Setelah selesai semua Arya dan Faris gegas mematikan lampu dan mengunci pintu dan jendela yang ada dicafe.
"Arya lo bawa motor kan?" tanya Faris.
"Iya lo bareng saja sama gue Ris lagian sudah malam juga!" ajak Arya.
"Baru gue mau nebeng sama lo, makasih yah atas ajakannya, oh iya besok lo masuk apa?" tanya Faris.
"Besok gue masuk siang Ris sama Hamdan dipantry!" jawab Arya.
"Oh gue besok masuk pagi sama Noval!" seru Faris.
"Alhamdulillah yah hari ini kita bisa lembur walau cuma beberapa jam saja!" seloroh Arya.
"Iya bener Ris," tutur Arya.
"Bentar yah gue ambil motor dulu lo tunggu sini saja!" titah Arya.
Arya berjalan menuju parkiran motornya.
"Untung gue bawa helm cadangan jadi si Faris engga usah repot-repot cari helm!" gumam Arya pelan.
"Arya lo mau pulang juga?" tanya Dira karyawan sebelah cafe.
"Iya Dir lo sendirian disini mau pulang juga kan?" selidik Arya.
"Ya iya lah gue mau pulang masa nginep sih!" celetuk Dira sinis.
"Gue duluan yah Dir si Faris sudah nungguin didepan sana!" pamit Arya.
Dilain tempat Alex masih sibuk dengan Herman membahas tentang pinjam meminjam online yang lagi tren disosmed.
"Gimana Lex lo mau engga ngejalaninnya mudah kok apa lagi lo kan punya banyak anak buah?" tanya Herman merayu.
"Gimana yah Man gue juga engga bisa mutusin gitu saja lo tau sendiri bos besar gimana, gue coba ngomong dulu deh sama bos besar nanti dikabarin sama gue!" ungkap Alex dingin.
"Oke gue tunggu kabar dari lo segera tapi jangan lama-lama yah Lex!" tukas Herman engga sabar.
"Iya tenang saja sih kaya engga kenal gua saja lo Man!" sentak Alex.
"Oke gue pamit yah, bye!" pamit Herman dan beberapa anak buahnya.
"Biasa lah dia nawarin kerja sama tentang pinjam meminjam online yang lagi tren itu dan katanya hasilnya sangat menggiurkan tapi lo tahu sendiri gue harus lapor sama bos besar dulu mana bisa gue mutusin tanpa sepengetahuan bos besar!" ungkap Alex tenang.
"Terus lo mau lapor ke bos besar Lex mengenai hal ini?" tanya Dimas lagi.
"Hmmm gue belum tahu kalau menurut lo gimana Dim?" tanya Alex balik.
"Kalau kata gue sih mending engga usah terima kerjasama itu Lex gue curiga Herman mau jebak lo, lo tahu kan Herman itu tergila-gila sama Alya pacar bos besar itu yang ternyata tergila-gila sama lo Lex!" terang Dimas memberi solusi.
"Apa sih Dimas mana mungkin Alya tergila-gila sama gue, ngarang lo!" elak Alex.
"Tapi bener juga si Dim kenapa Herman nawarin kerjasama lewat gue kenapa engga langsung ke bos besar saja kan dia sahabat dekat bos besar aneh engga sih Dim!" seloroh Alex bimbang.
"Nah itu lo tahu Lex!" tegas Dimas.
"Eheum kalian lagi ngobrolin apa sih serius banget?" tanya Alya Penasaran.
"Alya tumben lo kemari curiga gue!" cicit Dimas.
"Lo Dim kaya engga tahu gue saja yang pasti gue kangen banget sama bos lo Alex!" sahut Alya tersenyum sambil memandang tajam ke arah Alex.
"Oke kalau gitu gue keluar dulu biar kalian leluasa ngobrolnya, Lex gue keluar!" pamit Dimas.
"Heum oh iya Dimas tolong kasih Alya minum!" titah Alex.
