“Maaf Opal, kau tidak boleh ikut masuk!” Jendral Euclase menarik lengan Opal, yang dengan santainya mengekor di belakang langkah Jasper dan Zircon.“Aku kan cuma ingin membantu persiapan mereka, Paman." Opal memberikan jawaban, yang langsung disambut dengan gelengan kepala oleh Euclase."Boleh ya, Bibi Nefrit?” Kerena gagal mendapatkan ijin Euclase, Opal beralih dengan merayu kepada Sang Ratu. Dengan nada suara manja yang terdengar sangat bertentangan dengan kepribadiannya. Tetapi ternyata cukup ampuh untuk membuat Nefrit mengangguk setuju."Terima kasih!" Opal membalas senang. Langsung menggiring kedua sahabatnya yang akan berduel ke hanggar Gear."Kamu akan memakai senjata apa, Jez?" Opal bertanya kepada Jasper."Aku memilih Twin Whip, Sun Sword, dan Fire Gun.” Jasper memilih senjata untuk Advandli, dan para mechanic di hanggar segera memasangkan persenjataan yang pilihnya pada Gear hitam itu. Cambuk ganda, pedang berukuran standart dan sepasang pistol laras pendek.“Lalu kau ingin Z
"Aaaarrrgh!" Jasper menjerit keras saat tubuhnya terguncang hebat karena Advandli menerima serangan langsung dari Fenrir. Serangan yang membuat Gear hitam itu terhempas jatuh dan mengalami korsleting dimana-mana. Namun hal itu belum cukup untuk membuat Jasper menyerah. Dia cepat-cepat bangkit dan menerbangkan Gearnya untuk sedikit mengulur tempo pertarungan. Jasper sesekali melakukan charge bahan bakar Gear. Dia sengaja berputar-putar menghindari tembakan dari Zircon, sambil sesekali melancarkan tembakan balasan. Memang bukan cara yang jantan, tapi Jasper sudah kehabisan ide menghadapi rentetan tembakan Zircon. Dan benar saja, setelah beberapa putaran waktu, peluru senapan Fenrir akhirnya habis."Dengan begini Fenrir sudah tidak bisa melakukan serangan jarak jauh." Jasper menghela napas lega. Saat melihat Gear biru Zircon membuang begitu saja kedua senapan di tangannya. Lalu Fenrir ganti mengambil pedang menggantung di pinggangnya yang sedari tadi tak pernah dipakai.Jasper kini meng
"Apa kita tidak bisa pergi ke kota BloodyHell tanpa Gear? Dengan pesawat misalnya?" Zircon mencoba mencari solusi dalam situasi ini."Pesawat milik siapa? Tidak segampang itu menerbangkan pesawat milik kerajaan. Bahkan untuk yang memiliki otoritas seperti Diamond pun tidak akan bisa membawa pesawat tanpa ijin kerajaan." Opal menjawab ragu-ragu."Lagipula akan sangat berbahaya jika ada penyerangan. Daerah free zone sangat keras dengan berbagai monster dan perampok Padang pasir berkeliaran."Kembali terjadi kesunyian setelah penjelasan Opal. Tentang kenyataan yang menegaskan bahwa Gear mutlak diperlukan untuk bisa mencapai tujuan utama mereka ke kota BloodyHell.“Hei kalian tidak usah memikirkan aku.” Jasper yang akhirnya memecahkan kesunyian. Dengan nada yang jelas sekali terlihat dibuat-buat seriang mungkin.“Kalian kan bisa pergi tanpa aku, pergilah ke sana dan temui paman Obsidian. Tanyakan segala kebenaran dan misteri tentang ayahanda raja kepadanya. Setelah itu kalian bisa bercerit
Alarm di sebelah ranjang Jasper berbunyi lirih beberapa saat sebelum jam 12 malam. Tepat setelah dia mematikan alarm itu, pintu kamarnya terbuka, Dextra dan Sinistra masuk ke dalam kamar.Kedua pengawal pribadi itu memeriksa keadaan setiap sudut dan seluruh penjuru kamar. Mereka kemudian keluar lagi setelah melihat Jasper yang berpura-pura tidur pulas di atas ranjangnya. Jasper menunggu beberapa menit untuk memastikan kedua pengawalnya sudah keluar kamar. Setiap hari jam 12 malam adalah pemeriksaan terakhir sebelum jam 5 keesokan harinya mereka akan datang lagi untuk membangunkan Jasper."Sepertinya sudah aman?" Jasper bergegas bangkit dari ranjang, metata guling dan bantalnya. Lalu menutup dengan selimut tebal sehingga terlihat seperti orang yang sedang tidur.Jasper menyambar tas ransel yang sudah di siapkan sebelumnya. Karena mendadak, dia tidak bisa mempersiapkan terlalu banyak barang. Hanya ada uang dan emas secukupnya, beberapa helai baju, obat-obatan, dan alat-alat yang sekiran
