Untuk pertama kalinya, semenjak dia tahu bahwa Camila Reyes yang telah menjadi istrinya itu meninggal dunia karena terjatuh ke jurang pada malam nahas usai pernikahan mereka, Joseph benar-benar melihat wajah Camila dalam keadaan sepenuhnya sadar. Pria itu benar-benar syok, dan sangat yakin jika dia tidak akan salah mengenali wajah wanita yang sangat dia cintai itu.“Camila?” Nama itu terucap liirh.Jill seketika berpaling pada Joseph. Dia bahkan bisa melihat bibir pria itu bergetar usai menyebut nama sang istri yang diketahui telah meninggal hampir satu tahun yang lalu. Namun, belum sempat Jill bertanya, Joseph lebih dulu mengerang kesakitan karena gelang metal di tangannya telah bereaksi.“Hunter!” Jill menatap khawatir pada Joseph yang bergerak tak terkendali karena gelombang kejut yang memberikan efek seperti tersengat arus listrik.Antara ingin membantu Joseph dan mengejar Alexander Pierce, Jill merasa bimbang. Di depan sana, mobil Alexander mulai bergerak meninggalkan lokasi. Nam
Tidak tahu apa yang membuat Dreyfus tampak begitu marah, Jill segera melangkah mengikuti pria tersebut. Derap langkah yang saling bersahutan menggema di selasar. Jill mengekor di belakang bersama para bodyguard yang mengawal Dreyfus. Terus melangkah lebar dan cepat tanpa sepatah kata yang terucap.Ruang kerja pemimpin Cernicero adalah tujuannya. Dreyfus membuka pintu dengan kasar hingga membuat dinding di sekitar bergetar, bahkan bisa dibilang setengah mendobraknya. Dan Jill hanya bisa terus mengekor di belakang pria berjambang itu tanpa bantahan.“Tutup pintunya!” perintah Dreyfus sejak dia memasuki ruangan. Meski tanpa perintah sekalipun, para bodyguard itu juga selalu menutup kembali pintu ruangan tersebut.Memutari meja, pemimpin Carnicero tersebut lantas menarik kursi kebesarannya dan mengempaskan tubuh dengan kasar di sana. Mengangkat pandangan pada Jill sekilas lalu kembali membuang pandangan.“Duduklah!” titah Dreyfus.Menurut, Jill lantas duduk di kursi yang ada di depan meja
Mana mungkin ada dua wajah yang terlihat sama persis? Bahkan dua orang yang kembar identik pun pasti memiliki perbedaan fitur wajah yang bisa dilihat dengan jelas jika keduanya disandingkan.“Camila Reyes sudah mati. Tidak mungkin wanita itu berada di dalam mobil Julian Blight.” Dreyfus berpaling pada gladiatornya. “Apa kau yakin dengan yang kau lihat?” tanyanya memastikan.“Aku tahu apa yang kulihat, Drey. Dan kurasa Hunter tidak akan salah mengenali istrinya,” jawab Jill dengan sebuah rasa yang diam-diam menusuk di dalam dadanya.Ah, tentu saja!Ketertarikan Jill terhadap Joseph bukanlah sebuah kebohongan. Ketika sosok Camila Reyes melintas dalam pandangan, sudah pasti wanita itu merasakan kegusaran. Kendati sudah berusaha menekannya dengan kuat, nyatanya Jill masih merasakan nyeri yang mengiris hati.Mendengar berita ini, amarah Dreyfus terhadap pemerintah seolah terlupakan begitu saja. Pria itu menaruh rasa penasaran dan ketertarikan untuk mengulik berita yang baru saja disampaika
Dalam posisinya yang bertekuk lutut, nyali Joseph sama sekali tak terlihat surut. Kendati pria itu menahan sakit yang amat menyiksa, nyatanya hal itu tak dapat menundukkan raga. Joseph masih bertahan dengan segala sakit yang dirasa. Karena sakit itu sama sekali tak sebanding dengan sakit yang dia derita selama hampir satu tahun hidup tanpa Camila.Lantas, ketika sang istri muncul di hadapan, siapa orang yang pantas untuk dicurigai jika bukan pemimpin Carnicero tersebut?“Aku tidak peduli dengan tawaran busukmu!” Joseph mengumpat berkali-kali hanya untuk mengeluarkan isi hatinya yang bergitu mendesak.“Apa kau sungguh ingin aku manaikkan kekuatannya?” ancam Dreyfus dengan sebuah benda yang disinyalir sebagai pengendali gelang metal di pergelangan tangan Joseph.“Lakukan saja!” desis Joseph, antara menahan sakit dan amarah yang sama besar.“Seperti yang kau minta, Hunter,” balas Dreyfus.Sudut bibir pemimpin Carnicero itu terangkat, membentuk sebuah seringai. Lantas, jemarinya pun berge
