Share

Bab 18

"Adek gak papa?" tanya Zuhal.

Dea mengangguk. "Gak papa, Bang. Cuma pusing," katanya.

Zuhal menyuapkan nasi yang tadi disajikan oleh Mbah Yuli. "Makan dulu, Dek," kata Zuhal sembari mendekatkan sendok ke bibir Dea.

Dea membuka mulutnya dan memakan nasi itu. Setelah beberapa suapan, wajah Dea yang pucat berangsur membaik. Zuhal meminumkan air putih pada istrinya.

"Lain kali kita sarapan dulu, demi menghadapi situasi yang tidak diduga-duga," kata Zuhal.

"Tadi udah sarapan kue padahal, Bang," sahut Dea.

"Iya, tapi kayaknya kue aja gak cukup. Butuh kalori biar bisa jadi superhero yang hebat," kata Zuhal.

Dea tertawa. Suaminya sedang sarkastik saat ini. Zuhal memang begitu jika dia jengkel pada Dea. Tidak marah langsung, tetapi sarkasnya minta ampun.

"Iya, iya, Sayang," kata Dea.

Zuhal memutar bola mata. Pria itu menghela napas.

"Abang jangan risau, setelah ini kita pulang. Adek mau mandi dan istira
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status