Share

Pangeran yang Menundukkan Kepalanya

Batara tahu betul kenapa Giri sangat ingin menjalankan misi tingkat menengah. Ia tahu, Giri juga berambisi untuk menjadi jauh lebih kuat. Tapi tidak seperti Abimana, yang berambisi menjadi Raja. Giri berambisi jauh lebih kuat hanya sekedar balas dendam. 

Giri Mahasura, berasal dari keluarga yang disegani Desa Asoka. Tapi malangnya kini hanya ia sendirilah satu-satunya orang yang berasal dari keluarga Mahasura. 

Beberapa tahun yang lalu, seluruh garis keturunan Mahasura dibantai oleh seorang yang tidak dikenal, termasuk ayah dan ibu Giri. Giri satu-satunya Mahasura yang selamat atas insiden tersebut karena saat itu ia sedang berlatih di hutan selepas belajar dari perguruan. 

Sejak saat itu Giri bersumpah akan mencari pelaku atas pembantaian itu. Tapi Giri yang pintar tahu, mereka yang telah membantai keluarga Mahasura pastilah memiliki kekuatan yang sangat besar. Karena Mahasura terpandang bukan sekedar terpandang. Mahasura adalah salah satu keluarga terkuat di Desa Asoka. Tidak heran Giri sangat pintar dan berkemampuan, memang seperti itulah ciri khas seorang Mahasura. Tapi ia sadar belum cukup kuat untuk segera membalas dendam.

Batara tahu, Giri belum cukup kuat walau ia diakui pendekar terkuat dikalangan pendekar pemula. Teman seregunya Abimana, adalah pendekar terlemah dikalangan pendekar pemula. Tentu tidak akan banyak membantu. Sekar pun ingin mengambil misi tingkat menengah bukan karena ingin, ia hanya ikut kemana pun Giri pergi walau itu ke meloncat ke jurang. 

Daripada saling melengkapi, Regu 1 sebenarnya adalah regu yang membebani Giri. Oleh karena itu Batara tidak akan memberikan mereka misi tingkat menengah sebelum waktunya. Ia tidak ingin kehilangan satu-satunya Mahasura tersisa. 

Giri dengan perasaan masih kesal berjalan mendekati meja Batara untuk mengambil gulungan misi yang baru saja dibacakan kepada mereka. Tapi tiba-tiba ruangan Batara tersebut dimasuki sekelompok orang. 

Batara melihat siapa gerangan yang masuk. Ia tahu betul siapa yang baru saja datang segera ia keluar dari mejanya dan berlutut di lantai lalu diikuti dua pengawalnya. 

Seluruh ruangan berlutut kepada seorang yang baru saja datang kecuali seorang, Abimana Yasa. Ia sendiri juga belum menyadari satu ruangan termasuk Batara telah berlutut. Abimana masih terkejut dengan sosok yang datang, karena wajahnya tidak asing baginya. 

"Kau...?" gumam Abimana. 

"Hey bodoh! Kenapa kau tidak berlutut?" bisik Sekar. 

"Kenapa aku harus berlutut?" balas Abimana enteng. 

"Bodoh! Dia adalah Pangeran Jati Narapati. Putra mahkota Kerajaan Geni," tambah bisik Giri. 

"Eeeh? Pa.. pangeran? Putra Mahkota?" Abimana seolah tidak percaya. Karena orang yang mereka anggap Pangeran adalah orang yang sempat ia tolong saat perjalanan mau kemari. 

Jati tersenyum kepada Abimana. "Senang bertemu dengan kau lagi Tuan Pendekar," ucap Jati. 

Seluruh ruangan kaget, bagaimana bisa Jati seorang pangeran bisa mengenali Abimana, pendekar bodoh. 

Djani yang geram dengan Abimana sontak berdiri dan langsung menekan bahu Abimana dengan keras sehingga Abimana dibuat berlutut secara paksa. 

"Argh!" Abimana menyeri kesakitan. 

"Tuan Muda, saya sedikit terkejut anda tiba-tiba datang. Apakah ada sesuatu hal mendesak yang bisa saya bantu?" ucap Batara. 

"Berdirilah, tolong jangan perlakukan aku seolah aku adalah ayahku. Aku bukanlah Raja, aku hanya putranya," balas Jati. 

Dengan sedikit canggung seluruh orang di ruangan itu berdiri secara perlahan dengan perasaan sedikit canggung. 

"Haha kita bertemu lagi disini! Siapa yang menyangka ternyata kau juga seorang pangeran?" ucap Abimana dengan nada keras. 

Semua orang di sana melotot ke arah Abimana, tapi ia tidak peduli atau memang tidak mengerti isyarat dari mata yang menatap ke arahnya. Tapi Jati yang seharusnya marah karena diperlukan tidak sopan padahal ia pangeran hanya tersenyum kepada Abimana. 

