/ Lainnya / Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang / Bab 7 - Memulai Hidup Sebagai Anna Briel

공유

Bab 7 - Memulai Hidup Sebagai Anna Briel

작가: MeowMoe
last update 최신 업데이트: 2024-02-08 14:13:38

Di sebuah gedung 20 lantai.

Elvin duduk di belakang meja kerjanya, membiarkan komputer menyala sementara ia termenung mengenang kembali kejadian aneh yang dialaminya di ruang perawatan Jessica.

Sikap dan cara berbicara remaja bernama Anna Briel yang sempat berdebat dengannya di sana —sebelum akhirnya kejang-kejang dan jatuh pingsan— membuat konsentrasinya dalam bekerja menurun drastis selama beberapa jam belakangan. Elvin bahkan masih duduk termenung di kantornya walau hampir seluruh karyawannya telah pulang.

“Kakek juga merasakan sesuatu yang janggal dari dirinya, bukan?” Elvin mengingat Norman Wright yang biasanya tidak pernah tertarik berinteraksi apalagi berhubungan dengan orang asing —kecuali sedang bertransaksi bisnis— malah meminta tetap tinggal untuk melihat kondisi Anna sementara ia kembali ke kantornya.

Sewaktu kejadian, Norman sebenarnya berada tepat di belakang Elvin ketika mereka memergoki Anna hendak melakukan sesuatu pada peralatan penunjang hidup Jessica, tapi Anna tidak menyadari kehadiran Norman karena terlalu fokus pada Elvin.

Elvin terjaga dari lamunan saat sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Panggilan dari asisten pribadinya yang ia minta untuk menyelidiki latar belakang Anna dan kini melaporkan hasil dari penyelidikannya.

“Baiklah, aku akan membuka emailku sekarang dan besok biar aku sendiri yang akan pergi menyelidikinya.”

Elvin beralih pada komputer, membuka email untuk membaca laporan yang sudah asisten pribadinya rangkum secara singkat.

“Bisa masuk ke Wright Entertainment karena bantuan Jessica? Jessica membantu seseorang?” Elvin tersenyum kaku, tidak bisa membayangkan Jessica yang dikenalnya sebagai pribadi yang angkuh dan kasar itu bisa membantu orang lain untuk mendapatkan pekerjaan. “Apa benar hanya itu hubungan mereka?”

Elvin mengetuk-ngetukkan jarinya di meja, mengingat kembali semua tingkah laku Anna yang sangat mirip dengan Jessica.

“Bagaimana mungkin sikap dua orang berbeda bisa terlihat sama?”

❀❀❀

Jessica dan Sherly kembali ke rumah dengan diantarkan orang suruhan dari keluarga Wright —yang juga telah membayar semua biaya rumah sakit Anna. Jessica tidak mengerti kenapa Norman sampai seperhatian itu pada Anna dan Sherly, tapi dia juga tidak ingin menanyakannya pada pria yang mengantarkan mereka untuk mengobati rasa penasarannya.

Sesampainya di rumah sederhana keluarga Briel yang sangat sempit itu, keduanya tidak menemukan siapapun sedang berada di rumah. Dari ingatan Anna, Jessica mengetahui kalau ibunya Anna pasti sedang bekerja sebagai asisten rumah tangga di beberapa keluarga, sedangkan ayahnya yang tidak bertanggung jawab itu kemungkinan sedang berada di tempat perjudian, atau sedang mabuk bersama teman-temannya.

“Jadi ini kamarmu, Anna?”

Jessica menatap berkeliling, memerhatikan kamar berukuran 2x2 meter yang sangat sempit dan tidak memiliki ranjang sama sekali. Dari ingatan Anna, Jessica melihat Anna dan adiknya hanya tidur beralaskan selimut tipis di lantai semen dari kamar tersebut. Selain itu mereka juga tidak memiliki lemari pakaian. Hanya ada kardus-kardus bekas yang digunakan untuk menyimpan pakaian dan buku-buku pelajaran mereka saja di sana.

“Andai bisa mengambil sedikit saja uang di tabunganku… Tsk, Dewa sialan itu! Ada ya Dewa yang suka ikut campur urusan manusia?”

Jessica menarik napas panjang, berusaha membuang kekesalan pada sang Dewa dari pikirannya. Ia kemudian menghampiri kardus-kardus kecil yang tertata rapi di pojok ruangan, melihat isinya dan merasa agak sedih saat menemukan beberapa potong pakaian Anna yang sudah tua dan hampir jabuk.

Jessica teringat kembali pada beberapa bulan belakangan saat melihat Anna mengenakan beberapa pakaian yang ada di tangannya saat ini. Saat itu dia berpikir untuk membelikan Anna pakaian baru agar tidak dipandang remeh oleh sesama rekan aktris junior yang terlihat jelas mencibir bahkan sampai mengasingkannya dari pergaulan sesama junior.

“Sayang sekali aku tidak sempat membelikan pakaian baru untuknya.”

Jessica kemudian berdiri, menatap keadaan ruangan itu sekali lagi sembari bergumam, “Aku berjanji kalau aku bukan cuma akan membelikanmu pakaian baru. Aku akan membuat impianmu tercapai. Ini bukan karena misiku sendiri, tapi aku benar-benar akan melakukannya untukmu. Lihat saja, saat kau sudah kembali ke tubuhmu nanti, kau tidak akan hidup seperti ini lagi!”

Jessica baru bertemu ibu Anna di senja hari. Wanita paruh baya itu langsung memeluknya dan menangis tanpa mengucapkan atau bertanya apapun dalam waktu yang cukup lama.

Sebagai seorang ibu rumah tangga yang bekerja sendirian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka, Rosana Briel sampai tidak berani menanyakan kondisi putrinya itu sama sekali. Bukan karena tidak peduli pada putrinya sendiri, Rosana sangat peduli bahkan sangat mengkhawatirkan kondisi kesehatan Anna. Rosana yang harus bekerja sepanjang hari merasa sangat bersalah pada putrinya yang —karena keadaan— tidak sempat dikunjunginya saat berada di rumah sakit.

Rosana harus pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk bekerja. Jika melewatkan satu rumah saja karena memakai waktunya untuk mengunjungi Anna, ada kemungkinan baginya tidak akan dipanggil lagi oleh orang yang memberikannya pekerjaan, sedangkan untuk mendapatkan satu pekerjaan saja —bagi dirinya yang sudah lanjut usia— sangatlah tidak mudah.

Dari pagi hingga malam hari Rosana hanya memiliki waktu sebanyak 1 jam. Waktu yang biasanya digunakan untuk pulang ke rumah, memasak makan malam untuk suami dan kedua putrinya sebelum kembali bekerja lagi hingga jam 10 malam.

Rumah sakit yang membatasi jam kunjungan hanya sampai jam 9 malam tidak memberikan Rosana kesempatan untuk menjenguk Anna hingga akhirnya tidak berkesempatan untuk bertemu putri sulungnya itu.

“Maaf Mama tidak sempat mengunjungimu.” Hanya kalimat itulah yang terdengar dari mulut Rosana setelah memeluk Anna cukup lama.

“Tidak apa-apa. Saya baik-baik saja,” sahut Jessica yang akhirnya tidak bisa membendung air mata, merindukan pelukan seorang ibu yang sudah lama tidak dirasakannya.

‘Tidak apa-apa kan kalau aku memeluk ibumu seperti ini? Aku berjanji akan menjaga ibumu juga.’

Setelah cukup lama berpelukan dalam perasaan haru, Rosana meminta Anna dan Sherly untuk bergegas mandi sementara ia menyiapkan makan malam.

“Kau bisa menunggu di luar seperti biasanya setelah makan malam?” tanya Rosana pada Anna yang ia kira masih belum sepenuhnya pulih dari cedera akibat tertabrak sepeda, padahal Anna sudah sangat sehat.

Jessica mengerti maksud dari pertanyaan tersebut dan langsung menganggukkan kepala. Dari ingatan Anna, ia tahu Anna dan Sherly selalu melakukan hal itu setiap hari demi menghindari bertemu ayah mereka yang biasanya pulang dalam keadaan mabuk. Jika mereka tidak melakukannya, bisa saja Roman Briel yang sedang dalam pengaruh alkohol itu memukuli, atau bahkan menyeret mereka ke tempat perjudian untuk ‘dijadikan modal’ berjudi —bagian ini yang mereka paling khawatirkan walau belum pernah terjadi. Jadi mereka akan pergi dari rumah sambil menunggu ayah mereka tertidur barulah mereka akan kembali —biasanya di waktu tengah malam— untuk tidur.

“Kau yakin, Nak? Apa kau sudah benar-benar pulih?”

“Saya baik-baik saja,” sahut Jessica tegas, tidak ingin membuat Rosana khawatir. Dan lagi ia memang merasa jika tubuh Anna sangat sehat bahkan lebih kuat dibandingkan tubuh aslinya yang sebenarnya rutin berolahraga. ‘Lagian tubuh ini terasa sangat kuat dan sehat setelah beristirahat selama 3 hari di rumah sakit.’

Jessica pergi mandi setelah Sherly. Di dalam kamar mandi ia menatap pantulan wajah Anna di cermin cukup lama sambil mengucapkan janjinya lagi untuk membantu ibu dan adik gadis itu, juga membuat impian Anna tercapai sembari menunggu waktu yang tepat untuk membalas dendam mereka berdua pada Joseph Thiago, mantan tunangannya.

“Izinkan aku untuk menjadi dirimu mulai saat ini, Anna. Aku berjanji akan mengangkat kehidupanmu, ibu, juga adikmu mulai sekarang,” gumamnya dengan tekad kuat dalam hati.

❀❀❀❀❀❀❀

MeowMoe

Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @_meowmoe_

| 26
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
M. Arwan
jejaaaakkkkk
goodnovel comment avatar
Yeyi
keren csritanya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang   Bab 207 - Usaha Meloloskan Diri

    Anna masih diam terpaku menatap Joseph dengan ekspresi tak percaya. Wajah terkejutnya baru berangsur normal setelah menebak kalau Dewa memang tidak menghapus ingatan mereka bertiga, hanya mengubah keadaan ‘Anna’ saja.“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia masuk!”Teriakan marah terdengar dari dalam bangunan. Sosok pria berekspresi dingin yang menjadi orang kepercayaan Simon untuk memimpin pasukan penculik menodongkan senjata api ke arah mereka.Takut dengan ancamannya, Joseph buru-buru menarik lengan Anna, membawanya pergi memasuki bangunan.Begitu masuk ke dalam bangunan, Anna langsung melihat Sherly yang spontan meronta-ronta begitu melihatnya muncul di pintu. Menggeleng pelan pada Sherly, Anna berbicara penuh percaya diri berusaha menenangkan Sherly dan berjanji akan menyelamatkannya tanpa memedulikan ejekan para penculik pada perkataannya.Setelah memastikan ketiga sandera baik-baik saja—selain hanya diikat di kursi—Anna mengalihkan pandangan pada Richard Lee yang berdiri mematung

  • Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang   Bab 206 - Pertemuan Kembali

    Pukul 7.55 malam di Cross X Cafe.Sudah hampir jam 8 malam namun Sherly, William, dan Ivy Lee—manajer She Will—tak kunjung tiba di Cross X Cafe padahal para tamu undangan sudah berkumpul.Orin dan Anna baru tahu ponsel ketiganya tidak aktif setelah mencoba menghubungi untuk menanyakan posisi mereka.Merasa ada yang mencurigakan, Anna mencoba menghubungi Rosana untuk menanyakan apakah Sherly singgah di rumah pantai untuk menjemput, namun Rosana mengatakan Sherly tidak singgah dan hanya meneleponnya untuk datang ke Cross X Cafe bersama pengawal yang Elvin tugaskan untuk menjaga mereka. Rosana juga sedang dalam perjalanan, malah sudah hampir tiba.“Elvin juga belum datang. Tumben sekali dia terlambat?” pikir Anna, ingat kalau Sherly juga mengundang Elvin datang ke pesta namun Elvin tak kunjung muncul setelah hampir satu jam berlalu.Kejutan lain Anna dapat ketika mengetahui nomor telepon Elvin juga sedang tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, ia pun menghubungi Rainhard dan untungnya

  • Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang   Bab 205 - Menjalankan Rencana

