13 TAHUN PACARAN 2 MINGGU MENIKAH

13 TAHUN PACARAN 2 MINGGU MENIKAH

By:  Duo Sul Enjelika  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
22 ratings
29Chapters
321views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Cerita ini mengisahkan tentang seorang wanita yang bernama Rianti menjalin hubungan pacaran dengan seorang pria yang bernama Rustam. Karena status sosial mereka sangat berbeda sehingga mereka hanya bisa menjalin hubungan secara diam- diam sambil menunggu waktu yang tepat untuk jujur pada orang tua mereka masing- masing. Namun, lama kelamaan kisah asmara mereka diketahui oleh kedua orang tua Rustam. Keluarga Rustam adalah keluarga terpandang,Ibu Rianti adalah buruh cuci pribadi mereka yang sudah lama bekerja di keluarga Rustam. Rustam tega menghamili Rianti. Namun, disaat Rianti hamil anaknya dirinya tega berselingkuh dengan wanita yang bernama Alya. Rianti melahirkan sosok bayi laki- laki yang kembar tanpa kehadiran Rustam. Sebulan setelah melahirkan bayi kembar tersebut, barulah mereka berdua terpaksa menikah. Namun, lagi- lagi pernikahan mereka diuji dengan kehadiran sosok Alya yang juga hamil anak Rustam. sehingga mengharuskan Rustam harus menceraikan Rianti. Ditambah lagi, Ibu Rustam juga kurang menyukai Rianti karena berasal dari keluarga yang menurutnya tak pantas menjadi istri Rustam. Penasaran dengan kisahnya yg mampir di cerita saya semoga terhibur 🙏🙏

View More
13 TAHUN PACARAN 2 MINGGU MENIKAH Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Azzurra
semangat up nya Thor .
2024-03-04 22:04:31
1
user avatar
Re_
lanjut Thor
2024-03-04 11:36:10
1
user avatar
Re_
lanjut thor
2024-02-29 10:56:23
1
user avatar
Re_
wah... gawat ini
2024-02-27 10:48:01
1
user avatar
Azzurra
lanjut Thor ... serruuu
2024-02-19 17:46:53
1
user avatar
Re_
penasaran nii
2024-02-19 11:37:02
1
user avatar
Azzurra
lanjuutt Thor... semangat
2024-02-13 21:21:54
1
user avatar
Rosa Rasyidin
semangat ya
2024-02-09 18:03:08
1
user avatar
Embusan Angin
smangat kakak
2024-02-09 16:54:28
1
user avatar
Vanilla_Nilla
Nyesek gak tuh, semoga balikan lagi thor.
2024-02-09 09:45:43
1
user avatar
ismomos
waaw pacarannya 13 tahun, tapi menikahnya cuma 2 Minggu. semangat nulisnya kakk
2024-02-09 06:17:08
1
user avatar
Dian Matahati
Semangat nulisnya kak
2024-02-09 01:37:02
1
user avatar
Fazluna
Semangat Kak
2024-02-08 17:13:34
1
user avatar
Erlin Natawiria
semangat nerusin ceritanya, ya!
2024-02-08 15:11:02
1
user avatar
Iftiati Maisyaroh
Ayo Kak Semangat ............