Tidak lama kemudian, seorang pendekar tingkat menengah datang masuk ke ruangan tersebut dan menyerahkan sebuah gulungan penting berwarna merah api kepada Batara. Gulungan tersebut adalah gulungan resmi dari Kerajaan Geni. Batara tahu seberapa pentingnya gulungan tersebut, sehingga ia tidak menunda membukanya. Ternyata gulungan tersebut berisi permohonan Raja agar mengawal anaknya Jati saat hendak pulang ke Ibukota. 

Batara pun segera bertanya kepada Jati dengan sedikit panik. Kenapa ia tidak memberitahu kedatangannya, terlebih lagi ada apa dengan sekujur tubuhnya yang terdapat perban yang sepertinya baru dipasang. Di depan semua orang Jati pun menjelaskan,

Ternyata Jati telah sampai ke Desa Asoka sejak dua hari yang lalu untuk suatu urusan bisnis. Ia sengaja tidak memberitahukannya kepada Batara karena Jati tidak suka penyambutan yang berlebihan. Jati memang terkenal dengan kerendahan hatinya. Jati lebih memilih menginap di penginapan sederhana seolah hanya seorang pengembara biasa. 

Tapi Jati tidak tahu, ternyata ada orang yang mengincarnya. Seorang pendekar tingkat menengah yang terkenal sepak terjang kejahatannya. Pendekar Rantai Besi. Dari sepuluh prajurit yang ia bawa yang dimana adalah lima orang prajurit resmi Kerajaan Geni dan lima orang lagi pendekar bayaran yang diutus ayahnya. Tujuh orang mati dihabisi Pendekar Rantai Besi. 

"Lalu bagaimana kau bisa selamat Tuan? Dimana sekarang Pendekar Rantai Besi itu!" ucap Djani geram. 

Jati segera menatap ke arah Abimana. "Pria itu sudah tertangkap, semua karena atas bantuan Abimana, ia membantuku saat kupikir aku akan segera mati."

"Terimakasih Abimana, aku akan mengingat selalu jasamu," tambah Jati dengan sedikit menundukkan kepala kepada Abimana. 

"Haha aku hanya menjalankan tugasku sebagai pendekar hehe," balas Abimana cengengesan.

Semua orang yang ada di sana terkaget mendengar cerita Jati. Batara bertanya kepada pendekar menengah yang membawa gulungan. Pendekar itu mengangguk bahwa yang dikatakan Jati benar adanya. 

Giri terkaget, bukan Abimana yang berlutut dihadapan Pangeran. Tapi Pangeran yang menunduk untuk dirinya. Apa benar Abimana sekuat itu? Giri membatin. 

"Baiklah Tuan, aku akan mengutus pendekar tingkat tinggi untuk mengawal anda pulang," celetuk Batara memecahkan keheningan. 

"Tidak, tidak perlu Raden Batara. Kau tidak perlu mencari pendekar lain untuk mengawalku. Pendekar yang kau cari sudah ada disini," balas Jati melihat ke arah Abimana. 

Lagi-lagi semua terkejut dengan ucapan Jati. "Tapi Tuan, menurutku lebih aman jika anda dikawal oleh pendekar tingkat tinggi. Abimana mungkin beruntung saat mengalahkan Pendekar Rantai Besi. Ia pasti sudah kehabisan banyak tenaga kanuragan saat bertarung dengan para pengawal anda," ujar Zali. Batara dan Djani pun mengangguk setuju. 

"Bisa jadi, tapi aku tidak tahu mengapa. Aku merasa lebih aman jika dikawal oleh Abimana."

Batara beserta dua pengawalnya tidak tahu harus berkata apa lagi. Mereka menatap Abimana yang terus tertawa karena dipuji Jati. 

"Haha inilah aku, Pendekar Abimana yang menyelamatkan Pangeran haha."

"Djani, siapa pendekar tingkat tinggi yang tersedia sekarang?" bisik Batara. 

"Saya juga baru ingat Raden, seluruh pendekar tingkat tinggi sedang menjalankan misi. Hanya ada pendekar tingkat menengah saat ini yang tersedia," balas Djani. 

Batara sedikit mengerutkan dahinya. Akhirnya ia terpikir sebuah ide sembari berjalan ke arah mejanya. 

"Giri Mahasura, Abimana Yasa, Sekar Candani. Dengan ini kalian akan melakukan misi tingkat tinggi!"

Seluruh Regu 1 terkaget. Abimana berteriak kesenangan.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
naruto, sasuke, sakura. naruto = abimana, Sasuke = giri, dan sakura = sekar.
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
ini alur ceritax naruto bamget, trio naruto, sasuke dan sisuka. hehehe
goodnovel comment avatar
Bedu Ambbassador
dari awal ini alur sudah mirip seperti alurnya naruto,wkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status