"Ah siaaal!" Jasper mengumpat kesal karena sudah terlambat untuk menghentikan langkah kedua Gear milik Saphir dan Platina.'Bukankah mereka hanya perlu mengantarku sampai ke pintu gerbang? Bukankah mereka tidak perlu mengambil resiko untuk ikut melintasinya?''Bagaimana jika kami sampai ketahuan?'Segala pikiran buruk berkecamuk di kepala Jasper. Namun mau tak mau dia harus Advandli dengan kecepatan tinggi, untuk mensejajari kedua Gear Saphir dan Platina yang sudah mendahuluinya.Tepat sebelum melewati tembok, Saphir melepaskan tembakan beruntun dengan senapannya ke salah satu sisi tembok. Tembakan yang disengaja untuk membuat lampu sorot dan sinar laser di sekitar tembok, kontan terarah pada titik yang terkena tembakan itu."Let's go!" Saphir memberikan komando.Mereka bertiga memanfaatkan jeda waktu sejenak saat cahaya flash light teralihkan itu untuk melesat melewati tembok pembatas kota. Namun sialnya, perhitungan waktu Saphi
Pagi-pagi sekali Diamond memencet bel pemanggil petugas yang menggantung di samping ranjangnya. Bunyi bel itu akan langsung terhubung ke kamar pribadi atau kantor Amethys di rumah sakit.Sebenarnya Diamond tak ingin merepotkan gadis itu dengan bel ini, tapi Amethys begitu ngotot memasangnya. Bahkan lebih jauh bel itu khusus berbunyi di kantor dan kamar pribadinya saja. Katanya sih agar dia bisa langsung datang begitu Diamond membutuhkannya.Karena itulah sudah seminggu sejak Diamond sadar, tak pernah sekalipun dia memencet bel itu separah apapun rasa sakit yang dia derita. Akan tetapi walaupun begitu entah bagaimana Amethys selalu saja datang setiap Diamond membutuhkan bantuan, meski tanpa dipanggil sekalipun. 'Entah Amy itu punya naluri yang kuat, telepati atau apa. Sungguh aneh sekali!'Lalu sekarang bukannya Diamond sedang iseng, usil atau kurang kerjaan untuk membangunkan Amethys di pagi buta ini. Tapi saat ini dia benar-benar membutuhkan gad
Amethys mendorong kursi roda Diamond perlahan menyusuri koridor rumah sakit. Melewati ruang jaga perawat dan melaporkan keadaan tubuh sang pasien serta mengatakan akan membawanya jalan-jalan sebentar. Untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku karena terlalu banyak berbaring."Hei tadi manis juga. Aku tidak keberatan kalau dia yang mendorong kursi rodaku." Diamond sedikit menggoda gadisnya.Amethys tidak memberikan jawaban, hanya terdiam dengan wajah merengut kesal. Dia memasukkan kursi roda yang didorongnya dengan dorongan kasar ke dalam sebuah ruangan. Ruangan yang selanjutnya diketahui Diamond sebagai ruangan kerja dokter.Amethys mengganti sandal boneka di kakinya dengan sepatu berhak tinggi resmi. Kemudian dia juga memakai sedikit make up minimalis ke wajah serta merapikan keseluruhan penampilannya di depan cermin. Dalam sekejap gadis itu sudah kembali menjadi sosok kesehariannya, sebagai Amethys Sumeragi yang sempurna.Setelahnya masing dengan
“Satu hal yang membuat saya bertanya adalah bagaimana Nona Amethys dan Kolonel Diamond bisa berada di sini pada jam sepagi ini?""Bagaimana kalian bisa tahu bahwa ada keributan di istana sementara hal ini masih menjadi top secret kerajaan?” Mentri Syu memanfaatkan keadaan untuk memojokkan dan mencurigai Diamond dan Amethys yang datang tanpa diundang.Diamond tahu benar bahwa Mentri Syu mempunyai dendam pribadi kepadanya. Beliau adalah ayah dari sersan Mao, mantan sekretarisnya di West line. Seperti kebanyakan orang, beliau juga mengira bahwa Diamond dan putrinya adalah sepasang kekasih.Jadi beliau mungkin mengira bahwa Diamond mencampakkan Mao. Sehingga gadis itu meminta dipindah tugaskan dari West Line. Meskipun pada kenyataannya Mao sendiri yang meninggalkan Diamond.“Semua orang tahu bahwa kalian berdua, terutama Kolonel Diamond memiliki hubungan yang sangat dekat dengan mereka. Maka tak akan mengherankan jika Kolonel ikut terlibat dalam upaya mereka melarikan diri.” Syu melanjutka