Share

8. Kemarahan Luo Jin.

"Langkah Pedang Hantu!" Luo Jin mengeluarkan jurus berpedangnya.

Swuuuush!

Bagaikan hantu, Luo Jin bergerak Zig Zag dengan kecepatan yang cukup mengejutkan bagi Luo Xiang. Namun, pengalaman bertarung Luo Xiang melebihi dari Luo Jin itu sendiri. Hingga semua gerakan jurus itu mampu dihindari dengan baik oleh Luo Xiang.

"Bocah ini..."

Swuuuush! Klaaang!

Melihat celah pada jurus kakeknya, Luo Xiang segera memutarkan tubuhnya, sembari menyerang dengan pedang, tepat di tengah mata pedang milik Luo Jin. Hingga membuat pedang ditangan Luo Jin harus patah menjadi dua bagian.

"Ini... "

"Kek kamu kalah!"

Luo Jin mengangguk, sudah jelas jika dilanjutkan dirinya lah yang kalah. Namun, Luo Jin tidak bisa berpikir jernih semenjak kapan cucunya ini memiliki teknik ilmu berpedang semengerikan ini.

"Apa kakek masih mau menahanku bertarung dengan Han Lu?"

"Tentu tidak... Jika kau sudah membulatkan tekad, kakek hanya bisa menyetujuinya."

Setelah berbincang panjang lebar, keduanya memutuskan untuk kembali ke klan Luo.

Seminggu kemudian setelah tiba di klan Luo.

"Kek kemana ibu?"

Kakeknya menggelengkan kepalanya. Karena ia sendiri tidak tahu kepergian Luo Lan.

"Jangan jangan..."

*

Di klan Han, Luo Lan yang tidak ingin anaknya bertarung dengan Han Lu segera menemui patriak Han. Namun, semua ini tidak semudah yang ia bayangkan. Karena setibanya, bukannya patriak Han menyetujuinya, patriak Han malah memaki Luo Lan hingga membuat kondisi kedua klan menjadi tegang.

"Dasar jalang! Jika kau ingin membatalkannya, maka kau harus membayar seribu mutiara jiwa tingkat tiga, dan Kristal Violet sebanyak lima puluh kilo gram!"

Bwoooong!

Aura kuat merembes dari tubuh Luo Lan. Merasakan aura Dao Ling bintang lima dari tubuh Luo Lan, Han Yu memberikan tatapan mengejeknya.

"Ciiih! Tidak sadar diri!"

Bwoooong!

Aura lebih kuat menerpa tubuh Luo Lan. Meski aura itu berada di tahap Dao Master bintang satu. Luo Lan yang memiliki harga diri, tidak merasa takut dengan ancaman itu.

*

"Benar... Sepertinya ibumu berada di klan Han!"

Luo Jin yang tahu kondisi Luo Lan terkena racun segera memanggil Phoenixnya kembali. Setelah itu, keduanya pergi kearah klan Han untuk menjemput Luo Lan.

Satu jam kemudian, tepatnya di gerbang klan Han. Tidak terlihat satupun anggota klan Han yang melakukan aktivitasnya. Hal ini ditanggapi serius oleh Luo Jin. Karena ia tahu ada sesuatu yang besar sedang terjadi di klan Han.

Dua menit terbang dengan Phoenix, wajah Luo Jin menjadi memerah seperti tomat.

"Sialan... Siapapun yang membuat anakku cedera, aku akan membunuhmu!"

Swuuuuung!

Aura tingkat Dao Jiwa bintang dua menyebar begitu kentara. Bahkan, hanya dengan aura Kultivasi, intimidasi terasa oleh semua anggota klan Han yang ada dibawah tekanan Luo Jin.

Disisi lain, setelah melumpuhkan Luo Lan, dan menyandera menggunakan rantai. Han Yu yang ada di kediamannya sedikit terkejut. Karena ia dapat merasakan aura mengerikan berada di klannya.

Merasa tidak memiliki permusuhan dengan kultivator hebat, dengan cepat Han Yu menuju lapangan bela diri milik klannya.

Setibanya.

"Senior... Apa yang membuat senior marah?" Han Lu bertanya dengan sopan.

"Siapa seniormu sialan! Cepat lepaskan Laner... Atau seluruh klan Han akan binasa hari ini!"

Sontak wajah Han Yu berubah menjadi suram. Karena sosok tak dikenal ini malah memanggil Luo Lan dengan panggilan keluarga('er). Dapat dipastikan kakek tua itu adalah keluarga dari Luo Lan, Han Yu yang tidak ingin bersitegang dengan sosok itu segera melepaskan Luo Lan.

