Share

INVESTIGATION

Author: DeyaaDeyaa
last update Last Updated: 2021-08-12 20:21:51

Keesokan harinya di gedung Lim Group,

“Aku akan menyampaikan hasil data dari konferensi pers kemarin. Pada dasarnya tanggapan positifnya mencapai lebih dari 60%. Khususnya tanggapan mengenai pernyataan David Lim mengenai program kepedulian kepada masyarakat.” Jenny membacakan laporan yang sudah berhasil dirangkumnya dari malam hingga siang hari ini.

“Hanya dalam waktu kurang dari satu hari, nama David Lim segera menduduki trending topic pencarian di media sosial. Meski masyarakat masih tidak menemukan jawaban mengenai menghilangnya David tapi para investor dan pemegang saham terlihat puas.”

Dengan cekatan Jenny menyalakan layar monitor persegi di ruangan David Lim. Ketiga orang di ruangan itu menatap grafik saham yang langsung terpampang begitu layar menyala.

“Tidak diragukan! Grafik saham sudah menunjukkan kestabilan pada saham Lim Group. Walau masih ada rumor spekulatif mengenai David dan Cecilia, tapi berdasarkan pernyataan Tuan Ming dengan mengancam akan mengambil tindakan hukum maka dapat dipastikan bahwa wartawan akan berhati-hati dalam memuat berita.”

“Jadi dapat disimpulkan konferensi pers kemarin sukses besar?” Tanya Shuo Ming.

“Bisa dibilang seperti itu. Namun, satu hal lagi–media cetak yang memuat berita mengenai David dan Cecilia ternyata mendapatkan berita tersebut dari surat elektronik yang masuk ke alamat surat redaksi. Masih diselidiki siapakah pengirim email tersebut.”

Daniel mengatupkan kedua tangannya, “Aku sudah tahu siapa orangnya atau kalau tebakanku benar, setidaknya orang ini pasti masih menyimpan fotonya.”

“Dari mana kau tahu?” Jenny mengerutkan dahinya.

“Beri aku waktu siang ini untuk kembali menjadi Daniel. Aku akan menemui sahabatku, Lidya.” Ucap Daniel misterius.

***

Matahari nampaknya begitu bersemangat siang ini, terik cahayanya menerangi kota yang tengah berada pada puncak kesibukannya.

“Tidak! Bayar dulu hutangmu kemarin–HAH! Baru aku mau memberikan sepiring nasi lagi kepadamu!” seruan nyaring seorang wanita muda terdengar menguasai Pasar Kai Xin.

Belum sebulan Daniel tidak muncul di tempat itu, tapi rasanya dirinya dipenuhi dengan kerinduan akan suasana pasar yang selalu ramai. Sebuah gerobak kaki lima penjual makanan yang tengah ramai dikelilingi para buruh kasar yang mencari makan siang murah menjadi tujuan Daniel.

“Bubar! Kalian mengotori daerah ini!” Teriak Daniel mengejutkan setiap orang yang tengah menikmati nasi campur mereka.

“Hei! Siapa yang berani berteriak seperti itu? Dasar preman kurang ajar! Aku sudah membayar biaya sewa tepat waktu! Mau apa lagi?” wanita muda yang tengah melayani pembeli tadi bergegas menghampiri sosok Daniel yang tengah berdiri bertolak pinggang.

“Kurang aja–tunggu, kau?” Lidya menahan tangannya yang hampir saja diayunkan bertubi-tubi kepada orang yang dikiranya preman itu.

“Abang! Aaaahh–aku merindukanmu!” Teriakanya kemudian saat menyadari siapa sosok yang tengah dihadapinya saat ini.

“Abang, aku lihat wajah abang di televisi kemarin. Kau hebat sekali. Darimana kau bisa belajar berbicara dengan gaya seperti itu?”

“Ssssstttt! Berisik sekali. Aku kesini sebagai Daniel, jangan sampai ada yang curiga.” bisik Daniel.

