KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU105. Klarifikasi (Bagian A)POV RISA"Sialan! Aku nggak mau tahu, ya! Kalian semua harus bisa meredam semua berita dan video-video yang tersebar di sosial media harus bisa kalian lenyapkan dalam waktu kurang dari 24 jam!" ujarku dengan nada memerintah. Seperti biasa!"Maaf, Miss. Ini terlalu banyak dan sedikit rumit kalau Miss maunya dalam waktu kurang dari 24 jam. Apalagi, Mbak Keysa ini bukan wanita biasa, Miss! Dia cukup berpengaruh di sosial media," sahut Dewi. Asisten pribadi yang sudah bertahun-tahun ikut denganku."Maksud kamu apa? Bukan wanita biasa bagaimana? Dia sama sepertiku, sama-sama wanita! Cepat kamu suruh beberapa tim untuk meng-takedown seluruh video yang beredar di sosial media, cari tahu siapa orang pertama kali yang mengunggahnya ke sosial media. Dan lekas hubungi PH yang paling terkenal sekalipun, untuk membantu kita klarifikasi nantinya! Aku nggak mau ya, namaku jadi jelek di mata publik! Ini penghinaan namanya, nggak bisa dibia
106. Klarifikasi (Bagian B)"Oke. Lakukan saja yang terbaik! Hubungi PH ternama, yang biasanya melejit ketika mengeluarkan serial terbaru, langsung saja minta kontaknya. Biar aku yang akan berbicara sendiri dengannya nanti!" sahutku tegas."Baik, Miss. Akan ku lakukan semaksimal mungkin!" kata Dewi yang langsung saja bertindak tegas. Dia selalu mengerti apa yang aku pinta."Tapi, Miss ….""Tapi apalagi?" tanyaku kesal. Sudah tahu dia, aku kesal setengah mati. Gara-gara Keysa tadi, bahuku jadi memerah dengan sensasi terbakar hingga kini. Meskipun Dewi sudah mengoleskan salep khusus sekalipun, tapi rasanya masih saja terasa celekit.Belum lagi punggungku yang semakin parah, ruam merah yang melebar membentuk pulau-pulau memanjang, aku jadi tak lagi percaya diri untuk tampil mengenakan gaun dengan punggung dan bahu terbuka. Ah, padahal itu kan kesukaan Mas Rengga? Dia selalu saja berkata padaku, bahwa aku cantik dan tampak sempurna sekali ketika mengenakan pakaian dengan aksen terbuka d
107. Klarifikasi (Bagian C)"Belum ada kabar, Miss. Mereka meminta mengirimkan email terakhir video itu dan tim akan segera menindaklanjuti untuk kesepakatan kerja sama kita nantinya. Tapi, semua ini nantinya akan membutuhkan banyak dana, Miss. Apa Miss merasa siap?" tanya Dewi yang kini menatap Risa dengan wajah penasaran."Apa kamu mulai meragukan kekayaan harta ku, Dewi?" tanyaku sembari menatapnya balik."Nggak, Miss. Bukan seperti itu sungguh. Hanya saja aku merasa sayang, hanya untuk masalah seperti ini saja, kamu hingga menggelontorkan uang hampir ratusan juta, Miss! Fantastis itu jumlahnya bagiku!" kata Dewi tampak bersemangat."Ya sudah, nggak usah banyak tanya. Cepat lakukan saja sesuai dengan perintah!" kataku sedikit tajam. Aku bertingkah laku seperti ini, bukan karena sombong, angkuh, dan segenap keburukan sifat-sifat lainnya. Tapi, semata-mata hanya untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya. Aku terlalu rapuh dan lemah sebenarnya, tapi karena tuntutan hidup yang akhirny
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU108. Kejujuran Rengga (Bagian A)POV Keysa"Aku sudah membalas pesannya bahwa kita akan menghadiri semua skenario yang sudah dia buat. Untuk sementara, biarkan saja aku pura-pura untuk tidak tahu terkait hal ini. Biarkan Risa nyaman terlebih dahulu untuk menyangka bahwa kamu mencintainya," ujarku dengan tegas. Sebenarnya, aku sendiri juga belum sepenuhnya percaya. Aku membutuhkan beberapa orang untuk mendeteksi kebohongan yang dilakukan oleh Mas Rengga, aku tidak mau terjebak begitu saja dengan mudah. Walaupun di lain sisi aku juga paham sekali, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Mas Rengga sebenarnya orang yang cukup setia. Sebelum uang haram menyerang hingga membuatnya berubah seperti ini."Key, makasih banyak karena kamu sudah mau memberikan kesempatan lagi untukku. Aku nggak minta kamu buat melunasi hutang-hutangku, Key. Aku juga tidak peduli bahwa seandainya Risa nanti melaporkan aku dan hal itu membuat karirku hancur. Aku sungguh tak ped
