Beranda / Romansa / Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan / Bab 222 Hanya Ingin Satu Janji

Share

Bab 222 Hanya Ingin Satu Janji

Penulis: Jovita Tantono
Anastasia membencinya?

Adeline mengernyitkan dahi, lalu menyunggingkan senyum sinis. “Tuan Derrick sedang mencoba menghasutku?”

Ia tidak menjawab. Beberapa saat kemudian, ia merogoh saku dan mengeluarkan sebuah amplop, lalu mendorongnya ke arah Adeline.

Refleks pertama Adeline adalah menduga di dalamnya berisi kartu atau uang. Belum sempat ia berkata apa-apa, Derrick sudah membuka suara, “Kenapa tidak kau buka dan lihat sendiri?”

Adeline tidak tahu apa isinya. Ia meraih amplop itu, membukanya, lalu menarik keluar sesuatu dari dalam. Namun, begitu melihat isinya, tubuhnya langsung kaku, wajahnya seketika pucat. Ia buru-buru menyelipkan foto itu kembali ke dalam amplop. “Tuan Derrick, sampai sekarang pun Anda masih sebegitu tidak tahu malu.”

Isi amplop itu ternyata adalah foto-foto telanjang dirinya!

Sudut bibir Derrick terangkat, memunculkan senyum dingin. “Kau sudah lihat dengan jelas?”

Adeline ingin sekali melempar amplop itu tepat ke wajahnya, tetapi ia tahu itu tidak akan menyelesai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 257 CI Sang Istri Tercinta

    Leo Brown menopang dagunya dengan satu tangan, menatap berkas informasi tentang Sartika.[Hobi dan minat : Tidak ada.Kehidupan pribadi : Tidak ada.Lingkaran sosial : Rumah dan butik perhiasan.]Leo terkekeh pelan. “Perempuan ini benar-benar tiga tanpa, tanpa hobi, tanpa gosip, tanpa lingkaran sosial. Bersih sekali.”“Justru karena terlalu bersih itu yang menakutkan. Semua lingkaran sosial dan jaringan Rizky dikelola olehnya. Memang tidak bisa dibilang kotor, tapi bisa sebersih apa, coba?” komentar Leon terdengar cukup masuk akal.“Tapi faktanya dia memang bersih. Lagi pula penampilannya pun sederhana, tidak menonjol, tidak suka jadi pusat perhatian, reputasinya juga sangat baik,” Leon menambahkan dengan pujian tinggi. “Kamu tahu sendiri betapa flamboyannya Rizky. Tapi sejak bersama dia, di sekelilingnya bahkan tak ada satu pun ‘lalat betina’. Itu cukup membuktikan kemampuannya.”Lewat kaca mobil, Leo melirik ke arah Sartika. Rambutnya sebatas telinga, riasan wajah begitu tipis hingga

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 256 Jadi, Kau Mengancamku?

    “Sayang, kenapa kamu datang tiba-tiba?”Valencia menatap Felix dengan wajah mengantuk yang penuh kejutan.Sekarang keahliannya yang paling menonjol adalah berakting, dan dia merasa hal itu semakin mengasyikkan.Felix menatapnya dengan wajah dingin. “Kenapa tidak angkat telepon, juga tidak balas pesanku?”“Eh? Kamu telepon aku ya?” Valencia menguap kecil. “Aku tadi tidur, ponsel dalam mode senyap.”Dia memang terlihat baru bangun. Saat bicara, tangannya secara naluriah jatuh di perutnya. “Sejak hamil, aku jadi sering mengantuk. Kamu kan tahu itu.”Tatapan Felix melayang sebentar ke arah perutnya, lalu kata-kata yang sempat hendak keluar ditelan kembali. Ia melangkah masuk dan langsung duduk di sofa.Valencia menutup pintu, lalu menyusul masuk. “Kapan kamu sampai? Kenapa tidak bilang duluan? Aku bisa jemput di bandara.”Dia benar-benar memainkan peran istri yang baik dan perhatian dengan rapi. Sejak berdamai kembali dengan Felix karena bayi ini, hubungan mereka memang agak mencair. Walau

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 255 Adeline, Bersiaplah Menerima Serangan

