Bab. 13 Permintaan Maaf Ala Deva
“Lepas! Aku jijik! Aku bisa muntah, awas!” sergah Alisya berusaha melepaskan diri.
Namun di detik berikutnya, bibirnya tak lagi mampu berkata-kata. Mulutnya telah di sumbat secara paksa. Semakin Alisya meronta, semakin kencang Deva mengunyahnya.
Terpaksa Alisya pasrah, diam itu lebih baik baginya sekarang.
Di lantai tiga lif berhenti, seseorang hendak menggunakan lif juga, namun urung masuk saat melihat sang Big Bos ada di dalamnya. Telunjuk Deva segera menekan tombol. Lif kembali bergerak naik. Alisya membeku di dalam pelukan suaminya.
Gerakan Deva melemah. Lumatan bibirnya berubah lembut, sangat lembut. Namun, Alisya hanya diam. Tak ada balasan sama sekali. Wanita itu sedang berjuang menekan rasa sakit di dalam hati. Meski s
Bab 14. Deva Mengaku Silau Akan Kilau Imitasi Sonya“Sekarang anggap masalah ini selesai! Kita jalani hari-hari selanjutnya seperti biasa! Ini perintah!” tegas Deva kemudian, di ujung kalimat pengakuannya.Alisya terperangah. Sakit di dalam hati kini disempurnakan dengan rasa kecewa parah. Deva benar-benar belum berubah. Setelah melakukan kesalahan begitu besar, sekarang dengan gampangnya menganggap masalah ini selesai. Bahkan langsung menekankan bahwa kalimatnya adalah perintah.“Kita balik kantor, ayo bangun!” Deva bangkit lalu berjalan menuju lif. Alisya tak bergerak. Tubuhnya masih tertancap di bangku santai di sudut kolam. Otaknya tak bisa memerintahkan kaki untuk bangkit dan berjalan menyusul Deva.“Sya ….”Tiba-tiba Deva berbalik, ke
Bab 15. Cinta Deva dan Alisya Dibayangi Rencana Licik Sonya dan Alina“Fajar, mantan suami pertama Alisya?” Alina mengernyit kencang.“Ya, mantan suami Alisya akan aku manfaatkan. Jika Mas Deva tak bisa aku rebut dengan cara membakar cemburu Alisya, maka sekarang rasa cemburu Mas Deva yang akan aku bakar. Akan aku atur bagaimana caranya agar Fajar hadir di dekat Alisya. Kali ini kita tak boleh gagal.”“Otak kamu memang briliat, Sayang! Dulu, Deva langsung menyingkirkan kamu saat mengira kamu selingkuh dengan Alex, bukan? Dia paling benci pada perempuan pengkhianat. Bayangakan kalau itu terjadi pada Alisya! Kalau Alisya begitu sabar dan mau memaafkan Deva, maka Deva akan langsung mendepak perempuan itu bila Fajar hadir di dalam kehidupannya.”“I
Bab 16. Hasutan Sonya Pada TasyaTasya terbangun saat ponselnya berdering panjang. Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu mengucek mata berulang-ulang. Dia berusaha mengumpulkan segenap kesadaran. Tiba-tiba dia beringsut turun dari ranjang. Langsung meraih ponsel miliknya di atas meja belajar.“Mama!” serunya setelah mengusap layar. Senyum semringah mekar di bibir tipisnya. Benar dugaannya, Sonya yang menelepon.Wanita itu sudah berjanji akan menelpon setiap ada kesempatan. Menumpahkan kasih sayang kepada Tasya, putri kandung yang sempat dia abaikan. Lima tahun menjalani hukuman di penjara, membuat mereka terpisah secara paksa. Sekarang saatnya untuk mengganti segenap perhatian dan kasih sayang yang sempat hilang.Sonya juga sudah berjanji tak akan pernah meninggalkan Tas
Bab 17. Tasya Mulai Beraksi“Nah, iya. Tetapi … Rena gak boleh kalau sampai gak pulang ke rumah. Mama gak ngizinin Rena nginap di rumah Papa Fajar. Apalagi tinggal bersama dia. Rena paham, Sayang?”“I-iya, Ma.”“Bagus! siapkan tas dan pakai sepatunya, lalu langsung sarapan ke meja makan!”“Baik, Ma.”*Buru-buru Tasya membersihkan diri di kamar mandi setelah mengakhiri panggilan telepon Sonya. Gadis itu lalu mengenakan seragam dengan rapi. Tak lama Alisya mengetuk pintu kamar. Membantu sang putri mengepang rambut panjangnya menjadi dua. Lalu menghiasi kedua ujungnya dengan pita berwarna merah muda. Hal yang sama seperti dia lakukan juga pada Rena. Alisya selalu bersikap adil kepada kedua putrinya. 
