Share

Pemula Untuk Pemula, Menengah Untuk Menengah

Abimana berlari kencang ke arah balai desa. Ia yakin sudah terlambat dari janji temunya bersama dua temannya. Tapi ia tidak begitu khawatir karena ia baru saja menyelamatkan seseorang. Perasaannya sangat bagus sekarang. 

 "Aku tidak sabar memberitahunya kepada Sekar. Ia pasti sangat bangga kepadaku," gumam Abimana sendiri sambil berlari. 

 Beberapa saat kemudian, akhirnya Abimana sampai di balai desa. Seperti biasa suasananya ramai diisi oleh pendekar yang hendak mengambil misi atau pun melaporkan misi. Mata Abimana mencari ke segala arah, hingga akhirnya ia mendapati dua temannya ternyata sudah menunggu dengan kesal di luar balai desa.

 "Abimana! Kemana saja kau! Beraninya kau membuat kami menunggu!" jerit Sekar. Ia adalah pendekar perempuan yang mempunyai kemampuan pengobatan. Rambutnya panjang sepundak ia ikat satu, kulitnya putih bersih. Bagi Abimana ia adalah gadis tercantik di Desa Asoka. 

 "Hehe maaf Sekar yang cantik. Aku tadi ada sedikit urusan, tapi akan aku ceritakan. Jadi beberapa saat yang lalu...."

 "Hey Abimana, bagus sekali. Sering-sering saja terlambat seperti ini sehingga aku bisa berduaan dengan Giri," bisik Sekar langsung tanpa memperdulikan penjelasan Abimana. Padahal sebelumnya ia terlihat sangat kesal dengan Abimana. Sekar memang seorang gadis berwajah dua, sulit menebak bagaimana sifat aslinya. Tapi sepengetahuan Abimana, Giri adalah segalanya bagi Sekar. 

 "Ah Sekarku, selalu aja Giri," balas Abimana lemas. 

 "Kau selalu saja berulah Abimana," ucap Giri dingin yang dari tadi ada disana. 

 "Hey aku tidak memintamu menungguku!"

 "Kau ini sudah berulah, sekarang malah bertingkah!" balas Giri geram. 

 "Aku bisa mengambil misi sendiri! Aku juga bisa menyelesaikan misi sendiri!" 

 Peletak! Kepala Abimana kemudian menjadi hangat setelah Sekar akhirnya memukul kepalanya. 

 "Abimana bodoh! Apa kau lupa tentang peraturan pendekar pemula seperti kita hah!" bentak Sekar. 

 Abimana langsung terdiam tidak ingin membuat Sekar lebih marah lagi. Ia tidak takut dengan bandit seperti apapun, tapi entah kenapa ia sangat takut ketika melihat Sekar marah. 

 "Giri, jangan pedulikan anak bodoh ini. Ayo kita masuk ke dalam mengambil misi," ucap Sekar kemudian dengan nada yang sangat lembut. Berbeda sekali dengan nadanya saat berbicara dengan Abimana. 

 Giri tidak memperdulikan ucapan Sekar. Ia berjalan santai masuk duluan ke balai desa. Baginya Sekar itu sama saja seperti Abimana. Orang-orang menyebalkan yang mengganggu ketentraman hidupnya. 

 "Ah Giri, lagi-lagi kau sangat dingin kepadaku," gumam Sekar. 

 Giri adalah pendekar sempurna dari Desa Asoka. Ia memiliki paras tampan, rambutnya hitam menutupi leher. Ketika masih belajar di perguruan silat ia adalah murid paling tinggi nilai kelulusannya.

Semua perempuan jatuh hati kepadanya termasuk Sekar, tidak peduli sedingin apa sikapnya. Justru itu yang membuat dirinya semakin menarik di mata perempuan. Abimana dan Sekar pun kemudian mengikuti Giri masuk ke balai desa. Mereka bertiga adalah regu satu pendekar pemula, dengan Giri pemimpinnya. 