    Tentu saja bukan kalimat itu, Valencia sengaja melakukannya.Sartika sebenarnya juga mendengarnya dengan jelas, hanya saja ia masih terkejut. “Dia sendiri yang mengatakannya?”“...Ya, aku tak sengaja mendengar. Saat itu pengelola rumah juga ada di sana.” Valencia tampak ragu, “Nyonya Sartika...”“Aku punya alasan apa untuk membantumu?” Sartika langsung memotong.Valencia seketika terdiam. “...Aku tidak punya apa-apa.”Ia berusaha menampilkan diri seolah benar-benar menyedihkan, agar Sartika mengira ia tak memiliki sandaran apa pun. Hanya dengan begitu Sartika bisa merasa tenang untuk memanfaatkannya.“Nona Quinn, aku bukan orang baik hati,” Sartika menunjukkan pula kartunya.Valencia menundukkan kepala. “Karena itu aku memohon Nyonya Sartika mau membantuku...”Ia berlutut di lantai, tampak rendah diri dan tak berdaya.Sartika seakan melihat bayangan dirinya yang dulu. Ia memang membenci Valencia yang seperti ini, tapi kenyataannya, dirinya yang dulu juga pernah serendah itu.“Membantum

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 254 Hidupmu Memang Terlalu Murah

    Bekas luka itu terbentuk sejak lama. Saat itu Adeline sempat menyarankannya pergi ke dokter, tetapi Valencia menolak.Ia sengaja membiarkannya tetap ada, karena suatu hari akan berguna.Dan kini, saat ia menyingkap lengan bajunya, ia melihat jelas keterkejutan sekaligus secercah panik yang melintas di mata Sartika.Valencia tidak tahu bagaimana orang lain menilainya, tetapi ia sangat paham apa yang ia inginkan, dan harga apa yang rela ia bayar demi hal itu.Ia sudah menyelidiki Sartika. Sejak kecil, perempuan itu pun tumbuh dalam kekerasan. Sama seperti dirinya.Maka ketika melihat luka-luka ini, Valencia yakin Sartika pasti akan tersentuh.“Siapa yang melakukannya?” Sartika bertanya setelah lama menatap diam-diam.Valencia menarik kembali lengan bajunya. “Orang tua angkatku… tapi mereka sebenarnya tidak bermaksud menyakitiku. Itu karena aku sering berbuat salah. Mereka hanya ingin aku menjadi anak perempuan terbaik.”Walau ia membenci Johnson dan istrinya sampai ke tulang sumsum, saat

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 253 Membuat Istrinya Kesal

    Pintu terbuka, tapi yang berdiri di luar bukanlah Adeline, melainkan kurir makanan.“Istrimu jelas tidak sebaik hati aku,” Leon mendesah sambil berkomentar.Leo menoleh, tepat melihat pintu kamar sebelah terbuka. Di tangan Adeline, yang tampak hanyalah tusukan kayu sate kosong, tanpa daging sama sekali.Dia… menghabiskannya semua?Padahal satenya tidak sedikit, namun ternyata ia melahap habis. Rupanya selain sedang lapar, ia juga benar-benar ngidam sate itu.“Rasanya lumayan,” Adeline melirik ke arah Leo sambil mengangkat tusukan kosongnya. “Terima kasih.”Di dalam kamar, Leon tidak mendengar suara Adeline. Ia masih asyik berceloteh lewat pintu, “Leo, dunia sekarang sudah kebalik ya. Sahabat ternyata lebih bisa diandalkan daripada perempuan. Aku saja tidak tega lihat kau kelaparan…”Leo hanya terdiam.Ia menoleh pada Adeline, sudut bibirnya terangkat tipis, tersenyum geli.“Sayang, kau sudah kenyang? Kalau belum, akan kusuruh mereka memanggang lagi untukmu.”“Pas banget, hanya saja lai

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 252 Ikatan Satu Malam

    Hutang asmara?!Kata-kata itu dilekatkan pada dirinya, Leo, rasanya benar-benar tidak adil.Anak muda dari keluarga terpandang memang jarang yang tak punya nama harum sekaligus nama buruk. Namun Leo jelas berbeda, ia benar-benar sebuah pengecualian. Selama ini, satu-satunya gosip yang pernah dikaitkan dengannya hanyalah dengan Anastasia.Kini tiba-tiba dicap dengan dua kata itu, alisnya sedikit terangkat. “Dengan seorang wanita yang usianya bisa jadi ibuku, aku punya hutang asmara? Apa itu dari kehidupan sebelumnya?”Leon Sean memainkan ponsel di antara jemarinya, bibirnya menyungging senyum penuh arti. “Kehidupan ini… sepertinya kau memang sudah lupa.”“Kalau begitu, bantu aku mengingat,” Leo menyipitkan mata, seolah tengah berusaha menggali kembali memori yang sudah terkubur.Nordia bukanlah tempat yang sering ia datangi. Jika benar ada sesuatu yang terjadi di sini, mana mungkin ia tidak mengingatnya, apalagi kalau itu menyangkut seorang wanita paruh baya.Berbeda dengan George yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status