Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam

Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam

By:  Jayden CarterIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
100Mga Kabanata
26views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Arlo mendapat warisan dari seorang dewa. Begitu kesadarannya bangkit, dia bagaikan naga yang terbang menembus langit! Satu tangan menguasai ilmu medis yang bisa menyembuhkan orang sekarat dan menyambung tulang yang hancur. Para pejabat dan orang kaya pun harus tunduk di hadapannya! Satu tangan lagi menggenggam pedang maut, mampu membelah langit dan membuat para jawara dunia takluk! Sejak saat itu, ditemani wanita cantik dan saudara seperjuangan yang selalu mengikuti, dia pun melangkah bebas, menikmati gemerlap kota metropolitan ....

view more

Kabanata 1

Bab 1

Di kamar mayat Rumah Sakit Sentosa Kota Naldern.

Arlo Antasari meletakkan kedua tangannya di dada jenazah seorang perempuan, melakukan gerakan memijat.

"Untung kamu belum benar-benar mati dan kebetulan bertemu aku yang hari ini memperoleh warisan ilmu. Kesadaranmu akan terbuka kembali!"

"Dari tiga jiwamu, sudah lenyap dua. Dari tujuh rohmu, sudah lenyap empat. Ini sama seperti aku sedang merebut orang dari tangan Dewa Kematian. Di dunia ini, selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!"

Arlo tampak berusia 20-an tahun, berwajah tegas dengan alis tebal dan mata besar. Kelihatannya dia adalah orang sangat andal. Namun, saat ini mulutnya komat-kamit, sementara kedua tangannya bekerja dengan cara yang tidak wajar, membuat suasana terasa menyeramkan.

Seiring gerakannya, jenazah perempuan itu tiba-tiba duduk tegak, lalu terbaring lagi. Dua perawat yang mengantar jenazah melihat pemandangan ini. Mereka langsung ketakutan setengah mati dan menjerit, lalu berlari keluar.

"Tolong!"

"Satpam ... Pak Ibrahim ... ada mayat bangkit di kamar jenazah!"

"Dokter Isyana, suamimu yang gila sedang menodai mayat!"

Arlo tidak peduli. Kedua tangannya bergerak cepat menekan titik akupunktur di kepala jenazah dengan teknik yang aneh. Kemudian, dia kembali menekan dada jenazah itu.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa di pintu kamar mayat. Direktur rumah sakit, Ibrahim, datang bersama beberapa dokter dan satpam. Wajahnya tampak panik.

"Kurang ajar, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan dia!" teriak Ibrahim dengan marah.

Arlo menoleh, tetapi tangannya tak berhenti. "Aku sedang mengobatinya!"

Banyak dokter di rumah sakit yang mengenali pria ini. Arlo! Suami bodoh Isyana Hanafi, dokter tercantik di rumah sakit ini.

Orang-orang sering kali merasa kasihan pada Isyana. Bagaimana bisa seorang wanita cantik menikah dengan seorang pria yang sakit jiwa? Saat ini, rasa kasihan itu pun mencapai puncaknya.

Karena jenazah itu adalah putri tunggal Keluarga Soraya, Fellis. Keluarga Soraya adalah keluarga terkaya di Kota Naldern. Pagi ini, Fellis tiba-tiba meninggal di rumah sakit. Keluarga Soraya sudah ingin mencari masalah dengan rumah sakit, sekarang jenazahnya malah dilecehkan. Bukankah ini akan membuat masalah jadi semakin besar?

Mata Isyana berkunang-kunang. Dia hampir pingsan. Si bodoh ini benar-benar membuat bencana besar hari ini!

Sejak menikah, Arlo yang sakit jiwa selalu dijaga orang tuanya. Hari ini, orang tuanya ada urusan mendadak sehingga menitipkan Arlo padanya di rumah sakit.

Baru saja ada pasien gawat darurat sehingga Isyana pun meninggalkan Arlo di pos perawat. Siapa sangka, dia malah masuk ke kamar mayat dan melakukan hal seperti ini.

"Berhenti sekarang juga!" pekik Ibrahim, lalu berusaha menarik Arlo.

Arlo mengerutkan kening, mendorong Ibrahim. "Kalau aku berhenti, dia benar-benar akan mati!"

Ibrahim terdorong hingga jatuh terduduk di lantai. 'Bodoh! Gila! Sakit jiwa! Dia sungguh mengira dirinya dokter? Jelas-jelas hanya orang gila!'

Ibrahim menatap Isyana dengan galak. "Kenapa nggak suruh suamimu berhenti? Apa kamu benar-benar mau menunggu sampai Keluarga Soraya menuntut kita semua?"

Isyana tersadar, buru-buru berseru. "Arlo!"

Dia bergegas maju, hendak menyingkirkan tangan Arlo dari dada Fellis. Namun, begitu telapak tangannya menyentuh dada Fellis, kulit kepalanya meremang, jantungnya berdebar. Dia merasakan denyut jantung putri Keluarga Soraya itu.

"Dia masih punya detak jantung!" Isyana memeriksa dengan teliti di area jantung, matanya melebar karena kaget.

Ibrahim tercengang, lalu segera menurunkan stetoskop dari lehernya. Setelah mendengar detak jantung itu, dia pun panik dan berteriak, "Cepat dorong dia kembali ke ruang gawat darurat untuk diselamatkan!"

"Aku belum selesai mengobatinya, kalian nggak boleh bawa dia pergi!" Arlo kembali menghalangi.

