Semua Bab Istri Gaib: Bab 1 - Bab 10
83 Bab
Bab 1 : Dia Istriku
Istri GaibBab 1 : Dia Istriku"Aduh, Dek, Abang udah gak kuat lagi," ujar Haikal dengan napas yang tersengal-sengal dan langsung menjatuhkan tubuh ke kasur.Sang istri hanya tersenyum sambil menarik selimut dan menutupi tubuh mereka yang polos tanpa sehelai benang pun itu.Begitulah aktifitas keduanya setiap malam, tiada yang terlewatkan tanpa bercinta. Dia, Maura, istri Haikal yang paling cantik juga perkasa.Saat pagi tiba, Maura sudah tak ada lagi di samping Haikal. Ini sudah menjadi kebiasaanya, datang hanya di malam hari saja.Haikal segera melangkah menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat kerja.Beberapa menit kemudian, Haikal sudah berpakaian ala petugas Damkar, dengan setelan berwarna merah dari ujung kepala hingga ujung celana.Haikal melangkahkan kaki menuju dapur, sarapan sudah terhidang cantik. Istrinya memang terbaik, rumah pun sudah bersih dan rapi. "Ah, aku makin mencintaimu, Sayang," gumam p
Baca selengkapnya
Bab 2 : Bertemu Mantan
#Istri_GaibBab 2 : Bertemu Mantan“Tim satu segera segera bersiap! Si Jago Merah sedang beraksi di Perumahan Pawan Asri,” ujar Pak Guntur, sang pimpinan.Haikal yang saat itu sedang berbalas pesan dengan sang istri, segera mengakhiri chatnya. Ia memang terkenal pendiam dan suka menyendiri kalau sedang di kantor.[Dek, Abang mau bertugas dulu. I love you.][I love you too. Hati-hati ya, Bang.]Haikal tersenyum senang, lalu memasukkan ponsel ke saku celana. Kemudian bersiap dengan perlengkapan tempurnya, helm dan jas anti &air dan api. “Siap semuanya!” seru Pak Guntur lagi kepada tim satu yang anggotanya ada lima orang. “Siap, Pak!” jawab Haikal dan empat teman lainnya.“Tim dua dan tim tiga bersiap-siap juga, kalau ada panggilan darurat, kalian langsung meluncur ke lokasi. Tim satu, segera berangkat!” Pak Guntur memberi intruksi.“Pant
Baca selengkapnya
Bab 3 : Masa Lalu
Istri GaibBab 3 : Masa Lalu“Sayang, ternyata kamu di kamar,” ujar Haikal saat membuka pintu kamar dan mendapati sang istri sedang terbaring sambil menatapnya dengan tatapan menggoda.“Iya, Bang, Adek gak jadi masak soalnya ibu udah bawain kamu makanan,” jawab Maura sambil mengubah posisi berbaringnya.“Iya, Dek. Ya sudah Abang mau mandi dulu,” jawab Haikal sambil menyambar handuk dan mengalungkannya di leher.“Cepatan ya, Bang, mandinya!” seru Maura dengan tatapan menggoda sambil membusungkan dada sexinya.Haikal menelan ludah lalu secepatnya masuk ke kamar mandi. Dengan cepat, ia mengguyur tubuh dengan air sambil membayangkan aktifitas yang selalu membuatnya bersemangat untuk segera pulang ke rumah setiap harinya.Lima menit kemudian, Haikal keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Maura langsung turun dari tempat tidur dan menghampiri pria betelanjang dada i
Baca selengkapnya
Bab 4 : Dijodohkan
