Share

Story 2

Sempurna! Adalah istilah yang paling cocok untuk menggambarkan kehidupan Clara. Namun, sayangnya itu tidak berlaku di dalam kasus percintaanya dengan Bima.

Ia sudah jatuh cinta pada lelaki itu sejak pandangan pertama. Namun Bima seolah tidak menganggapnya ada. Lelaki itu benar-benar hanya menganggap Clara sebagai seorang gadis manja dan nakal yang harus diawasi.

Namun, bukan Clara namanya jika ia menyerah begitu saja. Bagaimana pun, ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Termasuk Bima Bayuwirya.

Ya. Clara telah tersihir dalam pesona Bima. Lelaki itu telah berhasil mencuri hatinya dan menyembunyikannya entah di mana. Namun, Clara bertekad untuk melakukan hal yang sama pada lelaki itu. Seperti dirinya yang telah bertekuk lutut di hadapan Bima, lelaki itu juga harus merasakan hal yang sama!

"Lo yakin usaha gue kali ini bakal berhasil, kan?" tanya Clara pada Renata, sahabatnya sejak SMP yang hari ini sengaja diajaknya ikut ke rumah.

Clara sudah menceritakan tentang Bima pada Renata. Walau pun pada awalnya sahabatnya itu menertawakan, namun akhirnya ia ikut mendukung Clara untuk mendapatkan cinta Bima. Selama pertemanan mereka, tidak pernah Renata melihat Clara begitu jatuh cinta. Biasanya juga para lelaki yang mengejar-ngejarnya.

Kondisi Clara saat ini persis seperti dirinya yang jatuh bangun mengejar cinta Reno, kakak laki-laki sahabatnya itu.

"Ya, kalau nggak dicoba, mana mungkin juga Lo tau. Iya nggak sih? Udaah, Lakuin aja deh saran gue. Mau bagaimana pun juga, doi itu lelaki dewasa. Insting doi sebagai lelaki nggak mungkin nggak akan terusik kalau lihat body lo yang aduhai. Lo manfaatin aja deh aset lo itu dengan baik." ujar Renata sambil memilih-milih bikini yang tadi mereka beli di mall.

Ada beberapa model. Dan semuanya itu pilihan Renata. Orang tua Clara bisa serangan jantung jika melihat putrinya mengenakan itu di depan lelaki asing.

Gila. Seksi sekali memang!

"Nih, pakai yang ini." seru Renata sambil menyodorkan two pieces bikini yang hanya bisa menutupi bagian tubuh paling sensitifnya.

Clara terbelalak. Namun tetap saja patuh dan meraih kain mini itu dan mengangkatnya di depan muka. Memperhatikan kain kecil berwarna merah menyala itu dengan pandangan ngeri.

"Serius Lo?" tanya gadis itu pada sahabatnya.

"Seribu rius! Udah ah, buruan sana ganti. Atau mau gue panggilin pengawal lo yang di depan pintu untuk ngegantiin?" ancam Renata setengah menggoda.

"Gila, Lo! Gue bisa sendiri juga. Kalau doi yang gantiin, bisa pingsan sambil berdiri gue." Pekik Clara sambil melenggang masuk ke alam kamar mandi.

Tiba di dalam kamar mandi. Clara langsung saja membuka semua pakaian sekolah yang memang belum sempat digantinya sejak tadi. Lalu mengangkat bikini mini yang disodorkan Renata padanya, dan memandang benda itu cukup lama.

Masih ada rasa ragu di dalam hatinya untuk mengenakan bikini itu. Walau pun Clara nakal, namun belum pernah sekali pun seumur hidup ia mengenakan pakaian seperti ini. Orang tuanya bisa murka!

Yah, walau pun hari ini papa dan mamanya tidak ada di rumah karena ada urusan bisnis ke luar kota, namun tetap saja Clara masih merasa risi dengan saran sahabatnya untuk berenang mengenakan bikini super duper seksi ini.

Clara menghembuskan napasnya kasar. Lalu bergumam pada diri sendiri.