"Siap komandan," sindir Dimas.
Dimas keluar dari ruangan bos Alex menuju dapur untuk mengambil air minum untuk Alya.
"Loh Dimas lagi ngapain didapur?" sapa Kipli.
"Bikin minum tuh buat si Alya, biasa lah katanya kangen sama bos Alex!" tutur Dimas terkekeh.
"Lo engga jadi pergi yah Dim?" tanya Kipli.
"Bagaimana mau pergi si Herman datang ganggu rencana gue sama bos Alex saja!" tukas Dimas kesal.
"Oh gitu kasihan juga lo engga bisa ketemu cewek-cewek cantik dicafe!" sindir Kipli senang.
"Bang**t lo Pli!" hardik Dimas.
Dimas membawa Syrup kesukaan Alya ke ruangan bos Alex.
Tok ... tok ...
"Maaf ganggu gue mau ngasih ini buat Alya bos!" terang Dimas.
"Masuk Dim sini duduk disini nimbrung sama kita," ajak Alex.
Dimas melirik Alya yang cemberut karena tidak bisa berduaan dengan Alex.
"Kalau menurut lo gimana Herman ngajakin kerjasama bisnis pinjam meminjam online yang lagi tren itu Al?" tanya Alex serius.
"Oh yah kok lo baru bilang sama gue Lex, kapan Herman datang ke sini?" tanya Alya geram.
"Barusan Al dia kemari pas gue sama Alex mau keluar," terang Dimas.
"Iya Al menurut lo gue harus terima atau engga yah, gue sih bilangnya mau ngomong sama bos besar dulu!" cicit Alex.
"Yang gue engga habis pikir kenapa Herman engga langsung saja ngomong sama bos besar yang notabennya teman baiknya kenapa harus lo, perlu diselidiki ini Lex, Dim!" cecar Alya.
"Gue juga mikir gitu Al," seru Dimas.
"Terus apa yang harus gue katakan sama Herman si cunguk itu Al?" tanya Alex putus asa.
"Tenang biar gue saja yang menyelidiki Masalah ini," ucap Alya semangat.
"Makasih yah Al!" tutur Alex.
"Jalan yuk gue gabut nih lama-lama disini kemana kek!" ajak Alya.
"Mau kemana neng!" sindir Dimas.
"Yah kemana kek tempat tongkrongan gitu yang ada live musiknya!" ajak Alya.
"Boleh mumpung gue sama Dimas sudah rapi!" cetus Alex.
"Tapi kan sudah hampir tengah malam lo h Al," sesal Dimas.
"Engga masalah buat gue Dim!" cicit Alya.
Alex, Alya dan Dimas menghabiskan malam disebuah cafe yang biasa mereka datangi.
"Lex mending lo tunda dulu kerjasama dengan Herman biar gue selidik dulu bener apa engganya, tenang saja sama gue mah Lex!" tegur Alya.
"Bener itu bos, tunggu kabar dari Alya saja dulu!" saran Dimas menenangi.
"Baik lah kalau menurut kalian itu lebih baik gue ikut saja!" tegas Alex.
"Nah gitu dong bos!" sahut Dimas kalem.
Sementara ditempat lain.
"Akhirnya sampai juga dirumah lelah sangat!" ucap Clara.
"Cla kamu sudah makan biar mami hangatkan makanannya!" seloroh Naomi.
"Tidak perlu mi Cla sudah makan tadi di cafe!" sahut Clara.
"Sudah yah mi Cla tinggal dulu mau mandi badan lengket semua pokonya hari ini tuh sangat melelahkan karena cukup rame tadi dicafe!" ungkap Clara senang.
"Oh ya sudah sana mandi habis itu tidur lah nak sudah malam juga!" saran Naomi.
"Siap bos que!" sahut Clara terkekeh.
Clara meninggalkan Naomi yang masih duduk seorang diri.
"Lebih baik aku tengok ayah gimana keadaannya!" gumam Naomi.
