Putri sulung Duke Yoargi, Qilistaria La Yoargi, yang memiliki penampilan terkutuk ini, … begitu dibenci oleh semua orang. Mereka mengejeknya, mereka menghinanya, mereka merendahkannya, dan mereka pula tak menginginkannya. Qilistaria benar-benar tak disukai, apalagi diterima. Terutama, selepas sang Duke Yoargi, ayahnya, mengadakan sebuah sayembara untuk membiarkan orang membawanya pergi dari kediamannya tersebut, sebagai apa pun yang dikehendaki, … semacam istri, selir, budak, atau bahkan sekadar perempuan rendahan pemuas nafsu. Akan tetapi, pertanyaannya, … apakah ada, yang akan mau menerima monster seperti Qilistaria? Semuanya berpikir, bahwa orang gila sekali pun, … tak akan pernah mau mendekati sang putri terkutuk tersebut. Apalagi ini, sampai mau menjadikan perempuan mengerikan sepertinya sebagai seorang istri. Namun, …. ————— "Istri, apakah kamu tahu? Cinta sejati yang selama ini kamu cari-cari itu, bukanlah cinta dari sepasang kekasih yang saling mencintai apa adanya, … bukan pula cinta sepasang kekasih yang tak memandang ras, agama, suku, beserta status." "Kalau begitu, apa cinta sejati yang selama ini kucari sampai kelelahan ini, Suamiku?" "Nah, soal itu, … cinta sejati itu adalah, …." —————
View MoreSi putri jelmaan iblis. Si putri monster. Setan. Siluman. Bahkan juga si putri yang terkutuk, … adalah sebutan menyakitkan yang disematkan kepada putri sulung dari His Grace, the Duke of Yoargi, dari kerajaan kecil yang terletak berdekatan dengan satu kerajaan besar beserta satu kekaisaran agung, … bernamakan kerajaan Gupenhileum.
“Bisa-bisanya si perempuan terkutuk itu, lahir dari perutku.”
“Menyedihkan sekali, hidupku. Kenapa harus orang sepertinya sih, yang menjadi Kakakku?”
“Dia adalah anak yang tak berguna. Bagaimana jika kita menjualnya saja ke laki-laki tua bangka yang kaya raya, … untuk menjauhkannya dari kawasan Duchy ini?”
“Ayah, mana mungkin ada orang yang mau menerimanya, … jika bentukannya saja sudah sangat mengerikan begitu? Hih, ngeri aku!”
“Tinggal tutupi tangannya dengan sarung tangan panjang, kan bisa? Bukannya akan sangat menguntungkan, kalau dia dijadikan sebagai budak seks dengan wajahnya yang lumayan cantik itu?”
“Terserah apa katamu saja, suamiku. Yang jelas, aku juga tidak menginginkan si anak terkutuk itu, berada di sekitar sini lebih lama lagi. Hal itu akan merusak reputasiku sebagai orang yang telah melahirkannya. Apa-apaan dia?! Berani-beraninya berdiam diri di dalam rahimku selama sembilan bulan, dengan kondisi yang menyeramkan begitu.”
Qilistaria La Yoargi, ialah namanya.
Gadis yang berpenampilan muram, dengan rambut lurus panjang berwarna hitam, dan manik mata yang sewarna dengan hitam arang, … hanya menundukkan kepalanya dan melanjutkan suapan demi suapan makanan basi di hadapan meja makan, yang berseberangan dengan tiga orang anggota keluarganya.
Ia menyuapkan makanan basi tersebut dengan tangan yang gemetaran, sembari mendengarkan dengan teliti … hal apa saja yang sedang diperbincangkan oleh sang ayah, ibu, dan adik perempuan kandungnya, dalam rencana untuk menyingkirkannya dari rumah ini.