"Obati kepalamu!" Ibrahim sama sekali tidak percaya orang gila bisa mengobati. Dia hanya mengira ini adalah kesalahan diagnosis. Menganggap orang hidup sebagai mayat dan membawanya ke kamar mayat, ini jelas adalah kesalahan medis besar!

Sekelompok orang buru-buru mendorong Fellis pergi. Kini, tersisa Isyana dan Arlo.

"Kenapa kamu bisa sampai ke sini?" Isyana marah besar, hampir melampiaskan semua kekesalannya pada pria yang selalu membuatnya malu ini.

"Aku datang untuk mengobati orang itu!" Arlo tampak serius, membuat Isyana hampir pingsan saking kesalnya.

Isyana menggertakkan gigi, tetapi kemudian merasa dirinya terlalu keras. Apa gunanya marah pada orang gila? Bagaimanapun, salahnya juga karena dia tidak menjaga Arlo dengan baik.

Dia menarik napas panjang. "Sudahlah, kita lihat dulu kondisi Fellis. Setelah itu, aku akan izin cuti untuk mengantarmu pulang."

Arlo berdeham. "Aku sudah sembuh. Aku bisa pulang sendiri."

Mata Isyana membelalak, sulit percaya. "Kamu ... sembuh?"

Arlo mengangguk. "Barusan kepalaku tiba-tiba jernih, semua ingatanku kembali!"

"Kalau sudah sembuh, kenapa kamu malah ke kamar mayat?" Isyana curiga. Memang ada kemungkinan Arlo membaik karena terus minum obat.

"Sudah kubilang tiga kali, aku datang untuk mengobatinya!" jawab Arlo.

Wajah Isyana membeku. Dia merasa dirinya yang bodoh. Bagaimana bisa dia percaya kata-kata orang gila? Orang waras mana yang masuk kamar mayat untuk mengobati orang? Lagi pula, sebelum sakit jiwa, Arlo juga bukan dokter.

Ketika berbicara, Arlo menatap Isyana. Cantik sekali! Wajah menawan, mata jernih berkilau penuh kecerdasan. Jas putih bahkan tak mampu menutupi tubuh indahnya. Kalau wanita secantik ini menjadi istrinya, rasanya tidak rugi juga.

Isyana hanya bisa menghela napas. Dia malas berdebat, jadi menarik Arlo menuju ruang gawat darurat.

Baru saja sampai di depan pintu, tampak Ibrahim yang keluar dengan wajah penuh senyuman dan memberi instruksi kepada perawat.

Namun, begitu melihat Isyana, senyuman itu langsung hilang. Dia memasang wajah tegas sebagai direktur, lalu berkata, "Kamu diberhentikan sementara!"

Isyana sontak mengernyit sambil menatap Ibrahim.

"Fellis salah didiagnosis. Karena dikira sudah meninggal, dia dibawa ke kamar mayat. Ini kesalahan medis besar! Harus ada yang bertanggung jawab! Dokter jaga pagi ini adalah kamu!" jelas Ibrahim.

Wajah Isyana merah padam karena marah. "Sejak Fellis masuk, yang menanganinya langsung adalah Bapak sendiri. Surat kematian juga Bapak yang keluarkan. Apa hubungannya denganku?"

Ibrahim mendengus, lalu menunjuk Arlo. "Kalau begitu, akan kuberi tahu Keluarga Soraya kalau dia menodai mayat Fellis!"

Isyana seketika memucat. Keluarga Soraya adalah keluarga terkaya di kota, sementara Fellis adalah putri tunggal Rayanza Soraya yang sangat disayang. Arlo pasti akan dituntut akibat perbuatannya!

"Kamu tahu betul apa yang akan terjadi kalau Keluarga Soraya tahu Fellis dinodai!" kata Ibrahim dengan nada penuh ancaman.

"Fellis masih hidup, 'kan?" Isyana diam sejenak, lalu bertanya demikian.

"Tentu saja. Kalau nggak, menurutmu Arlo bisa keluar dari rumah sakit ini dengan selamat?"

Tubuh Isyana gemetar karena marah. Kali ini bukan hanya dia, bahkan Arlo pun benar-benar paham apa yang terjadi.

Fellis salah didiagnosis, lalu dikirim ke kamar mayat. Hal ini sudah diberitahukan kepada Keluarga Soraya, jadi tidak mungkin ditutupi. Harus ada kambing hitam! Isyana-lah yang dijadikan kambing hitamnya!

Sementara Ibrahim, si pelaku utama, justru akan menjadi pahlawan bagi Keluarga Soraya!

Arlo tertawa, bertepuk tangan. "Kalau nggak tahu malu itu adalah sebuah keterampilan dan ada lombanya, kamu pasti juara satu!"

Ibrahim melirik sinis, malas menanggapi. Dia adalah direktur, mana sudi peduli pada orang gila?

"Kamu yakin bisa menyelamatkan Fellis?" Arlo tersenyum meremehkan.

"Maksudmu apa?" Ibrahim menjadi kesal. Orang gila ini kok semakin lama semakin mirip orang waras?

Arlo mendengus. "Ya itu maksudku! Dengan kemampuanmu, mau menjadikan istriku kambing hitam? Masih terlalu jauh!"

Ibrahim marah besar, hendak mengamuk. Namun, tiba-tiba dari ruang gawat darurat terdengar keributan. Seorang perawat keluar dengan wajah panik.

"Pak Ibrahim, gawat! Kondisi Fellis kembali kritis ...."

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
100 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status