Share

Kisah cinta bos mafia

"Oh iya Dim tar malam anterin gue ke cafe tempat si Handoko yah pukul 20.00an lah!" ajak Alex.

"Hmm jadi juga kita kesana Lex?" tanya Dimas menyidiki.

"Yoi dong!" sahut Alex berkata tanpa melihat Dimas yang duduk didepannya.

"Widih semangat bener roman-romannya," ledek Dimas terkekeh.

"Awas kena mental lo begitu dekat sama cewek itu siapa namanya Clara kalau engga salah!" kata Dimas menggoda Alex.

"Sok tahu lo!" sentak Alex.

"Padahal aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama," batin Alex lirih.

"Woy, malah bengong saja tar kesambet lo!" goda Dimas lagi.

"Apaan sih gak jelas lo!" hardik Alex.

"Dih, oh iya tadi Alya ngechat gue ngajakin keluar nanti malam gimana Lex sedangkan lo saja ada janji sama Clara?" 

"Hmm, ya sudah lo bilang saja kita ada pertemuan dengan client gitu jangan ngajakin dia lah Dim tar ngerepotin lagi!" ungkap Alex mengiba.

"Kalau gitu mending lo saja yang chat dia Lex kalau gue yang balas tar disangkain gue yang ngadi-ngadi!" usul Dimas ngasih solusi.

"Gitu yah, baik lah tar coba lo ingetin gue saja takut lupa," elak Alex.

"Siap,"

"Nanti lo temenin gue ketemu client!" ajak Alex.

"Kapan Lex!" sahut Dimas.

"Nanti setelah makan siang ketemu dengan bos Bara!" terang Alex.

"Oke gue ke ruangan dulu!" lanjut Dimas meninggalkan ruang Alex.

Alex menyelesaikan beberapa berkas yang harus dia tanda tangani dan mengecek email-email yang masuk.

Sambil pikirannya menerawang ingat akan kejadian tadi saat dia diam-diam mencuri pandang ke arah Clara yang hari ini sangat cantik, hingga membuatnya terpesona. Tiba-tiba sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

Tok ... tok ...

"Masuk," teriak Alex.

"Maaf pak ganggu," tanya salah satu karyawan bagian OB.

"Ya silakan masuk saja," tegas Alex.

"Ini kopi pesanan bapak tadi!" tawar Teguh sang Ob.

"Oh iya makasih Huh," kata Alex.

"Ada yang mau bapak pesan lagi barang kali?" tanya Teguh.

"Hmm, makasih nanti kalau saya ada perlu lagi saya panggil Guh!" titah Alex.

"Baik pak saya permisi dulu!" pamit Teguh.

Teguh keluar dari ruangan bos Alex dan menghampiri meja sekertaris menemui Rianti yang sedang mengerjakan tugasnya.

"Mba Anti sibuk bener nih, eh mau saya bikinin minum engga kopi atau teh gitu?" tawar Teguh.

"Boleh deh bikinin saya kopi saja Guh seperti biasa, ngantuk banget mata nih!" jelas Rianti.

"Oke mba tunggu yah saya buatkan," bales Teguh.

Teguh buru-buru ke pantry untuk membuat kopi Rianti dan mengerjakan yang lain. Sementara itu Clara berada disebuah halte ia sedang menunggu angkot yang akan membawanya dipemberhentian Transjakarta menuju cafenya. Angkot pun datang segera Clara memberhentikan angkot tersebut.

"Stop pak," kata Clara langsung masuk ke dalam angkot tersebut.

"Baru mau berangkat kerja neng?" sapa sang supir angkot.

"Iya pak masuk siang," jawab Clara asal.

"Oh gitu kok neng cantik-cantik dan rapi gini kenapa naik angkot tidak naik ojek online gitu biar cepat!" lanjut supir angkot.

"Engga pak lagi engga buru-buru jadi naik angkot biar santai," sahut Clara pelan.

"Oh yah pak nanti tolong berhentikan saya dihalte Transjakarta Grogol saja!" kata Clara lagi.

"Oke baik neng!" sahut sopir angkot.

Clara masih memikirkan bagaimana kalau bos Alex benar-benar akan mengajak dia ke sebuah hotel apakah dirinya sanggup hari kehilangan keperawanannya yang selama ini selalu dijaga. Rasanya tidak sanggup untuk membayangkannya namun sudah tidak ada jalan terbaik untuknya demi keluarganya dia rela melakukan itu.

"Loh neng kok melamun ini sudah sampai haltenya!" terang sang sopir.

"Ma-maaf pak saya melamun, sudah sampai yah, ini ongkosnya, makasih pak!" ujar Clara malu langsung turun dari angkot.

Clara berjalan lesu dikoridor halte Transjakarta menuju loket untuk membeli karcis.

****

"Pagi mba Clara!" sapa Shinta sambil mengecek uang yang ada dikasir.

"Pagi pada kemana anak-anak Shin, Bella mana kok kayanya masih sepi!" tukas Clara bingung.

"Belum pada datang mba kalau jam segini baru ada Faris sama saya doang Bella kayanya belum datang deh, mba Clara kayanya yang datangnya kepagian!" seloroh Shinta nyengir.

"Oh gitu yah memang saya yang datangnya pagian soalnya saya habis dari luar ketemu sama client ya sudah saya masuk ke dalam dulu," ungkap Clara.

"Baik mba," sahut Shinta buru-buru memanggil Faris untuk membersihkan ruangan Clara agar nyaman.

"Ris, Faris kamu lagi ngapain?" tanya Shinta.