"Assalamualaikum," sapa Nino adik dari Clara,
"Walaikum salam kamu dari mana nak jam segini baru pulang," kata Naomi.
"Biasa lah mi pulang kuliah langsung nongkrong sama teman-teman," sahut Nino.
"Kamu kebiasaan bukan datang kek ke cafe bantuin Kaka kamu ini malah keluyuran saja kerjanya tiap malam!" hardik Naomi.
"Apa sih mami baru juga pulang anaknya sudah diceramahin saja!" gerutu Nino kesal.
"Engga boleh gitu dek sama mami, kamu engga tahu apa yang terjadi tadi ayah babak belur dihajar preman yang menagih hutang!" ungkap Clara.
"Astaghfirullah, kok kakak engga kasih tahu aku sih!" cicit Nino.
"Kalau ngasih tahu kamu mau ngapain memang bisa apa kamu hah!" teriak Clara.
"Ya setidaknya aku bisa ka lawan mereka!" sahut Nino.
"Sudah lah yuk kita ke kamar lihat keadaan ayah sekarang!" ajak Clara kepada Nino.
"yuk," sahut Nino.
Nino dan Clara menemui ayahnya dikamar.
Tok ... tok...
"Masuk lah engga dikunci!" sahut Naomi.
"Mi gimana keadaan ayah!" selidik Clara.
"Sudah tidur tadi mami kasih obat, seperti ini lah keadaan ayah kalian!" ungkap Naomi.
"Aku kasihan mi sama ayah, lagian kok bisa sih ayah minjem sama rentenir mi emang engga ada jalan lain apa!" seru Clara bingung.
"Hmm waktu itu ayah kamu sangat butuh uang buat tambahan modal cafe yang sepi pengunjung jadi ayah mu nekat pinjem uang sama bos Alex itu, eh malah ayah engga bisa bayar padahal tinggal 2 kali lagi nak!" papar Naomi getir.
"Mami kenapa engga hubungi aku kalau ayah kaya gini!" tegur Nino.
"Memang kamu bisa apa nak para preman itu banyak Kaka kamu saja tadi hampir kena pukul sama anak buahnya untung bos Alex buru-buru melerainya dan ngasih waktu buat kita 3 hari untuk melunasinya bayangin duit dari mana!" ungkap Naomi sedih.
"Sudah mami tenang saja nanti aku coba cari pinjaman untuk melunasinya mami tenang saja yah!" saran Clara.
"Nah itu ka Cla ada solusinya mi!" sahut Nino.
[Ya sudah kamu tidur udah malam jangan lupa berdoa minta sama Allah agar masalah kita cepet selsai][Itu mah pasti bang tanpa Abang suruh pun Clara berdoa agar kita bisa bersatu dan mengikat tali cinta kita, ini sebenarnya yang Clara takutin makanya selalu nunda-nunda pernikahan kita bang][Iya sudah Abang ngerti kok][Abang besok ke Cafe yah aku kangen tau sama Abang Naura sama Damar juga besok mau ke Cafe ada yang mau di omongin juga masalah bisnis Cafe yang akan di kelola oleh Bella. Abang datang yah jangan sampai engga][Insha Allah Abang datang ke Cafe soalnya Abang juga kangen sama kamu cantik][Nah gitu dong sampai ketemu besok yah sayang, Assalamualaikum tidur jangan lupa mimpiin aku yah bang][Walaikum salam pasti dong sayang]"Alhamdulillah lega gue bisa tidur dengan nyenyak malam ini walau pun hanya chat mesra saja tapi sudah m
