Share

Kisah cinta bos mafia

Hari menjelang pagi Clara gegas bangun dan mandi biar segar karena hari ini ada rencana untuk ke kantor bos Alex berada tanpa sepengetahuan kedua orang tua juga adiknya.

Tok ... tok...

"Kak kamu sudah bangun belum jangan lupa sholat terus sarapan mami sudah buat nasi goreng loh!" tukas Naomi.

"masuk saja mi!" ajak Clara.

"Loh anak mami ternyata sudah rapi dan cantik pagi-pagi mau kemana ka?" tanya Naomi penuh selidik.

"Cla ada perlu mi hari ini jadi mungkin agak siang baru sampai cafe mami tolong tengok anak-anak disana yah!" titah Clara.

"Siap neng! tapi apakah mami memang enggak boleh tahu kamu mau kemana hari ini ka? yakin," celetuk Naomi.

"Mami tenang saja Cla engga macem-macem kok!" tegas Clara sambil memakai lipstik dibibirnya yang tipis.

"Oh gitu baik lah baik lah mami tunggu kabar dari kamu saja yah Ka!" tukas Naomi.

"Iya mi nanti pasti Clara akan cerita semuanya!" cicit Clara semangat.

"Ya sudah setelah selesai dandannya kamu sarapan yah mami tunggu loh dimeja makan!" tutur Naomi.

"Iya mami sayang!" sahut Clara.

Naomi menutup pintu dan mulai mengetuk pintu kamar Nino dan membangunkannya.

"Tok .. tok ...

"Nino bangun nak sudah pagi jangan sampai telat kuliahnya," panggil Naomi.

"Iya mi Nino sudah bangun ini mau mandi!" terang Nino.

"Oke mami tunggu yah dimeja makan kamu sarapan dulu baru berangkat!" titah Naomi kepada putranya.

"Iya mi," jawab Nino.

Naomi pergi ke dapur menyiapkan apa saja yang sekiranya masih kurang.

"Loh ayah kok bangun memang sudah enakkan sekarang?" tanya Naomi.

"Sudah mendingan kok sayang!" jawab Handoko.

"Beneran coba aku pegang!" terang Naomi sambil memegang kening sang suami.

"Iya sudah reda panasnya tapi harusnya ayah makan dikamar saja baru mami mau ngantar nasi goreng buat ayah ke kamar!" ungkap Naomi.

"Mi makan disini saja yah ayah bosan kalau dikamar terus-terusan lagian ayah mau ketemu sama Nino mi!" jelas Handoko.

"Ayah sudah mendingan kah?" tanya Clara antusias.

"Sudah kok nak engga usah khawatirin ayah yah, kamu mau kemana ka kok tumben pagi-pagi sudah rapi saja biasanya jam segini masih santai?" cecar Handoko.

"Ish engga ayah, mami semuanya pada kepo!" sungut Clara kesal.

"Wajar dong ayah sama mami kamu kepo kan kamu anak kami!" seru Handoko.

"Iya-iya Cla mau ada perlu sebentar ayah!" terang Clara.

"Ayah sudah sembuh? ka Cla mau kemana tumben sudah rapi dan cantik lagi, ish Ternyata kakak ku cantik banget yah!" ledek Nino terkekeh.

"Kamu ngeledek saja, baru tahu yah kalau kakak itu cantik kemana saja tidur kali!" celetuk Clara tertawa.

"Dih, sombong amat!" gerutu Nino.

"Wah kakak kayanya mau ngedate yah sama cowok?" selidik Nino lagi.

"Kepo lo jadi adik!" gumam Clara menjitak kepala Nino.

"Aw sakit kak! mami ka Cla nih!" adu Nino.

"Sudah-sudah kalian cepat sarapan dulu tar telat saja!" seru Handoko terkekeh.

"Ka memang mami sama ayah beneran engga boleh tahu mau kemana kamu?" cicit Handoko.

"Ayaaah," celetuk Clara sebal.