"Ibu..."

Luo Xiang segera turun dari atas punggung Phoenix dan segera menaikan tubuh ibunya yang lemas itu ke punggung sang Phoenix.

"Su-sudah tu..."

"Sudah kepalamu! Aku ingin, kau memberikan kompensasi yang adil untuk anakku... Jika tidak...," suara Luo Jin berubah menjadi dingin.

"A-anak!" ungkap terkejut Han Yu yang seketika bergidik ngeri.

"Sialan... Sejak kapan klan Luo memiliki sosok kuat seperti ini?!" tanya dipikirannya sendiri Han Yu.

Melihat patriak klan Han hanya diam, Luo Jin segera membentuk segel formasi berbentuk tangan yang rumit.

Swuuuuung!

Hanya hitungan detik, segel berbentuk tangan itu terbentuk dan melesat keatas langit. Melihat klannya dalam bahaya, Han Yu hanya bisa mengeraskan kedua rahangnya.

"Senior hentikan! Aku pasti akan membayar kompensasi dengan sepuluh kilo gram kristal violet!"

Kerutan kulit terlihat diwajah Luo Jin.

"Hahahaha... Aku tidak tertarik, karena aku membutuhkan nyawamu sebagai kompensasi!"

Mendengar permintaan yang sulit diberikan, wajah Han Yu berubah menjadi pucat.

"Sialan ini..."

Swuuung!

Segel formasi telapak tangan mulai bergerak kearah Han Yu.

"Kenapa tidak bisa bergerak..." gumam Han Yu kebingungan.

Ditengah keputus asaan yang hebat, tiba tiba sebuah bayangan telapak tangan muncul menahan segel formasi telapak tangan milik Luo Jin.

Booooms!

"Siapa!" Luo Jin berteriak sambil bersikap waspada.

Swuuush! Swuuuush!

Dua pria paruh baya muncul diatas langit sambil menunjukan kearoganannya. Seketika mata Luo Jin menyipit mengenal salah satu dari pria paruh baya yang menghentikan serangannya.

"Wei Tian?" tanya Luo Jin sedikit tenang.

Namun tidak dengan Luo Xiang, ia cukup terkejut mendengar marga Wei disebut oleh kakeknya.

"Luo Jin, serahkan cucumu!"

Kedua alis Luo Jin terangkat mendengar permintaan Wei Tian. Tidak mengetahui alasan itu, Luo Jin melepaskan ancaman menggunakan sorot mata yang tajam.

"Apa masalahmu menginginkan cucuku?" tanya tenang, namun masih bersikap waspada jika ada hal yang tidak diinginkan.

"Dia telah membunuh putra ketiga patriak Wei Pang... Jadi aku datang untuk mengambil cucumu. Setelah ini, kau dapat memusnahkan keluarga kecil ini!"

"Hahahaha! Jika hal ini memang benar, maka langkahi dulu mayatku!"

"Sialan... Kenapa mereka tiba secepat ini..." ungkap Luo Xiang dalam hati.

Memejamkan matanya sejenak, Luo Xiang memeriksa sisa Jiwa Dewa miliknya. Karena hanya dengan cara ini, mungkin ia dapat membantu kakeknya dalam menghadapi dua lawannya.

"Hanya tersisa satu persen..." menghela napas sejenak, Luo Xiang menatap Luo Lan yang mulai tersadar.

"Nak kenapa ada dua tetua dari klan Wei?" tanya lemah Luo Lan.

Luo Xiang hanya diam, dia tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah baru ini. Tak terasa, ia berpikir kehadirannya malah menjadi petaka bagi klan Luo.

Saat kakeknya dan dua tetua klan Wei akan saling bertukar serangan. Siulan phoenix melengking dari arah yang berbeda. Dan suara ini membuat Luo Jin bisa bernafas lega.

Kyaaat! Kyaaat! Swuuush!

Lima pria paruh baya muncul mengepung pergerakan dua tetua klan Wei. Dari jubah yang dikenakan, Luo Xiang tahu mereka berasal dari klan Luo.

"Kekuatan ini... Jadi, klan Luo yang ada disini hanya cabang saja?" Luo Xiang mulai memahami kondisi klan Luo.

"Berani menyinggung klan Luo... Apa klan Wei ingin. memulai peperangan antar klan!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
seru nih #1
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status