“Aahh yaa–aku mengerti. Sekarang abang pasti lapar. Akun akan menggorengkan telur setengah matang kesukaan abang.” Lidya menarik tangan Daniel menuju lapak dagangannya.

“Jadi, apa yang sedang abang risaukan?” tanya Lidya setelah para pelanggannya pergi.

“Kalau aku tidak salah ingat, kau pernah bercerita kalau ada seorang pelangganmu yang berkerja sebagai wartawan bayaran? Itu maksudnya apa?” Ucap daniel seraya membawa piring-piring ke tempat pencucian.

“Apa? Wartawan bayaran? Oohh … menurut pendapatku, wartawan bayaran itu seseorang pencari berita yang kemudian dijual ke media untuk menjadi berita viral. Semacam itulah, aku juga tidak terlalu bisa menggambarkannya.”

“Apa pria itu masih suka kesini?”

“Hmm? Kenapa kau tiba-tiba mencarinya? Apa ada hubungannya dengan berita viral yang kemarin sempat heboh? Eeeehh … Nona Cecilia itu pasti cantik sekali yaa?”

“Masih lebih cantik darimu … aahhh–kau mengacaukan konsentrasiku.” Daniel mencubit pipi Lidya dengan tangannya yang basah.

“Kalau kau menggodaku terus, aku bisa jadi benar-benar jatuh cinta kepadamu loh!” Lidya memonyongkan bibirnya, “pria itu mungkin akan datang sebentar lagi. Tunggu saja …”

Daniel berjalan-jalan santai melewati pedagang kaki lima lainnya. Beberapa diantara mereka dapat mengenali dirinya yang belum lama ini menjadi sasaran preman. Nasib menjadi pedagang baru di sebuah tempat pasti akan menjadi incaran manusia-manusia pemeras itu.

“Lancar berjualannya?” sapa Daniel pada seorang kakek penjual buah-buahan.

“Aahh–kau Daniel. Aku tidak pernah melihatmu lagi sejak kau berurusan dengan mereka.”

“Iya, kek–aku masih harus mengumpulkan modal lagi. Hmm–aku beli buah-buahan kakek yaa …”

“Boleh, silahkan ambil sendiri.” Kakek itu tersenyum, sebuah senyuman yang membuat Daniel tersentuh.

‘Apakah ada yang bisa aku lakukan untuk mereka?’ tanyanya dalam hati.

 Tidak berapa lama kemudian sebuah motor tua berhenti di depan lapak Lidya. Seorang pria mengenakan jaket kulit sintetis dan kaca mata hitam turun dari motornya dan menghampiri wanita yang tengah merapikan meja dagangannya itu.

“Itu dia …” bisik Daniel, segera membayar buah-buahan kakek.

“Nona, satu piring nasi dengan sayur.” pria itu memesan makanan dan duduk pada salah satu kursi, “ooohh–juga teh hangat.”

Daniel datang mendekat lalu ikut duduk disebelah pria itu. Seolah tidak ingin berdekatan dengan orang lain, pria itu menggeser duduknya sambil terus memperhatikan ponselnya.

“Wartawan?” tanya Daniel to the point.

Pria itu hanya melirik, tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan Daniel.

“Kartu keanggotaanmu jatuh–tuh!” Daniel menunjuk ke bawah kursi mereka.

“Ooh – terima kasih sudah memberitahu.” pria itu membungkukkan badannya mengambil kartunya, “iya–aku memang seorang wartawan.”

“Hebat sekali!” puji Daniel, “wartawan di media apa?”

“Banyak media. Aku tidak berfokus pada satu media saja. Kalau hanya menginduk pada satu media, aku tidak bisa mendapatkan banyak uang. Gaji wartawan itu sangat kecil.” keluh pria itu.

“Lalu, bagaimana caranya kau mendapatkan uang lebih banyak?”

