Cerita ini mengisahkan tentang seorang wanita yang bernama Rianti menjalin hubungan pacaran dengan seorang pria yang bernama Rustam. Karena status sosial mereka sangat berbeda sehingga mereka hanya bisa menjalin hubungan secara diam- diam sambil menunggu waktu yang tepat untuk jujur pada orang tua mereka masing- masing. Namun, lama kelamaan kisah asmara mereka diketahui oleh kedua orang tua Rustam. Keluarga Rustam adalah keluarga terpandang,Ibu Rianti adalah buruh cuci pribadi mereka yang sudah lama bekerja di keluarga Rustam. Rustam tega menghamili Rianti. Namun, disaat Rianti hamil anaknya dirinya tega berselingkuh dengan wanita yang bernama Alya. Rianti melahirkan sosok bayi laki- laki yang kembar tanpa kehadiran Rustam. Sebulan setelah melahirkan bayi kembar tersebut, barulah mereka berdua terpaksa menikah. Namun, lagi- lagi pernikahan mereka diuji dengan kehadiran sosok Alya yang juga hamil anak Rustam. sehingga mengharuskan Rustam harus menceraikan Rianti. Ditambah lagi, Ibu Rustam juga kurang menyukai Rianti karena berasal dari keluarga yang menurutnya tak pantas menjadi istri Rustam. Penasaran dengan kisahnya yg mampir di cerita saya semoga terhibur 🙏🙏
View MoreRicko yang merasa kesakitan segera pergi mencari tempat persembunyian yang aman.Dari lantai dua Rustam segera turun ke lantai satu untuk mencari sosok kucing yang bersuara manusia sempat meresahkan dirinya tersebut.Namun, usahanya itu segera dicegat oleh Alya yang tiba-tiba saja memeluknya dengan erat dari belakang.“Sudahlah Mas, tidak usah pedulikan suara itu. Ayo, apakah Mas tidak rindu padaku.” Bisikan Alya tepat ditelinganya semakin membuat hasrat li***onya memuncak. Sehingga Rustam sulit menolak ajakan Alya.Sementara di tempat lain Rianti sedang disibukkan mengurus kedua putra kembarnya. Nampaknya Hasan dan Husein makin suka dengan kehadiran Bu Melati.“Rianti, sebentar kami akan pergi menyiapkan semua keperluan kamu dan Rustam yang akan menikah. Nanti, Hasan dan Husein dititip ke Mpok Iyem saja ya,” ucapnya sambil memegang pundak Rianti.“Ba- baik Bu.” Dianggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.“ Kita tunggu saja sampai sore, jika Rustam belum kembali nanti kamu sama Jing
“ Nit, sekarang aku lagi di depan Villa tempat kalian berada. Bolehkah aku masuk?” Sebuah pesan masuk di aplikasi hijau ponsel Anita.Anita yang saat itu sedang asyik memainkan ponselnya tersentak kaget melihat pesan dari Rustam.“ Aduh Mel, gawat!” Sambil memegang kepalanya yang tidak pusing itu.“Kenapa Nit? Apanya yang gawat?” Tiba-tiba Melsi keheranan melihat tingkah Anita.“Rustam sekarang ada di luar Villa ini. Sementara Alya di dalam lagi tidur bareng Ricko. Kita harus bagaimana?” ucap Anita yang kemudian berdiri mondar mandir di ruang tengah.“Begini Nit, alangkah baiknya kita harus beritahu mereka di dalam. Jangan sampai ketahuan Rustam.” Keduanya segera mengetuk pintu kamar Alya dari luar. Namun, tetap saja Alya dan Ricko tak mendengar.“ Mel, kita buka saja pintunya yuk! Siapa suruh tidak dengar teriakan kami,” ujar Anita yang bersiap membuka pintu kamar Alya.“Aduh Nit, jangan sampai si Alya marah cuma karena tingkah konyol kami ya. Coba teriak lagi.“Alya! Alya! Di luar
