“Berikan datanya padaku, Jeff!” seru Lionel menutup panggilan itu.
Lalu dia memeriksa tempat-tempat yang sudah dikirim oleh Jeff. Lokasi tersebut berada di lokasi yang berbeda dengan jarak yang berbeda pula. Lionel memilih tempat yang paling dekat dulu dan yang paling jauh dia minta asistennya untuk memeriksa di sana.
Tanpa kata, pria itu melangkah dengan kakinya yang panjang untuk menuju tempat itu karena matahari belum berada di atas kepalanya.
**
Galaxy keluar dari halaman sekolahnya setelah bel berbunyi menandakan istirahat. Dia selalu bermain bersama dengan teman-temannya. Untuk Galen, dia tipe anak yang lebih pendiam dan belajar di perpustakaan. Jadi, anak kedua Joanna memilih untuk bermain dengan yang lain daripada saudaranya sendiri.
Saking kencangnya Galaxy berlari, dia terjatuh karena tersandung saat keluar gerbang sekolah bersama teman-temannya.
“Kamu baik-baik aja, Nak?” tanya seorang pria yang membantunya berdiri.
“Tidak apa-apa, Om. Terima kasih sudah dibantu.” Bocah itu pergi berlalu meninggalkan pria itu sendiri di sana.
“Sepertinya putraku akan seumuran dengan mereka,” gumam pria itu pelan. Hanya dirinya yang bisa mendengar.
Dalam hati pria itu sepertinya sudah menerima jika dia benar-benar memiliki dua orang putra. Ya, dia adalah Lionel yang sedang berada di lokasi kesekian dari daftar yang diberikan oleh Jeff. Pria itu mengeluarkan foto yang menampakkan jelas wajah kedua putranya.
Lionel membelalakkan matanya ketika wajah itu adalah baru saja dilihatnya. Dia berlari mengejar bocah yang tadi dia tolong, tetapi dia tidak menemukannya.
Sementara Galaxy yang memilih bersembunyi di balik pohon karena dia sama seperti Lionel. Dahi bocah kecil itu berkeringat karena panik. Tadi setelah dia meninggalkan Lionel, dia kembali memperhatikan pria itu karena wajah itu setiap hari dilihatnya. Dari pagi menjelang malam.
“Apakah dia daddyku?” gumam Galaxy meninggalkan persembunyiannya setelah pria itu pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah, Galaxy diam saja dan itu menjadi hal yang aneh bagi Galen. Si kembar sudah terbiasa mandiri sejak kecil karena Joanna harus bekerja untuk menafkahi keluarga mereka. Dulu, ibu Joanna membantu merawat si kembar sehingga Joanna bisa lebih fleksibel bekerja.
Namun, sejak ibunya meninggal setahun lalu, dia sedikit kesulitan menjaga si kembar. Jadi, dia memasukkan ke sekolah dengan harapan akan ada yang menjaga kedua putranya sebelum dia pulang kerja.
“Gal, kamu baik-baik aja, kan?” tanya Galen memperhatikan Galaxy yang hingga sekarang tidak menyantap camilannya.
“Oh, gak papa kok,” balas Galaxy pelan. “Len, kamu pernah memikirkan tentang daddy kita?”
Galen mengangguk lalu menggeleng. “Yang bener yang mana, Len?” protes Galaxy.
“Aku pernah tanya sama Mommy tapi Mommy bilang kalo Daddy sudah lama meninggal. Terus, dia bilang kalo aku gak boleh tanya-tanya lagi.” Galen menceritakan bertanya pada Joanna.
Galaxy menyudahi pertanyaan lalu mulai memakan camilan sorenya.
Joanna tiba di rumah tepat pukul 06.00 malam. Tadi saat di kantor, dia menerima pesan Galen yang memberitahu bahwa putra bungsunya itu tidak ingin makan. Jadi, setelah pulang kerja dia langsung memasak makanan favorit Galaxy.
Sepertinya Joanna harus berbicara dengan putranya untuk mengetahui apa yang terjadi sejak tadi siang. Sedikit menyesal karena dia kurang memperhatikan kondisi putranya akibat dia bekerja. Saat ini dia belum mampu untuk membayar pengasuh saat dia tidak ada.
“Gal, apa yang terjadi hari ini?” tanya Joanna saat hanya berdua di ruang tamu sementara Galen berada di kamar.
Galaxy terdiam dan menunduk, dia takut untuk bertanya kepada ibunya. Namun, rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya.