Dreyfus sudah mempertimbangkan keputusannya dengan baik. Joseph hanya membutuhkan motivasi yang lebih besar untuk dapat merilis semua kemampuan yang dia miliki. Pemimpin Carnicero itu tahu, Joseph akan menjadi gladiator yang sangat berbahaya dengan motivasi yang tepat. Dan sekarang adalah saat untuk mengeluarkan monster di dalam diri gladiator pembangkangnya itu.Entah suatu kebetulan atau mungkin Tuhan hanya sedang berbaik hati membrikan jalan. Di saat pemerintah terus mendesak dengan ancaman akan mengekspose Carnicero sebagai organisasi berbahaya yang mengancam negara, sosok wanita yang dikatakan memiliki wajah sangat mirip dengan istri Joseph pun muncul. Bukankah ini terlalu indah untuk dikatakan sebuah kebetulan?Demi Camila, Joseph rela melakukan apa saja. Sekalipun harus menukar nyawa, Joseph akan melakukannya. Dan kini, sebuah tawaran dihadapkan pada pria itu. Dia pun sadar jika dia tidak akan bisa mengalahkan Dreyfus tanpa power dan strategi. Pun begitu untuk menghadapi Julian
Semakin cepat tugas itu diselesaikan, maka akan semakin cepat pula Joseph bertemu Camila. Melakukan apa yang diminta oleh Dreyfus, bukan karena pengabdiannya terhadap organisasi pemusnah itu, melainkan karena misi pribadi untuk mendapatkan sang istri kembali.“Aku akan melakukan apa pun untuk membawamu kembali, Camila. Aku berjanji, kita akan bersama lagi,” ucap Joseph dengan lirih sembari menggenggam cincin pernikahannya.Joseph masih ingat betul dengan sumpahnya terhadap sang istri pada saat mereka baru saja menikah. Tentunya sebelum kejadian nahas itu terjadi. Joseph telah bersumpah bahwa dia akan menjaga Camila dengan jiwa dan raganya.“Mereka bergerak,” ujar Jill yang berjalan menghampiri Joseph di salah satu bangku taman, tempat Joseph menunggu wanita itu.Joseph menegakkan punggung, berpaling pada Jill lalu bertanya, “Berapa banyak yang bersama Pierce?”“Aku melihat ada empat orang,” jawab Jill.“Bagaimana dengan penjagaannya?” Joseph bangkit dan memutar badan menghadap sang re
Tentu saja. Jika bukan karena Camila, Joseph tentu tak akan bisa melenggang dengan bebas melewati petugas keamanan yang ada di pintu lobi. Ini memang bukan kali pertama Joseph menyambangi hotel tersebut. Bahkan bisa dikatakan Joseph sering menyelinap masuk ke hotel itu untuk bertemu dengan Camila. Sehingga petugas keamanan di sana tidak mengenali dirinya.Ada satu ruangan di Golden Empire yang terhubung dengan gudang penyimpanan bahan makanan. Mereka memang tidak akan bisa melewati bagian dapur untuk menuju gudang penyimpanan tersebut, karena penjagaan di dapur pun tak kalah ketat. Akan tetapi, Joseph tahu melalui jalur mana dia bisa membawa Jill menuju ruangan tersebut.“Ikuti aku!” kata Joseph seraya menelengkan kepala, menuju sebuah lorong yang ada di samping lift barang.“Kau yakin kita akan pergi ke sana?” Jill mengerutkan kening, tampak tak begitu yakin karena lorong itu cukup ramai dilalui oleh para petugas hotel di bagian kebersihan.“Ada jalan lain, tapi kau harus keluar lebi
“Ahahahaha ….” Jill tertawa setelah beberapa saat hanya diam dan saling berpandangan dengan Joseph. “Kau serius sekali, Hunter!” imbuhnya dengan sisa tawa yang masih terdengar.Joseph memalingkan wajah sambil menjilat sudut bibir. Kemudian dia kembali melihat pada Jill dan berkata, “Aku serius dengan apa yang kukatakan. Keluar dari sana dan temukan kebahagiaanmu!”Jill menggeleng pelan. “Carnicero adalah keluargaku. Aku menikmati setiap tantangan yang membuat adrenalinku meningkat. Aku menikmati setiap bahaya yang setiap saat mengincar. Dan ya, aku bahagia di sana,” seloroh Jill. “Jadi … terima kasih untuk nasihatnya.”Akting Jill memang sudah tidak diragukan lagi. Jika dia ingin Joseph mengira yang dia ucapkan itu benar, maka di mata pria itu semua yang dikatakan Jill adalah kebenaran. Sekalipun Jill merasa seperti sedang menelan panah api di setiap abjad yang keluar dari mulutnya untuk meyakinkan Joseph.“Oh, mereka keluar!” seru Jill, merasa terselamatkan dari topik pembicaraan sen