Share

Bab 970

Author: Galang Damares
Ekspresi marah muncul di wajah Barto yang awalnya tenang. "Beraninya kamu mengancamku?"

"Itu bukan ancaman, itu peringatan. Kamu sudah punya bukti terhadap Johan, tapi Johan masih nggak menganggap serius kata-katamu. Dia masih berbuat seenaknya di luar."

"Kalau dia terus seperti ini, apa kamu pikir putrimu nggak akan mengetahuinya cepat atau lambat?"

Barto memukul meja dengan keras. "Johan si bajingan ini, dia nggak akan menurut kecuali aku mematahkan salah satu kakinya."

"Pak Barto, Johan sama sekali nggak menurutimu. Bahkan kalau kamu mematahkan salah satu kakinya sekarang, itu bisa membuatnya merasa takut dan cemas untuk sementara waktu, tapi bagaimana dengan nanti?"

"Kalau dia terus berbuat seenaknya atau bahkan ingin membunuhmu, apa yang akan kamu lakukan? Apa yang akan terjadi pada putrimu?"

"Aku percaya bagimu, membunuh Johan semudah menghancurkan seekor semut. Tapi, pernahkah kamu berpikir tentang apa yang akan terjadi pada putrimu? Apa yang akan terjadi pada bayi dalam perutny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1641

    Meskipun dia tidak punya jabatan atau peran penting di perusahaan, diakui oleh Keluarga Santoso saja cukup membuat kami tidak sanggup melawannya.Yuna benar-benar tidak tahu bagaimana aku menyinggung Leo.Jika Leo muncul di sini, pasti tiga tuan muda lainnya juga sudah datang ke Kota Jimba.Dengan kata lain, orang yang aku singgung bukan hanya Leo, melainkan empat tuan muda Kota Jilin."Edo, kamu jangan sampai mati!" kata Yuna dengan tatapan tajam.Menyimpan dendam dan mengalahkanku adalah motivasi yang selalu dia pegang selama ini.Jika aku celaka, dia benar-benar tidak tahu apa lagi yang bisa membuatnya bertahan.Kematian Harmin menjadi pukulan yang hampir menghancurkan Yuna.Bisa dikatakan, dia merasa seolah langit telah runtuh.Satu-satunya alasan dia bisa bertahan di masa sulit itu adalah karena benci dan muak padaku. Dia berharap bisa mengalahkanku!Bahkan sekarang pun tetap sama.Jadi, aku sama sekali tidak boleh celaka.Yuna terdiam sejenak, lalu dia menekan sebuah nomor telepo

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1640

    Di sisi Leo, dia sudah marah setengah mati. Sementara di sisi kami malah tertawa tanpa beban.Salah satu dari Empat Tuan Muda Kota Jilin yang bergengsi malah ditertawakan oleh sekelompok kutu busuk!"Kalian tunggu saja!" Setelah melontarkan ancaman itu, Leo berbalik dan pergi.Saat ini, situasi jelas tidak menguntungkan bagi Leo. Dalam kondisi belum bisa memastikan kemenangan, menahan diri agar situasi tidak memburuk juga termasuk sebuah strategi.Hanya saja, mendengar tawa lepas kami dari belakang, hati Leo terasa sesak dan tertekan.Leo diam-diam bersumpah akan membuat kami mati dengan tragis!..."Pergi? Dia benar-benar pergi?" Kiki kelihatan masih belum puas.Zudith menimpali, "Padahal aku baru kepikiran serangkaian makian, aku belum sempat katakan. Kok dia pergi? Bagaimana kalau kita panggil balik biar bisa dimaki lagi?"Kiki berkata jika cara ini bisa dijalankan.Aku tertawa dengan ulah mereka. "Sudahlah, dia sudah pergi, jangan kebanyakan mengoceh. Tapi, aku nggak menyangka kali

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1639

    "Kenapa banyak novel yang nggak berbobot sekarang? Karena isinya nggak perlu mikir, pembaca cukup membaca saja.""Tapi, kalau tokoh di novel bodoh masih bisa dimaklumi. Tapi, kenapa kamu juga sebodoh itu?""Kamu bilang aku bodoh? Kamu ...." Leo ingin membantah, tetapi dia tidak tahu harus menjawab apa.Kiki berkata, "Apa kamu nggak bodoh? Kita nggak kenal dekat sama kamu, terus kamu tanya apa kami kenal kamu. Mana mungkin kami tahu!""Kalau aku jadi kamu, mending langsung tunjukin identitasmu. Bukannya malah tanya kayak gini."Leo malah merasa ucapan Kiki masuk akal.Namun, jika dia benar-benar mengikuti saran Kiki, bukankah itu sama saja mengakui jika tindakannya barusan memang bodoh?Bagaimanapun, dia adalah salah satu dari Empat Tuan Muda Kota Jilin. Bagaimana mungkin bisa dibilang bodoh semacamnya?Kutu busuk itu seharusnya cuma bisa gentar dan takut padanya!"Kalian pasti celaka!" Setelah berpikir lama, akhirnya Leo menemukan satu kalimat yang menurutnya terdengar garang dan bisa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1638

    Saat aku, Kiki dan Zudith memasang papan iklan di depan klinik, aku merasa bagian belakang leherku terasa dingin, seolah ada dua tatapan dingin yang sedang mengawasiku.Aku refleks menoleh, kemudian aku melihat seseorang yang terasa agak familier menatapku dengan penuh kebencian.Orang itu berpakaian mewah. Terlihat jelas dia dari kalangan kaya. Usianya pun masih sangat muda.Aku berpikir sejenak. Akhirnya, aku teringat siapa dia.Saat Nini dan Intan dipersulit hari itu, sepertinya orang ini duduk di samping Rony.Leo menatapku dengan garang, seolah dia ingin menelanku hidup-hidup.Pikirannya sama persis dengan Rony. Mereka menganggap aku yang menjadi pemicu pertikaiannya dengan Winston.Namun, apa yang telah aku lakukan?Aku bahkan hampir tidak mengingatnya."Kamu ... cari aku?" tanyaku dengan ragu sambil melangkah mundur dengan waspada. Dari sorot matanya, aku melihat aura membunuh yang membara dengan jelas!Leo langsung mengayunkan tangannya ke arah wajahku.Aku buru-buru mengangkat

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1637

    "Leo, kamu punya hak apa buat meledek aku? Kamu cuma beruntung punya ibu yang selalu pasang badan buat kamu. Semua yang kamu punya sekarang, cuma karena perlindungan dari ibumu.""Kalau bukan karena ibumu, kamu itu bukan siapa-siapa.""Tapi, aku beda sama kamu. Semua yang aku capai sekarang, itu hasil usahaku sendiri!"Leo sangat marah hingga dadanya naik turun.Winston bahkan mengejeknya sebagai anak yang tidak pernah dewasa. Dia hanya bersembunyi di pelukan ibunya.Bagaimana mungkin dia bisa menerima hinaan seperti itu?"Sialan, tutup mulutmu!" teriak Leo sambil menerjang Winston, lalu keduanya pun berkelahi.Liam yang biasanya jarang bicara itu, tiba-tiba mengentakkan cangkirnya ke meja dengan keras.Kedua orang yang sedang bergulat itu terkejut dan berhenti.Sosok Liam memancarkan aura yang makin dingin. Perkataannya pun sangat singkat dan padat.Dia berkata dengan nada dingin, "Kita disebut Empat Tuan Muda Kota Jilin, tapi malah ribut di sini. Penyebabnya cuma gara-gara seekor kut

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1636

    Kiki dan Zudith tidak berkata apa-apa lagi.Karena semua analisis yang bisa aku jelaskan sudah aku jelaskan. Semua pertimbangan juga sudah aku pikirkan. Memang sekarang tidak ada solusi yang lebih baik lagi.Akhirnya, kami sepakat dan memutuskan untuk sementara membiarkan saja begitu.Dugaanku memang tepat. Orang-orang yang bikin onar kali ini memang disuruh oleh Rony.Saat itu, Rony, Leo, Liam dan Winston sedang duduk di sebuah kedai kopi tidak jauh dari sana. Mereka menikmati apa yang baru saja mereka ciptakan."Ckck ...." Rony menggelengkan kepalanya. "Nggak nyangka Edo susah banget disingkirkan. Pak Rony, sepertinya cara kamu kurang manjur, ya."Winston menyesap kopi dengan tenang. "Dia cuma kutu busuk yang keras kepala. Dia selalu berusaha meronta meski tinggal menunggu mati.""Hahaha ... kutu busuk. Pak Winston, perumpamaanmu itu benar-benar kocak sekali." Rony tertawa terbahak-bahak.Leo menuangkan kopi ke cangkir mereka satu per satu. "Tapi, kutu busuk macam itu kabarnya berhas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status