Seperti yang sempat dijelaskan Sekar. Untuk menjalankan misi, pendekar pemula harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh Kerajaan Geni. Bahkan konon katanya peraturan ini juga diterapkan oleh empat kerajaan lainnya yang mempunyai desa pendekar di kekuasaannya. 

 Pendekar pemula harus mengerjakan misi secara beregu, yang dimana dalam satu regu terdiri dari tiga orang pendekar. Setiap regu anggotanya ditentukan langsung oleh kepala desa, yang dimana adalah pendekar terkuat di desa. Hal ini untuk meminimalisir kematian pendekar pemula.

 Biasanya dalam satu regu akan dimasukkan tiga orang pendekar dengan kemampuan berbeda agar bisa saling melengkapi. Seperti halnya Giri, pendekar dengan nilai tertinggi di pasangkan dengan Abimana, pendekar nilai terendah. Kemudian ditambah Sekar, yang memiliki kemampuan pengobatan.

 Dalam dunia pendekar juga sudah ditetapkan secara turun menurun bahkan sejak era kerajaan. Pendekar dibagi menjadi tiga tingkat. Pendekar pemula sebagai tingkat terendah, para pendekar yang baru saja lulus dari perguruan.

Kemudian di atasnya, terdapat pendekar menengah. Dan di atasnya lagi pendekar tingkat tinggi. 

Begitupun misi, terdapat tiga tingkatan sama seperti tingkat pendekar. Pemula, menengah, tinggi. Misi akan diberikan sesuai tingkatan pendekarnya. 

Setelah mengantri cukup lama, akhirnya Regu 1 itu pun sampai di depan ruang kepala desa. 

"Gara-gara kau kita mengantri cukup lama untuk mengambil misi. Dan Abimana tolong jangan membuat kami malu nanti!" gerutu Sekar sebelum mereka masuk ke ruangan.

Regu 1 berdiri menghadap kepala desa yang duduk dengan meja penuh dengan gulungan dan kertas. Di kanan kirinya terdapat dua pendekar berpakaian biru tua mereka adalah pendekar tingkat tinggi yang bertugas mengawal kepala desa.

"Kakek Tua! Jangan berikan kami tugas rendahan lagi. Berikan regu kami tugas yang sedikit berbahaya agar kami cepat menjadi kuat!" teriak Abimana. Langsung saja Sekar dan Giri tertunduk malu, dalam hati ingin rasanya mereka menghajar Abimana saat itu. Tapi mereka harus tetap bersikap sopan di depan kepala desa. 

 Urat-urat leher dua pendekar yang mengawal kepala desa pun langsung menegang karena tingkah Abimana. 

 "Abimana ini sudah sekian sekalinya kau berteriak di ruangan ini dan bertingkah tidak sopan kepada kepala desa dengan menyebutnya Kakek Tua. Apa kau ingin aku penggal hah!" ancam Djani, pengawal yang berdiri di sebelah kanan. 

 Sementara Zali, pengawal yang berdiri di sebelah kiri walau tampak diam sebenarnya tangannya sudah menggapai pedang yang ia sangkutkan di punggung. 

 Melihat Djani dan Zali yang terlihat tidak main-main, Abimana langsung mati kutu. Ia tahu betul kenapa seorang pendekar disebut sebagai pendekar tingkat tinggi. Ia tidak ingin mati sekarang karena cita-citanya menjadi Raja belum tergapai. 

 "Hey sudah-sudah...," celetuk Batara Hardiyanta, Kepala Desa Asoka. Ia berusaha menenangkan dua pengawalnya. Seperti biasa, pria berumur 40 tahunan itu selalu sabar dan bijaksana. 

 "Ia hanya pemuda yang sedang semangat-semangatnya," ujar Batara kemudian. 

 "Tapi anak itu sudah keterlaluan Raden. Ia berteriak dan menyebut anda kakek tua!" balas Djani. 

 "Hey Djani, barusan kau juga berteriak di ruangan ini dan menyebut aku Kakek Tua. Dua kali malah."

