Home / Thriller / Istri Palsu sang Milyarder / 7. Perbedaan sifat dan karakter

Share

7. Perbedaan sifat dan karakter

last update Last Updated: 2022-03-23 13:35:41

"Ajak dia masuk ke dalam kamar Vena dan ajarkan semua kebiasaan anak itu selama ini," perintah Seno pada Davin.

"Baik, Pa. Ayo Lena," ajak Davin dengan segera masuk ke dalam sebuah kamar.

Lagi-lagi gadis itu dibuat takjub dengan isi kamar Vena, saudara kembarnya. Kamar ini besar, tiga kali lebih besar dari kamarnya dan juga sangat mewah. Kamar bernuansa abu muda ini menambah kesan pemiliknya adalah seorang gadis bercita rasa tinggi.

Davin membuka almari baju serta sepatu milik Vena. Ia menjelaskan satu-persatu baju dan sepatu yang disukai Vena dan menyuruh Lena untuk mencoba memakainya.

Awalnya Lena ragu untuk mencoba baju milik kembarannya, karena semua baju miliknya sexy dengan lekuk tubuh menggoda. Namun Davin mencoba terus dan berusaha meyakinkannya.

Lena keluar dari kamar mandi dengan malu, menggunakan sebuah dres selutut yang menampilkan lekuk tubuh. Davin tertegun melihatnya. Lena benar-benar sempurna sebagai seorang wanita, tidak kalah dengan kakaknya, Avena.

Cantik dan anggun.

"Ah, bagus. Sekarang coba pakai high heels itu dan coba berjalan," ujar Davin yang tersadar dirinya sudah terpesona pada Adik sepupunya.

Gadis itu mencoba semua baju dan sepatu milik Kakaknya. Dan satu yang membuat Lena terhenyak, ketika Davin juga mengajarkan padanya untuk bersikap angkuh pada semua orang, karena Avena yang sebenarnya adalah pribadi yang angkuh dan mau menang sendiri.

"Tapi, aku ga bisa kalau harus seperti itu, Kak." Lena duduk di sisi pembaringan dengan sedih. Ia tidak menyangka perbedaan sifat dan karakter mereka berdua sangat berbeda jauh.

"Jika kamu bersikap baik dan lembut seperti ini, maka mereka akan tahu bahwa kamu bukan Vena. Anak itu agak kasar selama ini," ujar Davin memberi pengertian.

Lena terdiam karena tidak tahu harus mulai dari mana untuk pura-pura menjadi kembarannya. Mulai dari cara berdandan dan berpakaian pun, ia sudah merasa tak nyaman dan risih. Ia tidak biasa memakai make-up, karena memang kesehariannya hanya memoles sekedar bedak tabur dan lipstik natural. Bagaimana ia bisa berdandan jika pekerjaannya dikelilingi oleh para lelaki pekerja kasar di tambang. Alih-alih mendapat pujian, malah bisa saja ia dianggap murahan.

"Angkat dagu dengan angkuh dan selalu tersenyum sinis pada semua orang. Sering keluarkan kata-kata menyakitkan jika hati tidak berkenan."

"Seperti itu Vena selama ini?" Lena tertegun lama karena sangat tidak menyangka.

Davin mengangguk dan menatap Lena lembut. Ia mengerti perasaan adik sepupunya itu. Tapi ia terpaksa mengatakannya karena memang perilaku Vena selama ini seperti itu.

"Dia juga sangat menyukai uang dan senang berfoya-foya. Jadilah menjadi dia untuk sementara ini. Setelah ini, akan aku beritahu siapa saja orang-orang yang tinggal di rumah Kaindra."

Kemudian Davin menjelaskan karakter dan sifat orang-orang di rumah besar Tuan Dhanu Mahendra, ayah Kaindra.

"Ingat, Lena. Vena selalu tersenyum angkuh dan suka meremehkan orang. Dia juga senang memaki jika ada hal yang tidak berkenan di hatinya. Itu sebabnya, para pelayan di sini sungkan padanya, begitu pula orang-orang di rumah itu."