"Ini lagi bersih-bersih didapur ada apa Shin!" sahut Faris.

"Bisa minta tolong gak soalnya mba Clara sudah datang tapi Bella dan yang lainnya belum datang tolong dong bersihkan ruangan mba Clara biar nanti gue yang bikinin dia minum, pleessee!" titah Shinta memohon.

"Emang yang lain belum pada datang yah!" cicit Faris.

"Iya Ayuk dong Ris soalnya gue lagi ngitungin uang masuk sama keluar nanti mba Clara keburu minta gue belum siap lagi, yah-yah tar gue beliin minum deh!" mohon Shinta.

"Ya sudah gue nanti ke ruangan mba Clara," tegas Faris.

"Makasih yah Ris!" cicit Shinta senang buru-buru dia ke meja kasir meneruskan pekerjaan yang tertunda.

Tok ... tok ...

"Permisi mba Clara ada yang bisa saya bantu!" tawar Faris dilihatnya Clara sedang merapikan berkas-berkas yang menumpuk.

"Eh kamu tolong ambilkan saya sapu Ris, sama pengkinya sekalian!" titah Clara.

"Baik mba sebentar!" kata Faris buru-buru mengambil sapu dan pengki sesuai permintaan Clara.

"Ini mba sapu sama pengkinya biar saya saja yang mengerjakan," kata Faris.

"Tidak usah biar saya saja kamu terusin saja bersih-bersih didapurnya!" titah Clara lagi.

"Engga apa-apa mba sudah mau kelar kok!" tutur Faris.

"Engga usah beneran biar saya saja yang mengerjakan! sudah kamu balik saja ke dapur!" lanjut Clara.

"Baik mba Cla makasih!" tukas Faris dan meninggalkan ruangan Clara seorang diri.

"Loh kok lo balik lagi Ris kenapa?" selidik Shinta memotong jalan Faris.

"Mba Clara engga mau dibantuin dia mau kerjain sendiri ya sudah Shin gue ke dapur dulu nerusin kerjaan gue!" jelas Faris.

"Heum,"

Bela dan Noval baru tiba langsung menuju loker tempat menaruh tasnya.

"Bella kamu tadi ditanyain sama mba Clara," tukas Shinta.

"Mba Cla sudah datang Shin?" tanya Bella.

"Iya sudah diruangannya!" balas Shinta.

Bella langsung membersihkan ruangan yang akan disapu dan dipel. Clara beres bersih-bersih diruangannya langsung mengerjakan kerjaan yang sempat tertunda. Clara memanggil Bella untuk menghadapnya.

"Shinta apakah Bella sudah datang tolong disuruh menghadap saya yah!" titah Clara.

"Siap mba Cla," seru Shinta.

"Bella lo dipanggil sama mba Clara diruangannya!" teriak Shinta.

"Oke, makasih!" sahut Bella.

Tok tok tok

"Permisi mba!" sapa Bella.

"Masuk Bell, saya mau minta tolong sama kamu!" kata Clara.

"Iya mba ada yang bisa saya bantu?" tanya Bella.

"Kamu tolong belikan saya keperluan di indoapril yah itu catatannya dan ini uangnya!" tukas Clara.

"Baik mba, ini saja engga ada yang lain lagi?" tanya Bella antusias.

"Hmm, sekalian tolong belikan saya gorengan yang ada didepan indoapril yah sisa uang kembaliannya sudah itu saja," lanjut Clara lagi.

"Oke mba saya jalan dulu yah!" terang Bella.

"Makasih yah sebelumnya!" cicit Clara lagi.

Bella ke luar dari ruangan Clara dan bergegas mengambil uangnya untuk membeli sesuatu juga mumpung ia keluar.

"Mau kemana Bel?" tanya Shinta.

"Gue mau ke indoapril lo mau ikut atau nitip?" tanya Bella sinis.

"Hmm, gue nitip saja lah Bel panas juga diluar males gue, gue nitip gorengan saja yah nih duitnya!" Kata Shinta ketus.

"Sudah ini aja engga ada yang lain gitu!" tawar Bella lagi.

"No, thanks," kata Shinta.

"Yo wis gue jalan dulu yah!" celetuk Bella.

"Bella kemana Shinta?" tanya Faris.

"Lagi ke luar Ris disuruh sama mba Clara ada apa?" selidik Shinta.

"Oh gitu kirain belum datang, engga sih nanya doang!" pungkas Faris.

Sampai indoapril Bella mengambil keranjang guna wadah untuk barang yang akan dia beli, Segera Bella melihat-lihat apa saja yang akan dibelinya dan mengambil beberapa barang yang dibutuhkan oleh Clara.

"Hai Bella, belanja disini juga loh?" tanya Dira karyawan sebelah yang sudah ia kenal.

"Hai Dir, wah mau ngeborong nih roman-romannya," cicit Bella terkekeh.

"Engga juga sih biasa bos gue nyuruh!" seru Dira.

"Jangan-jangan lo lagi yang mau ngeborong?" lanjut Dira lagi.

"Gue disuruh sama mba Clara Dir!" sahut Bella.

"Oh mba Clara yang anak bos lo itu kan yang cantiknya kebangetan pake formalin, suka banget deh Bel gue lihatnya mana orangnya ramah lagi engga ada celanya deh!" celetuk Dira terpesona.

"Iya emang dia," kata Bella.

"Kalau gue jadi cowok mungkin bakal jatuh cinta sama dia secara udah cantik, ramah, baik, pokonya engga ada celanya deh!" tutur Dira bangga.

"Lo aja yang bukan karyawan senang apa lagi gue Dir," sahut Bella.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status