Beberapa hari kemudian, nama Dewi Topeng Perak benar-benar telah menjadi bahan pembicaraan diantara kalangan para penduduk, karena telah beberapa kali Dewi Topeng Perak berhasil menggagalkan Gerombolan Kapak Merah dalam melakukan aksi perampokannya. Keperkasaan dan kehebatan Dewi Topeng Perak kini benar-benar menjadi buah bibir dikalangan masyarakat awam. Bahkan di kalangan Gerombolan Kapak Merah sendiri. Sore itu,disebuah jalan didalam sebuah hutan lebat, terlihat dua buah pedati yang tengah berjalan melewatinya. Di Pedati yang paling depan terlihat penuh oleh barang–barang kebutuhan pokok, sementara di pedati belakang tampak pula duduk seorang laki-laki tua yang dari pakaiannya dapat dipastikan kalau lelaki itu adalah seorang juragan.
Sementara itu didepan sekali, terlihat dua orang laki-laki yang tengah mengendarai dua ekor kuda, kedua terlihat mengenakan pakaian berwarna putih dan melihat sosok penampilan mereka, dapat dipastikan kalau keduanya adalah orang-orang persila
“He he he...! untung hanya bajumu bocah”. ucap Cakar Iblis tertawa seraya meniup robekan baju yang tersangkut di ujung cakar bajanya. “Sekarang bersiaplah untuk menerima kematian kalian!!”. ucap Cakar Iblis lagi seraya kembali mempersiapkan serangannya. “Sreggg....sreggg”. tahu lawan tangguh yang akan dihadapinya, Linu cepat mengeluarkan trisula, senjata andalannya, melihat kakak seperguruannya sudah mulai menggunakan senjatanya, Gamarpun tak mau ketinggalan, trisula kembarnyapun segera diraihnya. “Kita lawan dia bersama adik, jika bersama, kita pasti bisa mengalahkannya”. ucap Linu lagi mencoba memberi semangat kepada adik seperguruannya itu. Gamar terlihat hanya mengangguk. “Hyyatttt.......wuuutttt” “Serrr....bet....bettt”. hampir bersamaan ketiga pendekar ini saling menyerang kedepan, dan ; “Trangg.....tranggg.....tranggg”. beberapa kali terdengar beradunya senjata-senjata mereka hingga menimbulkan percikan-percikan api kecil. Baik
“Ternyata orang-orang kapak merah hanyalah orang-orang yang biadab...”. kembali sebuah suara mengejutkan terdengar dibelakang Cakar Iblis, dengan serta merta Cakar Iblis langsung berbalik. Dan berubahlah paras Cakar Iblis saat melihat satu sosok tubuh kini telah berdiri tepat beberapa langkah dihadapannya. “De......wi Topeng Perak..”. ucap Cakar Iblis menyebutkan satu nama dibibirnya, rupanya Cakar Iblis telah mengenali sosok gadis yang mengenakan topeng perak diwajahnya. Kehadiran Dewi Topeng Perak ditempat itu bukan saja mengejutkan Cakar Iblis, tapi juga seluruh orang-orang Gerombolan Kapak Merah yang ada ditempat itu, dengan serta merta mereka langsung bergerak mengepung sosok Dewi Topeng Perak. Sementara itu gadis bertopeng perak masih berdiri dengan tenang ditempatnya. “Pucuk dicinta ulampun tiba, dicari-cari ternyata kita malah bertemu ditempat ini Dewi Topeng Perak, ketua kami memberikan perintah untuk membunuhmu ! karena kau telah banyak ikut campur dalam ur
“Trang......trang.....trangg.”. beberapa kali terlihat kedua senjata mereka bertemu hingga terlihat beberapa kali terjadi percikan bunga api yang cukup berpedar. Memasuki jurus ke 56, hampir bersamaan kedua-duanya saling melompat mundur. “Sudah saatnya kita akhiri pertarungan ini......bersiaplah menerima kematianmu Dewi Topeng Perak”. ucap Cakar Iblis lagi seraya mengangkat Kuku Bajanya didepan dadanya. “Weezzgghhh........weeezzzggghhhh.”. dan tiba-tiba saja kuku baja itu mengeluarkan cahaya merah berpedar yang membentuk kilatan-kilatan cahaya yang terang. Ditempatnya, Dewi Topeng Perak terlihat pula merapatkan kedua tangannya, sepertinya Dewi Topeng Perakpun akan menggunakan salah satu pukulan pamungkasnya. Dari kedua tangan Dewi Topeng Perak yang terbuka saling berhadapan itu muncul pula seberkas cahaya merah yang juga tak kalah berpedarnya dari cahaya yang keluar dari kuku baja Cakar Iblis. “Cakar Iblis Neraka Membelah Mega yeaahhh...... wuutt”. da
