KAUM TERAKHIR
3. Hubungan Terlarang"Ada tamu tak diundang rupanya."Celetukkan Kyana yang tengah menuruni anak tangga langsung mendapat tatapan tajam gadis cantik yang sejak tadi terlihat mengamati beberapa barang antik di hadapannya. Gadis itu terlihat berdecak pelan, tetapi tak urung dia tetap mendekat ke kaum kegelapan satu-satunya itu."Aku merindukanmu, Kakak," ucapnya seraya memeluk tubuh Kyana yang baru saja menginjak lantai dasar.Kyana hanya berdehem pelan. Setelah pelukan keduanya terurai, diamatinya sosok gadis di depannya. Kulit putih pucat dengan sorot mata tajam. Yang menjadi ciri khasnya adalah surai hitamnya yang panjang dengan ujung rambutnya yang berwarna kemerahan.Dialah Queem Annelida Xylium–putri mahkota Kerajaan Vampir. Dia juga merupakan saudara tiri Kyana. Walau begitu hubungan keduanya sangat baik dan dekat. Bahkan, tidak jarang Queem menginap di Kerajaan Kegelapan jika dilanda bosan. Hingga kejadian pembantaian kaum kegelapan yang dilakukan beberapa tahun silam, membuat keduanya harus terpisah.Kyana yang berada di istana sang lord, membuat keduanya hanya bisa bertemu sesaat, itu pun harus diam-diam. Jika sampai ada orang yang mengetahui Kyana keluar dari istana sang lord, sudah dipastikan dia akan diserang oleh kaum lain yang masih keberatan akan keputusan sang lord baru mereka. Di mana sang lord memutuskan untuk membebaskan dirinya dari kematian."Apakah lord baru kita memperlakukanmu dengan baik?" tanya Queem. Gadis itu juga menuntun sang kakak untuk duduk di salah satu kursi di ruang itu.Kyana mengedikkan bahunya. Setelah mengambil sebuah apel merah di hadapannya dia menjawab, "Aku bahkan hampir tidak pernah bertemu dengannya."Queem menganggukkan kepalanya pelan. Diliriknya kakak tirinya yang tengah memakan buah apel dengan ragu-ragu. Tetapi setelah melihat tatapan tajam sang kakak membuat Queem mengembuskan napas panjang. Dia tahu, dia tidak akan bisa menyembunyikan sesuatu kepada kakaknya itu. Sebab, Kyana memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain dengan menatap manik mata seseorang."Sebenarnya, Kak ... aku sudah menemukan mate-ku." Karena itu Queem memutuskan untuk segera memberitahukannya.Kyana yang mendengar itu menaikkan satu alisnya. Lalu mengangguk pelan. "Oh baguslah.""Dia seorang werewolf."Uhuk!Kyana seketika tersedak. Buah apel yang baru sedikit dia gigit itu menggelinding bebas di lantai marmer yang dingin. Dengan tajam ditatapnya Queem yang juga menatapnya."Kau ingin memulai genderang perang, Queem?!"Nada Kyana meninggi. Dia terkejut akan fakta ini. Terlalu lama dia terpisah dengan Queem, membuatnya tertinggal mengenai informasi adik tirinya itu. Kerutan di dahi Kyana tercetak jelas, menandakan dia tengah berpikir keras.Sejak dahulu kaum werewolf dan vampir dilarang memiliki hubungan. Bahkan, kedua kaum itu sering terjadi bentrok, mencoba menyerang satu sama lain. Entah apa yang membuat kedua kaum itu tidak memiliki hubungan yang baik. Pasti salah satu nenek moyang keduanya telah melakukan kesalahan pada zaman dulu."Mungkin kau salah orang," ucap Kyana mencoba menolak fakta itu.Bagaimana pun juga, adiknya telah cukup mendapatkan noda hitam hanya karena keberadaannya. Walaupun Queem adalah calon sang ratu Kerajaan Vampir, banyak dari para warga bahkan bangsawan yang diam-diam mencibirnya di belakang.Karena itu, Kyana tidak mau adiknya itu terkena imbas lagi dengan hubungannya dengan salah satu werewolf. Entah apa yang sedang dewa dan dewi rencanakan sekarang.Queem terdiam sesaat. Dengan frustasi dia menatap kakak tirinya itu dengan tatapan lelah. Dia berucap, "Tidak. Bahkan mate-ku pun sudah mengetahuinya juga.""Lalu, bagaimana dengan reaksi mate-mu?" tanya Kyana serius.Dengan lemas Queem menjawab, "Dia bahkan begitu bahagia ketika mengetahui aku'lah mate-nya."Hening. Dengan tersenyum kecut dia kembali melanjutkan, "Dia bahkan sudah memberitahukan bunda mengenai hal ini. Kau tahu, Kak apa yang membuatku semakin frustasi?"Kyana terdiam. Entah mengapa perasaannya semakin tidak karuan."Bunda tidak mempermasalahkan hal itu. Dia bahkan mendukungnya, sebab mate-ku sendiri tidak lain adalah Pangeran Nathan."Sinting!