Mungkinkah, Aku Gila

Mungkinkah, Aku Gila

Oleh:  Ria Taslim  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga yang beranggotakan tujuh orang. Keluarga yang terdiri dari ibu, bapak, dan lima anaknya. Aku adalah seorang ibu rumah tangga seperti umumnya, tetapi setelah kelahiran putra kelima kami ada perubahan yang terjadi. Kehidupan yang harmonis berubah seperti neraka. Kejadian-kejadian yang diluar batas sering terjadi. Rasa ini mulai kusadari setelah keinginan kuat untuk mengakhiri hidup. Perasaan bersalah yang sering muncul selalu berujung keputusan asaan. Seorang sahabat merasakan perbedaan, sehingga menganjurkanku untuk berkonsultasi ke psikiater. Hal ini awalnya tidak kuhiraukan, tetapi setelah berulang kali keinginan bunuh diri muncul membuatku berpikir ulang. Sebuah kenyataan yang tidak dapat di tolak memang ada sisi yang harus diperbaiki. Bersama psikiater menjadi jalan untuk kembali pada Allah Ta'ala untuk mengembalikan kondisi kejiwaanku.

Lihat lebih banyak
Mungkinkah, Aku Gila Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
9 Bab
Keluarga Kecil
Semilir angin berhembus menerpa wajahku saat membuka jendela. Pagi yang cerah semakin indah dengan keceriaan anak-anak yang bermain. Pagi menjadi waktu yang cukup bersejarah dalam menyongsong hari. Bahagiaku saat bersama keluarga, menikmati hari dengan senyuman. Pagi merupakan waktu yang cukup singkat. Kegiatan yang tidak ada habisnya dengan menyiapkan segala sesuatu yang harus cepat dan baik. Kegiatan harian selalu kutargetkan selesai sebelum ketiga anakku untuk berangkat ke sekolah dan suami bekerja. Memasak menjadi perhatian khusus untukku, karena kami membiasakan sarapan sebelum beraktivitas. "Bu, mau masak apa pagi ini?" tanya Rukoyyah–putri keduaku–dengan senyum manisnya. "Sup jamur dan tempe goreng Nak, Koyya sudah lapar?" "Aku yang memotong tempenya ya Bu," "Iya sayang. Oh iya Koyya sudah selesai menyiapkan peralatan sekolah?" tanyaku. "Sudah Bu, pokoknya beres tinggal berangkat nanti,"
Baca selengkapnya
Keharmonisan
Suatu sore yang cerah dengan langit jingga yang indah. Sayup-sayup semilir angin yang menerpa wajah memberikan rasa yang nyaman. Kami yang sedang menikmati sore dengan memperhatikan anak-anak yang bermain di halaman depan rumah. Kami tanami rumput teki yang memberikan pemandangan yang berbeda, seperti karpet hijau yang digelar. Halaman rumah memang tidak luas, tetapi cukup menjadi tempat bermain anak-anak. Kami sering melakukan aktivitas di depan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain rumput teki yang tertanam rapi, di ujung-ujung aku tanami beberapa jenis bunga seperti bunga krisan, mawar, dan kertas. Warna-warni bunga yang tumbuh sering memanjakan mata untuk menikmati keindahan yang Allah ciptakan. Kubuat pisang goreng dan es jeruk untuk menemani sore ini. Duduk bersandar di teras dengan memperhatikan keceriaan anak-anak yang bermain. Gelak tawa yang tidak pernah habis rasanya mengukir senyum yang melihatnya. Masa anak-anak memang waktu y