"Jadi, tadi para pelayan mengira bahwa aku ini Vena, makanya mereka takut ketika melihatku?"

"Iya. Karena tidak ada satu pun yang tahu sebenarnya. Dan kita harus menutup rapat, sampai Vena yang asli ditemukan, jika tidak ingin kita mati sia-sia di tangan Kaindra."

"Apakah Kakak iparku itu begitu menakutkan?" tanya Lenna dengan wajah cemas.

Davin menatapnya hangat. "Aku tidak begitu mengenal Kaindra. Yang aku tahu, ia pria dingin dan tidak banyak bicara. Tapi …." Pemuda itu menjeda kalimatnya.

"Tapi apa, Kak?"

"Nanti kamu akan bisa menilai sendiri karakter dia jika sudah bertemu." 

Davin memalingkan wajah, seperti menghindari tatapan ragu dari Lena. Wajahnya menyiratkan sebuah rahasia yang tidak ingin diungkapkan pada Adik sepupunya.

"Berhati-hatilah terhadap Nyonya Merry, Electra dan Reta. Mereka suka mencari-cari kesalahan Vena selama ini," lanjutnya lagi dengan tersenyum miris  

"Jika Kaindra tahu jika aku bukan Vena, apa yang harus aku lakukan, Kak?" 

Davin tampak terdiam dan seperti berpikir.

"Jangan sampai tahu. Jika tahu, bukan hanya nyawamu menjadi taruhannya, tapi kita semua," sahut pria itu dengan wajah serius.

Lena meneguk ludah, getir. Laki-laki macam apa Kakak iparnya ini? Bagaimana saudaranya bisa menikahi pria itu?

"Bersihkan dirimu, lalu istirahatlah. Besok masih banyak yang perlu kamu pelajari."

Davin berdiri dan mengusap lembut kepala Lena, lalu meninggalkannya di kamar itu sendiri. Gadis itu memejamkan mata dalam duduknya. Kepalanya mendadak terasa pening mendengar semua penjelasan Kakak sepupunya.

Sanggupkah ia menjadi peran pengganti? 

Lena berdiri dan menuju kamar mandi. Ia menyalakan shower yang mengguyur sekujur tubuhnya, tanpa melepas satu pun pakaiannya. Ia menangis. Menangis tanpa suara, kemudian tubuhnya luruh di lantai dengan air deras masih mengguyur.

Nasib seperti apa yang akan menantinya nanti di keluarga Tuan Dhanu? Bisakah ia membohongi Kakak iparnya dan meyakinkan pria itu bahwa ia Vena?

Bagaimana keadaan keluarganya? Mas Arman, Ibu, Ayah dan Lek Dirman? 

Tubuhnya terguncang hebat karena tangis. Ingin sekali ia berteriak kencang meluapakan emosi yang sudah merajai hati dan jiwanya sejak kemarin. Namun, perasaan takut membuatnya tidak bisa berkutik. Dan ia sangat membencinya. Benci kenapa ia jadi seorang wanita yang lemah. Benci kenapa ia mempunyai nyali yang ciut dan tidak bisa melawan ketidakadilan dari Seno, pamannya.

Setelah puas menangis, Lena keluar kamar mandi dan memakai baju tidur milik Kakaknya. Wajahnya yang letih dan matanya yang sembab semakin membuat ia merana. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan kamar.

 Beberapa foto Vena tertempel di dinding dan di atas nakas. Gadis yang sangat cantik dan sexy, dengan balutan pakaian yang mewah dan berkelas. Lenna mengambil sebuah bingkai foto dan memandang lama wajah kembarannya. Wajah mereka memang mirip, tapi Vena jauh lebih cantik dengan segala dandanan berkelasnya. Alis yang tebal seperti dirinya, bibir tipis yang terlihat manis saat tersenyum, serta manik mata hitam pekat menjadi ciri khas mereka.

Lena menghela napas panjang.