“ Assalamualaikum!" “Siapa di luar?” Bu Melati bertanya dari dalam.“ Rianti, Bu.” Mendengar jawaban Rianti, Bu Melati segera keluar membuka pintu.Rianti! Kenapa malam-malam kemari?” Bu Melati tampak heran dengan kedatangannya.“Ma-maaf Bu, saya sedang ada masalah sedikit dengan Ibu saya. Bisakah Rianti malam ini tidur di sini dengan kedua anakku?”“ Tentu saja bisa. Mereka berdua cucuku.” Tatapannya mengarah pada kedua bayi di pangkuan Rianti.“ Ba-baiklah. Terima Kasih Bu sudah baik pada Rianti.”Dibawanya Hasan dan Husein ke dalam kemudian menidurkan kedua bayi kembar tersebut di kamar Ibunya Rustam itu.Melihat kedua cucunya sudah tidur Bu Melati segera mendekati Rianti.“Apakah Ibumu masih berkeras untuk menolak pinangan kami?” tanya Bu Melati yang penasaran.“ I-iya Bu. Aku bingung dengan sikap Ibuku.” “Baiklah jika itu maunya. Aku yang akan turun tangan menikahkan kamu dengan anakku. Meskipun tanpa restu dari Ibumu. Tapi...” “Tapi apa Bu?” “Setelah aku menikahkanmu den
“ Assalamualaikum! Assalamualaikum ,” “Siapa di luar?” Bu Melati bertanya dari dalam.“ Rianti, Bu.” Mendengar jawaban Rianti, Bu Melati segera keluar membuka pintu. Sambil menggosok-gosok matanya untuk memastikan.Rianti! Kenapa malam-malam kemari?” Bu Melati tampak heran dengan kedatangannya.“Ma-maaf Bu, saya sedang ada masalah sedikit dengan Ibu saya. Bisakah Rianti malam ini tidur di sini dengan kedua anakku?”“ Tentu saja bisa. Mereka berdua cucuku.” Tatapannya mengarah pada kedua bayi di pangkuan Rianti.“ Ba-baiklah. Terima Kasih Bu sudah baik pada Rianti.”Dibawanya Hasan dan Husein ke dalam kemudian menidurkan kedua bayi kembar tersebut di kamar Ibunya Rustam itu.Melihat kedua cucunya sudah tidur Bu Melati segera mendekati Rianti.“Apakah Ibumu masih berkeras untuk menolak pinangan kami?” tanya Bu Melati yang penasaran.“ I-iya Bu. Aku bingung dengan sikap Ibuku.” “Baiklah jika itu maunya. Aku yang akan turun tangan menikahkanmu dengan anakku. Meskipun tanpa restu dari
“Bu Rianti mohon sadarlah!” Isak tangis Rianti menyadarkan Ibunya kembali. “Bu sadarlah!” “Ri-Rianti! Kepala Ibu pusing.” “Maaf Bu, Rianti sudah terlalu lancang mendahului Ibu. Tapi, Rianti juga mohon anakku ini juga butuh sosok ayah.” Dirangkulnya kedua bayinya yang tertidur lelap di pangkuannya.“Jika itu sudah keputusan kamu. Ibu tidak bisa berbuat banyak lagi Rianti. Asalkan kamu bahagia nantinya.” Bu Melati dan suaminya hanya saling memandang. Kemudian memulai pembicaraan.“ Inilah yang kami inginkan dari dulu Bu. Tapi, Ibu terlalu keras terhadap Rianti.” Pak Haikal menggenggam tangan mantan buruh cuci di keluarganya dulu.“Baiklah, Aku sebagai Ibu dari Rianti menyetujui apa yang kalian harapkan. Tapi, aku mohon kepada Nak Rustam jagalah Rianti.” "Bu Lasmi, maaf dengan kehadiran kami membuka Ibu menjadi terganggu." Dengan menjaga tutur katanya Bu Melati mulai angkat bicara.Kedua keluarga tersebut akhirnya sepakat untuk melaksanakan pemingan pada hari itu.Kemudian mereka
Rustam! Bersiaplah, kita segera menuju ke rumah Rianti,” teriak Ibunya.“Maaf Bu, aku tak bisa pergi. Rustam lagi sakit,” balasnya dari dalam kamar.“Rustam! Tidak ada alasan. Meskipun kamu belum siap. Kamu tetap harus pergi.” Ayahnya terus membujuknya.“Ta-tapi Yah! Rustam mau...”“Tidak ada alasan Rustam. Jangan bikin malu keluarga kamu.” “Baiklah Yah, kalau begitu Rustam terpaksa pergi. Tapi, jika menikah dengan Rianti, aku tak bisa janji untuk setia dengannya.” Ditutupnya pintu kamar kemudian segera mengganti bajunya.“Iya, tapi jangan sampai kamu menyesal. Ibu selalu mengingatkan kamu agar jangan sampai pilih lagi,” ucap Ibunya dengan kesal.Beberapa saat kemudian mereka berangkat ke rumah Rianti. Sesampainya di sana mereka segera membicarakan pernikahan antara Rianti dan Rustam yang akan dilaksanakan secepatnya. “Ma-maaf Bu Lasmi, selama ini aku terlalu menganggap hubungan anak kami adalah...” Belum melanjutkan pembicaraannya tiba-tiba saja Bu Lasmi memotong pembicaraan Bu M
