Selamat melanjutkan kembali perjalanan Songrui. Selamat membaca. Semoga semua pembaca setia Songrui sehat selalu dan diberikan kemudahan disetiap usaha dan pekerjaan. Tolong komentarnya untuk menyemangati Author yah, Kakak-kakak, Adek-adek, Ibu-Bapa, Saudara sekalian. Kehidupan author di dunia nyata tidak baik-baik saja, itu sebabnya update bab jadi terhalang. Mau nulis tpi pikiran kemana-mana tidak bisa fokus. Sulit sekali mencari mood dan pikiran yang tenang untuk melanjutkan perjalanan Songrui. Dunia nyata dramanya bukan main, lebih para dari dunia novel, hu...hu...hu.... Karena itu semakin banyak komentar kalian semakin menyemangatiku.
“Ha ha ha!” Sambil tertawa Haoyun menggelengkan kepalanya.“Lihatlah kau ini, bagaimana bisa aku membohongimu?”Songrui diam—memandang Haoyun dalam.Hingga pada akhirnya tawa Haoyun terhenti. Ia lalu menggaruk kepalanya sambil tersenyum kaku.“Aku akui waktu itu hanya salah paham, tapi bukan berarti aku berbohong,” lanjut Haoyun menepuk pundak Songrui.“Dik Xiongrui, percayalah padaku kali ini saja.”Wajah memelas Haoyun memaksa Songrui untuk percaya, meskipun hati kecilnya merasa ada keanehan.Lagipula ia sangat yakin Haoyun tidak mungkin berbohong ataupun menyembunyikan sesuatu di belakangnya yang bertujuan merugikan.“Kak Haoyun, kau dan Kakak pertama adalah orang terdekat dan orang yang paling mempedulikanku, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai kalian?”Songrui menatap haru kedua lelaki yang ada di depannya.“Sudah-sudah!” murid pertama membuang pandangannya ke samping—sebisa mungkin ia menyembunyikan wajahnya lalu menyapukan jemari tangan di area mata.“Ada hal yang sangat pen
Mendengar hal itu Bingwen dengan cepat menyanggah permintaan Gaozhi.“Yang mulia, saat itu muridku tidak sengaja melukaiku. Aku akan memberikan—”“Guru agung,” sela Gaozhi, “jadi kau membenarkan bahwa muridmu ini telah melukaimu?”“Jika begitu, maka tidak perlu penjelasan lagi!”Lelaki itu dengan keberanian menyudutkan Bingwen.“Sebagai prajurit yang ditugaskan kaisar, bukankah seharusnya ia mematuhi hukum kerajaan dan peraturan militer?” tegasnya.Seluruh pejabat yang hadir di istana menyetujui perkataan Gaozhi bahkan memohon kepada kaisar agar menjalankan peraturan yang sudah lama digunakan kerajaan tanpa memandang bulu.“MOHON YANG MULIA MENGHUKUM XIONGRUI!”“Yang mulia!” Bingwen menaikkan nada bicara.“Ini semua salah paham. Muridku hanya tidak sengaja melukaiku, aku sebagai gurunya memiliki hak untuk menghukum sendiri muridku!”Sayangnya, usaha Bingwen untuk melindungi Songrui sia-sia. Sebab Gaozhi meminta para pendekar yang ada di medan perang untuk bersaksi tentang apa yang mere
“Tuan Donghai?”“Lama tak bertemu, Tuan Donghai masih seperti dulu.”Pintu penjara dibukakan, kedua pengawal penjara masuk ke dalam dan segera membuka rantai yang membelenggu tangan serta kaki Songrui.Songrui menatap bingung, “apa maksudnya ini?”“Keluarlah dulu, akan aku jelaskan dalam perjalanan.”“Tidak bisa! Masa hukumanku belum selesai.” Songrui membantah.“Dasar bodoh! Kau pikir aku punya kekuatan seperti apa untuk mengeluarkanmu selain titah dari kaisar sendiri!”“Kenapa diam? Ayo keluar!”Mendengar keyakinan Donghai dalam perkataannya, Songrui pun keluar dari dalam ruang penjara.Dalam perjalanan Donghai memberitahukan alasan Songrui dibebaskan dari masa tahanan.Permaisuri yang meminta kaisar secara langsung untuk membebaskan Songrui sebagai ucapan terima kasih.Awalnya ia masih bingung hal besar apa yang dilakukannya sehingga permaisuri harus berterima kasih padanya.Hingga akhirnya pertanyaan itu terjawab saat ia bertemu langsung dengan kaisar dan permaisuri.Kebahagiaan te
“Yang mulia, ada satu hal lagi ingin aku tanyakan, tapi tak tahu apakah pantas atau tidak?”Songrui mempertanyakan tentang selir Hua Rong saat permaisuri mengijinkannya.“Bagaimana selir Hua Rong bisa menikah dengan kaisar?”Pertanyaan Songrui membuat wajah permaisuri menjadi murung. Seluruh kerajaan mengetahui seberapa besar cinta kaisar terhadap permaisuri. Bahkan setelah belasan tahun menolak menikahi seorang selir yang diajukan para menteri, tapi pada akhirnya justru memilih seorang selir.“Hal ini tentu saja akan terjadi. Sebagai seorang penguasa, sudah kewajiban kaisar untuk meneruskan garis keturunannya,” permaisuri tersenyum kecil.“Awalnya kupikir selir Hua Rong benar-benar telah jatuh cinta pada kaisar, tapi tak kusangka ternyata ia memiliki ambisi yang sangat besar!”Permaisuri menceritakan kejadian di masa lalu dimana ia mengetahui kejadian besar di malam pernikahan.Selir Hua Rong dikunjungi oleh jenderal perang Wang Songrui, dan ia mendengarkan satu kalimat penting, bahwa
