Dewa Iblis Gerbang Neraka merupakan Ahli Bela Diri nomor satu di Jagad Persilatan dan Kultivasi. Ketenarannya membuat Dewa Iblis Gerbang Neraka menjadi sosok yang selalu ditantang oleh pendekar dan kultivator lainnya untuk menjadi nomor satu. Ketenaran Dewa Iblis Gerbang Neraka yang juga dikenal sebagi Dewa Super Sakti membawa malapetaka bagi dirinya. Kaisar Han dari Dunia Kultivator bersama empat kaisar lainnya dari Negeri Qing (Dunia Pendekar), Song (Dunia Dewa), Ming (Dunia Naga), dan Shu (Dunia Iblis) merasa terancam oleh kekuasaan Dewa Iblis Gerbang Neraka yang terlalu besar. Puncaknya, Dewa Iblis Gerbang Neraka diincar untuk dilenyapkan oleh Kaisar Han dengan mengerahkan ratusan bahkan ribuan Immortal dan Kultivator untuk membasmi Dewa Iblis Gerbang Neraka ini. Kematian Shin Kui Long, Sang Dewa Iblis Gerbang Neraka ini membuat hidupnya sengsara saat inkarnasi di tubuh pemuda lemah yang tidak memiliki tulang pendekar ataupun dantian yang sempurna untuk kebangkitannya kembali! Bagaimana petualangan Shin Kui Long di kehidupan barunya ini? Berhasilkah Shin Kui Long kembali menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka yang kuat dan ditakuti seperti dulu? Apakah Dewa Super Sakti ini akan membalas dendam atas perlakuan Lima Kekaisaran Nirvana Surgawi terhadap dirinya?
View More"Menyerahlah, Dewa Iblis Gerbang Neraka!" teriak beberapa Immortal yang sedang mengepungnya di atas puncak pagoda di Negeri Han yang disebut Dunia Kultivator.
Dewa Iblis Gerbang Neraka ini tampak tenang menghadapi puluhan Immortal yang sedang mengeroyoknya ini. Walaupun tampak kelelahan di wajahnya, namun staminanya masih kuat untuk meladeni beberapa Immortal lagi.
"Aku salah apa terhadap kalian? Tiba-tiba kalian menyerangku tanpa alasan!" gerutu Dewa Iblis Gerbang Neraka ini.
Tampak di bawah pagoda, ribuan mayat bergelimpangan dari berbagai tingkatan Cultivator yang berusaha melenyapkan dirinya. Semua dunia bersatu melawannya, padahal dia tidak melakukan kesalahan dan kejahatan. Hanya karena kekhawatiran yang tidak beralasan membuat lima dunia ini memusuhinya.
"Tidak ada tempat lagi buatmu di Nirvana Surgawi ... kami tidak membutuhkan dirimu di sini!" kata Immortal ini sambil menyerangnya.
"Aku juga tidak memilih untuk berada di semesta ini ... terlalu banyak yang ambisius di semesta ini!" kata Dewa Iblis Gerbang Neraka ini sambil menggerakkan tangannya menghalau seluruh serangan Immortal ini.
Immortal Lou Jian yang menjadi pemimpin immortal ini paling bernafsu untuk menghabisinya.
"Kau tidak pantas untuk hidup di dunia ini, Dewa Iblis Gerbang Neraka! Bahkan kamu tidak boleh bereinkarnasi kembali!" seru Immortal Lou.
"Tubuh Bayangan!"
Immortal Lou Jian menjadi beberapa bayangan yang bisa sekaligus menyerang Dewa Iblis Gerbang Neraka ini. Serangannya sangat mematikan dan mengandung pukulan sinar tajam yang bisa melukai bahkan menebas tubuh dalam sekejab saja.
"Naga Iblis!"
Dewa Iblis Gerbang Neraka ini langsung mengeluarkan jurus andalannya yang bisa mengeluarkan Naga besar berwarna hitam yang berupa asap hitam yang bisa menjadi sosok naga utuh tapi bisa juga melebur menjadi asap hitam kembali.
Naga hitam ini langsung menyemburkan api hitam ke seluruh Immortal yang mengelilingi Dewa Iblis GerbangNeraka ini tanpa bisa dihindari oleh mereka. Immortal Lou Jian yang sedang menyerang Dewa Iblis ini langsung menghindar dengan cepat, dan lolos dari semburan api hitam ini.
"Dasar pengecut ... beraninya menggunakan ilmu magis! Mana ilmu bela dirimu Dewa Iblis!" ejek Immortal Lou ini.