“Ceri-”
“Daddy-”
Mereka berbicara bersamaan kemudian saling terdiam. Joanna menanti putranya untuk berkata lebih dulu sehingga dia memilih diam. Galaxy menatap ibunya dengan pandangan bersalah, tetapi dia tetap harus bertanya.
“Daddy. Aku hanya ingin tahu daddy di mana?” tanya Galaxy tertunduk. Tangannya saling meremas karena dia takut ibunya akan marah kepadanya.
“Daddymu sudah meninggal,” jawab Joanna bergetar. Wanita itu tidak ingin lagi berbohong, tetapi ketakutannya menghalanginya untuk berkata jujur. Galaxy ingin menentang, tetapi dilihat ibunya berdiri menjauh darinya.
“Tapi, kenapa tidak ada fotonya, Mom?” Keluarlah pertanyaan yang sebenarnya dari mulut Galaxy.
Joanna tertegun karena dia menyadari kedua putranya sudah besar dan wajar jika mereka bertanya kembali. Dulu dia menjelaskan hanya kepada Galen, tetapi tidak bisa disebut menjelaskan. Wanita itu hanya mengabaikan pertanyaan sang putra.
“Mom-”
“Masuk kamar, Galaxy. Waktunya tidur,” elak Joanna tanpa menjawab pertanyaan putra bungsunya.
Keesokan paginya, suasana di meja makan sangat tidak nyaman bagi Galen karena ibu dan adiknya sama-sama diam. Memang kemarin malam dia tidak mendengar apa yang mereka diskusikan. Namun, dia bisa mengambil kesimpulan jika sang ibu marah terhadap adiknya.
Sementara itu, Lionel sudah berdiri di bangunan sekolah saat dia melihat Galaxy kemarin. Dia harus bicara dengan bocah itu. Istirahat tiba dan seperti biasa Galaxy keluar sekolah untuk bermain bersama teman-temannya.
Lionel dengan percaya diri mendekati Galaxy saat dilihat bocah itu duduk untuk beristirahat karena sudah banyak berkeringat.
“Hey, Nak,” sapa Lionel memberi minuman dingin kepada Galaxy. “Masih ingat dengan om?”
Galaxy mengangguk dan mengambil minuman itu, tetapi dia tidak berani menoleh ke arah pria itu.
“Boleh om bertanya padamu?” tanya LIonel.
“Ya?”
“Siapa nama ibumu?” Akhirnya pertanyaan itu diajukan oleh Lionel.
Galaxy menatap wajah yang sangat mirip dengan kakaknya itu dan menjawab. “Mommyku bernama Mrs. Whiterloom.” Lalu bocah kecil itu berlari masuk kembali ke gedung sekolah sementara Lionel terpaku di tempatnya berdiri.
“Duh, malu-maluin gak ya,” gerutu Avery yang telah mengirim pesan kepada Galaxy.Setelah kejujuran pemuda itu, dia bermaksud untuk memaafkan karena saat Galaxy menggodanya tidak terlalu merugikan. Toh, pesan yang diberikan sangat berbeda dengan kepribadian pemuda yang dia kenal itu.Avery hanya ingin memberikan jawaban sebelum Galaxy mengakhiri masa magangnya. Ya, sebelum pemuda itu meninggalkan perusahaan dan rasa sesal di hatinya berkurang.Mendadak gawainya bergetar karena mendapat balasan dari Galaxy. Pemuda tampan itu hanya membalas singkat dan mengucapkan selamat malam. Dia memutuskan untuk tidak membalas karena pesan itu dia anggap sebagai ucapan penutup hari itu.“Mungkin gini ya perasaan orang yang diberi ucapan oleh gadis pujaan,” celoteh Galaxy selesai dia mengirim pesan.****Lima bulan kemudian, si kembar telah selesai melewati ujian dan hasilnya akan keluar hari ini. Saat ini mereka sedang berada di sekolah. Bersama Jayden dan Perry menunggu hasil ujian keluar.Mereka be
“Oke, deal!” angguk Galaxy setuju.Bekerja di cafe sambil kuliah bisa membuatnya cepat belajar karena dia langsung menerapkan apa yang dia dapat. Dengan dasar yang dia miliki, pastinya pemuda itu bisa. Kedua saudara kembar itu berpelukan setelah berjabat tangan.Mereka pun keluar dan menuju mobil untuk kembali ke mansion. Dengan kerja sama yang sudah terjalin, keduanya menjadi lebih bersemangat untuk bekerja sambil kuliah.Tiba di rumah, mereka langsung masuk kamar dan membersihkan debu dan kotoran yang menempel. Keduanya keluar dari kamar secara bersamaan lalu mengangguk sebelum turun karena mereka ingin bicara dengan Lionel.“Mom, daddy belum datang?” tanya Galen.“Daddy masih lembur, Sayang. Mungkin nanti pulang pukul 8,” balas Joanna yang jarang sekali menemukan putranya mencari sang ayah.“Oke, nanti kalo misalnya habis makan malam aku di atas. Tolong panggil aku dan Galaxy ya, Mom.” Galen