 Djani langsung pucat setelah mendapatkan sindiran halus dari Batara. Ia yang malu langsung meminta maaf dengan sedikit menundukkan kepala kemudian mundur kembali ke posisinya. 

 "Regu 1, kalian akan mendapatkan misi tingkat pemula. Sepertinya aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar mengapa," ucap Batara kepada tiga orang pendekar di depannya. Abimana terlihat sangat kesal lagi-lagi mereka akan mendapatkan misi yang sangat ringan. 

 Batara memilah-milah sebuah gulungan, misi mana yang cocok diberikan kepada Regu 1. 

 "Raden Batara," celetuk Giri tiba-tiba. Sontak saja Batara menghentikan kegiatannya sejenak, tidak biasanya Giri berbicara. Jadi ketika Giri bicara pastilah itu sangat penting menurutnya.

 "Ada apa Giri?" Sementara Abimana dan Sekar tampak bingung, apa yang diinginkan Giri sebenarnya. 

"Raden, izinkan kami mendapatkan misi setidaknya tingkat menengah kali ini. Kami akan membuktikan bahwa kami bisa di tingkat itu walau kami masih pendekar tingkat pemula," ujar Giri kemudian.

Sebenarnya Giri juga bosan ketika mendapatkan misi tingkat pemula yang biasanya berupa membantu pekerjaan ringan dan remeh. Seperti mencari hewan hilang, membantu pekerjaan peternakan, atau menjaga rumah. Jika pun bertemu musuh mereka hanya bertemu dengan para berandal dengan kemampuan silat dan kanuragan yang sangat rendah. 

Batara tersenyum mendengar ucapan Giri. Abimana dan Sekar tampak terkejut dengan ucapan Giri. 

'Giri, kau selalu bertindak seperti pria tampan!' Sekar membatin. 

"Giri, kau terkenal sebagai pendekar yang pintar dan bijak. Ada apa denganmu hari ini?" celetuk Djani. 

"Maafkan kelancanganku Kakanda Djani. Sebenarnya aku juga tidak ingin mengatakan ini, tapi bukankah dari semua regu pendekar pemula yang terdapat di Desa Asoka.

Regu 1 lah yang paling banyak menyelesaikan misi. Bahkan kami menyelesaikan semua misi nyaris sempurna. Tidak pernah sekali pun kami luka berat sepulang dari misi. Bukankah ini berarti kami sudah setara dengan Pendekar Menengah?"

 Semua kembali terkejut karena ucapan pintar dari Giri. Walau Abimana membencinya, ia sangat senang Giri sekarang memihak kepadanya. 

 "Berikan saja mereka misi tingkat menengah wahai Raden. Agar mereka tidak besar cakap lagi selanjutnya. Jika mereka berhasil kembali, mereka pasti kembali ke desa dengan salah satu organ tubuh mereka hilang," ujar Zali dingin. 

 Batara mengangguk-angguk, sepertinya ia sudah tahu harus memberikan misi apa kepada Regu 1. 

 "Maaf Giri, permintaanmu aku tolak juga. Kalian tetap mendapatkan misi tingkat pemula."

 Ketiga orang itu langsung kaget sembari sedikit kesal. Djani dan Zali tersenyum puas. 

 "Tugas kalian kali ini adalah membersihkan rumput di halaman rumah milik seorang bangsawan Kerajaan Geni," tambah Batara. 

Ketiga orang itu tambah kaget bukan main mendengar tugasnya sambil mengepal keras tangan mereka.

'Dasar Kakek Tua!' batin mereka serentak kepada Batara. 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Naffy
bikin males baca, bikin cerita yg kreatif dikit lah, masa jadi penulis tapi njiplak hasil karya orang lain, PLAGIAT!!!
goodnovel comment avatar
Naffy
ceritanya mirip Naruto, agak mirip dikit sih gpp, tapi ini mirip bgt, dua tmnnya ini pasti Sasuke dan sakura plagiat!!!
goodnovel comment avatar
Edison188611
iya ya,haha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status