#Istri_Gaib
Bab 19 : Bersiang Pertama
“Aku harus gimana ini? Aduh ... jadi bingung, masa iya mau nonton tutorial di youtube dulu.” Nindi menghembuskan napas bingung, tangannya jadi dingin.
Dengan menghela napas berat, Nindi melangkah keluar dari kamar dan menuju dapur.
Nindi membuka kulkas dan melihat stokan bahan makanan. Ia akan memasak sambil mencari ide untuk mendapatkan suaminya siang ini. Ia tersenyum simpul saat membayangkan malam kemarin, ia jadi tak sabar untuk mendapatkan hal lebih.
“Ya ampun, aku kok jadi mesum gini sih pikirannya? Gak nyangka aja, Nindi yang dulunya terkenal cool, tapi kini malah menjadi seorang istri penggoda. Huuuhh ... gara-gara Babang Haikal, aku jagi gila gini.” Nindi membatin sambil menahan senyum, sedang tangannya sambil memotong sayuran.
Nindi mengerutkan dahi, otaknya masih terus mencari ide. Hingga tak sadar, kalau semua sayuran sudah ia cincang menjadi serpihan paling kecil.
#Istri_GaibBab 20 : Haikal CemburuNindi keluar dari kamar, lalu melangkah menuju dapur dan melihat makanan di atas meja belum tersentuh sedikit pun, berarti suaminya belum ada makan. Ia melangkah menuju kamar Haikal lalu mengetuknya tiga kali.“Bang, makan yuk!” ujar Nindi.Tak ada jawaban dari dalam kamar, mungkinkah suaminya tertidur lagi? Nindi membantin.“Bang!” panggil Nindi sekali lagi.Haikal sengaja pura-pura tak mendengar, ia belum mau bertemu Nindi, pikirannya benar-benar sedang kacau. Rasa takut kehilangan Maura membuatnya tak tenang saat ini.Karena tak ada jawaban, Nindi melangkah menuju kamarnya lalu mengambil satu novel koleksiannya. Sambil menunggu sang suami keluar dari bertapanya, ia akan membaca novel karya penulis ‘Evhae Naffae’ yang kali ini berjudul “Istriku Tua.” Perasaannya jadi campur aduk membaca cerita itu, antara jengkel, kesal, lucu juga sedih, jadi satu. K
#Istri_GaibBab 21 : Flashback Awal Pertemuan“Abang, langsung berangkat kerja, Nin,” ujar Haikal ketika mereka telah tiba di depan rumah.“Hati-hati, Bang,” jawab Nindi sembari mengulurkan tangannya hendak salim kepada suaminya itu.Nindi mencium punggung tangan suaminya, dan kemudian melambaikan tangan serta tak lupa melempar senyum termanis yang membuat hati Haikal kembali bergetar.Haikal segera menguasai perasaannya, ia tak boleh terlalu larut dalam pesona istri keduanya itu. Ia segera melajukan motor menuju kantor damkar tempatnya bekerja.Belum sempat ia tiba di kantor, bayangan Maura langsung terlintas di benaknya. Haikal menghentikan motornya di pinggir jalan, hati jadi tak tenang jika teringat kesalahannya kepada istri pertama yang sudah begitu berjasa menyelamatkan nyawanya beberapa tahun silam.Haikal langsung membelokkan motornya menuju ke daerah tepi air, ia harus bisa menemukan Maura dan berharap
#Istri_GaibBab 22 : Asal-Usul Maura“Aku .... “ Maura terlihat ragu-ragu.“Apa? Katakan saja! Abang akan tetap memintamu jadi istri, apapun itu!” Haikal mengangkat wajah Maura yang tertunduk.“Bang ... jika kamu menikahiku, aku hanya akan muncul di malam hari saja sebab siang hari aku harus kembali ke sini, ke lautan.” Maura menatap Haikal, matanya memancarkan cahaya kemerahan.“Nggak apa, Maura.” Tatapan mata Haikal terlihat tertuju pada cahaya merah yang terpancar dari mata Maura.“Aku bukan manusia sepertimu, Bang.” Maura masih menatap pria di hadapannya.“Nggak apa, Maura, aku akan tetap memperistrimu,” jawab Haikal mantap, mata batinnya seakan tertutup, yang ada kini hanya rasa cinta yang seakan membara.“Aku Bengkek, Bang, siluman air penghuni sungai pawan.” Maura masih memancarkan cahaya merah lewat matanya.“Nggak apa
#Istri_GaibBab 23 : Ocehan TetanggaMenjelang subuh, barulah Haikal bisa memejamkan mata. Semuanya dibayar tunai sekarang, Maura tersenyum puas sembari membaringkan kepalanya di dada sang suami yang kini sudah tertidur tenaga terkuras habis.Mendengar suara adzan subuh, Maura langsung memakai pakaiannya dan bersiap untuk pulang. Dengan tersenyum, ia kembali mendekat ke arah Haikal dan mendaratkan kecupan singkat di bibir sang suami.******Dengan tampang kesal, Nindi naik ke taxi, sebab suaminya tak bisa dihubungi. Dari siang kemarin hingga pagi ini nomor ponsel Haikal tidak aktif. Ia sedikit khawatir dengan keadaan suaminya yang tanpa kabar itu.Nindi turun dari taxi dan langsung melangkah memasuki perkarangan rumahnya, lalu mengeluarkan kunci rumah dan memasukkannya ke knop pintu.Pintu terbuka, Nindi segera masuk dan langsung meninjau ke arah garasi untuk melihat motor suaminya dan ternyata motor ninja hitam itu sudah ada di sana. Ia