“Mudah saja, aku hanya perlu mencari berita yang sedang ramai lalu menjualnya kepada media lokal atau … kalau kau sedang beruntung, bisa menjual sebuah berita kepada seseorang.”

“Seseorang?” dada Daniel bergemuruh, dia sangat penasaran dengan kata terakhir itu.

“Iyaa, kawan. Dunia terlalu biasa-biasa saja kalau setiap orang tidak memiliki kepentingan masing-masing. Kau harus mampu melihat dunia dari berbagai sudut pandang, setelahnya memilih mana yang mendatangkan keuntungan. Nah – aku mau makan dulu. Setelah ini ada tugas yang harus aku kerjakan.”

‘Kepentingan masing-masing? Keuntungan?’ batin Daniel.

Pertanyaan itu terus dibawanya sampai dia kembali lagi ke apartemennya. Jika seorang wartawan saja bisa berpikiran untuk mencari keuntungan dari memilah situasi, lantas siapa kira-kira yang akan diuntungkan jikalau Lim Group sampai jatuh?

“Melihat dunia dari berbagai sudut pandang … hah – rumit sekali, aku jadi merindukan desa Jiaju. Sedang apa nenek Goh saat ini?” Daniel menyandarkan kepalanya yang pening pada sandaran sofa yang empuk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   THE BAKPAO SELLER

    Lima bulan berlalu, sesuai dengan janji yang pernah dilontarkan David kepada Jenny, pagi itu dengan dibantu oleh Eden dan Lidya–dia membawa berpuluh-puluh klakat bambu berukuran besar. Cecilia dan Jenny tertawa-tawa melihat apa yang dilakukan oleh boss besar mereka itu.Sementara Eden dan Lidya, wajah mereka sama-sama terlihat lelah. Bagaimana tidak, sejak matahari belum berencana untuk beranjak dari peraduannya, mereka sudah berkutat dengan tepung dan kacang hijau serta kacang merah di dalam apartement David Lim.“Awas saja kalau setelah ini kau membatalkan janjimu untuk mentraktirku berendam di pemandian ari panas termahal di Hong Kong - aku akan membawa janji itu sampai ke akhirat,” ancam Eden kepada David Lim yang sedari tadi hanya berdiri mengawasi sambil terus tebar pesona kepada para karyawan wanita.Setelah perjuangan yang cukup sengit untuk menaklukkan Huangjia Petroleum, tapi kenyataanya sejak awal dewi fortuna memang sudah berp

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   THE DAY HAS CHANGED

    David Lim terbangun dari tidurnya. Sinar matahari menyorot wajahnya yang seharusnya masih berada dalam pelukan Serena. Meski tak terjadi apapun yang ‘panas’ dengan mereka semalam, tapi tertidur dalam pelukan wanita yang wangi tubuhnya selalu dia sukai merupakan pilihan yang terbaik.“Serena?” lagi-lagi David kehilangan Serena atau jangan-jangan yang semalam memeluknya bukanlah Serena, melainkan hanya bayangan kerinduannya akan wanita itu.David mengangkat tubuhnya dari tempat tidur, tubuh letihnya kini sudah terasa lebih baik dari kemarin. Meski ada beberapa bagian tubuh yang terasa pegal akibat pertempuran kemarin tapi kini hatinya terisi penuh. Tapi dimanakah wanita itu?“Sudah bangun ternyata …” sorot mata David kembali berbinar melihat kedatangan Serena dari arah pintu masuk, “maaf aku kembali sebentar ke rumah, di rumahmu tidak ada bahan makanan yang bisa aku masak.”Serena menyodorkan dua potong

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   THE END OF THE LONG BATTLE