"Ck! Bukannya dirimu juga menggunakan ilmu magis dengan menggandakan dirimu ...!" balas Dewa Iblis Gerbang Neraka ini.
Cuiih ...!
"Aku tidak takut padamu! Sebentar lagi bantuan akan datang dari empat negeri! Kamu tidak akan selamat ...!" seru Immortal Lou.
Lou Jian yang berteriak penuh keberanian itu tampak sedikit gemetaran dengan tatapan Dewa Iblis Gerbang Neraka yang seakan menembus tubuhnya. Dadanya terasa sesak oleh kekuatan yang tidak bisa dilihatnya yang terus menekan tubuhnya ini.
Kekuatan chi yang besar dari Dewa Iblis Gerbang Neraka terus menekan tubuh Immortal Lou.
"Aku tidak takut dengan ....."
Belum selesai Immortal ini menyelesaikan perkataannya, tubuhnya langsung meledak seakan ada kekuatan besar dari dalam tubuhnya yang hendak keluar ke alam bebas.
Betapa mengerikannya Dewa Iblis Gerbang Neraka ini. Hanya dengan tatapan matanya saja sanggup meledakkan Immortal yang hebat seperti Lou Jian.
Hufh!
Dewa Iblis Gerbang Neraka mulai kelelahan dengan semua pertarungan yang sudah dijalaninya berbulan-bulan tanpa henti. Dia tidak habis pikir dengan para Immortal ini yang rela berkorban untuk sesuatu yang tidak mereka pahami.
Puncaknya adalah dia berada di atas puncak bangunan pagoda yang besar, yang menjadi lambang kebesaran Kekaisaran Negeri Han yang merupakan Kekaisaran Dunia Kultivator.
Kultivator dan Immortal ini tidak memberinya waktu sedikitpun untuk beristirahat. Terpaksa dia harus membunuh semuanya karena keadaan yang memaksanya untuk melakukannya. Jika dia berbelas kasihan maka jiwanya yang terancam oleh kultivator haus darah ini. Para kultivator ini seakan sudah tidak bisa berpikir jernih, padahal tidak ada permusuhan antara dirinya dengan kultivator ini.
"Kalau tahu begini, lebih baik aku menjadi orang biasa saja," gumam Dewa Iblis Gerbang Neraka yang bernama asli Shin Kui Long. Namun dia lebih dikenal dengan nama Dewa Super Sakti di Jagad Persilatan.
Melihat Immortal Lou meledak begitu saja tanpa disentuh oleh Dewa Iblis Gerbang Neraka membuat Immortal dan Kultivator mundur teratur menunggu bantuan datang dari empat dunia yang sedang menuju Dunia Kultivator.
“Kita hanya perlu menjaga agar Dewa Super Sakti ini tidak melarikan diri ,... selebihnya kita serahkan kepada pendekar, dewa, iblis, dan naga untuk menentukan nasibnya. Kita sudah kehilangan banyak saudara hari ini!” ujar Immortal Lin Feng.Barisan Immortal dan Kultivator langsung mengurung Dewa Iblis Gerbang Neraka ini begitu Immortal Lin memberi perintah. Tapi mereka tidak melakukan gerakan apapun yang bisa mengancam jiwa mereka seperti yang dialami Immortal Lou Jian.Dewa Iblis Gerbang Neraka ini hanya bersantai dengan tenangnya sambil tersenyum, padahal keletihan sudah melandanya. Tidak ada jalan keluar baginya dengan banyaknya jagoan dunia persilatan mengepungnya. Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan dirinya dari kekacauan ini.“Bagaimana aku bisa melawan mereka semuanya dengan kondisiku yang sudah menurun ini? Keajaiban apa yang bisa menyelamatkan diriku kali ini?” gumamnya dalam hati sambil tertidur.Shin Kui Long yakin, tidak akan ada Immortal atau Kultivator yang berani menyerangnya walaupun dia dalam posisi duduk sambil tertidur.Dewa Super Sakti ini sudah pasrah dengan hidupnya, dan menyerahkan segalanya kepada alam semesta. Padahal dia tidak pernaah melakukan kesalahan apapun. Semua ini dicapainya dengan jalan yang benar, tapi kelima dunia ini malahan memusuhinya tanpa sebab.
*****
Nirvana Surgawi merupakan semesta yang penuh kekerasan yang seluruh penghuninya berjuang keras untuk menjadi Penguasa Jagad Persilatan, agar bisa dihormati oleh lima dunia yang berada di semesta ini.
Lima dunia ini adalah Negeri Qing dengan Dunia Pendekar, Negeri Han dengan Dunia Kultivator, Negeri Song dengan Dunia Dewa, Negeri Ming dengan Dunia Naga, dan Negeri Shu dengan Dunia Iblis.