#Istri_GaibBab 24 : HamilMelihat Haikal yang sudah tertidur, Nindi menghentikan pijitanya. Lalu beranjak keluar dari kamar suaminya itu. Ia tersenyum miring saat mengingat pengakuan Haikal yang menyebut ruangan itu tempat kerjanya, padahal jelas-jelas itu kamar.Nindi kembali menghampiri rak novel koleksiannya, sambil menunggui sang suami yang sedang tidur, ia akan membaca novel saja. Seperti biasa, dia akan kembali membaca novel karya penulis favoritnya“Evhae Naffae.” Kali ini ia akan membaca cerita yang berjudul “Terpaksa Menikahi Pria Kecil.”Halaman demi halaman mulai ia buka, senyum tak luput dari bibirnya kala membaca kisah si Zilla yang bersuamikan pria kecil yang tingginya hanya 90 cm itu. Novel bergenre romance-comedy itu membuatnya tak henti tersenyum dengan segala tingkah sang tokoh utama yang selalu dongkol dengan tingkah Mas Syafril yang ia bayangkan sebagai Mr. Ucok Babe, aktor ibukota yang tin
#Istri_GaibBab 25 : Lebih Unggul“Bang, kok bisa si Nindi sih yang hamil duluan? Padahal kalian cuma berhubungan satu kali saja? Apa jangan-jangan ... Abang gak ikhlas setiap melakukan hubungan denganku? Buktinya dua tahun kita bersama, tapi aku gak hamil-hamil juga,” tanya Maura bertubi-tubi dengan nada sengit, kilauan kemerahan keluar dari matanya setiap ia marah.“Sayang, Abang juga gak tahu. Adek jangan menuduh Abang yang bukan-bukan, Abang selalu ikhlas menjalani hubungan kita selama ini. Walaupun Nindi sudah hamil, tapi istri yang Abang cintai cuma Adek aja.” Haikal mengusap pipi Maura, berusaha membujuk istri kesayangannya itu.“Benar begitu, Bang? Jadi, kasih dan sayang Abang takkan pernah berubah ‘kan walau Nindi lebih unggul satu point dari Adek?” tanya Maura dengan cemberut, ia benar-benar kesal.“Iya, Sayang. Adik tetap istri nomor satu dan Nindi hanya istri formalitas saja.” Haikal
#Istri_GaibBab 26 : Rambut Siapa?Sebulan berlalu, malam ini Maura dan Haikal kembali memadu kasih sebab Nindi sang istri kedua sedang dinas malam. Ini kesempatan meraka untuk menghabiskan malam dengan bercinta sampai subuh sebab seminggu sudah berpuasa.“Bang, pakai gaya yang kamu gunakan saat sama Nindi, ya!” ujar Maura sebelum mereka memulai adegan panas itu.Haikal menghela napas, lagi-lagi kata-kata itu yang diucapkan Maura semenjak tahu Nindi hamil, ia selalu menuntut agar bisa hamil juga.Haikal jadi merasa terbebani dengan tuntutan Maura dan segala tingkah cemburunya. Akan tetapi, ia selalu berusaha sabar demi cinta mereka. Ia bisa mengerti dengan perangai istri pertamanya itu, berbagi suami itu memang menyakitkan.“Bang, niatkan agar kita bisa punya anak, ya!” ujar Maura di sela helaan napas mereka.“Iya, Sayang, semoga Abang bisa punya anak dari Adek,” jawab Haikal lembut seraya mengecup
#Istri_GaibBab 27 : CurigaSetelah penemuan beberapa helai rambut berwarna merah itu, Nindi jadi tak tenang. Ia ingin segera menanyakan kepada Haikal, rambut siapa itu dan meminta penjelasannya. Diraihnya ponsel, tapi ia ragu untuk mencari kontak sang suami. Ia tertegun cukup lama, dengan emosi yang naik turun.“Ah, sebaiknya masalah ini tak dibicarakan melalu telepon. Tapi, hari ini kami takkan bisa bertemu lama, aku masih dinas malam. Palingan Bang Haikal akan langsung mengantarku ke tempat kerja.” Nindi membatin sembari meremas ujung jilbabnya.Nindi kembali mengusap layar ponsel, ia ingin mengirim chat saja kepada suaminya dan memutuskan untuk memending masalah rambut yang ia temukan itu.[Bang, lagi apa? Nanti sore pulang jam berapa?] Nindi langsung mengirim pesan itu.Taklam kemudian pesannya langsung dibalas oleh sang suami.[Lagi di kantor, pulang seperti biasa, pukul 16.45 buat ngantar Nindi kerja.]Nindi me