"Jika apa yang aku lakukan ini bisa membuat Om Seno senang dan mau melepaskan keluargaku, maka aku akan melakukannya dengan ikhlas, Tuhan …," gumam Lena tulus dengan mata mengembun hangat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Palsu sang Milyarder   106. Akhir dari segalanya

    Empat tahun kemudian."Ah … terimakasih. Ini bagus sekali. Tidak menyangka bertemu dengan orang Indonesia yang menjadi seniman jalanan." Seorang gadis tertawa senang melihat hasil lukisan dengan latar menara Eiffel.Gadis itu menyodorkan selembar uang kertas euro, namun ditolak oleh pria itu. "Tidak. Terimakasih. Itu untuk kenang-kenangan kamu saja," balasnya datar tanpa senyum."Oke, tampan. Siapa namamu? Kelak kita akan ketemu di Indonesia."Pria itu hanya diam sambil sibuk membereskan peralatan gambarnya lalu pergi sengan tak acuh membuat dua gadis yang baru saja di lukisnya termangu.Ia berjalan dengan menenteng kotak peralatan gambar menuju ke sebuah apartemen. Ia masuk ke sebuah lift dan naik ke dalam.Tidak berapa lama, ia membuka sebuah pintu dan yang terhidu hidungnya pertama adalah bau telur goreng."Pas sekali Tuan pulang saat makan siang," teriak Randy."Apa kamu tidak bisa memasak selain telur?" ketusnya sambil menyeduh secangkir cappucino.Randy tertawa kecil dan menghi

  • Istri Palsu sang Milyarder   105. Perjalanan hidup

    Dua pria paruh baya yang dulu pernah mempunyai masa lalu kelam itu duduk saling berhadapan. Pria dengan setelan jas dan terlihat mewah juga berkelas, memandang datar pada pria dengan seragam biru dan ada nomer identitas itu."Apa kabar Seno?""Seperti yang kamu lihat, Dhanu.""Apa yang akan kamu bicarakan padaku?" tanya Dhanu langsung tanpa basa-basi."Kamu tahu bahwa aku telah kehilangan segalanya. Juga kehilangan putra semata wayang ku. Aku di sini tidak akan mengemis padamu atau berharap belas kasihanmu. Tidak Dhanu. Namun … aku hanya ingi kamu tahu tentang putramu. Aku ingin kamu tahu, sebelum kematian merenggut ku.""Apa maksudmu Seno? Putraku siapa?"Pria itu terkekeh. "Tentu saja Elmer. Putra bungsumu itu yang juga telah membunuh putraku, Davin.""Ada apa dengan putraku Elmer?""Kamu terlalu lugu selama ini, Dhanu. Jiwa psikopat dalam tubuh putramu itu bukan kebetulan. Tapi, semua itu ada yang mengendalikan.""Seno, apa maksudmu? Bicaralah yang jelas!" Tuan Dhanu mulai terpanci

  • Istri Palsu sang Milyarder   104. Surat untuk Kaindra

    "Apa yang membuatmu jadi seperti ini?""Aku tidak tahu. Yang aku tahu, iblis itu telah berhasil menguasaiku.""Kamu bisa mengendalikannya. Kamu masih punya sisi baik jauh dari dalam jiwamu.""Tidak. Aku sudah mencoba dengan sekuat tenaga, tapi hanya kehancuran yang aku berikan pada orang-orang terdekat ku.""Tidak kah kamu tahu, hidup wanita itu hancur?""Aku tahu dan aku lebih hancur darinya. Tapi, paling tidak, aku tidak melihatnya menangis lagi di depan mataku. Karena aku benci melihatnya menangis.""Dan kamu terlalu egois. Sekarang dia tidak hanya menangis, tapi juga hancur. Kamu menghancurkannya Elmer!""Aku tahu! Aku melakukan semua ini demi kebaikannya. Meski dia hancur sekarang, tapi dia tidak akan pernah melihat wajah bengis ku. Tidak akan pernah melihat tatapan nyalangku. Dan yang pasti … aku tidak akan pernah berusaha menyakiti dan membunuhnya. Aku … aku sakit dan selalu terluka melihat sorot ketakutan dan cemas di matanya. Lebih baik aku hidup sendiri dengan cintaku. Cinta

