LOGIN“Yakin hanya dulu?” Aron melirik Dara dengan sinis, dia yakin kalau istrinya terus saja seperti itu selama bekerja di dunia hiburan. Di luar negeri banyak sekali terdengar kabar kalau artis-artis terkadang membintangi film panas untuk mendapatkan uang lebih. Karena tak ingin mendebat Dara lagi Aron memutuskan untuk keluar.Biar saja nanti dia membeli buku yang baru dan mencatat catatan yang baru daripada terus berada di rumah itu. Untunglah ketika dia keluar tak sengaja netranya melihat bukunya di atas lemari dan Aron langsung saja mengambilnya. “Mas kalau kamu keluar, lihatlah apa yang akan kulakukan!” Ancamnya. Berkali-kali Dara terus mengancam Aron dengan ancaman yang sama tapi Aron tak terpengaruh dia tak takut lagi dengan ancaman Dara. Siang itu Aron meminta Natasya untuk ke kantornya, ada yang ingin dibahas dengan mahasiswanya itu. “Minggu depan ada praktek mata pelajaran, praktek ini penentu nilai kelulusanmu, jadi siapkan semua. Dan minggu depannya lagi kita akan bulan
Aron mendesah kuat, nikmat disentuh membuatnya melayang. Entah mengapa mendengar pasangannya mendesah seperti itu Natasya juga sangat bersemangat, dia semakin memainkan milik Aron. Tak sabar lagi, Aron segera mengubah posisi mereka. Netra Natasya terpejam seolah pasrah, meski belum siap tapi Aron menginginkannya. “Rileks Sayang, sakit di awal saja. Selebihnya nikmat.” Bisik Aron meyakinkan kalau hubungan badan pertama tidak sakit. Wanita itu mengangguk, kemudian Aron membuka kaki Natasya. “Aku akan melakukannya dengan sangat pelan.” Pria itu memainkan jarinya kembali di bagian vital istrinya, dengan bibir yang terus memainkan puncak dada. Dalam sekejap milik Natasya sudah basah, kini waktunya untuk penyatuan. “Akan sedikit sakit, tahan ya.” Bisik Aron. Aaahhh, Natasya merintih kesakitan ketika milik Aron mencoba menerobos pertahanannya.Dalam satu hentakan dia berhasil menerobos masuk ke dalam. Natasya menjerit keras, tangannya mencengkeram sprei kuat-kuat. Sementara Aron m
Keringat dingin keluar dari tubuh Natasya, dia sangat gugup ketika Aron meminta haknya. Netranya menatap Aron takut dengan dibarengi saliva yang tertelan kasar. “Pak Aron menginginkannya?” Kalimat lirih terucap, ada keraguan antara memenuhi kewajibannya dan tidak. Rasa bimbing perlahan menghampiri, haruskah dia menyerahkan mahkotanya? Sementara dia kini berada dalam situasi yang sulit? Berada di tengah Aron dan Dara. Tatapan cemas dia tunjukkan, berharap pria itu hanya sekedar bercanda. “Sangat.” Suara Aron terdengar berat. Harapannya seketika memudar, dosen yang berubah menjadi suaminya menginginkan dirinya. Kembali Saliva Natasya tertelan kasar, “Baiklah kalau Pak Aron meminta tapi…” Wanita itu menggantung ucapannya. “Tapi apa?” Tanya Aron penasaran. “Setelah ini selesaikan masalah bapak dengan istri bapak, dan jangan pernah meninggalkan saya.” Ucapannya lirih namun terdengar tegas. Mendengar permintaan Natasya, Aron mengangguk yakin, pasti dia akan menyelesaikan urusanny
Tepat setelah Aron dan Natasya pergi Dara mengambil ponselnya yang tadi sudah diletakkan untuk merekam adegan mereka,Dalam adegan singkat itu jelas-jelas Dara lah yang menjadi korban, rencananya jika Aron bersikeras dia akan menggunakan simpati netizen untuk menyerang Natasya. “Jika kamu tidak memenuhi keinginanku jangan salahkan aku kalau menyebar video ini,” ujar Dara. Tak selang lama dia mendapatkantelepon dari Ronald pria itu meminta Dara untuk mentransfer uang yang telah Dara janjikan. “Aku belum mendapatkan uangnya,” kata wanita itu. “Kalau dalam waktu dekat kamu tidak memberikan uang itu maka kita sudahi saja hubungan kita!” kata Ronald lalu menutup sambungan teleponnya secara sepihak. Dara yang kesel meremat ponselnya kuat-kuat dia harus secepatnya berbicara dengan Aron atau Ronald akan meninggalkannya. Memiliki kekasih bule tampan dan seorang artis adalah impian seorang setiap orang jadi Dara tidak akan melepaskan kekasih gelapnya itu tapi dia juga tidak akan melepask
Bukankah kamu lebih senang di luar negeri bersama pria itu?” tatapan Aron terlihat sinis. Mendengar ucapan sang suami Dara menjadi marah, “Kita sama-sama selingkuh, sudahlah nggak usah mengomentariku!” kata wanita itu.“Sekarang usir dia Mas! ini rumah kita, aku nggak mau ada wanita lain di rumah ini!” Dara menunjuk Natasya yang berdiri sambil menunduk. Wanita itu benar-benar ketakutan apalagi sorot mata Dara begitu tajam. Meskipun kini dia sudah resmi menjadi istri Aron namun tetap Dara lah istri sesungguhnya.“Bukan dia yang seharusnya pergi! tapi dirimu!” ujar Aron. “Apa! aku! aku Nyonya di sini Mas, bisa-bisanya kamu mengusirku demi wanita jalang ini!” Natasya yang takut menarik tangan Aron dan berkata akan pergi saja. “Jangan sayang kamu di sini saja!” Pinta Aron. “Oh panggil sayang sayang sekarang tega sekali dirimu mas ! ada aku disini dan memanggil wanita lain dengan panggilan sayang!” Mata Dara mulai membasah. Meskipun dia selingkuh namun tetap saja tidak rela kalau A
Karena berita yang telah dia viralkan tidak berpengaruh Dara bingung sendiri, bukanlah seharusnya Aron menghubunginya dan merengek meminta agar dia klarifikasi namun nyatanya sampai detik ini Aron tak kunjung menghubunginya.Dara semakin kesal sementara Ronald terus mendesaknya. [Kalau kalau kamu tidak mentransfer uang secepatnya aku akan memberitahu siapa selingkuhanmu!]Kembali Dara mengancam Aron. Pria itu hanya membaca pesan yang istrinya kirim tanpa ada niatan untuk membalasnya. Tahu pesannya hanya dibaca saja membuat Dara tak tahan lagi lalu dia menghubungi Aron. [Pikirkan lagi nasib mahasiswa itu sekolah kedokteran itu tidak murah kalau tiba-tiba dia di D. O kamu adalah satu-satunya orang yang menghancurkan masa depannya] ujar Dara. [Aku sama sekali tak peduli dengan ancamanmu, lakukan saja apapun yang kamu mau] sahut Aron. Bersamaan Natasya terbangun dengan mata yang masih mengantuk dia bertanya Aron telepon dengan siapa. “Telepon dengan siapa sih berisik sekali,” kata