    Serombongan polisi menggerebek gedung tua setelah ada warga sipil yang kebetulan lewat di dekat gedung itu dan mendengar suara tembakan yang hampir tanpa jeda. Polisi berbondong-bondong masuk dengan menembakkan beberapa peluru ke udara.Eden serta sepasang orang tua yang tengah begulat batin dengannya itupun terkejut dengan kedatangan para polisi. Mendengar suara tembakan dari luar gedung seketika membuat wanita tua itu berlari dan melompat keluar gedung melalui jendela.Tubuh Eden diseret masuk ke dalam mobil polisi, Eden mengikuti langkah polisi yang telah memborgol tangannya tanpa perlawanan. Baginya saat ini keselamatan dirinya di atas segalanya. Perkara masuk penjara pasti nanti juga akan di selesaikan oleh sahabatnya. Itu juga kalau pria tampan itu belum mati–pikir Eden.“Kau utusan Lim Group, kan?” pertanyaan seorang polisi dari balik kemudi membuat Eden terhenyak.Dari mana orang itu tahu kalau dia salah satu pekerja Lim Group? S

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   SAVED WOMAN

    Civic berharga dua digit milyar itu melaju dengan kecepatan tinggi. Pengemudinya hampir-hampir tak menginjak pedal rem selama perjalanannya. Terus saja melajukan kendaraan roda empat itu melesat menembus jalanan.Beberapa hari yang lalu David Lim telah bertemu dengan Serena Yao dalam pertemuan yang ganjil. Kala itu dirinya sempat memeluk tubuh wanita yang selalu menjadi candu baginya itu. Bahkan dia sempat menghirup wangi rambut wanita itu–wanginya masih sama dengan wangi yang dihirupnya pada sela-sela permainan panas mereka di kamar hotel.“Sial! Seharusnya aku langsung membawa saja Serena pergi dari desa Jiaju. Aku tak akan memaafkan diriku sendiri seandainya ada hal buruk yang menimpa dia.” David menggigit bibir bawahnya penuh rasa bersalah.Diinjaknya tegas pedal gas menembus perbatasan kota Hong Kong dengan hutan menjadi sumber oksigen terbesar di negara tirai bambu itu. Sudah menjadi kebiasaan bagi Eden ataupun David untuk menurunkan jend

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   FALLEN FRIENDS

    Eden mengangkat tinggi tinjunya, siap dihujamkan ke wajah pria tua yang menatapnya dingin. Jadi seperti ini rasanya berhadapan dengan pembunuh bayaran, pikir Eden. Begitu profesional sampai kepada ekspresi yang sulit untuk ditebak. Tapi Eden begitu yakin kalau pertarungan ini akan dimenangkan olehnya dengan tangan kosong.CEKREK!Suara kokangan senjata api terdengar dekat sekali dengan pelipisnya. Eden lupa kalau pria itu bersama dengan seorang wanita yang tadi sempat menembakkan peluru ke arah David. Sebersit rasa takut menyelinap di hati Eden, namun segera disingkirkannya – dia tak mau mati konyol di tangan para orang tua.“Kau masih ingat rasa biang-biang ming buatanku? Aku rindu memasak lagi untuk kalian bertiga … kini aku mulai membayangkan seperti apa wajah Serena Yao. Gadis cantik yang telah mencuri hati pemuda tampanku.” Wanita tua itu menyeringai, senjata apinya terangkat lurus – siap menembus kepala Eden.Eden kemb

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   BATTLE OF HEARTS

    Eden terus dihujani dengan peluru yang dilontarkan dari senjata api sang pria tua yang dengan cekatan terus mengisikan peluru ke senjatanya–hingga tiada habis-habisnya. Dia membungkuk, berguling hingga merangkak menghindari puluhan peluru yang mengincarnya.“Eden!” David berteriak dari balik dinding–dia baru saja selesai mengisi ulang senjata di pungutnya dari preman-preman yang berhasil dia kalahkan.“Bodoh! Cepat selamatkan dirimu! Aku tak mau memiliki boss selain dirimu! Cepat pergi!” teriak Eden, kini dirinya sudah berada cukup dekat dengan kedua orang tua itu.Wanita tua yang dipanggil ‘mama’ itu seketika menyadari kemunculan David dari balik dinding. Wajahnya kini tak terlihat lagi seperti seseorang yang menaruh kasih sayang kepada anak yang telah dibesarkannya bertahun-tahun.Sebuah peluru terlepas dari sangkarnya dan melesat lurus mengarah pada David yang masih menimbang-nimbang apa yang harus