Beberapa hari kemudian keadaan Bu Melati mulai membaik. Rustam semakin gundah dengan kondisi Ibunya yang semakin membaik.Dirinya belum siap menikahi Rianti karena harus menjaga hati Alya. Sementara, Ibunya sudah mulai menerima diri Rianti ketika dirinya telah melahirkan cucu mereka yang kembar.“Aku harus bagaimana ini, oh Tuhan!” Sejak tadi pagi dirinya selalu mondar mandir di dalam kamarnya.“Buka pintunya, Tam!” ucap Ibunya dari luar.“Ma-maaf Bu, Rustam lagi sibuk kerja tugas kuliah,” balasnya dari dalam kamar.“ Jangan bohong kamu, Tam! Ibu sudah tahu semuanya ternyata kamu diam-diam ambil cuti kuliah.” Ibunya segera mendorong pintu kamar Rustam. Dirinya berusaha hendak masuk kamar anak lelakinya tersebut.“ Bu, kali ini Rustam ingin sendiri. Aku tak mau diganggu. Pergilah menjauh dari kamarku!” Disuruh Ibunya agar pergi. Namun, Bu Melati segera mencari kunci serep pintu kamarnya.Pintu akhirnya terbuka. Mulut Rustam yang masih menganga kaku ketika melihat tingkah Ibunya yan
Malam harinya Pak Haikal segera berkunjung ke rumah Rianti untuk menengok bayi kembarnya tak lupa dibawanya perlengkapan bayi Rianti.“Assalamualaikum.” Salam pertama tak ada yang menyahut dari dalam kemudian diulangi lagi salam ke dua.“Assalamualaikum.” Rianti yang mendengarnya segera keluar.“Nak, Rianti! Kedatangan Bapak kemari mau tengok cucuku. Hasan dan Husein,” ucapnya kemudian menyerahkan sebuah kantongan yang berisi perlengkapan anaknya.“ Terima kasih pak,” ucapnya “Rianti, kedatangan Bapak kemari mau memberi kabar padamu. Bahwa, Minggu depan kami akan meminangmu kembali. Apakah kamu siap?” “Maksudnya?” tanya Rianti yang masih tak mengerti dengan maksud dari Ayah Rustam.“Maksud Bapak, jika kamu berkenan kami dari keluarga Rustam akan kembali meminang mu,” ucapnya sambil memainkan tangan bayi mungil kembali di hadapannya.“Maaf Pak, saya merasa tenang sekarang hidup dengan kedua bayiku ini meskipun tanpa sosok Ayah. Jika kedatangan Bapak kemari hanya ingin memberikan kaba
“Rianti, aku datang!"Rianti yang mendengar suaranya Mas Rustam segera keluar untuk menghampirinya.“I- iya Mas, saya...lagi sibuk mengurus bayi kembar kita.” “Bayi kita? Itu bukan bayi kita tapi bayi kamu. Kita kan belum menikah untuk apa bawa-bawa namaku,” ucap Rustam dengan lantang.“Istigfar Mas, Rianti sadar selama ini diriku terlalu bodoh mengharapkan cinta orang kaya seperti Mas. Tapi satu hal yang Mas tau Rianti mau bertahan karena Mas yang tajk mau putus dariku. Di saat aku sudah melahirkan anakmu, barulah sekarang Mas mau menghindariku.” “ Alah, itu dulu. Waktu aku masih jadi pria bodoh mau pacaran dengan wanita bodoh sepertimu. Sudahlah tak usah dibahas lagi aku muak.” Kali ini sikap Rustam semakin menjadi.Suaranya yang keras membuat bayi kembar Rianti di dalam yang sedang tidur jadi terbangun.Dirinya segera masuk ke dalam menenangkan anaknya yang menangis.Melihat Rianti masuk, Rustam segera mengikutinya dari belakang. “Tujuanku kemari untuk mengatakan jika kamu siap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.