Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 236. Menuju Hidden Sky Temple

Share

236. Menuju Hidden Sky Temple

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-12-08 10:29:16

Saat fajar menyingsing, Rendy dan Shen Lao berangkat dari rumah besar Shen Lao, meninggalkan Cindy yang masih terlelap. Mereka melangkah keluar ke dunia yang penuh tantangan, menuju Pegunungan Tianyi, tempat tersembunyinya Kuil Langit Tersembunyi.

"Aku akan mengutus orang kepercayaanku untuk mengantarkan Cindy selamat sampai di Paradise Hill ... kamu tidak perlu khawatir," ucap Shen Lao melihat kegelisahan di wajah Rendy.

"Terima kasih, Master Sheng! Aku hanya khawatir kalau musuh-musuh lamaku masih mengincar Cindy. Oh ya, kita akan kemana?"

"Pegunungan Tianyi di Negeri Chun Kuo. Ada portal disana yang menuju Dunia Atas Negeri Falling Sky, tempat sekte Gerbang Awan langit dan sekte Gerbang Api Neraka berada."

"Kenapa aku memiliki dualisme bela diri dan kultivasi? Apa aku berasal dari Dunia Atas juga?" tanya Rendy penasaran.

Naga Perang kehilangan ingatan masa kecilnya. Ingatan yang ada padanya hanyalah ingatan saat dirinya sudah remaja dan menjelang dewasa, saat ia mengikuti wajib mil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   237. Tantangan Kristal Kehidupan Surgawi

    Rendy melangkah melewati gerbang batu raksasa yang kini terbuka, memasuki Kuil Langit Tersembunyi. Suasana di dalam kuil sangat berbeda dari dunia luar. Cahaya lembut berwarna keemasan menyinari seluruh ruangan, sementara pilar-pilar tinggi menjulang, dipenuhi ukiran naga yang tampak hidup. Aura damai dan kekuatan besar memenuhi udara, tetapi juga menyiratkan ujian berat yang menanti.Di tengah aula utama, sebuah altar besar berdiri, dikelilingi oleh tujuh lingkaran energi bercahaya. Di atas altar itu, sebuah kristal berukuran kepalan tangan melayang, bersinar dengan cahaya yang terus berubah warna. Kristal Kehidupan Surgawi.Namun, sebelum Rendy sempat melangkah mendekat, suara berat bergema di seluruh ruangan. “Hanya mereka yang layak, yang telah menaklukkan hati mereka sendiri, dapat menyentuh Kristal Kehidupan Surgawi.”Dari bayangan di sudut ruangan, muncul tiga sosok penjaga kuno. Mereka berbentuk manusia, tetapi tubuh mereka memancarkan energi naga, dengan sisik-sisik keemasan

    Last Updated : 2024-12-08
  • Kebangkitan Naga Perang   238. Dunia Atas Falling Sky

    Udara di ruang meditasi Shen Lao terasa berat, seolah-olah setiap molekul mengandung energi tak kasatmata yang berdesir di kulit. Cahaya temaram dari lentera kristal di sudut ruangan memantulkan warna biru lembut pada Kristal Kehidupan Surgawi yang kini tergenggam di tangan Rendy. Kilauan kristal itu seperti denyut jantung yang hidup, memancar dengan irama yang nyaris hipnotis. Rendy menatapnya dengan campuran kekaguman dan kehati-hatian, seakan memahami bahwa benda kecil ini memegang nasib masa depannya."Rendy," suara Shen Lao terdengar dalam, seperti gemuruh halus di kedalaman gua, "kekuatan yang kau peroleh dari Kristal Kehidupan Surgawi bukan sekadar hadiah, melainkan ujian. Untuk menguasainya, kau harus mengasah tubuh, pikiran, dan jiwamu. Dan tempat terbaik untuk itu adalah Dunia Atas Falling Sky."Rendy mengangkat pandangannya, menatap Shen Lao yang berdiri tegap dengan aura keagungan. Jubah putih panjang lelaki tua itu bergoyang lembut meski tidak ada angin.“Dunia Atas Falli