Tangan kanannya yang menyendok sup dingin dan sudah berbau tidak sedap, … lagi berasa basi itu, amat sangat berguncang begitu hebat. Sampai-sampai, air sup di dalam sudut sendoknya pun, menjadi tumpah dan membasahi gaunnya yang sederhana.
Ingin sekali ia kembali ke kamarnya, untuk segera menumpahkan air mata yang telah menggenang di pelupuk ini, … dan menangisi nasib malang yang telah membuatnya sangat menderita.
“Jika kau sudah selesai menghabiskan makananmu, cepatlah pergi kembali ke kamarmu. Keberadaanmu, sangat menggangguku … Qilistaria.”
“Y-ya, A-ayah.”
Qilistaria yang menyedihkan, segera menghabiskan sup basi yang sengaja diberikan oleh juru masak Duchy Yoargi … atas perintah dari sang Duchess, ibunya, yang katanya berkeyakinan kalau anak terkutuk seperti dirinya, tidak memiliki alasan bagus untuk diperlakukan dengan baik di Duchy yang suci ini.
Habis makan, … Qilistaria segera pergi dari ruang makan sana, untuk menuruti titahan yang diberikan dari sang Duke, ayahnya, yang paling tidak telah memberikannya sebuah nama saat ia terlahir ke dunia.
“Besok, aku akan segera membuat sayembara kepada orang-orang, yang mungkin saja bisa membuat si anak aneh itu pergi dari sini. Jadi, kalian berdua jangan terlalu khawatir, okay? Bidadari secantik kalian, tidak boleh takut dengan iblis sepertinya.”
Duke Yoargi, mengatakan hal kejam itu dengan suara yang keras. Sengaja untuk didengar oleh orang yang bersangkutan, … yaitu, si putri sulung, yang posisinya sekarang masih belum terlalu jauh dengan ruang makan.
Sementara itu, Qilistaria, yang memang telah mendengar perkataan menyakitkan dari sang Duke dengan sangat jelas, … lekas menggerakkan kakinya dengan cepat untuk melenggang pergi dari sana, dengan mata yang sudah sepenuhnya meluruhkan aliran air bening.
Rasa mual akibat memakan makanan basi saja, ia hiraukan. Dikarenakan, … Qilistaria hanya memedulikan rasa sakit yang menguliti hati, beserta perasaannya di saat ini.
Qilistaria masuk kamarnya, dan langsung mengunci pintu. Tubuhnya yang bersandar di permukaan pintu itu pun, … jatuh merosot ke atas lantai, dengan tenaga penopang berat tubuhnya yang terasa begitu sangat lemah.
Tangis sesenggukan mulai terdengar nyaring, di sunyinya ruang kamar yang hanya dapat di dengar oleh dirinya seorang.
“Ah~ Ah~ Aku ingin mati. Aku ingin mati. Aku ingin mati.” Qilistaria bergumam pelan semacam itu, dengan beberapa kalimatnya yang sengaja ia ulang-ulang seperti burung beo.
Tangannya yang terbalut sarung tangan hitam sepanjang atas siku pun, dicopotkan olehnya, … agar ia dapat melihat seperti apa bentukan sesuatu yang tampak mengerikan dan terbilang terkutuk oleh semua orang ini, yang memang kenyataannya ada, … dan terdapat di anggota tubuhnya sendiri.
“Kenapa aku terlahir seperti ini? Kenapa hanya aku yang harus terlahir seperti ini? Kenapa semua orang sebegitu kerasnya dalam membenciku, karena aku terlahir dalam kondisi seperti ini?”
Manik mata kelam milik Qilistaria, yang penglihatannya tampak memudar akibat terhalangi oleh buliran bening genangan air mata di pelupuk itu, … menatap nanar telapak tangannya yang saat ini benar-benar gemetaran dengan sangat hebat, bersama perasaannya yang sudah dipenuhi oleh kacau balaunya berbagai macam campuran emosi, yang telah lama ia pendam.
