Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 17Tok … tok … tok ….Pertengkaran mereka terhenti saat suara ketukan pintu terdengar. Farhan memperingati Marissa jika pembicaraan mereka belum selesai."Han, bisa kita bicara?" tanya Bayu saat pintu kamar itu terbuka."Bisa, Bang."Bayu yang baru saja pulang dari luar kota bahkan tidak sempat untuk berganti pakaian. Saat diperjalanan pulang Farida menghubunginya dan meminta agar Bayu mengeluarkan Farhan dari rumah mereka. Meskipun ragu, Bayu meminta dengan halus agar Farhan meninggalkan rumah itu. Tanpa sepengetahuan Farida, Bayu memberikan sejumlah uang yang bisa dipakai Farhan untuk mencari tempat tinggal dan usaha."Bawa ini, tapi tolong jangan katakan ini pada kakak kamu, ya. Kamu ngerti 'kan, Abang bukannya nggak suka tapi Farida nggak tenang kalau kalian disini," jelas Bayu."Iya, Bang. Aku ngerti kok, tapi aku nggak bisa terima ini," tolak Farhan, ia merasa tidak enak terus membebani Bayu. Farhan akan berusaha sendiri untuk bisa hidup
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 18"Katakan dimana kau melaporkan kasus pencurian itu?""Kenapa tiba-tiba tanyain itu, Mas?" tanya Marissa heran."Jawab saja di mana kau laporkan kasusnya?!" bentak Farhan.Karena takut melihat Farhan yang marah besar akhirnya Marissa buka suara, ia bahkan gemetar karena baru pertama kali melihat Farhan semarah ini. Semenjak menikah dengan Marissa lelaki itu memang menjadi pemarah, ia seperti itu bukan tanpa sebab melainkan karena Marissa sendiri yang menyulut emosi Farhan. Dengan menggunakan motor milik anak lelaki Sinta, Farhan pergi ke tempat yang disebutkan oleh Marissa. Sampai disana Farhan kaget saat pihak kepolisian mengatakan jika tidak ada yang melaporkan kasus pencurian di hari yang disebutkannya, bahkan setelah Farhan menyebutkan nama pelapor polisi itu tetap yakin bahkan berkali-kali melihat laporan tapi tidak ada nama Marissa disana. Kemarah Farhan semakin memuncak, ia tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Marissa."Kamu dari
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 19Malam itu juga Farhan menemui Juna. Meninggalkan Marissa yang dititipkan pada suster yang menjaganya. Tawaran yang menggiurkan tidak mungkin ditolak meskipun dalam hatinya Farhan bertanya-tanya mengenai pekerjaan yang ditawarkan."Udah lama, Bro?" sapa Juna yang baru saja datang."Nggak, baru aja kok," jawab Farhan."Ini buat percobaan dulu, kalau lo emang minat bisa lanjut," jelas Juna.Mereka berunding mengenai pekerjaan itu, awalnya Farhan mengira jika pekerjaan itu adalah sesuatu yang beresiko tapi ternyata jauh dari perkiraannya."Gue bayanginnya aja ngeri, Jun," seru Farhan."Ya, kalau lo nggak mau nggak usah. Gue nggak maksa tapi gue belum bisa pinjemin duit kalau sekarang," jelas Juna.Meskipun ragu akhirnya Farhan menerima, tidak ada cara lain yang bisa dilakukan. Demi Marissa, ia juga harus mencari tempat tinggal secepatnya. Juna sudah memberikan alamat agar Farhan bisa langsung datang kesana. Kartu nama juga diberikan oleh Juna a
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 20"Tapi Jodi akan berpikir dua kali saat tahu statusku," tutur Alia.Alia merasa dirinya tidak pantas, apalagi jika bersanding dengan Jodi sang lelaki idaman kaum hawa. Siapa yang tidak ingin menjadi pasangan seorang Jodi yang tampan menawan dan mapan. Memiliki popularitas, bahkan di usianya yang masih muda ia sudah memiliki banyak properti dan investasi dimana-mana. Dan hanya Alia yang berani menolak Jodi karena takut membuat lelaki itu kecewa saat tahu statusnya."Jangan pesimis dulu, Al. Bisa jadi itu cuman ketakutan kamu aja."Dinda mencoba meyakinkan agar Alia tidak merasa rendah diri. Status janda bukanlah sesuatu yang hina apalagi Alia berpisah karena kesalahan dari Farhan bukan kesalahannya. Alia adalah wanita idaman karena ia bahkan berhasil untuk bertahan dalam keadaan sulit di pernikahan pertamanya."Tetap aja, Din. Aku nggak mau berekspektasi terlalu tinggi, takut kecewa," ujar Alia."Senyamannya kamu aja, Al. Tapi kalau kamu butu
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 21Alia yang sedang melakukan pemotretan beberapa kali mendengar ponselnya berdering tapi ia mencoba untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin. Saat selesai suara dering itu tidak terdengar lagi. Alia langsung merogoh benda pilih itu dari dalam tasnya."Tante Sinta," gumam Alia.Ia langsung menelpon balik Sinta karena takut jika ada sesuatu yang penting. Ternyata Sinta menanyakan mengenai omongan ibu-ibu komplek yang mengatakan jika mereka melihat Alia membintangi sebuah iklan. Dengan malu-malu Alia mengakuinya, ia tidak mungkin menyembunyikan selamanya pekerjaan yang kini digelutinya."Tante ikut seneng sama pencapaian kamu, Al. Semoga rezeki kamu lancar, ya. Tante juga berharap kamu bisa bahagia," ujar Sinta dari balik telepon."Iya, Tan. Terimakasih," balas Alia lalu sambungan telepon itu terputus."Telepon penting kah, Al? Soalnya dari tadi bunyi terus," tanya Ratna."Bukan kok, Mbak. Tanteku cuman nanyain soal kerjaan aku
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 22"Nggak usah, Bang. Aku bisa pulang sendiri kok," tolak Alia."Tenang, Bang. Saya bakalan antar Alia pulang sampai depan rumahnya," timpal Jodi lalu menyusul Alia yang sudah lebih dulu keluar. Meninggalkan Farhan yang terbakar cemburu, ia bahkan menatap sengit Jodi yang sempat berbalik dan menatapnya."Nona, ayo aku antar pulang. Aku 'kan yang ngajak kamu ke sini, aku juga yang harus anterin kamu pulang," seru Jodi sambil membukakan pintu mobil untuk Alia."Nggak ngerepotin?" tanya Alia ragu."Nggak ada kata repot kalau buat Tuan Putri," sahut Jodi dengan senyumnya yang menawan.Dari dalam Farhan masih memantau, tangan lelaki itu bahkan mengepal mengadakan ia sedang menahan amarah. Seharusnya ia tidak peduli jika Alia dekat dengan lelaki manapun karena mereka tidak memiliki hubungan apapun lagi. Farhan juga tidak berhak tahu mengenai kegiatan Alia. Saat tiada baru terasa, itulah yang dirasakan Farhan. Ia memang menyesal karena dengan mudahny
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 23"Mas, kamu mau kemana lagi? Baru aja pulang kok mau pergi lagi," seru Marissa saat melihat Farhan akan keluar. Baru saja satu jam Farhan pulang dan membawakan makanan kini lelaki itu akan pergi lagi.Marissa merasa tidak diperhatikan, ia butuh perhatian lebih saat kondisinya seperti ini. Apalagi ia masih belum rela kala mengingat bayi yang sudah lima bulan dalam kandungannya harus pergi dengan begitu cepat."Aku mau kerja, kalau aku nggak kerja kita mau makan pake apa?" sahut Farhan."Emang kamu kerja apa sih? Tengah malam gini masih keluyuran, kamu juga dapet uang banyak," tanya Marissa penasaran."Baik-baik di rumah, kalau ada apa-apa langsung kabari." Farhan mengalihkan pembicaraan lalu keluar dari rumah meninggalkan Marissa yang mengerut kesal karena Farhan terlihat tidak peduli.Baru saja tangan Farhan menutup pintu dari luar, ponselnya berdering. Ia langsung berjalan menjauh dan mengangkat telepon itu."Halo ….""Kamu dimana? Saya uda
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 24"Mbak kenapa repot-repot segala bawa makanan," tutur Alia saat Farida datang membawakan makanan kesukaannya."Nggak repot kok, yang bikin 'kan Mbok Nah," sahut Farida sambil tertawa."Dedek Syafiq." Alia kini beralih menatap bayi di gendongan Farida dan membawa ke dalam dekapannya. Dari dulu ia memang mendambakan kehadiran malaikat kecil dalam keluarganya. Namun Tuhan punya rencana lain, mungkin jika ia memiliki anak dari Farhan yang akan menjadi korban perceraian tidak hanya dirinya tapi anak mereka juga."Ibu sama Bapak dimana, Al?" "Ada di toko, Mbak. Mereka itu paling nggak bisa kalau disuruh istirahat, katanya bosen kalau diem doang di rumah," terang Alia.Farida menitipkan anaknya sebentar, ia akan pergi untuk membeli diaper karena lupa memasukkannya tadi. Farida sengaja pergi hanya diantarkan supir, baby sitter Syafiq diam di rumah menamani Mbok Nah. Benda pipih di atas meja milik Alia itu berdering karena ada panggilan video masuk