    Last Updated : 2024-12-09
  • Kebangkitan Naga Perang   239. Tantangan di Falling Sky

    “Aku Pemandu Pertama,” jawab pria itu singkat. “Di Falling Sky, kau akan dipandu oleh penjaga. Aku adalah yang pertama, dan tugasku adalah membawamu memahami dasar dari apa yang akan kau hadapi.”Rendy mengangguk, merasa kecil di hadapan pria ini. Namun, ia tidak boleh terlihat ragu. Ia merapatkan genggamannya pada Kristal Kehidupan Surgawi di saku pakaiannya, merasakan denyut energinya yang menenangkan.“Baik. Apa yang harus kulakukan?” tanyanya mantap.Pria tua itu tersenyum tipis, lalu melangkah maju. Dengan satu gerakan tangannya, udara di sekitar mereka berubah. Kabut yang sebelumnya melayang kini menggumpal, membentuk sosok-sosok bayangan yang perlahan bergerak mengelilingi Rendy.“Musuhmu bukan hanya yang kau lihat, tapi juga yang kau rasakan,” kata Pemandu Pertama. “Cobalah bertahan.”Bayangan itu mendekat, dan Rendy bisa merasakan energi dingin merayap di kulitnya. Satu sosok melompat, mencakar ke arah lehernya. Refleks, ia berguling dan menghindar, tetapi yang lain datang me

    Last Updated : 2024-12-12
  • Kebangkitan Naga Perang   240. Kekuatan Api

    Rendy menghapus keringat yang menetes di dahinya, tubuhnya terasa seperti habis dihantam badai. Namun, ada sesuatu yang berbeda—energi dari Kristal Kehidupan Surgawi kini terasa lebih menyatu dengan dirinya, seperti aliran sungai yang mengalir tanpa hambatan. Pemandu Pertama menatapnya dengan tatapan tajam yang penuh arti.“Ujian berikutnya tidak hanya tentang kekuatan,” ujar Pemandu Pertama, suaranya rendah namun menggema. “Falling Sky adalah tempat di mana jiwa dan pikiranmu diuji hingga batas. Kau sudah merasakan elemen udara, tetapi sekarang kau akan menghadapi elemen yang paling berbahaya bagi manusia.”Sebelum Rendy sempat bertanya, tanah di bawahnya bergetar. Retakan kecil muncul, memancarkan cahaya merah menyala yang menyilaukan. Suhu di sekitarnya naik dengan cepat, membuat udara terasa berat dan sulit dihirup. Dalam sekejap, api menjalar dari retakan itu, membentuk lingkaran besar yang mengelilingi Rendy.“Api?” gumam Rendy, merasakan panas menyengat yang hampir membakar kul

    Last Updated : 2024-12-12
  • Kebangkitan Naga Perang   241. Tantangan Keberanian

    Rendy menatap langit yang mulai berubah warna, kini beralih dari biru cerah ke gradasi ungu kehitaman, seolah dunia sekitar ikut berubah mengikuti tantangan yang telah ia lewati. Rasanya, meski kekuatan Kristal Kehidupan Surgawi telah memberinya kemampuan luar biasa, ia masih merasakan berat di hatinya, seolah ada bagian dari dirinya yang belum sepenuhnya siap untuk menerima perjalanan ini. Keringat dingin masih menetes di dahinya, meski api yang mengelilinginya telah padam.Pemandu Pertama tetap diam, mengamati Rendy dengan tatapan penuh arti. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi, tetapi matanya yang tajam seolah menilai setiap detik yang berlalu. Ia tahu bahwa tantangan selanjutnya akan lebih menguji lagi.“Tantangan berikutnya akan menguji keberanianmu,” kata Pemandu Pertama akhirnya, suaranya tenang namun penuh bobot. “Bersiaplah, karena perjalananmu menuju puncak tidak akan mudah. Kali ini, kau akan menghadapi elemen yang lebih sulit dipahami. Elemen yang bukan hanya menguji kekua

    Last Updated : 2024-12-13
  • Kebangkitan Naga Perang   242. Sosok Asing

    Rendy berdiri di sebuah dataran tinggi yang dikelilingi langit tak berujung. Awan-awan perak menggumpal di bawah kakinya, membuatnya seolah berada di atas dunia. Kristal Kehidupan Surgawi di tubuhnya berdenyut lembut, memancarkan kehangatan yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Pelatih Pertama telah meninggalkannya di sini, mengatakan bahwa ini adalah ujian terakhir di Falling Sky sebelum ia layak kembali ke Khatulistiwa."Di sini, kau akan menghadapi inti dari dirimu sendiri," suara Pemandu Pertama terngiang dalam ingatannya. "Tidak ada arahan, tidak ada bantuan. Kau hanya bisa mengandalkan dirimu."Saat itu, udara di sekitarnya berubah. Angin dingin berhembus, membekukan tulang dan menciptakan riak-riak kecil di awan di bawahnya. Dari balik kabut tebal, sosok-sosok mulai muncul. Mereka tidak jelas, hanya bayangan buram yang bergerak perlahan. Tetapi semakin mereka mendekat, Rendy dapat merasakan kehadiran mereka yang menghantui.“Siapa kalian?” tanya Rendy, bersiap dalam posisi bertaha

    Last Updated : 2024-12-13
  • Kebangkitan Naga Perang   243. Sepuluh Tahun Yang Lalu

    Dentuman tank menggetarkan udara, sementara ledakan granat mencabik-cabik ketenangan malam yang memerah oleh nyala api. Di tengah kegaduhan itu, suara melengking menerobos, menampar telinga Rendy yang setengah tersadar.“RENDY!”Bahunya terguncang kasar. Jari-jari berlapis debu dan keringat menekan tubuhnya. Di hadapannya, seorang prajurit muda dengan seragam penuh noda darah dan lumpur, menggenggam bayonet erat seperti hidupnya bergantung pada senjata itu."Kapten, akhirnya sadar juga!" seru prajurit itu, matanya membelalak penuh cemas."Clara?" gumam Rendy, pandangannya masih kabur tapi ia dengan jelas mengenali suara yang terus diingatnya sampai sekarang, pikirannya melayang di antara realitas dan kebingungan."Maaf kalau terpaksa memanggil Kapten keras-keras! Kita diserang habis-habisan, dan Kapten tidak merespons!" Clara menegakkan tubuh, suaranya meninggi untuk mengatasi gemuruh medan perang. "Apa Kapten punya strategi bertahan? Kita kehabisan waktu!"Rendy menggeleng pelan, men

    Last Updated : 2024-12-14
  • Kebangkitan Naga Perang   244. Garis Waktu

    Hutan di depan terasa lebih sunyi daripada biasanya, hanya derit dedaunan dan angin dingin yang menyapu ranting. Rendy merasakan punggungnya berkeringat, meski udara menusuk dingin. Langkahnya terhenti ketika ia melihat bayangan samar di kejauhan—sesosok pria tua dengan jubah kelabu, berdiri tak bergerak di bawah pohon besar.“Siapa kau?” Rendy berseru, tangan kanannya meraih pistol kecil di pinggang.Pria itu mengangkat kepalanya perlahan, wajahnya samar oleh bayangan daun. “Kapten Rendy Wang. Kau telah melintasi waktu, tapi bukan kehendakmu yang membawamu ke sini.”Jantung Rendy berdetak keras. “Apa maksudmu? Jelaskan!”Pria tua itu tersenyum tipis, suaranya berat dan penuh misteri. “Masa depanmu dan masa lalu ini terikat. Kau di sini karena ada sesuatu yang harus kau ubah… atau sesuatu yang harus kau lawan agar tidak menghantuimu di masa depan”“Kau siapa sebenarnya?”“Aku adalah penjaga garis waktu ini.” Pria itu melangkah maju, suaranya berubah menjadi desis yang mengerikan. “Sed

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   523. Rendy vs Bara Sena - II

    Bara Sena menarik napas panjang, lalu melemparkannya dalam pekikan perang yang menggetarkan langit-langit balairung.“AARRRGHHH!!!”Kedua tangannya bersatu di depan dada, dan seketika api melonjak liar, melingkar membentuk mandala raksasa berwarna merah keemasan yang menyelubungi tubuhnya. Api itu berkilau dengan pola-pola kuno yang menari seperti cap naga, masing-masing garisnya seperti ditulis dengan darah para leluhur.“Api Leluhur Andalas!” raungnya.Langit-langit Balairung Matahari berdetak dengan gema mantra yang terpatri di ukiran-ukiran dinding. Pilar-pilar tua yang menopang bangunan itu tiba-tiba bersinar terang, garis-garis sihir purba menyala, mengalirkan kekuatan suci dari akar sejarah Andalas. Aura mereka menyalakan seluruh balairung, menyulut langit dalam ruangan itu menjadi nyala abadi yang mendesis pelan.Api itu bukan hanya panas—ia menyengat jiwa, menusuk kesadaran, membawa kilasan ribuan tahun sejarah dan darah yang telah tertumpah demi kerajaan ini. Bara Sena kini t

  • Kebangkitan Naga Perang   522. Rendy vs Bara Sena - I

    Benturan pertama mengguncang dunia seakan langit dan bumi menolak keberadaan pertarungan itu. Lantai kayu Balairung Matahari retak dalam pola menjalar seperti akar pohon purba, suara kayu pecah menggemuruh dari bawah kaki mereka. Getarannya menjalar hingga ke pilar-pilar penyangga yang mulai bergoyang pelan, menebarkan debu yang turun seperti hujan abu dari langit-langit.Bara Sena, dengan tubuh kekarnya yang dipenuhi tato suci, menghantam pusaran kabut merah yang membungkus tubuh Rendy. Tinju apinya menyala menyilaukan, semburan panasnya membuat udara di sekeliling bergetar seperti fatamorgana di tengah gurun.Namun, dari balik kabut merah itu, seekor naga merah transparan meraung—raungan panjang dan purba yang menggema ke seluruh penjuru ruangan. Nafasnya menguarkan hawa panas bercampur aroma darah dan belerang. Pusaran kabut berubah menjadi pusaran angin liar yang meliuk, membelokkan hantaman Bara Sena seolah waktu itu sendiri membelanya.Bara Sena menyeringai, giginya menyeringai t

  • Kebangkitan Naga Perang   521. Menantang Bara Sena

    Seruni duduk tegak, tubuhnya bersandar pada kursi kayu yang tebal. Wajahnya terpelintir sedikit, matanya menyipit tajam menatap Rendy yang berdiri di hadapannya. Di udara, terasa ketegangan yang mencekam, seperti listrik yang siap meledak. Perlahan, ia menggumamkan kata-kata yang terdengar seperti peringatan, namun dibalut dengan rasa penasaran.“Elemental Naga Baru?” Suaranya serak, nyaris tak terdengar, seolah kata-kata itu berat dan penuh beban. “Kau tahu, Rendy, gelar itu bukan sekadar sebutan. Itu berarti mengguncang seluruh Andalas—menyentuh setiap sudut dunia ini.”Rendy menatapnya tanpa berkedip, setiap helaan napasnya semakin dalam, menyusup ke dalam dadanya yang berdenyut. “Aku tahu,” jawabnya dengan suara penuh tekad yang menggetarkan udara. “Dan aku tahu, aku tidak akan mendapatkan persetujuan itu hanya dengan kata-kata.”Dengan langkah perlahan namun penuh keyakinan, ia berdiri tegak. Ketegangan yang terbangun begitu kental, terasa seolah waktu berhenti sejenak. Tangan ka

  • Kebangkitan Naga Perang   520. Merekrut Seruni

    Perempuan itu menghentikan kudanya beberapa meter di depan Rendy. Udara di antara mereka seolah menjadi lebih berat. Kenangan akan masa lalu—pertarungan sengit di Horizon City, perdebatan tentang kehormatan dan tujuan, dan kekaguman diam-diam yang tak pernah sempat diutarakan—kembali mengapung di udara."Kau datang sendiri, Rendy?" Seruni akhirnya berbicara, suaranya rendah namun penuh tekanan. "Apa kau pikir aku akan lupa bahwa kau pernah hampir mengalahkanku di Horizon City?"Rendy tersenyum tipis. "Aku tidak lupa... dan aku juga tidak datang untuk mengulang masa itu. Aku datang membawa kabar yang bisa menyelamatkan Andalas—atau membinasakannya jika diabaikan."Seruni turun dari kudanya, lalu berjalan mendekat dengan langkah penuh percaya diri. Srikandi Andalas tetap berjaga di belakang, tangan mereka sudah menyentuh gagang senjata, bersiap untuk segala kemungkinan."Jika kau datang dengan niat baik," ucap Seruni sambil menatap lurus ke dalam mata Rendy, "mengapa tidak mengirim utus

  • Kebangkitan Naga Perang   519. Negeri Andalas

    Angin pagi membelai rambut panjang Sheila Tanoto saat ia berdiri di tepi landasan bandara jet pribadi di pinggiran Dark City. Suasana masih gelap karena waktu baru menunjukkan pukul 02.00 pagi. Matahari buatan masih mati digantikann oleh bulan buattan yang memiliki energi gravitasi bulan seperti di Khatulistiwa. Di belakangnya, lampu-lampu kota berkelip seperti bintang jatuh, sementara deru mesin pesawat pribadi Rendy menggeram pelan, siap untuk lepas landas. Bau logam dan bahan bakar memenuhi udara, menambah ketegangan yang terasa seperti benang halus yang siap putus kapan saja.Wajah Sheila disinari remang lampu bandara, menunjukkan keraguan yang dalam di matanya."Aku akan segera menyusulmu ke Khatulistiwa," ucapnya, suaranya tenang namun mengandung kekhawatiran. "Dan aku akan memerintahkan Empat Penjuru Angin untuk menemanimu ke Negeri Andalas. Setidaknya, mereka bisa menjadi pelindungmu dari pengkhianatan yang tak terduga."Rendy menoleh, siluetnya tegap dalam bayang pesawat. Mat

  • Kebangkitan Naga Perang   518. Hasrat Sang Elemental Naga

    Udara di apartemen terasa berat, hampir pekat, seolah setiap molekul udara merapat, menahan napas mereka dalam pusaran hasrat yang menggetarkan. Di antara gemuruh jantung yang berdetak terlalu keras, tubuh Rendy dan Sheila melebur dalam tarikan naluriah—sebuah pencarian yang tak membutuhkan kata, hanya desakan naluri yang tak terbantahkan.Sheila, dengan mata berkilat dalam cahaya remang, meraih tangan Rendy. Genggamannya kecil, namun panasnya menembus kulit hingga ke nadi. Tanpa sepatah kata pun, ia menariknya melewati ruang tamu menuju kamar tidur.Pintu kamar terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan luas dengan jendela kaca setinggi langit-langit, menghadap langsung ke hamparan Dark City yang bermandikan cahaya malam. Lampu-lampu kota berkedip seperti bintang patah yang jatuh ke bumi, menciptakan lukisan malam yang sendu sekaligus memabukkan.Langkah-langkah mereka terhenti di tepi ranjang. Sheila berbalik perlahan. Rambut hitamnya berkilau di bawah lampu gantung, mengalir seperti ti

  • Kebangkitan Naga Perang   517. Godaan Sheila

    Mata Sheila menyipit, bibirnya membentuk senyum penuh misteri. "Oh begitu? Jadi... kamu sudah tahu semua tentang tubuhku, ya?" Nadanya melengking manis, tapi ada sesuatu yang membuat udara di antara mereka mendadak terasa lebih panas. "Apa kita pernah... bercinta di sana?"Uhuk!Rendy tersedak kopi, buru-buru menahan batuknya dengan tisu. Wajahnya memerah, entah karena panas kopi atau pertanyaan lugas yang sama sekali tidak ia duga."Hihihi..." Sheila terkikik geli, menatapnya dengan tatapan jahil. Ia menyender santai di sofa, memperlihatkan leher jenjangnya dengan sangat disengaja. "Kenapa? Kaget mendengar pertanyaanku? Bukankah aku... kekasihmu?" godanya dengan suara manja, hampir berbisik."A-aku..." Rendy berusaha menguasai diri, tapi lidahnya terasa kelu. Matanya berusaha fokus ke cangkir di tangan, tidak berani menatap langsung ke mata Sheila yang berbinar penuh rasa ingin tahu.Melihat Rendy gugup justru membuat Sheila semakin bersemangat. Ia mendekat sedikit, memperkecil jarak

  • Kebangkitan Naga Perang   516. Hadiah Kecil Sheila

    Gemuruh sorak-sorai membahana di seluruh penjuru Dark City. Malam itu, langit Negeri Malam seolah terbakar oleh kembang api yang menghujam ke udara, meledak dalam semburat warna merah darah dan biru keunguan. Udara dipenuhi aroma manis dari bunga-bunga yang dihiasi sepanjang jalan, bercampur dengan bau hangat makanan yang dibakar di setiap sudut festival.Kemenangan atas Azerith — Sang Pewaris Malam yang selama ini menjadi duri dalam upaya Sheila untuk membangun negeri ini — terasa seperti beban besar yang akhirnya terangkat dari dada semua orang. Negeri Malam, untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, merasakan apa itu kebebasan.Renata dan Jessy berdiri di tengah kerumunan, senyum mereka merekah di bawah cahaya lentera. Kilatan kebahagiaan di mata mereka membuat keduanya tampak lebih muda dari biasanya. Rencana untuk kembali ke Negeri Khatulistiwa pun mereka tangguhkan tanpa ragu, terpikat oleh atmosfer penuh sukacita ini.“Aku rasa... kita memang harus tinggal lebih lama,” ujar Je

  • Kebangkitan Naga Perang   515. Menghancurkan The Killer

    The Killer berdiri di tengah medan, darah hitam menetes dari lengannya, menodai tanah Negeri Malam yang retak. Untuk pertama kalinya dalam berabad-abad, ia merasakan tekanan—bukan dari satu musuh, tapi dari kekuatan bersatu.Jessy menggenggam erat pedang lebarnya yang bergetar karena energi spiritual. Napasnya berat, tapi matanya penuh keyakinan. Di sisi lain, Renata mengaktifkan mode serangan penuh dari Nova-Core, tubuhnya dilapisi armor spiritual tipis berkilau biru muda. Kupu-kupu logam di belakangnya mulai berubah, mengepakkan sayap berbentuk bilah tajam, siap menghujani The Killer kapan saja.Sementara itu, Rendy, walau masih berlutut dan tubuhnya gemetar, membuka matanya perlahan. Cahaya keemasan samar mulai berkedip di dalam irisnya — tanda bahwa sebagian kecil energi Naga Perang mulai bangkit kembali.The Killer menggeram rendah, suaranya seperti dua dimensi bertabrakan.“Aku... tidak akan berakhir di sini...”Dengan satu gerakan memutar, tubuhnya membelah menjadi sepuluh baya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status