Share

Chapter 22 - Meluruskan

Cemas, gelisah, khawatir, dan gugup dengan perasaan yang sangat berlebihan, … tengah menghinggapi relung hatinya sang adik bungsu putri keluarga petani Aesundarishta ini, sampai-sampai membuat keringatnya mengucur deras dari atas dahi.

“Panasnya tidak turun-turun.”

Ini sudah memasuki waktu siang pada keesokan hari selepas mendapati Qilistaria tak sadarkan diri kemarin.

Namun, Rifa yang memiliki masalah ketakutan terhadap orang sakit yang terbaring terus-menerus di atas ranjang itu, … tak kunjung mendapatkan respons positif dari si penimbul rasa traumanya kembali.

Pemandangan saat ini benar-benar telah mengingatkannya kembali ke ingatan kelam di mana ia harus menyaksikan sendiri, tentang bagaimana ibu yang sakit keras tak memiliki kemampuan tuk berobat karena kondisi keuangan yang sangat buruk di waktu itu, … berakhir dengan sekarat lalu mati di tempat.

“Kakak. Kak Rian.”

Mengguncang-guncangkan tangan sang kakak laki-laki yang saat ini masih sibuk mengompres dan menyeka wajah, leher,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status