Istri GaibBab 4 : DijodohkanHari ini, Haikal mendapat libur sehari dan ia berencana akan menghabiskan waktu bersama sang istri tercinta. Ia ingin mengajaknya jalan-jalan keluar. Akan tetapi, Maura sudah tak terlihat di rumah, ia sudah menghilang sejak bangun tidur.“Ah, aku juga lupa mengabarinya kalau hari ini libur.” Haikal berdecak kesal sambil membuka pintu rumahnya, lalu duduk di teras sambil mengotak-atik ponsel, mengetik pesan untuk istrinya.Bu Ida yang melihat putra bungsunya sedang bersantai seorang diri, langsung turun dari rumah dan menyebrangi jalan. Dengan tergopoh-gopoh, ia melangkah memasuki perkarangan rumah Haikal.“Kal, gak kerja kamu hari ini?” tanya Bu Ida sambil duduk di samping Haikal.“Dapat libur sehari, Bu,” jawab Haikal dengan tak mengalihkan pandangan dari ponsel di tangannya.“Nah, bagus kalau gitu. Segeralah bersiap, kamu temani ibu pergi ke rumah teman,”
Baca selengkapnya
Bab 5 : Izin Menikah
Istri GaibBab 5 : Izin MenikahHaikal menghentikan motornya di halaman rumah ibunya. Bu Ida langsung turun, lalu memperhatikan wajah masam putra bungusnya yang kini sedang memasukkan motor sang Mbaknya ke garasi. “Masuk dulu, Kal, kita harus bicara lagi!” ujar Bu Ida saat melihat Haikal yang sudah hendak pulang ke rumahnya.“Apalagi, Bu? Masalah perjodohan tadi? Haikal minta waktu untuk memikirkan semaunya!” ujar Haikal sambil membalikkan tubuh.“Ya sudah kalau begitu, jangan lama-lama mikirnya! Entar keburu karatan,” jawab Ibunya dengan bibir mengeriting.Haikal kembali memutar tubuh dan mempercepat langkah menuju jalan raya, kemudian menyebrang menuju rumahnya. Hatinya begitu kesal hari ini.Saat sampai di rumah pun, istrinya belum juga terlihat. Haikal menjadi semakin kesal. Ia langsung masuk ke kamar, melepas jaket kulit juga celana panjangnya. Kemudian menghempaskan diri di tempat tidur.
Baca selengkapnya
Bab 6 : Tidak Gila
#Istri_GaibBab 6 : Tidak Gila“Jadi, Adek menyuruh Abang untuk menerima perjodohan itu?” tanya Haikal sambil memegang bahu Maura, ia masih berusaha meyakinkan ucapan dari sang istri.“Iya, Bang, tapi Abang tak boleh mencintai dia. Pernikahan kalian hanya formalitas saja, tapi istri yang Abang sayangi tetap harus Adek.” Maura menatap Haikal dengan tatapan tajam, cahaya merah seakan keluar dari matanya saat mereka berada pandang.“Baiklah, Sayang, Abang akan menuruti semua maumu,” jawab Haikal lembut dengan hati yang mendadak luluh, padahl tadi ia ingin menentang saran dari istrinya itu.Taklama berselang, keduanya mulai bergandengan menuju kamar dan akan kembali memadu cinta seperti malam-malam terdahulu.*******Keesokan harinya. Setelah sarapan seorang diri, Haikal langsung meraih tas kecilnya lalu melangkah menuju pintu samping dan mengeluarkan motor.Setelah memanaskan motor beberapa meni
Baca selengkapnya
Bab 7 : Lamaran
Istri_GaibBab 7 : Lamaran“Bu, ini atm Haikal, Ibu peganglah! Di situ ada uang tabungan, Ibu uruslah semuanya!” ujar Haikal sambil menyerahkan kartu berwarna merah dengan lambang bank daerah itu.“Jadi, kamu mau Ibu mengurus pernikahan dengan Nindi secepatnya?” Bu Ida  kembali mengembangkan senyum.“Iya, lebih cepat lebih bagus, biar Ibu lega dan gak was-was lagi,” jawab Haikal dengan wajah masam.“Ya sudah kalau gitu, minggu depan kita langsung acara lamaran dan bulan depan langsung nikah. Besok Ibu akan mulai berbelanja untuk barang hantaran pas lamaran nanti.” Bu Ida bangkit dari kursinya. “Oh iya, kalau kartu atmnya sama Ibu, terus kamu gimana? Apa masih ada atm yang lain atau gimana?”“Itu atm khusus tabungan saja, beda sama atm gaji,” jawab Haikal sambil mengikuti ibunya yang menuju pintu.“Oke, anak Ibu yang paling baik dan sholeh, terima kasih