2024-02-08 11:35:30
1
  • 1
  • 2
29 Chapters
BAB 1
“Mas! Aku mohon jangan membatalkan pernikahan ini. Apa kata orang nanti?” bujukku pada lelaki yang sudah tiga belas tahun menjadi pacarku itu. “Sudah kukatakan Rianti, aku sudah tidak mencintaimu lagi. Salahmu sendiri kenapa memaksa orang tuaku untuk melamarmu, “ jawab Mas Rustam dari seberang sana. “Mas Rustam, kumohon menikahlah denganku. Aku tak mau anak yang ku kandung ini lahir tanpa Ayah.” Kuberusaha membujuknya agar tetap menikahiku. “Salahmu sendiri jadi perempuan terlalu gampangan.” “Mas! Kupastikan setelah ini aku akan pergi menghadap orang tuamu kembali, agar segera melamarku secepatnya meskipun dirimu belum siap menikahiku.” Kuhapus air mata ini yang jatuh membasahi pipi. “ Terserah kamulah, jangan sampai kamu duduk sendiri di pelaminan berpasangan dengan kursi kosong jika terus memaksa aku menikahimu.” Tanpa pamit denganku Mas Rustam mematikan teleponnya dari seberang sana. Rasanya sangat sakit dikhianati dengan cara seperti ini oleh lelaki yang kucintai. Mas Rusta
Read more
BAB 2
Diriku terbangun. Kutatap sekeliling tampak ruangan yang terasa asing. Inginku buang air kecil. Namun, kondisiku masih lemah sekuat tenaga berusaha bangun dan ingin menuju kamar kecil. Tiba-tiba seorang pemuda datang mendekatiku. Ditahannya pergelangan tanganku yang hendak menuju ke kamar kecil. “Eits! Jangan bangun dulu, kamu masih sakit,” seru lelaki itu. Kira-kira usianya tak jauh beda dengan usiaku. Kupegang kepalaku yang terasa pusing. Kemudian berusaha duduk kembali di tempat tidur yang terlihat serba putih ini. “A-aku di mana Kak?” tanyaku pada lelaki asing itu. “Kamu... Kamu di rumah sakit. Tadi, kamu pingsan karenaku yang berkendara tidak hati-hati!” Kucoba mengingatnya kembali kejadian sebelumnya. Tadi waktuku dari rumah Mas Rustam, pas di perempatan lampu merah diriku tak fokus memperhatikan rambu-rambu. Sehingga, diriku tertabrak oleh mobil. Setelah itu aku lupa semuanya. “ Berarti mobil Agya itu... Mobil kakak?” tanyaku pada lelaki yang berhidung mancung dan me
Read more
BAB 3
Segera kubaringkan tubuhku untuk beristirahat kembali. Tangisan yang tak bisa kutahan akhirnya pecah juga. Beberapa saat kemudian Ibu datang masuk ke kamar di tempat aku dirawat. Di peluknya diriku disusul tangisannya. “ Bu, Rianti tidak apa-apa! Sudah, Ibu tenang saja, Dokter Gilang sudah membawaku kemari untuk mendapatkan perawatan lebih.” Kubalas pelukan Ibu dengan hangat. “Sudah Ibu bilang padamu kan, kamu tak usah ikut campur masalah Ibu dan orang tua Rustam. Ibu juga masih bisa cari pekerjaan lain jika mereka sudah tak mau menerima Ibu lagi.” Tangan Ibu yang lemah segera melepaskan pelukannya. “ Bu, Siapa yang mau terima Ibu kerja kalau sudah tua? Rianti mohon bertahanlah sampai Rianti mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menghidupi kebutuhan keluarga kita!” bujukku pada Ibu. “Jadi, Ibu ada harapan untuk kerja kembali jadi buruh cuci pada Bu Melati?” tanya Ibu padaku.“ I- Iya, Bu. Rianti berusaha yang terbaik untuk keluarga kita. Aku juga sudah berjanji untuk putus den
Read more
BAB 4