Masing-masing dunia ini berdiri sendiri, dan mengaku sebagai yang terkuat di Jagad Persilatan. Tapi sayangnya yang menjadi Penguasa tertinggi Jagad Persilatan saat ini bukanlah berasal dari lima dunia tersebut.
Saat ini yang menjadi penguasa tertinggi Jagad Persilatan adalah seorang kultivator muda yang dikenal di Jagad persilatan sebagai Dewa Super Sakti atau Dewa Iblis Gerbang Neraka..
Banyak pendekar dan Immortal yang berusaha menantang Dewa Iblis Gerbang Neraka ini untuk merebut kembali gelar tertinggi Jagad Persilatan, namun tidak ada seorangpun yang berhasil menaklukannya.
Tidak ada yang tahu asal usul Dewa Iblis Gerbang Neraka yang tiba-tiba muncul di semesta Nirvana Surgawi dan menaklukan seluruh jagoan di semesta ini, yang membuatnya berada di tingkat teratas Jagad Persilatan. Bahkan nama aslinya saja hanya segelintir saja yang tahu, selebihnya dia lebih dikenal sebagai Dewa Super Sakti.
Kekuasaan Dewa Iblis Gerbang Neraka yang tidak tertandingi ini membuat gerah lima Kekaisaran Dunia, sehingga mereka berupaya untuk melenyapkan kultivator ini. Lima Kekaisaran dunia ini khawatir, suatu saat Dewa Iblis Gerbang Neraka ini akan berusaha menjadi Kaisar Utama dengan menguasai Lima Kekaisaran Dunia di Nirvana Surgawi.
Kaisar Negeri Han yang langsung mengambil inisiatif penyerangan terlebih dahulu tanpa menunggu bantuan dari dunia lainnya, karena kebetulan Dewa Iblis Gerbang Neraka sedang berada di Negeri Han. Selain itu, jika kemenangan diraihnya maka keempat Kekaisaran Dunia lainnya akan dipaksa untuk tunduk kepadanya
Kilatan petir menghiasi langit malam. Angin mengamuk, membawa suara dentingan pedang dan sorakan pasukan yang bertarung di luar gerbang. Namun, di dalam benteng utama, hanya ada dua sosok... Shin Kui Long, Sang Raja Naga Hitam, julukan barunya ... dan Kaisar Han, penguasa terakhir Kekaisaran Han yang megah.Dengan langkah mantap, Shin Kui Long berjalan melewati aula megah Istana Dunia Kultivator. Sepasang matanya yang menyala biru menatap lurus ke depan, rambut hitamnya berkibar liar tertiup badai spiritual yang diciptakan kekuatannya sendiri. Tubuhnya memancarkan aura hitam pekat bercampur kilatan ungu, tanda bahwa dia telah melampaui batas-batas kultivator biasa.Di ujung aula, Kaisar Han berdiri dengan gagah, tubuhnya dibalut baju zirah emas berukir naga, pedang besar di tangannya berkilau memantulkan cahaya dari obor-obor raksasa di sekeliling ruangan. Sorot matanya dingin, tapi mulutnya melengkungkan senyum kecil.“Shin Kui Long… kau akhirnya datang,” ucap Kaisar Han, suaranya dal
Waktu tidak lagi berjalan.Ia terlipat—seperti helai sutra langit yang diremas tangan para dewa. Di setiap langkah, dimensi pecah seperti kaca rapuh yang dihantam badai, namun tak satu pun dari dua makhluk itu tergoyahkan. Mereka bukan sekadar berjalan di ruang, tapi menembus lapisan-lapisan eksistensi yang tak bisa dipahami oleh makhluk fana.Di tengah reruntuhan dimensi yang mengapung seperti puing bintang, Yinyin melayang—misterius dan mematikan dalam bentuk rubah berekor sembilan. Setiap ekornya menjulur seperti sungai bayangan yang tak berujung, menggulung dan meliuk seolah menari dengan kekosongan. Di tangannya yang lentik, dua bilah belati memantulkan cahaya kelabu:“Zaman yang Retak” dan “Kesunyian yang Abadi”, bergetar pelan ... haus. Haus akan darah yang sudah dilupakan bahkan oleh waktu.Di hadapannya berdiri sosok agung:Qilin Emas.Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan—lembut namun padat, seperti logam surgawi yang hidup. Setiap langkahnya tidak hanya menyentuh tanah, tapi
