..."Wiliam terkejut lalu berbalik badan."Nina, ada apa nak?""Pa, Kak Arkha ada dimana?"Wiliam terkejut kenapa Nina bertanya kembali sama halnya dengan Virgo, Mario dan kedua sahabat Nina. Wiliam berusaha santai mungkin ia tunjukkan lalu memberitahu. "Nin, Arkha sedang diluar negeri menangani perusahaan. Papa mohon kamu bersabarlah.""Tapi dia baik saja bukan?""Iya, nak.""Baiklah, Nina percaya. Maafin Nina," ucapnya tak bersemangat."Papa yang minta maaf. Kamu hati-hati!""Baik, Pa."Nina melambaikan tangan sambil tersenyum dan masuk kembali ke dalam mobil. Kini, mobil mereka melesat menuju mal tak jauh dari kediaman Wiliam. Kini mobil yang ditumpangi Nina dan sahabatnya sudah sampai di mal. Nina perlahan turun diikuti para sahabat. Semua mata tertuju pada Nina karena diikuti para bodyguard yang tak jauh darinya. Nina awalnya agak risih tapi ia ingat ada bayi dikandungan, ia berpikir demi keselamatan bayinya karena d
"Kak, ada apa?""Nina tak sadarkan diri," ucap Arkha sambil menangis."Astaga, ya Tuhan."Lalu Mita berlari melihat keadaan Nina dari pintu kaca. Mereka berdua menangis sesegukan memikirkan sahabatnya."Nina bangun! kamu janji bakal merawat anakmu," batin Mita menangis.Dan tak lama terdengar suara sepatu beradu datang mendekat."Arkha, bagaimana Nina?" tanya Mama Julia."Nina tak sadarkan diri, Mom.""Apa?"Tiba-tiba Julia jatuh pingsan mendengar menantu kesayangannya tak sadar. Dengan sigap Wiliam dan Arkha membawa ke UGD. Disana, Julia diperiksa dokter. "Tuan, Nyonya hanya shock saja. Apa perlu saya suntik penenang?" tanya Dokter pada kedua pria itu."Tak perlu, dokter. Terimakasih.""Ya sudah, saya permisi dulu.""Silahkan, Dokter!"Sesaat Julia tersadar lalu menangis sesegukan, dan Wiliam memeluknya memberi ketenanangan. "Tenang, sayang.""Aku akan membawa Daniel kesini agar Nina bisa tertangani baik."Julia tak mampu berkata lebih banya dia hanya mengangguk. Sedangkan Arkha me
"Aih, astaga. Aku sial mulu, daritadi jatuh," ucap nerocos"Hahahhahha, cowok kok cengeng."Alden tak terima ia mendongak dan ingin memaki gadis itu karena dengan beraninya menertawai."Hei kau menertawakanku, hah," tanya Alden tapi saat ia menantang malahan terpukau mahkluk cantik di depannya itu meski dandannya tak se feminim cewek pada umunya.Yasmine sesungguhnya grogi saat menatap lelaki tampan tanpa noda di depannya, tapi ia berusaha tetap cool. Yasmine tak enak tatapan cowok di depannya segera berdehem"Ehem, apa lihat-lihat. Mau ku congkel tuh mata, hah.""Hei gadis buluk, denger ya jangan ge er. Siapa juga menatapmu, cih ogah aku."Alden buru-buru pergi meninggalkannya karena semakin ditatap gadis itu malah semakin tak karuan hatinya."Sial, aku bisa grogi gitu pada cewek buluk," batin Alden menerkaSedangkan Yasmine menghentakkan kakinya kesal, bisanya cowok tadi mengatainya buluk. Ia berlari menuju toilet melihat penampilannya. Sampai di sana ia bercermin, tapi menurutnya i
Alden berpikiran positif mungkin orangtuanya mau mengajak makan malam bersama. Ia pun menaruh jasnya kembali di paper bag dan beralih merebahkan badannya di atas ranjang.Di tempat lain, gadis tomboy itu tengah asyik mandi tiba-tiba ada ketukan dari pintu kamarnya. Ia cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi dan berganti pakaian. Setelah rapi, ia membuka pintu."Daddy.""Iya nak, kau sedang mandi ya.""Iya Dad. Ada apa Dad?""Ini nanti di pakai ya, Daddy tunggu di bawah jam 7 ya," ucapnya dan memberikan paper bag"Iya,Dad."Gadis itu menutup pintu kamarnya kembali setelah Daddynya sudah tak terlihat. Ia juga membuka isi paper bag tersebut."Kenapa pakai gaun, ada acara apa ya?" tanya pada diri sendiri....Waktu menunjukkan pukul 7 malam, keluarga Arkha sudah siap tinggal menunggu Alden. Sambil menunggu, dengan isengnya Hilda bertanya."Dad, kenapa rambut nggak di potong aja sih.""Kau tak tahu aja Hil, ini sejarah menemukan cinta Mamimu.""Sejarah, lah dipikir jaman penjajahan," celetu
Buru-buru Yasmine melepaskan genggaman Alden tapi tak bisa"Ih, lepasin" gerutu Yasmin pada AldenAlden tak kurang akal dengan jahilnya ia mencium pipi dan berlaluCupAlden mencium pipi Yasmine sampai semua menatap tak percaya pada sang playboy berani terang-terangan di depan umum. Yasmine diam membeku dan saat tersadar ia ingin menjerit dan mencabik cabik Alden."Alden," teriak Yasmine membuat para sahabat menutup telinganya.Salah satu sahabat Alden menghampiri Yasmine"Kau pacaran sama Alden, Yas," tanya Wilii menyelidik"N-nggak siapa bilang. Aku malah pengen mencakar mukanya sok kecakepan itu.""Tapi dia cium kamu, Yas.""Hiii... sumpah aku kesel ma tuh cowok ya," membersihkan pipi nya dengan cepat lalu pergi ke kelasnya. Para sahabat Yasmine menyusul gadis tomboy itu dan ingin meminta penjelasannya.Di kelas Yasmine diam membisu, Lala dan Ega duduk berdekatan lalu berkata"Kau ada apa dengan Alden, Yas," tanya Lala"Kau itu kepo banget deh, kita nggak ada apa-apa.""Beneran Ya