***Setelah mendengar kabar mengenai mate sang adik, membuat Kyana gegas menuju ke Kerajaan Werewolf. Walau ia yakin bahwa kehadirannya tidak akan disambut baik oleh mereka. Atau bahkan sebelum dia memasuki halaman istana dia akan diusir dengan tidak sopannya. Karena itu, Kyana memilih mengawasi sejenak kawasan Kerajaan Werewolf yang terlihat begitu tenang.Tiga pasang sayap hitamnya mengepal pelan. Di belakang kanan dan kirinya, Orxphulus dan Archeros turut mengepakkan sayap mereka. Kyana tersenyum miring ketika melihat sosok yang dia cari-cari tengah berada di lapang berlatih pedang dengan beberapa prajuritnya.Tanpa berpikir panjang, Kyana segera menukik–terbang turun–menuju ke sang pangeran. Sang pangeran seketika menghentikan pedangnya ketika mendapati tamu tak diundang. Para prajurit di sana yang mengetahui kehadiran dari satu-satunya kaum kegelapan pun menggeram pelan, memasang posisi siaga."Tidak seharusnya Yang Mulia Ratu Kegelapan datang ke sini," ucap sang pangeran dengan nada sinis. "Anda bisa lihat banyak serigala lapar di sini bukan?" sambungnya seraya menatap rendah ke arah Kyana.Sedangkan Kyana hanya menatap ke sekeliling dengan santai. Dia tahu kebanyakan dari para prajurit Kerajaan telah setengah mengganti shift dengan wolf mereka, terlihat dari manik mata mereka yang telah berubah."Aku hanya ingin bertanya sesuatu, Pangeran," kata Kyana langsung ke intinya."Siapa mate-mu?""Itu bukan urusanmu, Ratu Kyana." Pangeran Nathan menjawab tidak suka. "Kau tidak memiliki hak atas itu," lanjutnya."Jika itu berhubungan dengan adikku, aku memiliki hak atas itu," balas Kyana santai.Sang pangeran mendengus keras. Dengan malas dia menjawab, "Jika Anda sudah mengetahuinya mengapa Anda masih bertanya?""Anda menjadikan diri Anda sendiri terlihat bodoh, Ratu," ujar Pangeran Nathan dengan kekehannya. Kyana tidak terpancing akan sindiran tajam itu. Dia masih berdiri dengan anggun."Jauhi Queem."Kalimat itu berhasil membuat tawa sang pangeran seketika surut. Tatapan tajam Pangeran Nathan langsung Kyana dapatkan. Bahkan, laki-laki itu mulai menggeram. Ah, rupanya telah berganti shift dengan wolf-nya."Dia adalah mate-ku. Tidak ada satu pun orang yang akan memisahkanku dengannya, termasuk kau, Kyana!"Ouh, rupanya wolf pangeran tidak memiliki tata krama. Kyana mengangkat dagunya tinggi-tinggi, menatap tajam sang pangeran."Anda ingin memulai peperangan antarkaum, Pangeran?" tanyanya tegas."Jika itu menyangkut mate-ku! Apapun akan aku lakukan tidak peduli dengan perang!" geram sang pangeran. Tetapi setelahnya, ekspresi sang pangeran melembut. Dengan tersenyum pongah dia kembali berkata, "Bahkan Yang Mulia Ratu Vampir telah merestui hubungan kami."Mendengar itu membuat Kyana mengepalkan kedua tangannya. Walau begitu dia mencoba tetap tenang. Kepalan tangannya kembali mengendur. Dengan tersenyum tipis, dia menatap dingin sang pangeran."Bagaimana dengan kutukan–""Kutukan? Persetan! Hahaha lucu jika Anda–Yang Mulia Ratu Kegelapan takut akan kutukan? Cih!" potong sang pangeran."Lancang!"Orxphulus dan Archeros yang sejak tadi diam, menatap tajam para prajurit yang menatap lapar ratu mereka berteriak bersamaan. Menegur kalimat sang pangeran werewolf yang menurut mereka tidak sopan. Padahal sudah jelas-jelas bahwa kedudukan sang pangeran lebih rendah dari ratu mereka."Ouh maaf tapi saya mengatakannya dengan sengaja." Sang pangeran menjawab santai.Membuat kedua pengawal Kyana maju siap menerjang sang pangeran. Untungnya dengan sigap Kyana memberi perintah kepada kedua pengawalnya untuk tetap tenang. Membuat sang pangeran tersenyum miring ke arah Orxphulus dan Archeros yang menatap nyalang ke arahnya."Jika Anda ingin tahu Pangeran ...." Tatapan sang pangeran kembali bergerak menatap Kyana."Saya Kyana Azaquel selaku Ratu dari Kerajaan Kegelapan sekaligus kakak tiri Putri Queem tidak akan pernah merestui kalian!" ucapnya lantang.Berhasil membuat sang pangeran dengan segera mengarahkan pedang yang sejak tadi dia genggam ke arah leher Kyana. Melihat itu para prajurit werewolf pun semakin merengsek maju, siap menyerang jika mendapat aba-aba dari sang pangeran.Orxphulus dan Archeros yang melihat tindakan sang pangeran pun sontak memunculkan pedang mereka masing-masing dan mengarahkannya ke sisi kanan dan kiri leher sang pangeran. Mendapati tindakan tiba-tiba dari sang pangeran, tidak membuat Kyana merasa terancam dia malah terkekeh pelan."Sebaiknya kau turunkan pedangmu, sebelum lehermu terlepas dari tubuhmu."Pangeran Nathan menggertakkan giginya. Dengan kesal dia kembali menarik pedangnya, membuat kedua pedang yang juga mengunci lehernya menjauh darinya. Melihat itu senyum sinis Kyana tercipta. Setelahnya, dia kembali memunculkan ketiga pasang sayap hitamnya. Diikuti oleh Orxphulus dan Archeros di sampingnya."Jika kau lupa, Pangeran. Kedudukan kaummu bahkan jauh di bawahku. Jadi, hanya untuk membumihanguskan kaummu itu sangat mudah bagiku," ucapnya dengan tersenyum miring. Sebelum akhirnya melesat terbang diikuti oleh kedua pengawalnya. Meninggalkan sang pangeran yang menggeram keras.109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal