“Aku akan mengikuti saranmu. Tapi kalau sampai kau mengkhianatiku, nyawa Marvin adalah bayarannya. Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisinya.”Persetujuan sekaligus ancaman Recky membuat Regita menelan ludah susah payah. Dia tahu Recky tidak pernah main-main dengan perkataannya. Pria itu bisa saja melakukan apa pun. Di satu sisi Regita merasa terbantu karena sekarang Recky berpihak padanya. Tapi di sisi lain dia juga merasa semakin terikat.Regita sadar diri bahwa dia tidak sepenuhnya sepaham dengan Recky. Bahkan diam-diam dia juga berniat mengkhianati Recky dan hanya memanfaatkan pria itu demi membongkar kebenaran Callista palsu. Entah bagaimana jadinya kalau sampai Recky tahu semua itu adalah permainan Regita.Regita tahu akibatnya pasti akan fatal. Tapi dia juga tidak punya pilihan lain. Bahkan Marvin tak mau mempercayainya hanya dengan bukti yang dia tunjukkan.Sementara waktu Regita tidak mau memikirkan konsekuensi buruknya terlebih dahulu. Kalau dia tidak punya keberanian
“Akui saja bahwa sebenarnya kau bukanlah Callista!”Regita mendesak Callista yang masih menunjukkan ekspresi kebingungan. Callista tidak menyangka bahwa Regita mendapatkan rekaman saat dia tidak sengaja mengakui identitasnya dan sudah memberitahu Marvin. Sayangnya, Marvin tidak percaya pada Regita dan hal itu menguntungkan posisi Callista.“Sudah cukup, Regita! Jangan mempermalukan dirimu sendiri. Kembalilah ke tempatmu dan duduk dengan tenang!” ujar Marvin tetap mengelak kebenaran.Regita heran sudah sejauh apa Callista mencuci otak Marvin hingga pria itu tidak bisa melihat kenyataan. Saat itu Callista masih bisa bersikap jumawa. Dia tetap merasa menang atas Regita karena Marvin lebih percaya padanya. Tapi sesaat kemudian, drama lebih lanjut kembali terjadi di tempat itu.“Semua yang dikatakan Regita itu benar, Marvin” timpal Carissa yang membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Carissa baru menunjukkan diri dari arah pintu.“Carissa? Kau di sini?” ujar Callista merasa terkejut
“Ya. Kau sangat bodoh hingga mudah terjebak dalam permainanku. Aku yang sudah merencanakan semua ini,” ujar Recky mengakui perbuatannya di hadapan semua orang.Pengakuan itu jelas mengejutkan Marvin. Tidak sampai di situ saja, Recky membeberkan bagaimana dia mengatur semuanya hingga membuat Marvin percaya. Dia juga membuktikan bahwa dia sudah merubah wajah asli Arabella menjadi mirip seperti Callista demi melancarkan rencananya. Marvin benar-benar tidak bisa berkata-kata.“Aku kasihan padamu. Kau sendirian, Marvin. Tidak ada yang mendukungmu. Bahkan orang-orang terdekat di sekitarmu diam-diam juga berpihak padaku dan mengkhianatimu,” imbuh Recky. Dia bermaksud untuk menyerang mental Marvin.“Siapa yang kau maksud?” tanya Marvin.“Andri,” jawab Recky membuat Marvin semakin terhenyak. Semua orang juga terkejut. Seketika itu juga tatapan Marvin tertuju pada asistennya yang sudah menundukkan kepala. Recky menceritakan bahwa semua rencana yang dia lakukan untuk menjebak Marvin juga tak l
Acara pernikahan itu berakhir kacau. Callista sudah diamankan. Regita dilarikan ke rumah sakit. Recky bebas begitu saja setelah mengakui kepemilikannya atas sebagian saham perusahaan Marvin. Sementara Marvin sendiri memilih mengurung diri di kamarnya.Semua fakta itu menjadi pukulan telak bagi Marvin. Dia disadarkan oleh kenyataan. Terlampau banyak kesalahan yang sudah dia lakukan. Dia tertipu terlalu banyak.Fakta tentang Callista palsu memaksa Marvin untuk menerima kenyataan bahwa istrinya memang sudah pergi sejak lima tahun lalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Dia benar-benar sudah kehilangan Callista sejak saat itu. Harapan yang sempat muncul kembali tercerai berai.Di lain sisi, dia juga merasa tidak enak pada keluarga Leonardo. Dia sudah menyakiti Regita atas semua perbuatannya. Dia juga sampai merusak kerja sama dan pertemanannya dengan Leonardo.Tapi dia juga tidak menyangka Regita tega bekerja sama dengan Recky untuk menguasai perusahaannya. Marvin merasa bimbang. Antara