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   SECRET DOCUMENT AND CECILIA

    Cecilia tak dapat tidur semalaman. Tubuhnya yang lelah memaksanya untuk berbaring di ranjang yang empuk dan menenggelamkan tubuhnya di bawah selimut. Tapi kenyamanan yang bisa diciptakan dari perpaduan antara ranjang dan selimut itu pun gagal membuatnya tertidur.Dalam benak Cecilia, berputar bayangan antara David Lim dan Jeremy Lee bergantian, berulang-ulang. Dia membalikkan badannya ke kanan lalu ke kiri, seperti itu terus hingga matahari naik ke langit dan tersenyum mengejek kegundahan hatinya.“HAH! Ternyata sulit sekali mencintai pria yang benar-benar mancintai dengan tulus. Aku kira kisahku dengan Jeremy akan berbeda, tapi ternyata malah lebih tragis. Apa aku memang bukan seorang wanita yang layak untuk dicintai?” Cecilia menutup wajahnya dengan bantal.Cecilia adalah sosok wanita muda yang kerap kali membuat iri wanita lain yang seusia dengannya. Bagaimana tidak, keluarga Cecilia bukanlah keluarga tersohor seperti keluarga Han. Dia hanyalah an

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   FINAL BATTLE

    Suatu pagi yang berkabut, kala dirinya masih menjadi Daniel Yuwan, dia menemukan sepucuk surat di meja makan bersama dengan semangkuk Biang-biang ming kesukaannya. Daniel membaca selembar surat yang ditinggalkan baginya itu sambil menyantap sarapannya yang masih hangat.Dalam surat tersebut memang tak disebutkan tentang harta karun yang terpendam atau semacamnya. Kalimat demi kalimat yang tertuliskan di sana hanya menyebutkan kalau Daniel tak boleh sama sekali menggeser tempayan besar yang berada di dapur, sekalipun isi tempayannya sudah kosong.“Siapa kalian sesungguhnya?” otak Daniel yang kini telah menjadi David Lim berputar penuh tanda tanya.“Maksudnya kau mau tahu profesi kami?” pria tua itu kembali bersuara.“Apapun itu, cepat katakan! Siapa kalian?” David hampir kehilangan kesabarannya lagi.“Kami bagian dari kelompok elang emas. Kelompok pembunuh bayaran yang merajai tanah Asia. Kedatangan kami di

  • KEBANGKITAN SANG PEWARIS   FINAL WITH THE BOSS

    “Mau apa kau datang ke tempat ini, anak kampung? Jangan banyak lagak mentang-mentang sudah jadi boss besar. Dulu saja kau berhasil dikalahkan oleh anak buahku. Sekarang malah datang menantang ke markas kami. Hahaha!!” gelegar tawa pria yang berjalan semakin mendekatinya itu seketika mengingatkan David pada ketua preman yang dulu mengacak-acak pasar Kai Xin.David memicingkan matanya. Dengan cepat dia menangkap tato elang yang terlukis di leher pria itu. Dia tak menyangka sebelumnya kalau preman-preman itu ternyata komplotan besar. Mereka pasti selama ini berprofesi sebagai pembunuh bayaran atau semacamnya.“Aku tidak takut! Satu lawan satu–jangan jadi pengecut yang beraninya keroyokan!” seru David dengan amarahnya yang tertahankan, teringat aksi mereka saat menghancurkan pasar.Tak heran kalau kini mereka begitu membenci David Lim, karena ladang pungli mereka kini berkurang satu. Apalagi dulu mereka hampir setiap hari mendatangi pas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status