Yang ditanya hanya mengangkat bahunya. Galaxy tidak melanjutkan pembahasan yang sepertinya masih sensitif itu. Akibat mendapatkan pertanyaan dadakan seperti itu membuat Galen meninggalkan kamar adiknya.Dia masuk ke kamarnya dan menghela napas panjang lalu merebahkan dirinya di ranjang. Pemuda itu menatap langit-langit kamarnya, membayangkan ingatan terakhir saat bersama Brooke. Tatapan kesedihan yang terpancar di netra sang gadis. Semakin lama, mata Galen lelah hingga terpejam.Keesokan harinya , sepulang sekolah sesuai rencana. Si kembar berangkat tanpa kedua temannya yang biasa menemani. Masing-masing dari mereka memiliki keperluan sendiri.“Len, kayaknya kita kesasar deh. Di maps kita semakin jauh lho,” ucap Galaxy yang bertugas memperhatikan peta di ponselnya.Galen menepikan mobilnya lalu dia memperhatikan titik posisi mereka pada ponsel adiknya. Dari sekolah mereka ke kampus itu memakan hampir waktu 40 menit tapi belum juga sampai. Setelah berdebat sedikit dengan Galaxy, dia pu
Galaxy mengepalkan tangannya ke udara kosong sepeninggal Avery yang menerima telepon. Padahal pemuda itu telah mengumpulkan keberanian. Dia menghela napas panjang karena keberaniannya seperti sia-sia dan tidak tepat.Pintu terbuka dan wanita yang ditunggu masuk lalu Galaxy tanpa pikir panjang berdiri dengan tiba-tiba sehingga mengejutkan Avery.“Ada apa, Gal?” tanya Avery yang terhenti sesaat karena pemuda itu berdiri mendadak.“Uhm … aku ingin minta maaf,” ucap Galaxy yang akhirnya keluar. Raut kebingungan tergambang di wajah sang programmer membuat Galaxy gemas. “Jadi ….”Galaxy menjelaskan apa yang membuat dia minta maaf kepada gadis itu dan mengeluarkan pesan pada ponselnya sebagai bukti. Dengan penjelasan singkat dan bukti yang dia tunjukkan, Avery mencebik dan mengerutkan dahinya. Merasa kecewa dengan sikap pemuda itu.Avery beranjak dan duduk di kursinya. Wanita itu masih mencerna informasi yang mengejutkan. Untung kemarin dia tidak terlalu menanggapi pesan iseng itu. Jika dia
“Iya, ada tanggung jawab juga di sana,” balas Galaxy.Galen mengangguk dan berkata jika mereka berangkat terpisah. Pemuda itu sedang bosan memakai mobil sehingga besok dia akan naik motornya. Dia ingin pergi ke suatu tempat.Nyatanya, saat di sekolah dan ketika bel istirahat berbunyi, Galen tampak berjalan ke arah perpustakaan, dia pergi ke ruang khususnya. Pemuda itu memilih tiduran di sofa panjang untuk bermalas-malasan sebentar.Pikirannya menerawang membayangkan masa depan karena dia sedikit mengkhawatirkan apakah dia bisa mengelola perusahaan dengan baik seperti ayahnya. Mendadak bayangan Brooke hadir dalam pikirannya. Membuat Galen bangkit dari posisinya.“Ya ampun, pikiranku kenapa sih?” Galen menepuk dahinya agar bayangan gadis pujaan hilang. “Malah bayangin yang aneh-aneh.”Galen pun memilih untuk memejamkan mata dengan menyetel musik sedikit kertas. Masih ada waktu untuk beristirahat sebentar. Lima belas menit kemudian, Perry dan Jayden masuk untuk bertanya mengenai ketidakh