  • Istri Palsu sang Milyarder   103. Kabar bahagia dan buruk

    Tuan Dhanu dan Nyonya Merry menyambut kedatangan Alena dengan hangat. Meski mereka kaget kenapa tiba-tiba menantunya ini datang tiba-tiba. Firasat Tuan Dhanu sudah tidak enak dengan kedatangan Lena yang sendiri.Namun, akhirnya ia mengerti setelah Doni menceritakan semuanya."Jadi Elmer hampir membunuh Lena?" Kaindra termangu dengan gusar."Ini yang papi takutkan selama ini. Elmer bisa sewaktu-waktu menyakiti istrinya. Doni … apa menurutmu yang membuat Elmer menjadi beringas seperti itu? Kamu dan Randy yang setiap hari bersamanya."Doni meneguk ludahnya. "Menurut saya dan Randy, penyebabnya adalah ketika Tuan Elmer melihat makam Sonya. Dendam dan sakit hati yang sudah lama terpupuk pada wanita itu dan belum sempat di tuntaskan menjadi penyebabnya. Selama bersama Nyonya Alena, Tuan bisa melupakan wanita itu, karena Nyonya Lena selalu mengalihkan perhatiannya dan selalu membuatnya bahagia.Tapi, karena kejadian itu. Kejadian penyekapan dan penyiksaan terhadap Nyonya Lena dan akhirnya be

  • Istri Palsu sang Milyarder   102. Rasa

    Langit sepertinya mengerti perasaan dua anak manusia yang sedang gundah. Ia menurunkan hujannya di siang itu.Rumah yang sebelumnya terlihat ceria karena selalu terdengar senda gurau dan tawa membahana dari kamar sang majikan, kini semuanya terasa senyap.Elmer termangu memandangi tetesan hujan di luar sana melalui jendela kamar Randy. Hatinya sakit dan terluka mengingat kejadian tadi malam. Entah apa yang terjadi padanya. Kenapa kini, ia merasa sisi gelap dalam jiwanya semakin besar dan tak dapat ia kendalikan.Sejak saat itu. Saat ia melihat makam Sonya dan ingin membongkar makamnya dan mencabik-cabik mayatnya yang mungkin sudah menjadi belulang.Sejak saat itu. Saat ia mencekik Vena dan akan membunuhnya kalau tidak di halangi oleh Lena, istrinya.Ia merasa sangat benci pada Lena saat itu karena menghalanginya untuk membunuh Vena. Sisi gelap jiwanya seakan memberontak dan ingin memberi pelajaran pada Lena. Ia ingin Lena tahu, betapa sakit hatinya pada kembarannya itu. Dan ia tidak m

  • Istri Palsu sang Milyarder   101. Kenapa Elmer?

    Lena menggeliat karena ia merasa kedinginan. Saat membuka mata, ia tak menemukan Elmer memeluknya seperti biasa. Bahkan suaminya itu juga tidak menyelimutinya sama sekali. Ia beringsut bangun dan mengedarkan pandang ke sekeliling kamar dengan pencahayaan temaram itu.Ia sangat terkejut ketika melihat Elmer duduk diam di sofa. Lena segera mengenakan pakaiannya dan mendekati suaminya."Sayang … kenapa kamu tidak tidur?"Elmer diam tak menjawab. Matanya kosong menatap ke depan."Elmer …." Lena semakin mendekatinya dan kini ia dapat melihat dengan jelas wajah Elmer yang beringas. Ia tersentak dan menelan ludah. *Elmer … sayang." Lena mengulurkan jemarinya perlahan untuk mengusap wajahnya. Namun, laki-laki itu tetap diam dengan raut masih menakutkan.Lena duduk di samping Elmer dan memeluknya. Ia tidak tahu kenapa wajah suaminya kembali seperti itu, karena selama dua hari setelah kejadian di rumah Gurat, Elmer sudah baik-baik saja. Bahkan mereka baru saja mengalami pelepasan hingga tiga k