Marvin belum juga datang ke kantor. Dia hanya terus mendapatkan informasi dari Andri terkait perkembangannya. Situasi kantor semakin hari semakin tak terkendali dalam kuasa Recky. Sambil lalu dia mencari cara agar menyingkirkan Recky. Dia banyak berkonsultasi dengan pakar bisnis maupun ahli hukum.Marvin sibuk mencari jalan keluar atas masalah yang terjadi pada perusahaannya. Dia juga menggunakan alasan itu untuk menunda menjenguk Regita di rumah sakit. Dia masih belum punya keberanian untuk menghadapi perempuan itu. Lebih tepatnya ia merasa sangat malu.Setelah sebelumnya Andri yang datang ke rumah Marvin, pada hari selanjutnya, Carissa yang bertamu ke sana. Gadis itu meminta maaf atas kebohongannya pada Marvin sekaligus pamit untuk benar-benar kembali ke Australia.“Sekarang tugasku di sini sudah selesai. Aku sudah menyingkirkan orang yang merusak nama baik kakakku dan mengambil keuntungan dari hal itu. Aku tidak punya urusan lagi di sini,” ujar Carissa.“Sampai kapan pun kau tetap
“Tidak! Aku tidak bisa memaafkanmu.”Jawaban Regita membuat Marvin cukup tercekat. Namun dia sadar diri bahwa kesalahan yang dia lakukan memang sangat besar. Wajar jika Regita tidak bisa dengan mudah memaafkannya begitu saja.“Jangan berpikir bahwa aku melakukan semuanya untukmu. Aku tidak menyingkirkan Callista dari hidupmu dengan tujuan agar aku bisa kembali lagi padamu,” ujar Regita menegaskan. Dia tidak ingin Marvin berpikir seperti itu setelah sempat mendengar obrolan Regita dengan Leonardo.“Kalau begitu katakan dengan jujur, Regita. Kenapa kamu melakukan semua itu untukku? Kenapa kamu menyelamatkanku dari jebakan Callista palsu itu?” tanya Marvin setengah mendesak. Dia benar-benar ingin tahu alasan Regita sebenarnya.“Aku tidak menyelamatkanmu. Aku juga mengkhianatimu dan membantu Recky untuk mendapatkan sebagian saham perusahaanmu,” elak Regita.“Aku sudah tahu semuanya, Regita. Carissa datang ke rumah dan berpamitan untuk kembali ke Australia. Dia menceritakan padaku bahwa re
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Regita akhirnya boleh pulang ke rumah. Lebih tepatnya, Leonardo sudah setuju agar dia istirahat di rumah saja. Itu pun karena Regita sudah merengek bosan terus berada di tempat itu.Leonardo yang menjemput Regita dan membawanya pulang. Baru sampai di depan pintu rumah, Regita langsung dibuat heran dengan kejutan yang dia dapatkan.“Selamat datang kembali di rumah.”“Marvin? Kenapa kau ada di sini?” ujar Regita saat mendapati Marvin menyambutnya.Pria itu membalas dengan tersenyum tanpa beban. Bahkan lebih anehnya lagi, Marvin menyodorkan buket bunga kepada Regita. Regita tampak kebingungan untuk menerima bunga itu. Marvin pun langsung meraih tangan Regita agar menerimanya.“Katakan apa yang kau lakukan di rumahku?” tanya Regita mengulangi.“Oh ya aku belum memberitahu kabar gembira padamu,” ujar Marvin membuat Regita mengerutkan kening. Dia masih menunggu Marvin melanjutkan kata-katanya.“Mulai sekarang aku akan tinggal di rumah ini.”“Apa
Semenjak Marvin tinggal di rumah itu, hari-hari Regita benar-benar berbeda. Dia sendiri merasa aneh karena setiap waktu pria itu menghujaninya dengan kasih sayang dan perhatian. Terkadang dia bertanya dalam hati apakah benar sosok itu adalah Marvin.Kehadiran Marvin dan Nathan membuat hidup Regita kembali indah. Apalagi setiap hari pekerjaan Marvin hanya mengurusi Regita. Marvin tidak pergi ke kantornya. Bahkan saat Regita mempertanyakan hal itu, Marvin justru menjawabnya dengan sesuatu yang membuat hati Regita langsung berbunga. “Bagaimana dengan kondisi perusahaanmu? Kau tampak tidak pernah ke kantor lagi. Apa kau langsung mengabaikannya begitu saja?” tanya Regita.Sejujurnya dia merasa bersalah telah menyebabkan sebagian saham perusahaan Marvin jatuh ke tangan Recky. Dia juga sudah mendengar kabar dari kakaknya bahwa sekarag Recky lah yang memegang kuasa atas perusahaan itu. Selain dengan alasan kepemilikan sebagian saham perusahaan, Recky juga menghasud para pemangku kepentingan