Sore ini Naura dan Damar berkunjung ke rumah Clara. Clara senang karena dapat bertemu dengan Naura sahabatnya itu."Assalamualaikum," sapa Naura begitu turun dari mobil sedangkan Damar sedang memarkirkan mobilnya."Walaikum salam eh Naura kamu datang masuk sayang!" sahut Naomi."Makasih mi, Claranya ada mi?" tanya Naura."Ada dong sayang di kamarnya sebentar yah mami panggilkan dulu kamu duduk dulu yah.""Iya mi makasih!" sahut Naura sembari menunggu Damar untuk masuk.Tok tok tok!"Sayang ada tamu di depan kamu keluar dong sayang!" titah Naomi melihat Clara yang sedang asyik dengan laptopnya walau pun gak ke Cafe tetap harus kerja dari rumah."Siapa mi yang datang?" tanya Clara sambil terus matanya ke arah laptop."Naura sama Damar sayang mereka sengaja datang mau jenguk kamu, keluar gih bi
"Hmm, makasih yah Dim.""Iya sabar yah bos. Takutnya kalau lo ke rumah Clara malah bikin Handoko tambah marah biarin aja dulu. Kasih waktu buat Clara menyelesaikan urusan sama bokapnya itu.""Ya udah semangat gak usah di pikirin. Tadi Anti titip pesan sama gue kan jam 11.00 ada meeting sama pak Bobi di Rasuna Said mau ke sana gak?""Hmm, kalau masalah kerjaan gue gak boleh gegabah harus datang. Bilangin sama Anti kita kesana.""Siap bos qu."Dimas keluar menemui Rianti di ruangannya. Dimas membelai rambut hitam Rianti yang panjang."Sayang kata bos Alex kita meeting ke sana terus kabarin pak Bobi kalau kita ke sana.""Oke mas qu sayang.""Dimas kok ada disini bukan ke ruangan bos Alex malah pacaran lo.""Iri bilang bos.""Bodo amat."Teguh datang dengan me
kamarnya.Kini Handoko seorang diri di meja makan. Ia melamun merenungi kegagalannya sebagai seorang ayah yang tak bertanggung jawab atas utang-utangnya."Maafkan ayah Clara!" batin Handoko lirih.Handoko langsung pergi tanpa pamit kepada Naomi sang istri. Clara masih menangis di kamarnya. Naomi menenangkan Clara yang terus saja menangisi nasibnya."Kak udah dong jangan nangis lagi. Mami kan jadi ikutan sedih kalau kamu nangis terus.""Mi, aku harus bagaimana lagi ayah gak ngerestui hubungan aku sama bang Alex. Aku cinta mi sama dia. Aku gak mau pisah sama dia mi!" ratap Clara pilu."Iya mami tau sayang, udah gak usah di tangisi lagi yah. Pokonya mami janji akan belain kamu di depan ayah.""Mami dukung aku kan mi?""Pasti lah mami dukung kamu. Sampai kapan pun mami akan selalu ada buat kamu ka."*
"Tapi sayang tak satu pun cewek yang Sudi sama lo.""Dim bisa gak lo habis semanagrin gue gak usah lo banting lagi sakit tau Dim."Alex tertawa melihat tingkah konyol dari kedua anak buahnya. Alex berpikir mungkin kalau Dimas tidak menasihatinya ia masih ada di bar terkutuk itu."Kenapa lo bos senyam-senyum kesambet lo yah!" sindir Alex ngeri."Suee lo kagak lah."'Terus kenapa pula bos qu ini."" Makasih yah kalian selalu ada di sisi gue tanpa terkecuali dan mau ngertiin keadaan gue.""Iya bos sama-sama.""Bos sampai kapan pun gue akan selalu ada di sisi lo meski pun mungkin lo gak mau terima gue lagi. Tapi tetep gue akan selalu ada untuk lo bos gue janji!" terang Dimas menegaskannya."Makasih yah Dim!" Alex menghampiri Dimas dan memeluknya."Jadi terharu."