Ratusan Immortal berdiri membentuk lingkaran sempurna di tengah dataran yang telah berubah menjadi ruang antara realita dan mimpi. Udara membeku, menekan dada mereka seperti beban tak kasatmata. Setiap tarikan napas terasa seperti menyedot es ke dalam paru-paru.Di tengah formasi itu, Array Seribu Ilusi menyala terang—ledakan cahaya spiritual meledak dari permukaannya seperti kilatan petir yang tak berhenti. Riak-riak dimensi melingkar, membelah ruang dan waktu dalam gelombang berlapis. Setiap lapisan memunculkan bayangan… wajah… tubuh…Dewa Pedang.Satu… dua… ratusan… ribuan versi dirinya tersebar di segala penjuru. Di atas, di bawah, di kiri, kanan, bahkan dari balik celah ruang, refleksi dirinya tersenyum, mengernyit, atau sekadar diam menatap tajam balik padanya.Ilusi begitu nyata, begitu sempurna, hingga mustahil membedakan mana dirinya yang asli.“Perkuat ilusi! Jangan beri celah!” teriak seorang kultivator dari garis depan, suaranya menggema seperti ledakan genderang perang. C
Dari balik reruntuhan langit yang robek oleh pertempuran, Immortal Kuno melangkah maju. Tubuhnya berlumur luka, jubah robek dan terbakar, sementara darah suci mengalir perlahan dari pelipisnya, membentuk garis tipis di wajah yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik.Matanya menyala—bukan oleh cahaya, melainkan oleh tekad terakhir yang menggelegak seperti magma yang tak bisa lagi dibendung.Dengan suara berat yang seperti mengguncang angkasa, ia berseru,“Aku… belum kalah.”Tangannya yang gemetar mencengkeram Pedang Sepuluh Surga, bilah sakral yang memancarkan sepuluh warna cahaya surgawi, berputar perlahan seolah menciptakan pelangi di langit malam yang muram. Ketika ia mengangkatnya, seluruh dunia seperti menahan napas.Lalu ia menebas.Seketika itu juga, langit retak. Bumi berderak. Dan realitas terbelah menjadi sepuluh dimensi.Sepuluh jalur ruang dan waktu berlapis-lapis muncul di antara kedipan mata, masing-masing berdenyut dengan hukum alam yang berbeda—dimensi cahaya,
Langit retak, seperti kaca yang meleleh di bawah panas yang tak terlihat. Angin yang biasanya liar kini membeku, menggantung di udara seperti helaian kain rapuh. Di tengah dunia yang membisu itu, Dewa Pedang dan Immortal Kuno berdiri berhadapan, bagaikan dua puncak gunung abadi yang menolak runtuh. Waktu sendiri seolah menahan napas, menonton dalam diam.Di belakang Dewa Pedang, bayangan pedang-pedang raksasa melayang megah. Namun, ini bukan sekadar ilusi. Setiap pedang adalah kenangan hidup, gema dari senjata yang pernah ia genggam dan kuasai—dari pedang batu kasar yang ia tempa sendiri di masa fana, hingga Pedang Tanpa Nama, yang konon sanggup mengiris garis waktu dan membelah masa.Dewa Pedang melangkah maju. Tapak kakinya terdengar ringan, hampir tanpa suara, namun setiap sentuhan kakinya membuat tanah mengelupas, retakan membelah bumi bagai jaring laba-laba raksasa. Aura pedang yang menguar dari tubuhnya cukup untuk membuat rerumputan hangus dan batu-batu kecil melayang.Mengitar
Dewa Mabuk tersenyum miring, getir, dan menambahkan ..."Anggur Takdir Terbalik ... Biarlah kenyataan pun mabuk bersamaku malam ini."Tanpa ragu, ia meneguk seluruh isi cangkir itu. Dalam sekejap, dunia bergidik. Awan di langit berputar terbalik, suara gemuruh mengeras seperti teriakan jutaan jiwa yang terseret arus waktu.Tiga detik. Dalam rentang sesingkat itu, dunia seolah melangkah mundur.Formasi Surga Agung—pilar energi—semua bergerak mundur, melawan kodrat mereka sendiri. Tapi tubuh para Immortal, makhluk hidup yang terikat pada alur waktu normal, tidak ikut serta.Apa yang terjadi berikutnya bukanlah pertempuran—melainkan pembantaian tanpa pedang.Tubuh para Immortal mendadak kejang, wajah mereka pucat membiru. Dari dalam daging dan tulang mereka, retakan-retakan kecil muncul, memancarkan cahaya ungu aneh. Lalu, satu per satu, tubuh-tubuh agung itu meledak dari dalam, seolah mereka dihukum oleh paradoks yang tidak bisa mereka lawan.Darah spiritual menguap menjadi kabut ung
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments