Share

Bab 415

Author: Galang Damares
Bagaimanapun, wanita ini sangat cantik. Aku bahkan tidak berani berpikir untuk menggenggam dengannya.

Apalagi melakukan hal seperti itu dengannya.

Namun, aku tidak boleh gegabah.

Wanita ini bukan wanita biasa. Orang sepertiku tidak pantas menyentuhnya.

Meskipun kebahagiaan sesaat menyenangkan, nyawa lebih berharga.

Aku masih muda, belum menikah dan belum mempunyai keturunan, aku tidak ingin meninggal dini.

"Aku serius. Kalau kamu bantu aku, aku pasti bantu kamu." Helena masih tidak menyerah, dia mencoba untuk membujukku.

Aku berkata dalam hati, 'Jangan dengarkan, ini jebakan!'

Aku terus melafalkan kalimat ini. Akhirnya, aku terbebas dari sihir Helena.

Melihatku begitu gigih, Helena mulai berulah.

Dia tiba-tiba berbalik, dia berbaring telungkup sambil menggoyangkan pantatnya.

"Kak, begini bisa?"

Aku mengabaikannya.

Helena terus mengganti postur tubuhnya.

Aku tetap mengabaikannya.

Helena melepas kacamata hitamku dan menyadari mataku tertutup rapat.

"Buka matamu!" seru Helena dengan nada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
BaksTi Julius
harus berapa banyak iklan yg di buka lagi,taiklah baca lama2 ga ada manfaatnya!
goodnovel comment avatar
Renaldy Cristian
merasa jd bodok baca cerita ini.....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1551

    Di bawah bimbingan Bella, keduanya datang ke lokasi yang ditentukan.Henry belum tiba.Bella memesan minuman untuknya dan Verra, lalu mereka menunggu dengan tenang.Setelah beberapa menit, Henry muncul.Henry berpakaian mencolok seperti seorang gelandangan di jalanan."Nona Bella, lama tak jumpa. Kamu makin cantik sekarang."Bella mengerutkan keningnya. Dia tanpa sadar menatap Verra yang duduk di sampingnya.Henry si bajingan itu. Dia bahkan tidak mengenali Verra.Ekspresi Verra tampak sangat masam.Bella berkata dengan ekspresi masam, "Lihatlah siapa yang duduk di sampingku?"Henry baru menatap Verra dengan acuh tak acuh, "Kenapa dia kelihatan begitu familier? Tapi, aku nggak ingat di mana kami bertemu sebelumnya."Saat Verra mendengarnya berkata begitu, air matanya langsung mengalir.Bella sangat marah hingga dia berteriak, "Namanya Verra, dia tunanganmu. Kamu bahkan nggak mengenalinya."Mendengar ucapan Bella, ekspresi Henry langsung berubah.Verra! Ternyata dia adalah Verra!Hal ya

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1550

    Dia malah merasa marah. Bella tidak tahu kenapa dia begitu buta hingga jatuh cinta pada bajingan seperti itu.Verra belum pulih dari kesedihannya. Dia tidak dapat menahan air matanya."Nona Bella, maaf."Bella berkata, "Kenapa kamu minta maaf? Dia yang salah, dia yang seharusnya minta maaf. Kamu juga korban!"Verra mulai menangis lagi.Bella segera mengambil tisu untuk menyeka air matanya. "Oke, berhentilah menangis. Menangis demi bajingan itu nggak ada gunanya. Sekalipun kamu menangis sampai mati atau sampai buta, bajingan itu nggak akan bisa melihatnya.""Yah, apa yang kamu katakan masuk akal." Verra merasa lega dan menyeka air matanya.Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba berkata, "Nona Bella, Pak Edo, kalian pasti tahu di mana Henry, 'kan? Kalian punya kontaknya?"Aku tidak paham. "Kamu masih mau menemuinya?"Verra berkata, "Aku ingin menemuinya, tapi bukan untuk mengganggunya. Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal padanya secara langsung."Bella menatapku. Aku juga menatap Bella

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1549

    Setelah masalah seperti ini, aku merasa tidak perlu menyembunyikannya lagi. Jadi, aku menceritakan semua yang dilakukan Henry pada Verra.Verra tertegun dan terduduk di ranjang. Dia tidak bereaksi untuk waktu lama."Ke ... kenapa Henry bisa jadi begini?" Verra tidak percaya apa yang dia dengar. Dia tidak percaya apa yang aku katakan.Dalam ingatannya, tunangannya masih seorang pemuda lugu, pemuda yang sangat mencintainya ....Namun, Henry yang aku sebutkan begitu asing sehingga dia merasa seperti hampir tidak mengenalnya.Aku hanya bisa menjelaskan dengan sabar, "Kak Verra, manusia memang bisa berubah, terutama pria. Kamu nggak pantas bersedih untuk orang seperti Henry. Dia sama sekali nggak pantas untukmu.""Aku berkata jujur. Aku bertemu Henry saat kita makan malam sebelumnya. Bajingan itu menyakiti gadis lain lagi.""Aku kasih tahu kamu karena aku ingin kamu mengerti kamu harus menyerah saat waktunya menyerah. Kamu harus seperti Nona Bella."Verra menutupi wajahnya. Namun, air matan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1548

    "Oh, oke." Aku mengikuti Verra ke kamarnya.Verra duduk di tepi ranjang. Kemudian, air mata mengalir di wajahnya.Adegan ini membuatku ketakutan. "Kak Verra, kenapa kamu? Ada apa?""Pak Edo, aku nggak bisa menemukan tunanganku. Aku merasa dia nggak menginginkanku lagi."Verra menutupi wajahnya. Dia tidak dapat menahan tangisnya.Melihatnya begitu patah hati, aku merasa sangat sedih. Aku hanya bisa menghiburnya, "Kak Verra, kamu sangat baik. Kamu pasti akan bertemu pria yang lebih baik di masa depan."Sedangkan Henry si bajingan itu, dia tidak pantas membuat Verra bersikap baik padanya.Verra masih tidak bisa menahan perasaan kesalnya. "Aku nggak ingin mencarinya lagi. Aku nggak ingin mencarinya lagi. Aku ingin kembali ke pegunungan.""Kamu akan tinggal di pegunungan seumur hidupmu? Kak Verra, pernahkah kamu berpikir untuk meninggalkan pegunungan dan hidup di kota?"Kehidupan di pegunungan memang santai, tetapi jika sendirian, itu akan terasa membosankan dan sepi.Usia Verra masih muda.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1547

    Bella berkata dia tidak menyukaiku, tetapi sebenarnya dia peduli padaku.Aku menatapnya menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri sambil tersenyum. Namun, akhirnya dia malah menyerahkannya padaku."Untukku?" Aku sangat gembira.Bella masih menunjukkan ekspresi masam. "Mau minum nggak? Kalau nggak, lupakan saja.""Minum, aku mau. Tapi, tanganku sakit. Bisakah kamu menyuapiku?" tanyaku sambil tersenyum.Bella mengambil segelas air, lalu mendekatkannya ke mulutku.Aku memegang pergelangan tangannya dengan hati-hati, lalu meminum airnya dengan perlahan.Pipi Bella sedikit memerah. Namun, dia tidak mengatakan apa pun. Dia juga tidak menolak.Tindakannya ini berarti dia menerimanya.Akhirnya, aku mengerti perasaannya padaku. Dia benar-benar peduli padaku.Aku merasa sangat bahagia.Aku merasa air yang aku minum sangat manis.Setelah menghabiskan segelas air, Bella meletakkan gelasnya dan berkata, "Oke, kamu pergilah.""Ke mana?""Kembali ke rumah Nia.""Aku nggak mau kembali.""Kenapa?""

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1546

    "Kenapa takut?" tanya Jessy dengan nada tidak setuju.Dia tidak takut, tetapi aku takut.Barusan, aku menyinggung Bella. Saat ini, dia masih marah. Jika dia melihat aku dan Jessy seperti ini lagi sekarang, aku pasti akan mati dengan tragis."Aku takut sahabatmu akan memakanku. Oke, pergilah sekarang. Aku baik-baik saja.""Kalau begitu, cium aku," kata Jessy sambil meraih lenganku dan tersenyum.Aku tahu bahwa jika Jessy mengajukan permintaan, dia tidak akan pernah menyerah sampai dia mencapai tujuannya.Jadi, aku menciumnya dengan cepat.Aku tahu Yuna berdiri di dekatku, tetapi aku tidak peduli.Jika aku bersikap malu-malu, Yuna akan berpikir aku masih peduli padanya.Aku sengaja melakukan ini untuk memberi tahu Yuna bahwa aku sudah benar-benar berubah. Aku bukan orang yang sama seperti dulu.Setelah menciumnya, Jessy pergi bersama Yuna dengan puas.Aku datang ke ruang tamu dan melihat Bella duduk di sofa dengan ekspresi masam.Aku menghampiri Bella sambil tersenyum dan memberinya sepo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status