Share

Bab 1243

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-10 22:02:28

"Kekuatan anak ini tidak masuk akal!" geram si bungsu, masih merasakan sakit hantu di lengannya yang baru sembuh. "Bagaimana mungkin seorang Villain baru bisa sekuat ini?"

"Jangan banyak tanya!" bentak si sulung, mencoba mengobarkan kembali semangat saudara-saudaranya yang goyah. "Justru karena inilah Ketua Sancho mengirim kita berempat! Bunuh dia, dan seluruh komunitas bela diri Moniyan akan menjadi milik kita! Dia adalah batu loncatan terakhir!"

Dengan teriakan itu, ia melangkah maju. Ketiga saudaranya mengikuti, aura gelap mereka meledak serempak, mengaduk-aduk udara di aula yang hancur itu.

Menghadapi empat Villain sekaligus, Nathan tidak gentar. Sebaliknya, api di matanya berkobar semakin terang. Ia melihat celah dalam sihir regenerasi mereka yang membutuhkan kerja sama dan waktu. Ia tidak akan memberi mereka kemewahan itu. Ia akan menyerang lebih dulu, dengan kekuatan yang mampu meruntuhkan harapan.

"Praktik sesat," raung Nathan, "Harus mati!"

Ia tidak melesat maju. Ia menancapk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1257

    Kraaak!Nathan menepis lengannya, mematahkannya dengan suara yang memuakkan, lalu tanpa jeda, tangannya yang terbungkus cahaya keemasan menembus dada Kaidar.Waktu seolah berhenti. Nathan mengangkat tubuh Kaidar dari tanah, tangannya masih menancap di dada pemuda itu. Darah hangat mengalir di sela-sela jarinya.Kaidar menatap ke bawah, ke lubang menganga di dadanya, matanya membelalak tak percaya. Anehnya, ia tidak merasakan sakit. Hanya rasa dingin yang aneh.[Dasar tidak berguna!]Suara tua yang ia kenal meraung di dalam benaknya, kali ini bukan lagi bisikan, melainkan badai yang mengamuk.[Lihat dirimu! Penuh dengan ketakutan! Daging yang kuat hanya akan menjadi lemah jika diisi oleh jiwa seorang pengecut! Serahkan tubuh ini padaku! Biarkan aku yang menghadapinya!]Kaidar ingin berteriak, ingin melawan, tetapi ia tidak bisa. Kesadarannya ditarik paksa ke dalam jurang kegelapan, sensasi terakhirnya adalah perasaan dirinya sedang dilahap dari dalam.Di depan mata Nathan, sesuatu yang

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1256

    [Hanya ada satu jalan pintas menuju kekuatan sejati, Nak.] [Menyerap kekuatan orang lain. Menjadikan esensi hidup mereka sebagai anak tangga untuk pendakianmu.]“Kau... kau ingin aku menjadi seorang kultivator sesat?" tanya Kaidar, ada sedikit keraguan dalam suaranya.Suara itu tertawa, sebuah tawa kering tanpa humor. "Kultivator sesat? Istilah yang diciptakan oleh orang-orang munafik. Apa bedanya dengan keluarga bela diri kalian yang menjarah sumber daya dari yang lebih lemah? Di dunia ini, hanya ada pemangsa dan mangsa. Kekuatan adalah satu-satunya kebenaran. Kau pikir para master agung yang kau kagumi itu tangannya bersih?"Kaidar terdiam. Logika bengkok itu meresap ke dalam hatinya yang sudah dipenuhi iri dan benci. "Jika aku mengikuti jalanmu, seberapa kuat aku? Bisakah aku membunuh Nathan?""Hahahaha! Nathan?" Suara itu tertawa terbahak-bahak, getarannya membuat kepala Kaidar pusing. "Kau membandingkan elang dengan seekor semut. Dengarkan aku, patuhi aku, dan aku akan membuatmu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1255