Sore ini Rianti sudah bisa dinyatakan pulang oleh dokter. Tak lupa pula dirinya segera berpamitan pada dokter Gilang. “Terima kasih Pak, sudah baik pada Rianti selama di rumah sakit.” Meskipun masih dalam keadaan pucat Kedua lesung pipinya menambah kecantikannya saat tersenyum. “Sudah seharusnya...aku memperhatikanmu selama di sini Rianti! Karena, diriku yang berkendara kurang hati-hati sehingga aku mencelakakanmu,” ucap dokter Gilang.“Ow ya Pak Dok! Kami permisi dulu.” Rianti dan Ibunya segera keluar dari ruangan bersiap untuk pulang. “Kalian mau naik apa pulang ke rumah?” tanya Dokter Gilang. “Ka-kami mau... naik taksi saja Pak,” jawab Rianti“Aku antar ya! Kalau sore begini taksi sudah jarang ada yang lewat, takutnya kalian keburu malam” bujuk Gilang. “Tapi Pak..., “Tak usah malu, ingat kamu sampai begini karena aku yang berkendara kurang hati-hati. Jadi, kuharap kamu tidak menolak permintaanku.” Kali ini Gilang tak mau dengar alasan dari Rianti lagi. “Iya sudah kalau begit
Read more
BAB 5
Tak terasa waktu pagi telah tiba. Rianti terbangun. Dilihatnya jam di ponsel menunjukkan pukul setengah enam pagi. Masih ada waktu untuk menunaikan ibadah dua rakaat.Kini dirinya bersiap-siap menghadapi sang Ilahi. Setelah itu dilihat kembali ponselnya. Tampak ada pesan masuk di aplikasi hijau. “Sudah bangun, Nti?” Rianti yang melihat pesan masuk itu tampak heran. Apakah Dokter Gilang tak takut diketahui oleh istrinya?” batinnya. Rianti hanya membaca pesan itu. Kali ini diabaikannya lagi. Karena dirinya mengira dokter Gilang sudah beristri. Takut dicap perebut laki orang. Tak berselang lama kemudian Dokter Gilang meneleponnya kembali. Rianti yang melihat nama itu di layar ponsel segera mengangkatnya meskipun ada rasa malas. “Assalamualaikum Pak Dokter!” sapanya“Waalaikumsalam, bagaimana keadaannya?” tanya Dokter Gilang“Alhamdulillah Baik, Pak Dokter tidak takut ketahuan sama istrinya menghubungiku pagi begini?” “Apa? Istri? Menurutmu... Apakah aku mirip dengan pria yang sud
Read more
BAB 6
“ Ibu!”Gilang segera melepaskan pelukannya. “ Bu, Pao- Pao anak Ibu.” Serentak Bu Melati terdiam kaget mendengar Gilang menyebutkan nama kecilnya. “Apakah Ibu tak merindukan Pao Bu.” Kini Gilang tenggelam di pelukan Bu Melati.Tangisanny pecah, ketika anak dan Ibu yang sudah terpisah puluhan tahun lamanya kini dipertemukan dalam keadaan seperti ini. “Ma-maafkan Ibu Nak! Bukan maksud Ibu yang tega menelantarkan kamu. Tapi... Ayahmu sudah tak menginginkan kehadiranku.” Kini kedua Ibu dan Anak tersebut larut dalam pelukan . “Bu, Gilang kangen dengan Ibu. Setiap malam Gilang sering mimpikan Ibu. Hari ini mimpi Gilang jadi kenyataan.” Tangisannya semakin pecah ketika Gilang mengutarakan isi hatinya. Bu Melati semakin mendekap Gilang dalam pelukannya. Selama ini Karena keegoisannya dia sampai lupa bahwa dirinya masih mempunyai satu anak lelaki yang tak dianggapnya ada.Beberapa saat kemudian pelukan anak dan Ibu yang baru bertemu itu terhenti oleh kedatangan perawat yang masuk ke da
Read more
BAB 7
Ma-maafkan Aku,” ucap Gilang. Ketika mereka berdua saling memandang dalam jarak yang sangat dekat. Tatapan mata mereka berdua bertemu. Gilang yang tak menyangka akan kehadiran Rianti di ruangan Rustam dirawat spontan melepaskan rangkulannya yang secara tak sengaja di pinggul Rianti. “Plugh!” Rianti terjatuh ke lantai. Seketika dengan spontan Gilang merangkulnya kembali. Rustam melihat tingkah keduanya seperti tak biasa seketika timbul rasa cemburu. “Kalian apa-apaan Sih! Di sini aku lagi sakit,” ucap Rustam. Gilang tak menghiraukan perkataan Rustam. Sementara Rianti berusaha melepaskan dengkapan Gilang yang masih melilit di pinggulnya kemudian bergegas meninggalkan tempat tersebut. Dirinya berusaha mengejar Rianti namun dicegat oleh Bu Melati. “Gilang! Mau ke mana kamu? Tak perlu repot mengejar wanita yang tak kamu kenal itu.” “Aku... Aku menge...,” ucapnya namun Ibu memotong pembicaraannya. “Gilang, sejak tadi Rustam menunggumu.” Ditariknya tangan Gilang untuk mendekati