Bab 18. Cemburu Mulai Membakar Deva“Hem, ada yang lepas kangen sepertinya?” Deva tiba-tiba datang mengagetkan keduanya.“Pak Deva!” Fajar sontak menunduk.“Maaf, Mas! Kami bukan lepas kangen. Aku hanya sedang berbicara dengan dia. Aku meminta tolong pada tukang kebun Mas ini agar jangan pernah membujuk-bujuk anakku. Sok baik dan perhatian yang dia tunjukkan saat ini sudah basi! Jangan coba-coba meracuni pikiran Rena! Aku tidak suka dia dekat-dekat dengan anakku!” ketus Alisya kemudian berlalu.Sebenarnya ada was-was yang menyeruak di hati wanita itu. Ketakutan menyergap. Alisya takut Fajar mengambil Rena dari sisinya. Dan ini semua, Devalah penyebabnya. Andai saja Deva tak menampung mantan suaminya itu, tentu tak akan ada kesempatan Fajar mendekati Rena.
Bab 19. Deva Mengusir Keluarga Mantan Suami Alisya“Engga mau Ma! Rena mau sama Papa Fajar aja! Rena enggak mau sama Mama! Mama enggak sayang lagi sama Rena! Mama cuma sayang sama Kak Tasya dan Adek Dante saja! Papa Deva juga enggak pernah sayangi Rena …! Papa Fajar … Rena enggak mau pulang!” Rena memeluk erat leher Fajar.“Rena … kamu?”Bagai disambar petir, Alisya tersengat. Apa yang dia khawatirkan telah menjadi kenyataan. Rena memilih ikut papa kandungnya. Masihkan Deva tak paham akan kesalahannya?“Mas …?” lirihnya menoleh kepada Deva.“Bagaimana ceritanya, kenapa bisa Rena balik ke sini?” sergah Deva menatap tajam tepat di bola mata Fajar.
Bab 20. Sonya Memasang Perangkap Baru “Tolong kosongkan tempat ini! Kalian berdua aku pecat!” tegas Deva lalu berbalik pergi dengan langkah panjang! “Mas Deva! Kok, dipecat? Mas!” Intan berusaha menjejeri langkah Deva. “Deva, ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan! Ini masalah pribadi, kenapa kau kaitkan dengan pekerjaan, ha!” teriak Fajar tak lagi memnaggil Deva dengan sebutan ‘Pak’. Deva menghentikan langkah dan langsung berbalik. “Yayasan Pendidikan ini milikku! Suka –sukaku memecatmu kapanpun aku mau, paham! Lagi pula, apa kau tak berpikir, siapa yang mau menerima seorang mantan narapidana sepertimu bekerja di tempat terhormat seperti ini, meskipun hanya sebagai tukan kebun, hah! Pakai otakmu!” sergah Deva seraya menunjuk tepat ke arah Fajar. “Mas, ini cuma masalah sepele. Hanya karena Rena mau nginap di sini, Mas sedemikian marahnya. Apakah salah jika seorang anak sesekali nginap di rumah ayah kandungnya? Enggak, kan, Mas?” sergah Intan dengan wajah memelas. “Sepele? k
Bab 21. Menjadi Supir Pribadi Seorang Wanita Kesepian“Saling mengobati?” sergah Fajar terperangah.“Eem, anu. Saya itu sebenarnya eeeh, gimana ya, bilangnya. Eeem … saya itu sebenarnya sangat sakit hati sama Alisya. Dia merebut Mas Deva dan Tasya dari saya. Coba Mas Fajar liat gimana perjuangan saya untuk bisa bertemu dengan Tasya putri saya. Harus sembunyi-sembunyi seperti ini saat dia di sekolahan,” tutur Sonya dengan ekspresi paling sedih.Fajar mulai terenyuh.“Saya tahu, Mas Fajar juga pasti sakit hati sama Mas Deva karena telah merebut Alisya dan Rena dari Mas fajar, iyakan?” lanjut Sonya memancing sasaran.Fajar tak menyahut, meski dalam hati mengiyakan.“Mas, saya sedih banget. Tapi setelah Mas Fajar juga ngalamin apa yang saya alami, saya merasa lebih sedikit bersemangat. Merasa ada teman senasip, seperti itu. Mas Fajar mau, ya, kerja jadi supir mama saya, biar kita bisa lebih dekat, dan saya merasa punya teman, sesekali pengen curhat sama Mas Fajar juga. Mau, ya, Mas?!”