“Aku juga ingin terlahir dengan normal. Aku juga ingin disayangi oleh semua orang. Paling tidak, aku ingin dianggap sebagai manusia saja. Tetapi, kenapa, … kenapa hanya aku saja, yang Tuhan kehendaki untuk menjalani hidup dengan teramat sangat menderita ini?”
Dipandanginya kedua telapak tangan miliknya yang terasa kasar, lagi memiliki garis belahan yang melintangi kulit mulai dari ujung jari, sampai ke atas siku, … dengan penampilannya kurang lebih serupa dengan keringnya tanah di musim kemarau, dan juga tampak semacam akar pohon besar yang mengelakar.
Menakutkan, mengerikan, dan sangat menyeramkan, … memang pantas disematkan kepada penampilan kedua lengannya ini, karena itu semua, … memanglah kenyataannya.
Pada awalnya, penampilan yang sering membuat tangannya disebut sebagai tangan terkutuk itu, hanya terdapat sampai ke pergelangan tangannya saja.
Namun, lama-kelamaan, garis-garis kutukan tersebut tampaknya semakin maju melahap lengan bagian atasnya, … sampai ke batas di atas siku dan di dekat ketiak, dalam lima tahun terakhir semenjak hari ulang tahun Qilistaria yang ke tiga belas.
Jangankan ada yang mau berinteraksi dengannya, atau bahkan sampai ke menggandeng tangannya barang sekejap. Di dekati oleh mereka dalam jarak yang sangat terbatas saja, sama sekali tidak.
“Aku ingin mati. Namun, ….”
Penolakan dari orang-orang, delikan mata tajam mereka yang tak mengenakan, dan juga kesendirian yang menyepikan, … telah membuat perasaan kecil di hati Qilistaria yang lemah ini, menjadi meronta-ronta ingin segera dibebaskan dari penyiksaan batin yang menyengsarakan.
“… Aku juga, masih ingin merasakan hidup.”
Ini tidak adil.
Memang, dia benar-benar ingin mati sekarang. Akan tetapi, apakah ia bakal tenang nanti selepas dirinya mati, karena dirinya telah dibiarkan mati dilahap oleh kesengsaraan, … yang sepertinya telah sangat puas dalam hal mengenyangkan penderitaannya, sewaktu ia masih hidup di dunia?
“Aku ingin bahagia.”
Kalaupun akan mati pada akhirnya, bukankah akan terdengar bagus … jika ia mati karena terlalu bahagia, atau mati selepas puas merasakan kebahagiaan, … benar kan?
-“Bagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?”--“….”-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-“Unggaa~!”-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-“Mungil~!”- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-“Bu, memangnya ada ya … makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!”--“Hoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya … Ian.”--“Mana mungkin! Ian sudah besal tahu!”--“Pfft! Begitu ya?”-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya … ternyata menerima keha
“….”Hening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, … tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?“….”Tidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.“Sebenarnya, siapa k—!”—QUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka
“Ladang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?”“Ya.”“Ayah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?”“Harusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.”“Ayah pernah menjadi seorang petani?!”Perjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.“Apa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?”“Hanya … kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.”“Hei, kamu ini …!”Derian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.“Aku bicara apa adany
“…!?”Yurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.“Duh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,” gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.“Ayo kita pergi lagi,” ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.“T-tunggu!”Sebelum p
“Dibeli~! Dibeli~!”“Sotongnya kak? Sotongnya dek~!”“Suvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!”Hiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.“Pak, beli sosis bakarnya dua ya.”“Siap, Nona muda!”Yurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di
“Dia sudah tidur?” Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.“Eh-hm. Begitulah,” balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.“Bagaimana dengan Rifa?” Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, “Dia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.”“Begitu ya?”“Kalau sudah begini, Qilia ….”“Hm? Kenapa, Ian?”“… Pindah ke kamar, yuk?”~•••~“Woah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?”Rifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments