Share

62

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2025-07-06 17:03:21

"Hah... Hahaha... Hahahaha!"

Leonhard tertawa terbahak-bahak, tawanya begitu keras dan lepas hingga kepala lelaki itu terlempar ke belakang.

Lyra ternganga, benar-benar bingung mendengar tawa renyah suaminya. Dia sudah dag dig dug ser menerima eksekusi atas pengakuannya.

Pikiran Lyra, ia akan langsung di giveaway ke peti mati. Oh ... Tidak, dipaketkan ke ruang bawah tanah lalu diadili atas tindakan pemalsuan.

Tapi apa ini?

Lyra melihat Leonhard tertawa begitu geli?

'Apa dia sudah gila?' batin Lyra.

"Oh ... Istriku ...!" seru Leonhard di sela tawanya.

"Hey! Ada apa denganmu? Apa ... Ada yang salah?" tanya Lyra heran.

Lambat-lambat, tawa Leonhard mereda, pria itu menopang kepalanya dengan satu tangan, menatap Lyra yang masih mematung kaget dengan ekspresi kebingungan.

Air mata geli bahkan tampak di sudut mata Leonhard yang zamrud. "Demi semua beruang di hutan Vordane..." Ia memulai, suara Leonhard masih sedikit bergetar karena sisa tawa. "... akhirnya kau mengaku juga." Ia me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Razee
Kak ya ampun, aku suka banget dengan reaksi leon.. pengertian sekali dia
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Palsu Grand Duke    75

    "Leon, mimpimu tentang kita memiliki seorang putra adalah sebuah kebenaran. Di dalam perutku, ada mahkluk kecil yang tumbuh," lirih Lyra. Setelah mendengar pernyataan tabib, ketakutan menghinggapi Lyra. Dia tidak tahu harus melakukan apa selama dirinya di kurung dan di belenggu seperti ini. Surat Leonhard, Lyra buang untuk mengantisipasi musuh yang kemungkinan akan menemukan surat itu. Karena di dalam surat itu, Leonhard memberitahukan lokasi ibunya. "Aku ... Bersumpah akan melindungi anak ini. Dan jika Kaisar menginginkan kematian anak ini, maka jalan satu-satunya adalah berpura-pura mencintai kaisar," batin Lyra. Semenjak satu bulan Lyra dikurung, Lyra tak pernah tergiur dengan ucapan manis dan janji Edmure. Setiap kali Edmure ingin melecehkannya, Lyra akan mengigit lidahnya hingga berdarah. Sampai-sampai, Edmure merasa frustasi dan sekaligus tertantang untuk menjinakkan Lyra. Dan Edmure selalu berkata, "Aku akan melihatmu menyerah, Lyra. Seekor kucing liar tak selamanya liar.

  • Istri Palsu Grand Duke    74

    "Uhuek...!"Untuk kesekian kali, Lyra merasa perutnya seperti ada tornado. Rasa mual kini kembali menyerang, lebih kuat dari sebelumnya.'Apa yang terjadi dengan tubuhku? Mengapa lemas sekali? Leon... Kau di mana? Mengapa sampai purnama berganti kau tak memberikan kabar?' batin Lyra, ia memejamkan mata dengan tangan terpasung di atas tempat tidur, Lyra mencengkram sepreinya. Seorang pelayan yang tengah mengantarkan sarapan pun tersentak, suara Lyra muntah cukup menarik perhatian pelayan itu. Pelayan pun buru-buru meletakkan nampan emasnya di meja, bergegas menghampiri Lyra yang kini tengah terpasung di ranjang. Di atas ranjang, kedua tangan dan kaki Lyra di pasung oleh rantai. "Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja? Wajah Anda kelihatan sangat pucat," ucap pelayan itu, khawatir, ia pun meletakkan punggung tangannya di dahi Lyra. Setelah kejadian percobaan bunuh diri yang Lyra lakukan karena tak ingin tunduk, Lyra kini dipasung di dalam kamar berlapis emas. Alasannya, agar Lyra tida

  • Istri Palsu Grand Duke    73

    "Ugghh...!" Jeritan Lyra tertahan oleh pedang yang menancap di lehernya. "Hentikan dia!" teriak Edmure panik. Para pengawal pribadi Kaisar bergerak cepat. Sir Gideon, dengan wajah pucat, melesat ke depan. Ia mencengkeram pergelangan tangan Lyra yang gemetar, menarik paksa pedang patah itu dari lehernya. "Yang mulia Ratu Utara, apa kau gila?!" pekik Sir Gideon. "Lepas ... Biarkan aku ... Aku mati! Aku ... Tidak akan menjadi boneka siapapun!" Lyra meronta, berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan apa yang sudah ia mulai, namun tangannya ditarik dengan kekuatan brutal. "Jangan gegabah! Kaisar memintamu untuk hidup," sungut Sir Gideon. Darah segar kini merembes dari luka di leher Lyra, mengalir dan mewarnai gaunnya. Kaisar Edmure segera mehanan tubuh Lyra, wajahnya merah padam karena amarah dan kekhawatiran yang bercampur aduk. "Bodoh! Apa kau pikir aku akan membiarkanmu melukai dirimu sendiri, hah?!" desis Edmure. "Jangan menyentuhku. Demi dewa dan semesta, aku tidak

  • Istri Palsu Grand Duke    72

    Lyra diseret masuk ke dalam Aula Singgasana yang luas dan dingin. Ia didorong hingga berlutut di tengah lantai, tepat di hadapan tangga menuju singgasana Kaisar. Darren, yang mengawalnya, membungkuk dengan penuh kemenangan."Yang Mulia Kaisar, tawanannya sudah di sini. Sesuai perintah Anda!" ucap Darren. Kaisar Edmure menatap turun dari singgasana, sorot mata Kaisar yang biru menelusuri sosok Lyra yang kotor dan terikat dengan tatapan puas. "Kerja bagus, Pangeran Darren. Kau boleh pergi sekarang. Aku ingin bicara berdua saja dengan calon permaisuriku."Darren sedikit terkejut karena diusir begitu saja, tapi ia tidak berani membantah. Ia membungkuk lagi dan melangkah mundur, meninggalkan Lyra sendirian di tengah aula, dikelilingi oleh tatapan dingin para pengawal pribadi Kaisar.Lyra menatap Kaisar dengan pandangan benci. "Apa yang kau inginkan dariku, Edmure?! Sudah puaskah kau melihatku hancur seperti ini?"Kaisar Edmure terdiam sesaat, lalu tertawa kecil, geli mendengar keberanian

  • Istri Palsu Grand Duke    71

    "Cepat jalan!" bentak seorang pengawal kekaisaran, mendorong punggung Theo dengan kasar.Lyra, Theo, dan Geon digiring seperti binatang ternak melewati koridor utama Istana Kekaisaran yang megah. Lantai pualam yang mengkilap memantul bayangan ketiga tawanan itu yang tampak kotor, penuh luka, dan menyedihkan. Di belakang mereka, Darren Vordane berjalan dengan langkah angkuh.Para pelayan dan bangsawan rendahan yang berseliweran sontak berhenti, menatap pemandangan itu dengan napas tertahan. Bisik-bisik langsung menyebar seperti api."Lihat... itu Ratu dari Utara?""Ya Dewa, apa yang terjadi? Kenapa dia diperlakukan seperti penjahat?""Kudengar Raja Leonhard memberontak...""Menyedihkan sekali, padahal dia begitu cantik..."Lyra mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, mengabaikan setiap bisikan dan tatapan kasihan disertai cemoohan itu. Lyra teringat janjinya pada Theo dan Gion. 'Jangan tunjukkan wajah menyedihkanmu, Lyra. Jadilah tawanan yang bermartabat dan mahal.' Lyra berjalan dengan

  • Istri Palsu Grand Duke    70

    Di dalam kereta kuda yang melaju kembali ke Ibukota, Daren, Ilmae, dan Thalor bersulang dengan anggur mahal saat duduk berhadapan.Di kereta lain di belakang mereka, Lyra, Theo, dan Geon menjadi tawanan.Ilmae terkekeh. "Rencana kita berhasil sempurna, Pangeran Darren! Aku tidak pernah seyakin ini seumur hidupku bisa bekerjasama dengan orang sepenting Anda, Pangeran," ujar Ilmae dengan sanjungan palsu. Thalor mendengus, mengangkat cawannya. "Tentu saja berhasil. Menawarkan informasi tentang lokasi pelarian Leonhard dan istri palsunya pada Pangeran adalah langkah paling cerdas yang pernah kita lakukan," ujarnya sombong, seakan itu idenya sendiri.Darren menyesap anggurnya dengan elegan, menatap keduanya dengan tatapan picik yang tersembunyi. "Informasimu memang berguna, Baron. Harus kuakui, aku tidak menyangka kau dan istrimu bisa secepat itu menemukan jejak mereka dan menghubungiku."Ilmae menyeringai. "Tentu saja, Pangeran. Begitu kami tiba di Ibukota, kami langsung menyebar mata-ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status