  • Istri Palsu sang Milyarder   100. Keluarga Alena

    Alena tidak menyerah dan selalu menemani suaminya. Di balik wajah bengis seorang Elmer, Lena selalu sabar. Kadang ia bercerita, kadang ia bersenandung. Dan kadang ia menciumi wajahnya.Kerja keras Lena membawa hasil. Wajah dan sorot mata Elmer semakin berubah.Hingga suatu ketika, Elmer seperti tersadar dan ia menangis tersedu meminta maaf pada Lena.Mereka berpelukan erat setelah Randy melepaskan ikatannya."Kamu pasti sangat menderita. Maafkan aku sayang. Maaf jika aku tidak bisa mengendalikan iblis dalam diriku. Maafkan aku." Ia terisak dan memeluk erat istrinya.Tidak berapa lama, suara tawa terdengar dari kamar mereka membuat semua orang bernapas lega..Dua pria yang telah lama tidak bertemu itu saling duduk berhadapan."Sekarang kita menjadi besan, Bim," ucap lelaki yang lebih tua satunya."Saya tidak menyangka, kita akan di pertemukan lagi dalam keadaan seperti ini." Bima tersenyum hangat."Bima … atas nama keluarga Mahendra, aku meminta maaf padamu yang dalam atas semua yang

  • Istri Palsu sang Milyarder   99. Semakin parah

    "Apa yang akan kita lakukan dengan mayat mereka?" Wajah Kaindra gusar dan cemas menatap mayat Davin dan Gurat.Elmer hampir saja membunuh Vena meski sudah di halangi oleh Lena. Doni segera menyuntikkan lagi obat padanya. Sedangkan Lena, wanita itu akhirnya jatuh tak sadarkan diri bersama Vena. Suara tangisan bayi mengagetkan mereka. Kai beranjak dari duduknya masuk ke dalam kamar dan menggendong bayi Vena."Sepertinya dia kelaparan, Tuan," ujar Tony. Pria setia itu segera membuatkan susu dalam botol dan segera memberian pada Kai. "Kasihan kamu, Nak. Sekarang kamu menjadi yatim," lirihnya sambil meminumkan susu pada bayi Kevin."Kita kuburkan mereka semua di belakang. Dan kamu Doni. Urus rumah ini agar menjadi milikku. Cari bagaimana caranya meski pemiliknya telah tewas," perintah Tuan Dhanu.Jimmy dan Randy segera memerintahkan para anak buahnya untuk menggali tanah di pekarangan belakang."Tuan, di belakang ada makam Sonya," lirih Jimmy membuatnya terhenyak.Gegas, pria paruh baya i

  • Istri Palsu sang Milyarder   98. Tragedi berdarah lagi

    Setelah pintu terbuka, mereka masuk ke dalam sebuah halaman belakang yang lumayan luas. "Ini makamnya, Tuan." Randy menunjuk sebuah makam dengan sebuah penanda dari kayu bernama Sonya Verawati.Elmer berdiri dengan ekspresi dingin menatap makam itu."Seharusnya malam itu … aku langsung membunuhmu, dan bukan Vella. Sayang … akhirnya kamu membusuk di dalam sana, bukan berakhir dari tanganku."Kemudian ia menoleh ke arah rumah yang terang dan terdengar suara gelak tawa di dalamnya."Tenyata benar, mereka semua di sini." Elmer mendesis dengan mata berkilat kejam.Randy meneguk ludahnya getir. Ia segera mempersiapkan senjatanya untuk kemungkinan paling terburuk.."Lihatlah keluarga suamimu, Lena. Mereka tidak mau memberikan apa yang kami minta. Mereka lebih memilih melihatmu mati daripada melepas aset mereka." Vena tergelak bersama Angga."Nyawamu ternyata tidak ada harganya bagi si psikopat itu. Kamu sungguh bodoh … adikku sayang," ujar Angga menyorot nya nyalang.Alena hanya diam tak b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status