Dengan gerakan cepat Galen membuka laci meja belajarnya dan meletakkan amplop itu di sana. Dia belum siap membaca isi surat itu. Laci yang tertutup itu langsung dia kunci dan kuncinya dia simpan di rak tersembunyi.“Maaf ya, Brooke,” gumam Galen lirih.Pemuda itu lalu membuka kantong buku yang dia beli dan mengeluarkan buku tersebut. Namun, sebelum dia mempelajari buku itu, dia beranjak untuk mengganti seragamnya dengan kaos dan celana pendek agar lebih santai. Setelah itu dia kembali duduk di meja belajarnya dan mulai membuka buku tersebut.Sementara Galaxy masih rebahan dengan seragamnya. Kemarin pemuda itu sudah membeli nomor baru tapi dia masih ragu untuk memberikan nomor tersebut ke Ryan. Dia teringat ibunya pernah mengatakan jika apapun yang diawali dengan kebohongan, selanjutnya pasti tidak akan baik.“Sial!” umpat Galaxy bangkit dan duduk di sisi ranjangnya.Besok sepulang sekolah dia juga memulai aktivitasnya di kantor BioOne. Jadi, dia menyiapkan kebutuhan untuk dia gunakan
Dua minggu kemudian.“Galen, kamu kenapa lemes banget?” tanya Lionel menatap putra sulungnya saat turun dan duduk di meja makan.Galen hanya menggeleng tanpa menjawab pertanyaan sang ayah. Hari ini adalah hari pertama masuk untuk semester baru. Empat bulan lagi mereka akan melewati ujian kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.Lionel tidak ingin kedua putranya hilang fokus dan tidak bisa mencapai nilai yang mereka harapkan. Tujuan kampus yang mereka tuju tidak main-main perkara nilai sehingga membuat sang ayah khawatir.Galaxy menyusul dari atas dengan sedikit berlari pagi itu. Dia dengan kebiasaan yang sama, bangun sedikit terlambat dibanding saudaranya.“Galen lagi galau, Dad. Ingin fokus belajar tapi pikirannya menerawang entah ke mana,” balas Galaxy asal membuat kening ayahnya berkerut.“Apa sih, Gal. Ngawur!” sanggah Galen menyangkal.Galaxy hanya memamerkan deretan giginya karena respon kakaknya. “Kamu itu ditanya Daddy malah dicuekin lho. Potong uang bul
“Om, kenapa tidak bisa mengerti keinginan anak sendiri!” teriak Galen membela Brooke. Dia tahu gadis itu tidak ingin pergi dari Springham.“Kenapa? Dia anak saya, putri saya satu-satunya. Siapa kamu!” bentak ayah Brooke murka. “Brooke, apa benar kamu tidak ingin kembali bersama daddy?”Brooke menunduk, air matanya telah jatuh tak tertahankan karena dia tidak ingin mendengarkan pertengkaran. Dia meninggalkan sisi pemuda yang dia sukai karena percuma, dia tidak bisa meninggalkan sang ayah. Setidaknya untuk saat ini.Lebih baik berpisah sekarang dan dia akan menyusun masa depannya seperti yang ayahnya mau. Ya, gadis muda itu yakin jika bukan saatnya menjadi anak yang durhaka.Brooke kembali ke ruang tamu dengan membawa dua buah koper yang berisi dengan pakaiannya selama ini. Tangannya digandeng oleh ayahnya tapi ditepis karena dia ingin meminta maaf kepada si kembar atas kebaikan mereka selama ini.“Kamu yakin
“Galen kenapa sih, main jatuhin ponsel orang,” gerutu Galaxy kesal menatap ponselnya yang di lantai.Galaxy mengambil ponselnya yang terjatuh dan penasaran apa yang membuat saudaranya panik. Lekas dia nyalakan ponsel tersebut. Matanya membelalak menatap pesan panjang dari Brooke yang berpamitan.Pemuda yang baru saja selesai dari kamar mandi langsung mengganti kaosnya dan menyusul saudaranya yang masih ada di parkiran mobil.“Kamu mau apa, Len?” tanya Galaxy menghalangi sebelum saudaranya berbuat macam-macam.“Aku harus menemui Brooke sebelum dia pergi, Gal. Aku merasa hanya ini kesempatanku menemuinya. Bisa jadi kita gak akan ketemu dia lagi setelah ini,” ucap Galen lemah.“Oke, aku yang menyetir karena aku gak ingin kamu kenapa-kenapa. Sekarang lebih baik kamu cuci muka dan ganti baju dulu,” saran Galaxy yang melihat saudaranya masih berantakan.Galen pun harus didorong adiknya untuk mencapai