    “Ya, Sherly?” sahut Anna riang menjawab panggilan telepon Sherly.Anna memang ingin segera kembali ke tubuh aslinya, namun merasa sedikit tidak rela jika harus terpisah dari Sherly dan Rosana yang sudah dianggapnya sebagai adik dan ibunya sendiri.Sejak hidup bersama mereka, ia seperti merasa berada di dalam keluarganya sendiri seperti di masa kanak-kanak sewaktu keluarganya masih lengkap. Memiliki ayah, ibu, dan saudara untuk berbagi cerita kesehariannya.Karena itulah tiap kali berbicara dengan salah satu dari mereka—termasuk Roman Briel—hatinya selalu merasa nyaman seakan mereka adalah keluarga kandungnya sendiri.“Apa Kakak ada kesibukan malam ini?”“Pengambilan gambar mungkin sudah berakhir di sore hari. Kakak akan meluangkan waktu untukmu kalau kau ingin bersama Kakak,” sahut Anna.Sherly tidak langsung menanggapi. Ia tersenyum gembira, senang karena Anna selalu mau meluangkan waktu untuknya saat dibutuhkan.“Sherly? Apa ada masalah?”“Oh… tidak… Itu…, Sherly mau mengundang Kakak

  • Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang   Bab 204 - Kehebohan Warga Net

    Di sebuah bangunan terbengkalai berlantai dua, di pinggiran Kota X…Richard Lee mengorek-ngorek tungku perapian menggunakan ranting yang biasa dipakainya untuk memperbaiki posisi kayu bakar dan arang dalam tungku tersebut.Sudah selama 3 minggu lebih sejak pelariannya dari kejaran orang-orang Rainhard Rover, Richard yang terbiasa hidup berdampingan dengan peralatan modern harus hidup dalam keadaan yang disebutnya sebagai dunia primitif.Tidak bisa menggunakan internet takut pihak pencari jejak Rainhard bisa mengendus keberadaannya, membuat Richard yang tidak pernah lepas dari internet dan perlengkapan modern sudah hampir gila.Selain itu ia juga harus bersembunyi di bangunan terbengkalai tersebut tanpa berani menyalakan listrik, takut drone pencari menemukan lokasi persembunyiannya di malam hari.Semenakutkan itulah tim pemburu Rainhard Rover, juga Leon yang bisa melacak keberadaan seseorang melalui sinyal SIM card.Richard menghentikan kegiatan memperbesar bara api untuk merebus air s

  • Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang   Bab 203 - Cucu Menantu

    “Nona Green! Kenapa tidak melakukan pergerakan sesuai dengan koreografi yang sudah dilatih?!” teriak Lucas dari depan monitor pemantaunya.Terlihat jelas Lucas tidak repot-repot menyembunyikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi karena kesalahan yang Sharon lakukan telah merusak suasana bagus di gelanggang buatan itu, dan mungkin akan susah untuk didapatkan kembali apabila adegannya sampai diulangi.“M-maaf, Tuan Rose. S-saya…”“Tidak apa-apa, Tuan Rose. Kita bisa mengulanginya,” Anna menyela sembari berjalan menghampiri Sharon. “Ayo kita ulangi dari awal, Sharon,” Anna berdiri di hadapan Sharon sembari mengulurkan tangan, kemudian membantu Sharon berdiri dengan mengaitkan lengannya ke lengan Sharon.“Astaga… kau ini…” Sharon langsung membungkukkan badan begitu berdiri, menopang tubuhnya yang gemetar dengan kedua tangan di atas paha. “Sial… aku benar-benar ketakutan serasa sedang berhadapan dengan Sasha asli,” ucap Sharon sembari mendongak, menatap Anna yang kini sedang tidak bera

  • Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang   Bab 202 - Sasha Volkova

    Mengikuti kebiasaan Sasha Volkova dalam tiap pertandingan, Anna berjalan menuju ring dengan langkah lebar, seperti terburu-buru ingin segera menyelesaikan pertarungan lalu pulang setelahnya. Itulah kesan yang selalu Sasha tinggalkan pada para penggemar.Seperti kebiasaan Sasha juga, Anna tidak menoleh sekalipun pada para penonton yang bersorak menyemangati, ia terus berjalan dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah, memberikan kesan misterius sekaligus memengaruhi mental lawan.Tidak ada gaya mengepalkan tinju di depan dada seperti yang sering terlihat dari para petinju yang suka berjalan sembari meninju udara. Anna hanya berjalan dengan langkah cepat bagai pembunuh berdarah dingin yang ingin segera menghabisi lawan.Untuk apa yang dilakukannya sedari muncul dari balik tirai, Anna sudah benar-benar berhasil membuat dirinya terlihat seperti Sasha asli, membuat Dimitri yang melihatnya merasa bernostalgia dan mulai berkaca-kaca teringat pada mendiang putrinya.Bahkan atlet yang berpera

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status