"Iya bang sayang banget coba tadi ikut pasti seru kan.""Iya buat lo seru gue jadi cengo kalau bang Alex datang!" cibir Bella."Iri bilang bos makanya cari pacar move on dong move on.""Dih gitu gue lagi pengen sendiri aja menikmati kejomblohan gue.""Hahaha, dasar aneh ngaku aja sih kalau lo gak bisa move on dari Nino adik gue.""Ada apa nih bawa-bawa Nino?""Ini mi Bella sampai sekarang belum bisa move on dari Nino.""En-engga gak mi bohong jangan di dengerin Clara suka ngadi-ngadi jangan di dengerin.""Emang kamu belum bisa move on sama Nino kenapa Bella?" selidik Naomi ingin tau."Tuh kan lo sih Cla jadi berat kan gue harus jawab apa.""Jadi Bella itu mantan Nino adik kamu sayang.""Betul bang dulu pernah pacaran berapa tahun gitu gak ngerti sampai sek
"Iya bang sayang banget coba tadi ikut pasti seru kan.""Iya buat lo seru gue jadi cengo kalau bang Alex datang!" cibir Bella."Iri bilang bos makanya cari pacar move on dong move on.""Dih gitu gue lagi pengen sendiri aja menikmati kejomblohan gue.""Hahaha, dasar aneh ngaku aja sih kalau lo gak bisa move on dari Nino adik gue.""Ada apa nih bawa-bawa Nino?""Ini mi Bella sampai sekarang belum bisa move on dari Nino.""En-engga gak mi bohong jangan di dengerin Clara suka ngadi-ngadi jangan di dengerin.""Emang kamu belum bisa move on sama Nino kenapa Bella?" selidik Naomi ingin tau."Tuh kan lo sih Cla jadi berat kan gue harus jawab apa.""Jadi Bella itu mantan Nino adik kamu sayang.""Betul bang dulu pernah pacaran berapa tahun gitu gak ngerti sampai sekarang Bella belum juga move on sedangkan Nino udah ke mana tau ceweknya banyak.""Dua tahun bang gue sama Nino pacaran cukup lama juga susah
"Iya bang sayang banget coba tadi ikut pasti seru kan.""Iya buat lo seru gue jadi cengo kalau bang Alex datang!" cibir Bella."Iri bilang bos makanya cari pacar move on dong move on.""Dih gitu gue lagi pengen sendiri aja menikmati kejomblohan gue.""Hahaha, dasar aneh ngaku aja sih kalau lo gak bisa move on dari Nino adik gue.""Ada apa nih bawa-bawa Nino?""Ini mi Bella sampai sekarang belum bisa move on dari Nino.""En-engga gak mi bohong jangan di dengerin Clara suka ngadi-ngadi jangan di dengerin.""Emang kamu belum bisa move on sama Nino kenapa Bella?" selidik Naomi ingin tau."Tuh kan lo sih Cla jadi berat kan gue harus jawab apa.""Jadi Bella itu mantan Nino adik kamu sayang.""Betul bang dulu pernah pacaran berapa tahun gitu gak ngerti sampai sek
"Iya Mar gue di suruh sama bang Alex untuk kuliah di biyain bang Alex.""Oh emang lo bukannya sarjana yah.""Gue sarjana Mar cuma gue mau memperdalam ilmu tata boga gue biar mantab lah.""Terus waktu itu lo kuliah ngambil jurusan apa kalau boleh gue tau.""Hmm, jurusan tata boga juga sih makanya gue berani terjun kerja di sebuah Cafe dulu gue sebagai koki terus diangkat sama bos gue orang Malaysia karena kenalan bokap gue juga akhirnya gue di angkat jadi Manager sampai sekarang.""Oh jadi Cafe itu bukan punya lo Cla.""Bukan punya sahabat bokap gue orang Indonesia sih tapi dia menetap di Malaysia ikut kenegaraan suaminya gak punya anak jadi Cafenya di serahin sama gue.""Oh gitu jadi lo kuliah ngambil S2 gitu Cla.""Yups, seperti itu lah Mar gue ngelanjutin kuliah S2 gue karena dari dulu emang gue mau kuliah lagi jadi