Read more
BAB 8
Tam! Kapan kita pergi ke rumah Rianti untuk meminangnya?” Sambil merapikan kukunya. “Apakah Ibu sudah siap? Bukannya Ibu masih berpikir untuk menerima Rianti?” tanya Rustam yang mulai heran dengan sikapnya. “Apa kamu mau wanita yang kamu cintai akan direbut lelaki lain? Ingat Tam! Meskipun Ibu kutang suka pada Rianti tapi Ibu juga ingin kamu bahagia.” “Jadi, Ibu sudah menerima Rianti dengan iklas?” tanya Rustam yang semakin penasaran.“Tam! Jangan berlama- lama ingat Ibu juga ingin melihatmu bahagia.” Tak berpikir panjang Rustam segera menelepon Rianti untuk memberikan kabar baru yang baginya itu adalah sebuah kesempatan untuk mendekatkan antara Rianti dan Ibunya. “Halo, assalamu’alaikum!” ucapnya. “Wa’alaikumussalamsalam, iya kenapa Mas? Apakah aku akan dihina lagi oleh Ibumu? “ jawab Rianti dari sana. “Rianti! Kumohon buang jauh- jauh pikiranmu kali ini Ibu mau hubungan kita mengarahkan ke jenjang yang lebih serius lagi. Jadi, kumohon saat ini bersabarlah sambil mengambil hat
Read more
BAB 9
Tok.. Tok.. Tok!” Suara ketukan di pintu mengagetkan Rianti dari tangisannya.Dibukanya pintu kamar dan menyuruh Ibunya masuk. “Rianti! Tenangkan hatimu Nak, apakah kamu bersedia menerima pinangan keluarga Rustam dengan cara seperti itu.” Sambil mengelus kepala Rianti yang larut dalam pelukannya. “Rianti malu Bu. Rianti juga bingung apakah menerima pinangannya atau Rianti mundur.” “Rianti, semuanya Ibu serahkan padamu. Ibu yakin kamu dewasa dalam menentukan sikapmu ketika berhadapan dengan permasalahan seperti ini,” jawab Ibunya menguatkan Rianti. “Baiklah Bu, aku akan keluar sebentar lagi. Mohon tunggu aku sebentar ya Bu.” Dirapikan jilbabnya terlebih dahulu kemudian melangkah keluar. “Eh, Nih dia gadis cantik yang berusaha memikat hati anakku Rustam,” ucap Ibu Melati. “Sini duduk,” lanjutnya. Rianti yang masih menyisakan sisa air matanya harus mendekatkan diri di hadapan Ibunya Rustam Bu Melati. “I-iya Bu,” jawab Rianti.Ibu Rustam mengeluarkan cincin yang tersimpan di saku
Read more
BAB 10
Sudah tiga hari sejak peminangan Rianti Ibunya lebih banyak diam. Melihat tingkah anaknya yang semakin sulit diatur dirinya lebih memilih diam. Karena berbicara pun tak ada gunanya di mata Rianti yang semakin lengket kaya prangko dengan Rustam.Pagi ini Ibu sedang sibuk mengatur bunga- bunga yang ada di taman. Dari depan terlihat Gilang yang melangkah menuju rumah mereka.“ Eh, Nak Gilang! Kenapa lama tak muncul kemari?” tanya Ibu Rianti mendekatinya.“ Maaf Bu aku...selama ini pergi keluar kota ikut pelatihan dokter,” jawabnya sambil menyalami tangan Bu Lasmi.“ Ayo, masuk ke dalam dulu.” Gilang segera masuk ke dalam rumah.“Oh ya Bu, Rianti ya mana?” Sambil melihat sekeliling karena sejak tadi tak melihat sosok Rianti.“Dia lagi di kamar.” Beberapa saat kemudian, Rianti keluar dari kamarnya. Kini tampilannya sudah rapi seperti mau keluar. “Mau ke mana Neng cantik?” tanya Gilang.“ Mau keluar dengan tunanganku Kak.” Diliriknya dokter Gilang dan menyalaminya.“Aku pamit ya Bu.” Kem
Read more
DMCA.com Protection Status