"Iya-iya maaf!" tukas Handoko.

"Sudah biarin dulu nanti juga si kakak cerita sendiri tapi kamu harus janji yah Cla kamu punya hutang cerita sama mami dan ayah!" tegur Naomi.

"Cerita sama Nino juga!" celetuk Nino.

"Siap-siap tenang saja semuanya!" tegas Clara.

"Mi, ayah Clara pamit dulu yah takut telat, Assalamualaikum," pamit Clara.

"Iya nak Hati-hati, Walaikum salam," bales Naomi dan Handoko.

"Ka engga bareng saja sama aku nanti diantar deh sampai tujuan!" tawar Nino.

"Engga usah dek, kakak pergi sendiri saja!" cegah Clara.

"Oke, hati-hati kalau gitu!" teriak Nino.

"Kamu sekarang mau kemana dek?" tanya Handoko.

"Rencananya sih mau kuliah ada kelas pagi soalnya terus lanjut latihan basket karena kampus kami akan mengadakan turnamen gede-gedean gitu mi!" ungkap Nino berbinar.

"Oh yah sibuk latihan dong hari ini!" tukas Naomi.

"Iya mi, sibuk latihan beberapa hari ke depan, malah kadang engga sempet makan, oh iya mi, ayah mungkin Nino engga pulang mau nginep dirumah teman yang rumahnya dekat kampus!" ijin Nino.

"Kalau mami sih terserah ayah saja dek!" sahut Naomi.

"Boleh tapi ayah engga mau dengar kamu berbuat macem-macem yah!" tegur Handoko.

"Iya siap ayah, mami!" tegas Nino.

Clara naik angkot menuju halte Transjakarta yang akan dia naiki, sambil memperhatikan alamat yang akan dia tuju nanti.

"Mudah-mudahan bos Alex belum keluar jadi bisa ngobrol dengan leluasa!" lirih Clara pilu dan tekadnya sudah bulat untuk menemui bos Alex pagi ini tersenyum getir. 

Dipemberhentian halte  terakhir Clara mulai ragu apakah ini jalan yang terbaik untuknya juga keluarganya.

Bis telah berhenti dengan ragu Clara turun dan meneruskan perjalanannya dengan hati yang teramat bingung.

Clara duduk di halte sambil melamun menunggu angkot yang akan membawanya ke tempat bos Alex berada. Clara berhenti disebuah kantor yang bercat warna putih dengan sangat takjub begitu menjulang tinggi dengan tekad yang sudah bulat ia berjalan menuju pos tempat satpam gedung itu.

"Permisi pak saya Clara mau bertemu dengan bos Alex apakah ada ditempat?" sapa Clara.

"Maaf dengan siapa yah mba ada perlu apa?" selidik Hendra satpam jaga.

"Apakah bos Alexnya ada pak? saya Clara anak dari Handoko ingin bertemu ada yang harus saya katakan!" ungkap Clara antusias.

"Pak Alex kebetulan masih ada diruangannya mungkin sebentar lagi dia akan pergi meeting, tunggu sebentar yah saya hubungin dulu orangnya!" jelas

Hendra sambil melirik Clara tidak suka.

[Halo pak dibawah ada tamu ingin bertemu cewek ngakunya sih anaknya pak Handoko gimana apa disuruh naik atau gimana pak?]

[Siapa namanya apa Handoko mana]

[Sebentar pak saya tanya dulu]

"Mbanya namanya siapa Handoko mana?" tanya Hendra.

"Nama saya Clara anak Handoko Cipta Hadi yang punya Cafe pelangi," terang Clara.

[Maaf pak sudah menunggu katanya nama mbanya Clara anak dari Handoko Cipta Hadi yang punya Cafe Pelangi bos]

[Clara  ada perlu apa yang sudah suruh naik ke ruangan saya saja]

[Oke pak makasih]

"Katanya bos Alex mba ditunggu diruangannya silakan mba masuk ke dalam temui resepsionis didepan!" seloroh Hendra kalem.

"Oh gitu baik lah makasih yah pak," sahut Clara masuk ke dalam gedung bertingkat yang sangat megah itu.

Clara masuk menghampiri resepsionis yang dimaksud oleh satpam tadi.

"Maaf mba saya mau ketemu sama bos Alex dimana ruangannya yah?" sapa Clara.

"Mba sudah bikin janji atau gimana?" selidik Heni yang jaga dimeja resepsionis angkuh.

"Tadi pak satpam sudah bicara sama bos Alex dan saya disuruh ke tempat beliau!" terang Clara.

"Oh gitu maaf mba silakan embanya ke lantai 4 melalui lift dan bertemu dengan sekertarisnya silakan ke sebelah sini?" papar Heni.

"Makasih mba!" sahut Clara dan mulai memencet angka 4 untuk naik.

"Maaf mba saya Clara ingin bertemu dengan bos Alex!" sapa Clara.

"Mba Clara yah silakan masuk dan ikutin saya sudah ditunggu sama bos," terang Rianti.

Tok...tok...

"Maaf bos mba Clara sudah sampai," jelas Rianti.

"Kamu boleh pergi!" ucap Alex.

Rianti meninggalkan ruangan dan membiarkan Alex berdua dengan Clara.

"CK, gila tuh cewek cantik pake banget gue saja yang jadi cewek suka lihat dia apa lagi cowok," gumam Rianti pelan.

"Siapa yang cantik Anti, kamu ngomong sama siapa?" tanya Dimas yang baru datang.

"Hmm maaf pak Dimas ada tamu cewek cantik diruangan bos Alex!" sahut Rianti kaget.

Alex melirik Clara yang duduk didepan tanpa mempedulikannya.

"Kamu datang kemari mau bayar hutang atau apa?" selidik Alex.

"Ma-maaf bos saya akan menyerahkan diri saya untuk membayar semua hutang ayah saya karena ayah saya tidak bisa bayar!" Isak Clara pelan.

"Apa saya tidak salah dengar, kamu tidak akan menyesal nantinya!" sentak Alex.

"Saya tidak akan pernah menyesal bos, saya ingin menyerahkan diri saya sama bos!" terang Clara.

"Yakin kamu, baik lah nanti malam saya akan ke cafe kamu tunggu kabar dari saya!" papar Alex.

"Baik saya tunggu bos Alex datang ke cafe saya nanti malam!" seru Clara.

"Kamu boleh pergi!" jelas Alex garang.

"Makasih bos saya pergi dulu! Assalamualaikum," pamit Clara getir.

Clara keluar dari ruangan Alex bertabrakan dengan Dimas yang saat itu akan ke ruangan Alex.

"Astaghfirullah, ma-maaf pak!" seloroh Clara kalem.

"Ka-kamu sepertinya pernah lihat, siapa yah!" gumam Dimas mengingatkan sesuatu.

"Anti yang tadi siapa?" selidik Dimas.

"Oh itu tamu untuk boa Alex tadi mba Clara gimana cantikkan pak?" tanya Rianti.

"Siapa kamu bilang tadi Cl-Clara!" cicit Dimas bengong.

"Iya mba yang tadi namanya Clara yang saya ceritain tadi pak, gimana cantik kan!" seru Rianti kagum.

"Cantik kata siapa!" hardik Dimas sambil membuka pintu dan masuk ke ruangan Alex.

"Hmm yang habis diapelin sama cewek cantik!" ledek Dimas terkekeh.

"Apa sih lo Dim!" gerutu Alex.

"Itu anak yang punya Cafe kan siapa Handoko yang mau kamu datangin, cantik juga ternyata yah! mau apa dia," celetuk Dimas.

"Kamu bener cantik banget Clara itu baru pertama gue lihat cewek secantik dia!" gumam Alex pelan.

"Jiah hati-hati lo tar jatuh cinta beneran baru tahu rasa!" ledek Dimas.

"Ada-ada saja lo!" jelas Alex.

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status