"Oke. Let's do it, Clara! Demi mendapatkan hati Bima!" tekadnya dengan sepenuh hati sambil mengangguk tegas.

Ia mengenakan bawahan bikini itu, lalu menyimpul ikatan pada kedua bagian pinggul. Setelah itu baru mengenakan penutup dadanya.

Namun, saat Clara mengikat simpul tali di bagian belakang leher, tiba-tiba saja pintu kamar mandinya dibuka dengan kasar dan tergesa dari luar.

"Nona Clara, Anda baik-baik saja?" teriak Bima dengan suara cemas dan panik. Lalu lelaki itu mematung dengan mata terbelalak lebar dan mulut menganga di ambang pintu. Menatap Clara yang berdiri di depan cermin dengan kedua tangan terangkat ke belakang leher. Membuat posisinya menjadi begitu menggoda dan menantang.

Apalagi bagian tubuh gadis itu yang montok dan bergantung indah di depan dada dapat disaksikan Bima dengan bebas tanpa penghalang.

"ΑΑΑΑΑΚΚΚΗΗΗΗΗ!"

Clara berteriak kencang sambil reflek berjongkok untuk menyembunyikan tubuhnya. Sedangkan Bima mengumpat kasar sambil membanting pintu kamar mandi hingga tertutup kembali.

BLAM!

Pintu kamar mandi itu sampai bergetar saking kerasnya lelaki itu membantingnya.

Clara masih terengah-engah karena teriakannya yang menggelegar. Wajahnya merah padam menahan rasa malu.

Ya Tuhan. Ini sinting! Tubuhnya sampai bergetar hebat seperti ini! Bima pasti sudah melihat tubuhnya tadi. Ya kan? Mana mungkin tidak!

Ingin rasanya Clara melompat ke dasar bumi dan bersembunyi di sana. Ia benar-benar sangat malu.

Ini pasti kerjaan Renata. Pikir gadis itu kesal.

Masih dengan wajah bersemu merah karena kejadian tadi, Clara keluar dari kamar mandi dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada. Menutupi payudaranya yang masih belum tertutup dengan sempurna.

Benar saja. Renata langsung terkikik geli begitu melihat wajah sahabatnya yang merah padam melebihi kepiting rebus.

"Gimana? Asik gak?" tanya gadis itu sambil tertawa lebar tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Gila ya, Lo. Hampir aja gue mati karena serangan jantung, Setan!" maki Clara sambil melempari sahabatnya dengan bantal tidur terdekat yang dapat diraihnya.

Bukannya meminta maaf, gadis itu malah menemukan Renata semakin terpingkal sambil berguling-guling di atas tempat tidurnya yang empuk.

"Tapi sumpah, lho, Ra. Dia langsung panik waktu gue bilang lo jatuh di kamar mandi. Lihat sendiri kan gimana bodyguard tampan lo itu mendobrak kamar mandi? Keren bangeeet. Sampe meleleh gue." Jelas gadis itu dengan gayanya yang berlebihan. Sambil merem melek mendeskripsikan sekeren apa Bima tadi.

Mau tidak mau, Clara terpancing juga. Rasa marahnya berkurang drastis. Bagaimana pun kan memang itu tujuan mereka. Membuat Bima melihat dan peduli padanya sebagai seorang wanita dewasa!

"Lho serius, dia benar-benar panik?" tanya Clara penasaran dan langsung ikut bergabung duduk di atas tempat tidur bersama dengan sahabatnya itu. Tangannya membenarkan letak bikini di dadanya yang montok dan menyimpul ikatan di bagian punggung. supaya dirinya bisa lebih leluasa berbicara dengan Renata.

"Iya, beneran! Sumpah disambar gledek deh gue." sahut gadis berkulit eksotis tersebut. Ia mengangkat dua jarinya ke depan wajah Clara, membentuk kode suer'. "Gue aja sampai gemetaran sangking gregetannya. Gila, lakik lo cakep tingkat dewa emang."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status