Home / Romansa / Istri Kecil Tuan CEO / RUMAH YANG TERASA ASING

Share

RUMAH YANG TERASA ASING

Author: UmiLovi
last update Last Updated: 2025-07-01 20:51:32

“Selamat, Pak Nicholas. Hasil pemeriksaan terakhir menunjukkan kondisi Bapak sudah stabil. Saya izinkan pulang hari ini, tapi jangan terlalu memaksakan diri dulu ya,” saran dokter dengan senyum hangat.

Nick mengangguk pelan. “Terima kasih, Dok. Saya akan jaga kondisi saya.”

Di sisi tempat tidur, Eliza tampak lebih lega. Ia baru saja selesai membereskan barang-barang Nick ke dalam koper kecil, sementara Nick duduk di tepi ranjang, bersiap mengenakan jaket tipisnya.

“Gue bantu bawa, ya,” tawar Eliza sambil meraih koper.

Nick menatapnya. “Enggak usah. Saya aja.”

“Nick, lo tuh baru sembuh. Nggak usah sok kuat deh. Sini, biar gue bawa!” Eliza ngotot, dan menarik koper itu sebelum Nick sempat protes lebih lanjut.

Senyum tipis Nick terbit juga di ujung bibirnya. “Ya sudah, terserah kamu.”

Dalam perjalanan menuju lift, Eliza bersandar pada lengan Nick, menatap pria itu penuh perhatian.

“Nick… gue kepikiran deh,” ucapnya pelan.

“Hm?”

“Gue kayaknya mau ikut les masak, deh.”

Nick spontan menoleh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kecil Tuan CEO   APA YANG SEDANG KAMU TUTUPI

    Pagi itu, mansion masih sepi ketika Eliza membuka matanya. Ia melirik jam dinding—sudah hampir pukul sembilan. Dahi Eliza berkerut. Kenapa Nick nggak bangunin dia? Padahal biasanya cowok itu cerewet soal jam sarapan.Perutnya keroncongan. Ia bangkit dengan rambut berantakan dan langkah malas menuju dapur. Di sana, aroma harum telur orak-arik dan roti panggang menyambutnya. Di atas meja, sepiring sarapan tersaji rapi dengan secangkir teh hangat yang sudah agak dingin. Ada catatan kecil ditulis tangan Nicholas:[Spesial untuk kamu. Sarapan yang sederhana tapi sehat. Jangan lupa minum vitamin.]Eliza menatap kertas kecil itu. Jantungnya mencelos sedikit. Di satu sisi, dia masih kesal dan curiga. Tapi di sisi lain, perhatian Nick yang tidak berubah membuat hatinya terasa lebih lunak dari yang seharusnya.Sambil duduk dan mulai menyendok telur, Eliza terdiam.Kejadian malam tadi masih berbekas. Nick pulang larut dan mencoba menghindar. Mereka makan tanpa obrolan berarti, lalu cowok itu bah

  • Istri Kecil Tuan CEO   KEBOHONGAN PERTAMA

    Mansion Kecil – Pukul 20.03 WIBSuara televisi menyala pelan di ruang tengah. Eliza bersandar di sofa dengan selimut tipis melingkari kakinya, remote TV di tangan, tapi pandangannya kosong. Matanya lebih sering menatap ke arah pintu utama daripada ke layar.Jam di dinding sudah melewati pukul delapan malam. Satu jam lebih dari biasanya Nicholas pulang. Tangannya meremas selimut, dan begitu terdengar suara mobil memasuki halaman depan, tubuhnya langsung tegak.Tak lama, pintu terbuka.Nicholas masuk, tampak rapi seperti biasa, namun ada gurat lelah di wajahnya. Ia menenteng tas kerja di tangan kiri, sementara tangan kanannya membuka jas dan menggantungnya di dekat pintu.“Eliza,” sapa Nick singkat, matanya menatap sekilas ke arah sofa.“Lo baru pulang,” balas Eliza tanpa menoleh. “Jam berapa sekarang?”Nick berjalan mendekat dan duduk di ujung sofa, memberi jarak.“Saya rapat sampai sore. Ada beberapa tambahan pembahasan sama investor.”Eliza akhirnya menoleh, menatap wajah Nick yang t

  • Istri Kecil Tuan CEO   BROS BULAN SABIT

    Pagi itu, suasana kantor kembali seperti biasanya. Geri sudah berdiri di depan ruang kerja Nicholas dengan berkas-berkas di tangannya, siap melaporkan progres dan jadwal hari itu."Selamat pagi, Pak Nicholas," ucap Geri sopan sambil membukakan pintu.Nicholas mengangguk singkat. "Pagi, Geri."Baru saja ia meletakkan tas kerjanya di meja, pandangannya langsung tertuju pada benda kecil yang tak biasa di atas permukaan meja kayu mahoni itu. Sebuah bros. Bentuknya bulan sabit, berwarna emas pucat dengan detail batu kecil yang berkilau di tengahnya.Geri segera menyadari sorot mata atasannya. "Oh, itu tadi ditemukan OB saat bersih-bersih. Di karpet di dekat sofa Anda, Pak. Mungkin terjatuh kemarin."Nicholas mengambil bros itu dan memperhatikannya. Benda itu mengusik memorinya. Ia ingat melihatnya kemarin, tersemat di dada blus Lidya.“Bros ini… milik Lidya,” gumam Nicholas, lebih kepada dirinya sendiri.“Perlu saya hubungi orangnya, Pak?” tanya Geri, hati-hati.Nicholas mengangguk pelan.

  • Istri Kecil Tuan CEO   SIAPA DIA?

    Pagi itu, cahaya matahari menyelinap melalui celah tirai kamar. Eliza membuka mata perlahan, menyadari posisi tubuhnya dalam pelukan Nicholas. Ia nyaris tak bergerak, hanya menatap wajah laki-laki itu yang terlihat jauh lebih damai dari semalam.Pelan-pelan, ia melepaskan diri, bangkit dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamarnya sendiri di lantai dua. Ia merasa tubuhnya ringan walau sedikit pusing. Tapi dibandingkan kemarin, mualnya jauh berkurang. Sambil mandi dan sikat gigi, Eliza sempat melirik bayangannya di cermin. Rambutnya mulai terlihat kusut dan tak terurus."Gue butuh potong rambut," gumamnya sendiri.Setelah mengganti baju santai dan mengeringkan rambut, ia turun ke ruang makan. Nicholas sudah duduk di sana, mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu. Penampilannya rapi, tapi sorot matanya langsung menunduk ketika Eliza masuk.Meja makan pagi itu tersaji makanan sederhana: roti panggang, selai cokelat, telur dadar, susu dan teh hangat."Udah bangun," sapa Nick pelan.El

  • Istri Kecil Tuan CEO   TRAGEDI KAMAR MANDI

    Mobil melaju menembus dinginnya malam. Suasana di dalamnya sama dinginnya. Nicholas duduk di kursi kemudi dengan wajah kaku, pandangannya lurus menatap jalanan, tapi pikirannya ke mana-mana. Jemarinya menggenggam setir terlalu erat, hingga buku-bukunya memutih. Eliza duduk di kursi penumpang, sesekali melirik ke arah suaminya. Ia tahu Nicholas marah. Terlalu terlihat. Dari tatapannya yang tajam tadi saat melihatnya bersama Rio, dari nada bicaranya yang berubah. Tapi yang paling Eliza tak habis pikir, kenapa Nicholas harus sesensitif itu? Kenapa begitu defensif tiap kali nama Rio muncul? “Nick,” panggil Eliza pelan. Nicholas tak menjawab. “Lo kenapa diem aja?” “Saya nggak mau ribut,” jawab Nicholas datar, pandangan tetap ke jalan. “Justru karena lo diem, semuanya makin nyesek. Gue nggak suka digantung kayak gini. Kalau lo ada yang pengin diomongin, omongin sekarang.” Nicholas menarik napas panjang. “Eliza, saya lelah. Kita baru pulang dari acara keluarga kamu. Bisa kita bahas b

  • Istri Kecil Tuan CEO   ANDAI BISA MEMUTAR KEMBALI WAKTU

    Kantor Benz Group mulai meredup di bawah cahaya senja. Di dalam ruang CEO yang terletak di lantai paling atas, Nicholas tengah menatap layar komputernya dengan mata lelah. Ia memijit pelipisnya pelan, sementara Geri berdiri di sampingnya, membawa setumpuk dokumen untuk ditandatangani."Geri, jadwal setelah pukul empat tolong dikosongkan ya," kata Nicholas sambil menandatangani satu dokumen. "Aku harus pulang lebih awal. Ada acara keluarga."Geri mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan alihkan dua meeting internal dan satu sesi wawancara ke hari Senin."Nicholas mengangguk. "Bagus. Dan pastikan tidak ada yang menggangguku mulai jam lima. Aku nggak mau terlambat."Geri belum sempat menjawab ketika suara ketukan pintu terdengar."Masuk," kata Nicholas tanpa menoleh.Pintu terbuka perlahan, dan sosok perempuan berambut panjang dengan gaun krem yang elegan masuk dengan langkah percaya diri."Hai, Nicky."Geri langsung menoleh kaget. Nicholas spontan menegakkan duduknya, ekspresi wajahnya berubah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status