Baca selengkapnya
Garis dua
Pagi ini rasanya badanku tidak enak, mual yang tiba-tiba datang membuat rasa tidak nyaman. Badan terasa lemas tidak bertenaga, karena beberapa kali harus bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perut yang masih kosong. Kegiatan pagi ini dikerjakan oleh suami dan anak-anak. Kepala yang berdenyut dengan mual yang tidak berangsur pergi. Alhamdulillah mereka memahami kondisi tubuh ibunya yang sedang tidak baik-baik saja. "Kita periksa saja ya Dik," ucap Mas Adam dengan membelaiku dengan lembut. Aku hanya mengangguk tanpa bersuara. Kemudian Mas Adam membantuku bersiap-siap. Dia juga menitipkan anak-anak kepada ibu terlebih dahulu. "Bagaimana kondisimu Nduk, Adam bilang badanmu tidak enak?" tanya ibu yang baru saja sampai rumah. "Begini ini Bu, rasanya pusing dan mual," terangku. "Apa kamu hamil Nduk?" ucapnya lagi. "Tidak tahu Bu," jawabku. "Ya sudah hati-hati di jalan, wajah
Baca selengkapnya
Garis Dua 2
enapa rasanya seperti ini? Padahal dari keempat anakku perasaan bahagia selalu muncul. Aku bermonolog sendiri. "Dok, bagaimana saya bisa hamil? Padahal sekarang saya masih memakai KB. Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah tidak mempengaruhi janin saya Dok?" pertanyaan yang kulontarkan secara bersamaan karena rasa khawatir yang kurasakan. "Iya Bu, kita harus melepaskan KB yang ibu gunakan secepatnya. Pelepasan KB ini untuk menjaga kondisi janin, karena bila KB tetap terpasang dapat menyebabkan keguguran, chorioamnionitis, dan prematuritas. Alhamdulillah usia kandungan belum mencapai empat belas minggu jadi insyaAllah dengan pelepasan ini bisa mencegah hal yang kurang baik." terang dr.Hindun panjang lebar. "Chorioamnionitis itu apa dok?""chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada air ketuban ibu.""Apabila saya tidak melepasnya apakah tidak apa-apa?""Wanita hamil yang masih dalam pengaruh alat kontrasepsi ini memi
Baca selengkapnya
Liku Kehidupan
Kehamilan itu selalu unik, memiliki kesan tersendiri bagi ibu. Bersyukur Allah selalu diberikan kemudahan dalam masa kehamilanku. Kehamilan merupakan proses yang panjang. "Bu, apa adik bayi akan ada di dalam perut ibu berapa lama?" tanya Bang Yahya saat kami sedang bersantai di sore hari. "Umumnya kehamilan normal berusia empat puluh minggu atau sekitar sembilan bulan sepuluh hari," jawabku. "Lama juga ya bu bawa adik kemana-mana," ucapnya sambil tertawa. "Iya, kan masa kehamilan itu memiliki tiga tahap, yaitu zigot, embrio, dan janin." terangku. "Apa itu bu?""Perkembangan zigot ini dimulai dari pertemuan antara sperma dengan sel telur di saluran tuba yang menyebabkan pembuahan. Setelah pembuahan, maka zigot akan berkembang biak dan membelah diri menjadi embrio. Tahapan embrio ini semua organ tubuh mengalami perkembangan kecuali organ intim, yaitu struktur otak dan syaraf. Tahapan selanjutnya adalah fase janin.
Baca selengkapnya
Klinik
Hari ini jadwal untuk memeriksakan kandungan. Pagi-pagi sudah kupersiapkan semuanya lebih awal seperti memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Setiap jadwal periksa Mas Adam akan selalu mengantar dan menunggu sampai selesai. Anak-anak sangat bersemangat setiap membicarakan tentang calon adiknya. Mereka selalu membantu setiap pekerjaan rumah, sehingga tidak membuat badan terlalu lelah. Empat malaikat kecil yang ringan tangan dan sangat menghibur. "Bu, nanti adik bayi akan dilihat ya? Koyya boleh ikut Bu?" ucap Rukoyyah dengan mengusap-usap perut yang sudah mulai terlihat membesar dengan lembut. "Hari ini kan, mbak Koyya sekolah. Jadi harus berangkat dengan rajin dan bersemangat dong. Besok saat libur, ibu janji mbak Koyya boleh ikut kok." ucapku membelai lembut rambut panjangnya. "Tapi Koyya ingin ikut sekarang Bu, mau ikut lihat adik. Masa yang ikut Isa dan Aisyah terus." merajuk sambil memonyongkan mulutnya sehingga sangat mengge
Baca selengkapnya
Kelahiran
Jam tiga pagi aku terbangun, terasa bagian pinggul pegal-pegal. Melangkah menuju belakang untuk membuang hajat, kemudian mengambil air wudhu dan mendirikan sholat malam. Kutumpahkan segala gundah yang mulai mengusik ketenangan selama kehamilan kelima ini. Membaca ayat-ayat cinta dari Sang Pencipta, yaitu ayat suci Al-qur'an sampai adzan subuh berkumandang. Ketenangan selalu terasa nikmat saat diri mendekat pada Allah Ta'ala. Kutumpahkan segalanya dan memohon untuk kelancaran persalinan. Usia kandungan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), tetapi sampai saat ini yang sudah mundur tujuh hari belum juga terasa tanda-tanda akan melahirkan. Alhamdulillah selama ini proses persalinan yang kujalani mudah. Semoga untuk yang kelima ini juga mendapatkan kemudahan.Aku mengambil sayuran dan beras untuk dimasak, tetapi setengah mengolah sayur mayur perut terasa mulas. Kuhentikan aktivitas sejenak, kemudian melakukan observasi sendiri, karena yakin bahwa seb
Baca selengkapnya
Pulang
"Bagaimana kondisinya Nak?" ucap ibu yang sudah masuk ke dalam ruangan. "Alhamdulillah baik Bu, Ibu sama siapa kesini?""Ibu sama Bulek Wati, tetapi baru jenguk anak temannya dulu,""Iya Bu,""Eh, mana cucuku.. Ibu gendong ya Nak, MasyaAllah cantiknya cucu mbah uti," ucap ibu yang mengambil putriku ke gendongannya. Terlihat binar bahagia yang terpancar dari senyum hangatnya. Ibu memang tidak mempermasalahkan jumlah anak kami. Bahkan yang kurasakan ibu akan berada di garda terdepan untuk membelaku. "Merah banget kulitnya ya Nak, mirip banget sama Adam ini," ucap ibu yang masih tersenyum sumringah. "Iya Bu,""Besok harus makin sabar, rumah bakal lebih banyak kerjaan lagi." nasehatnya. "Iya Bu, doakan kami ya bu,"Ibu sering menasihati yang membangun. Aku bersyukur meski ibu mertua, tetapi sangat bijak dalam bersikap. Ibu tidak membedakan anak dan menantu. Apabila aku salah maka ib
Baca selengkapnya
Baby Blues Sindrom
Dua minggu setelah kelahiran Khodijah rasanya mudah sekali tersulut emosi, perasaan yang tiba-tiba sedih, dan perubahan mood yang signifikan. Rasa lelah seperti mendominasi hari-hariku.  Ketenangan dalam rumah seperti menguap begitu saja. Rasa bersalah sering hadir dalam menjalani hari. Kehidupan yang harmonis berubah seperti neraka. Berulang kali mencoba mencari solusi yang tepat untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terlintas dari benakku karena anak-anak yang pandai bersyukur.  Hal sepele yang biasanya tidak berdampak apapun menjadi pemicu kemarahanku yang tiba-tiba meledak-ledak. Ucapan orang lain yang kurang enak langsung terpikir menjadi beban. Saat ini ada yang berbeda dalam diri.*** Pagi ini rasanya semua tidak terkendali. Anak-anak justru berulah membuat emosiku meledak. Yahya dan Rukoyyah yang biasanya rukun justru saling berebut membuat suasana menjadi gaduh. Tangisan Khodijah justru semakin kencang. Belum lagi saat Aisyah dan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status