“Murid Jiangwu memohon untuk bertemu dengan para guru!”Perdebatan mereka terhenti.Jiangwu diijinkan masuk ke dalam ruangan.“Para guru, ada hal penting yang ingin saya beritahukan.”“Kudengar sesuatu telah terjadi di medan perang terhadap guru agung, tapi saya tahu Adik Xiongrui tidak sengaja melakukannya,” Jiangwu melirik Songrui dengan senyuman licik.“Jiangwu!” sela guru Yan kesal, “kau tidak diijinkan ikut campur dalam hal ini. Keluar!”“Bukan begitu, Guru.” Jiangwu membantah.Ia menjelaskan sesuatu hal yang didengarkan dari para murid yang ikut dalam pertempuran itu, bahwa Songrui tidak sengaja melukai guru agung.“Dik Xiongrui telah terpengaruh dengan energi jahat yang diserap pedang penghakiman. Itu sebabnya dia kehilangan kendali!”Semua guru tercengang mendengar hal itu.Songrui menarik napas dalam.Penjelasan Jiangwu memang terdengar seperti sedang membelanya, tapi ternyata memiliki tujuan lain.“Ini lebih tak boleh dibiarkan!” ungkap guru Yan.Para guru semakin khawatir ji
“Kak Haoyun, bantu aku mengawasi guru agung!”“Hah?” Haoyun memasang wajah mengeluh, “lagi?”“Segera beritahu aku jika ia telah ke istana!”Lelaki itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Songrui.Usai kepergian kedua kakaknya, ia lanjut menjalankan hukuman.Beberapa jam berlalu, murid pertama kembali menemui Xiongrui dan memberikan informasi bahwa pesan yang ingin disampaikan pada permaisuri telah diambil oleh Yueling.Malam harinya juga Haoyun menemui Songrui dan menyampaikan bahwa Bo Bingwen telah keluar dari perguruan dengan tujuan menuju ke istana.Songrui menggunakan kesempatan ini untuk keluar diam-diam dari istana dan meminta bantuan murid pertama dan Haoyun untuk membantu merahasiakan tindakkannya.“Kami akan membantumu, tapi kau harus menjelaskan tujuanmu!” murid pertama memasang wajah tegas.“Dik Xiongrui, kami hanya mengkhawatirkan keselamatanmu,“ sambung Haoyun.Melihat wajah kedua kakaknya iapun menjelaskan secara singkat.Masalah keracunan para prajurit di benteng perbata
Sekian jauh mengikuti para pengawal itu, perjalanan mereka terhenti.Salah satu pengawal yang memegang kain hitam kecil mendekati Songrui dan mengikatkan kain itu sebagai penutup mata.Perjalanan dilanjutkan kembali, hingga akhirnya mereka berhenti.“Tuan, orangnya sudah datang.”Kreeek!Suara pintu terbuka.BUGH!Tendangan kuat mendarat di punggung Songrui hingga ia terdorong ke depan.Kreeek!Bum!Mendengar suara pintu tertutup, Songrui melepas sendiri kain yang menutupi mata.Ia menyipitkan matanya sembari mendekatkan telapak tangan di depan wajah.“Kupikir kau tak akan menemuiku lagi, Xiongrui.”Sadar dengan suara tuan pasar gelap, Songrui mencoba membiasakan matanya dengan cahaya di dalam ruangan.Di depan sana terlihat tuan pasar gelap berdiri di depan balok batu besar, dan di atasnya terbaring seorang wanita cantik yang tak sadarkan diri.“Kemarilah dan lihatlah, Xiongrui.”Songrui tertegun begitu tuan pasar gelap berbalik.Wajah lelaki itu terlihat pucat dan tubuhnya terlihat
Lagi-lagi seseorang di luar pintu berteriak-teriak mengucapkan sesuatu.Kali ini teriakkan itu semakin kuat dan terdengar jelas.“POT PEMBAKARAN DEWA ADA DI SINI!”Songrui tertegun begitu mengenali suara yang jelas terdengar.Hal itu membuat tuan pasar gelap tersadar kembali.Kreek!Pintu di depan Songrui terbuka.Kedua matanya masih tak percaya bayangan murid pertama berlari cepat ke arahnya.“Songrui!”“Apa kau terluka?”Belum sempat Songrui merespon pertanyaan murid pertama, sebuah batu besar terlempar ke arah mereka.Braak!Batu yang hampir mengenai mereka berdua disingkirkan oleh tuan pasar gelap.“Kenapa diam saja! Ruangan ini akan hancur, cepat keluar!” lanjutnya bergegas menggendong kekasihnya dan keluar dari dalam sana.Songrui dan murid pertama bergegas mengikuti tuan pasar gelap hingga akhirnya mereka berhasil keluar.Namun kenyataan kehadiran murid pertama merupakan suatu masalah besar baginya.“Kak, seharusnya kau tak kemari!”“Tidak!” bantah murid pertama, “keputusanku t