Baca selengkapnya
Bab 8 : Restu dari Istri Pertama
#Istri_GaibBab 8 : Restu Dari Istri PertamaSesampainya di depan rumah sang ibu, Haikal bergegas turun dari mobil abang iparnya lalu pamit pulang ke rumah. Ia begitu bimbang dengan Maura, tak mau istrinya yang cantik itu bersedih. Ia seakan bisa merasakan kegundahan yang dirasakan wanita berambut merah itu."Langsung pulang kamu, Kal? Gak masuk dulu?" tanya Henni menangkap raut cemas di wajah adik bungsunya itu."Haikal langsung pulang, Mbak, semuanya ... assalammualaikum," ujar Haikal seraya membalikkan tubuh saat langkahnya telah tiba di depan pagar rumah ibunya.Bu Ida dan Henni hanya saling pandang melihat tingkah Haikal, lalu masuk ke dalam.*******"Sayang, Abang sudah pulang," ujar Haikal saat membuka pintu rumahnya.Pria berjas hitam itu celingukan dan mengedarkan pandangan ke seisi rumah, sambil melangkahkan kaki menuju kamar.Akan tetapi, langkahnya langsung terhenti saat melihat sosok wanita yang s
Baca selengkapnya
Bab 9 : Istri Nyata
#Istri_GaibBab 9 : Istri Nyata“Hen, di depan ada si Ella mantan pacar Haikal dulu. Kamu usir gih dia! Sekalian bawa satu lembar surat undangan pernikahan adikmu itu biar wanita tidak tahu diri tak mengira Haikal belum menikah sampai saat ini karena tida bisa move on darinya,” ujar Bu Ida kepada Henni, kakak kedua Haikal.Henni sedikit penasaran dengan perkataan ibunya, lalu menuruti perintahnya. Ia langsung melangkah menuju teras dan mendapati Ella sudah melangkah di halaman hendak pulang.“Ella, ini kotak kue kamu ketinggalan,” teriak Henni sambil menunjuk satu kota kue yang ada di atas meja teras.Ella menoleh dan menghentikan langkahnya, lalu membalik tubuh ke arah Henni dan naik lagi ke teras.“Itu kue buat Mbak Henni dan Ibu,” jawab Ella sambil menatap Henni, senyum tak lupa ia kembangkan.“Oh, makasih deh. Oh iya, mumpung kamu ke sini ... Mbak sekalian mau ngasih kamu surat undangan pe
Baca selengkapnya
Bab 10 : Beda Kamar
#Istri_GaibBab 10 : Beda KamarNindi membuka mata dan mencari sosok Haikal yang tadi malam tidur di sampingnya, tapi pria pendiam itu sudah tak terlihat lagi di tempat tidur. Dari arah kamar mandi, terdengar suara gemerecik air, ia langsung tahu kalau sang suami sedang mandi.Beberapa saat kemudian, Haikal sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tergantung di lehernya. Nindi langsung tersenyum ke arahnya.“Selamat pagi, Bang,” sapa Nindi dengan tersenyum hangat, ia bangkit dari tempat tidur.“Iya, pagi juga,” jawab Haikal acuh, pesan Maura selalu terngiang di kepalanya, ia tak boleh bersikap manis kepada wanita yang telah ia nikahi semalam itu.“Nindi mandi dulu, Bang, habis itu kita sarapan sama-sama,” ujar Nindi sambil meraih handuk dari lemari dan melangkah menuju tempat tidur.Haikal mengangguk, lalu duduk di tempat tidur sembari mengusap layar ponsel. Hatinya begitu bimbang akan Maura
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status