    Tiba-tiba, aura Lasso yang tadinya padam, kembali menyala. Luka-lukanya yang mengerikan mulai menutup dengan kecepatan yang terlihat oleh mata, tulang-tulangnya yang patah berbunyi krak saat kembali ke posisi semula.Nathan sadar. Lasso tidak hanya meminum air biasa."Tidak akan kubiarkan!"Ia melesat maju untuk menghentikan proses itu. Namun, dengan seringai terakhir yang gila, Lasso melemparkan teko pusaka itu ke udara.Teko itu berputar dengan kecepatan tinggi, dan dari mulutnya, sisa-sisa Embun Surgawi menyembur keluar. Cairan itu tidak jatuh ke tanah. Di udara, ia berubah menjadi ribuan anak panah air yang tajam, masing-masing bersinar dengan kekuatan langit dan bumi. Hujan Panah Surgawi."Senjata ajaib multi-fungsi?" gumam Nathan tak percaya.Hujan panah itu turun dengan deras, menyelimuti Nathan sepenuhnya.TING! TING! TING! TING! TING!Suara gemerincing yang tak terhitung jumlahnya terdengar saat panah-panah air itu menghantam Tubuh Vajra Naga Emas-nya. Setiap panah mungkin ti

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1254

    Dalam momen singkat itu, ia teringat. Sebuah mantra kuno yang ia pelajari, yang selama ini ia anggap tidak terlalu berguna dalam pertarungan fisik.Tanpa menunjukkannya di wajahnya, batin Nathan mulai melafalkan mantra itu. Mantra Penjernih Hati.Seketika, di dalam pikirannya yang bergejolak, sebuah danau ketenangan yang sejuk mulai terbentuk. Kekacauan masih mengamuk di tepiannya, tetapi pusat kesadarannya kini terlindungi, jernih, dan dingin.Hatinya bersorak, tetapi di luar, ia justru berakting lebih hebat. Ia berteriak lebih keras, tubuhnya kejang-kejang seolah benar-benar akan mati.Melihat kemenangan di depan matanya, Lasso menghentikan mantranya. Ia turun perlahan dari langit, mendarat di depan Nathan yang kini terduduk lemas. "Aku akan menyiksamu perlahan-lahan, untuk membalaskan dendam putraku," desisnya.Dengan seringai kejam, ia melayangkan satu pukulan kuat ke bahu Nathan.Nathan sengaja menerima pukulan itu. Ia terlempar ke samping, dan dengan kontrol yang sempurna, ia me

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1253

    Energi pedang Nathan yang menang itu terus melaju, menghantam Lasso yang masih terpana. Ia bergegas mengangkat pedangnya untuk menangkis, tetapi kekuatan itu terlalu besar.KRRAAAK!BRAKK!Ia terlempar ke belakang, dan Pedang Tulang Es Wilford yang telah diwariskan selama ratusan tahun itu retak, lalu hancur berkeping-keping di tangannya.Lasso merangkak bangkit dari puing-puing, wajahnya pucat pasi. Pedang pusakanya hancur. Kebanggaan keluarganya hancur.Nathan berjalan mendekat, ujung Pedang Aruna yang membara menunjuk ke arahnya. "Di mana Kaidar?"Lasso tidak menjawab. Matanya yang dipenuhi keputusasaan kini berkilat dengan cahaya yang aneh. Sebuah senyum gila tersungging di bibirnya. Di bawah kakinya, sebuah formasi sihir yang rumit tiba-tiba bersinar terang."Nathan," katanya, suaranya kini terdengar bergema. "Kau mungkin kuat dalam ilmu bela diri. Tapi kau lupa, di dunia ini masih ada ilmu sihir!"Cahaya dari formasi itu mengangkat tubuhnya perlahan ke udara, menyelimutinya dala

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1252

    "Kaidar?" Lasso terperangah. ‘Jadi ini semua bukan tentang balas dendam untuk Matilda? Ini tentang si pengkhianat kecil itu?’Namun, pikirannya langsung mengeras.Tidak.Kaidar adalah orang yang memberitahunya tentang kematian putra dan adiknya. Kaidar adalah sisa terakhir dari Keluarga Winaya yang perkasa. Menyerahkannya sama saja dengan mengkhianati kebenciannya sendiri.Ia tidak akan pernah menyerahkan Kaidar."Bermimpi," geram Lasso, memaksakan dirinya untuk berdiri tegak meski dadanya terasa remuk. "Ini adalah kediaman Wilford. Di tanahku sendiri, kamulah yang tidak berhak bernegosiasi denganku!"Mata Nathan menjadi sedingin es. Ia melihat tekad keras kepala di mata Lasso. Tekad untuk melindungi seorang pengkhianat. Tanpa sepatah kata pun, sosoknya kabur, lalu muncul kembali tepat di depan Lasso seperti hantu.Lasso tersentak kaget, instingnya berteriak untuk mundur. Tapi sudah terlambat.BRAKK!Sebuah tendangan menghantamnya. Bukan tendangan biasa, melainkan sebuah hantaman terf

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status