109. Kejujuran Rengga (Bagian B)"Sudah berulang kali aku bilang, aku nggak masalah dengan dunia, aku nggak butuh tahta, jabatan dan lainnya. Yang aku butuhkan hanya Keysa, Keysa seorang!" kata Mas Rengga terdengar begitu nyaring di telinga."Nggak usah kita bahas tentang kita dulu. Yang penting sekarang, aku butuh jawaban. Bagaimana pertama kali kalian bisa bersama lalu terjerat hutang dengan jumlah fantastis dengannya?" tanyaku berusaha untuk mengorek segala informasi pada Mas Rengga."Awalnya, aku ingin mengikuti trading, seperti Yono, Kiswo dan lainnya. Memang membutuhkan deposit kecil awalnya. Sekitar lima juta. Dari situlah semua berawal. Deposit pertamaku kalah, sedangkan aku di dalam kapal butuh hiburan. Nggak mungkin kan dalam waktu dua puluh empat jam aku harus menghubungi kamu terus, melakukan video call denganmu terus, apa lagi kamu sibuk sekali dengan aneka pekerjaanmu di luaran sana. Aku memahami, awalnya. Tapi, semakin lama, aku semakin larut dengan dunia trading. Hingg
110. Kejujuran Rengga (Bagian C)Aku baru saja ingat, bahwa pertama kali Risa berani muncul untuk menginformasikan padaku, saat itu dirinya mengirimkan foto pergelangan tangan yang saling menggenggam. Dan itu cukup untuk membuat dadaku bergemuruh. Bagaimana bisa aku menganggap Mas Rengga dengan wanita sialan itu hanya sebatas berteman dan rekan, atau partner katanya? Mana ada partner saling menggenggam mesra seperti itu? Mana ada partner yang saling menguntungkan dalam kategori saling membahagiakan?Ah, kepalaku jadi berkunang-kunang sepertinya."Foto? Foto yang mana?" tanya Mas Rengga mengerutkan kening.Aku hanya menghela napas panjang, ku raih ponsel dan segera saja mencari kontak bernama Risa dalam aplikasi WhatsApp. Setelah menemukan, aku langsung mencari gambar pertama kali yang Risa kirimkan padaku.Setelah memperbesar ukurannya, langsung saja ku tunjukkan gambar dua tangan yang saling menggenggam itu pada suamiku yang dulu menjadi kecintaan. "Ini, apa kamu bisa menjelaskan,
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU111. Kegaduhan di rumah! (Bagian A)"Dia kenapa?" tanyaku tak sabar. Sungguh, menunggu Mas Rengga bercerita lengkap tentu membuatku gemas sekaligus ingin berkata kasar saja padanya."Iya, dia sempat mengancam. Mungkin terdengar seperti gurauan atau bahkan bisa jadi sebagai hal yang cukup membuat ku mencengkam saat itu. Aku kira dia berbohong. Jadi, ya, aku yang saat itu sedang sibuk berkumpul dengan teman-teman dan tak sengaja kehilangan sinyal di tengah lautan. Hanya menganggap ancaman Risa sebagai bualan belaka." Mas Rengga menjeda kalimatnya selama beberapa saat hingga kemudian dia meneruskannya kembali, setelah menghela napas panjang tentu saja."Sebenarnya aku juga tidak ada maksud untuk tidak merespon, apalagi berniat lari dan mengabaikan dia begitu saja. Toh, ya, aku juga tidak menghilang. Semua karena sinyal dan Risa nya saja yang terlalu berlebihan, menuntut agar aku selalu on time untuk membalas semua pesan-pesan singkat yang dia kirimkan.
112. Kegaduhan di rumah! (Bagian B)Tapi, aku juga penasaran dan ingin tahu. Sejauh mana Risa akan menempel dan berambisi pada suamiku? Sampai di mana tingkah kampungannya itu untuk mencoba menggoda suamiku, aku ingin tahu!"Kapan kita bertemu dengannya?" tanya Mas Rengga lagi. Dia memang belum fit, baru saja merasa enakan tubuhnya. Tapi harus dipaksa untuk menghadapi hantaman cobaan ini. Biarlah, bukankah semua ini terjadi juga karena dirinya yang memulai terlebih dahulu?"Aku belum tahu, dia akan mengirimkan waktu dan lokasinya segera. Nanti, setelah dia membalas, aku akan memberitahumu. Sebaiknya, saat ini kamu buka saja blokiran pada semua sosial media nya. Biarkan dia mencari dan memghubungimu. Berterus teranglah padanya bahwa kamu sakit. Aku hanya ingin tahu, apa reaksinya nanti? Itu juga akan membantuku untuk menjauhkan dia dari kamu. Aku harus cukup mempunyai bukti-bukti jika ingin menghempaskannya dari rumah tangga kita. Aku juga nggak akan segan untuk mempermalukannya lagi.