Langkah Bintang terhenti, pendengarannya yang tajam dapat mendengar suara gemericik air tak jauh dari tempatnya berada dan sesaat Bintang tersenyum. Dan ; “Serrrr.”. tanpa menunggu waktu lagi Bintang segera berkelebat kearah asal suara tersebut. Tak perlu menunggu lama, kini sosok Bintang sudah berdiri didepan sebuah air terjun yang berair jernih dan sejenak Bintang terlihat menghirup dalam-dalam udara yang begitu menyegarkan dan sejuk yang ada ditempat itu, setelah puas menikmati kesejukan tempat itu, Bintangpun segera membersihkan wajahnya, terasa begitu sejuk air itu saat menyentuh wajah Bintang. Disaat sedang menikmati kesejukan air terjun tersebut, lamat-lamat pendengaran Bintang dapat mendengar suara seorang wanita. Bintang bangkit berdiri mencoba mencari asal suara tersebut. Dengan penuh kehati-hatian Bintang mulai mencari asal suara tersebut, hingga ; “Aahhhh..”. Bintang mendesah kaget saat disuatu tempat yang cukup tersembunyi, terlihat sosok seorang wanita yang jug
“Hebat!! batu sebesar itu saja bisa dibelahnya dengan mudah, kedua tangannya benar-benar seperti sebuah mata pedang yang sangat tajam......astaga kalau tidak salah tadi menyebutkan nama jurusnya aji Pedang Angin......benar-benar hebat”. batin Bintang lagi mengagumi serangan yang dilancarkan oleh Dewi Topeng Perak. “Prakkk......praaakkk..... duarrr.....duauarrr”. beberapa kali batu-batu besar yang ada ditempat itu terbelah dan hancur berantakan saat terkena serangan Dewi Topeng Perak, kini tempat yang indah itu telah berubah menjadi tempat yang sangat berantakan. Dewi Topeng Perak benar-benar tidak main-main untuk segera membunuh lawannya, tapi sejauh ini Bintang masih mampu menghindari serangan. Sebenarnya bisa saja Bintang memberikan serangan balasan, tapi hal itu tidak ingin Bintang lakukan, karena dalam hal ini memang Bintanglah yang bersalah. Sementara bagi Dewi Topeng Perak sendiri semakin penasaran dengan serangan-serangannya yang selalu saja dapat dipatahkan oleh lawa
Siang menjelang sore, terlihat langkah seorang pemuda memasuki sebuah desa, melihat wajah dan penampilannya, pemuda tampan itu tak bukan adalah Bintang adanya. Sepanjang langkahnya memasuki desa tersebut Bintang cukup heran melihat penduduk desa itu sangat sedikit sekali, sangat jarang sekali Bintang berpapasan dengan penghuni desa itu, tapi setiap kali berpapasan, wajah para penduduk desa itu seperti ketakutan dan langsung melangkah dengan cepat meninggalkan Bintang. Sebenarnya Bintang ingin bertanya, tapi tak ada satupun penduduk yang mau diajaknya bicara. Langkah Bintang akhirnya terhenti saat tiba didepan pintu sebuah warung yang tidak begitu ramai pengunjungnya. Akhirnya setelah menimbang kesana kemari, Bintang memutuskan untuk mampir diwarung tersebut untuk mengisi perutnya dan sekaligus untuk mencari informasi tentang Gerombolan Kapak Merah. Bintang menghentikan langkahnya dipintu warung, kedua matanya menatapi seluruh isi warung dimana hanya ada beberapa oran
Setelah mendapatkan dua uang kepeng emas, kelima orang itupun segera pergi meninggalkan warung tersebut dengan tertawa gembira. Begitu kelimanya sudah menghilang, Bintang segera mendekati sang aki pemilik warung. “Terima kasih den....terima kasih”. ucap lelaki tua itu lagi seraya memeluk kaki Bintang. “Sudahlah ki jangan seperti ini” “Kami benar-benar tidak tahu bagaimana nasib kami tanpa raden ?”. ucap sang istri lagi. “Jangan berterima kasih kepada saya nyi, aki, tapi berterima kasihlah kepada shang Hiang whidi yang telah menolong aki dan nyai melalui tangan saya”. ucap Bintang lagi tersenyum. “Apakah raden ingin makan ?”. “Ah tidak ki, tapi jika boleh saya ingin bertanya pada pada aki....?”. ucap Bintang lagi hingga mengejutkan dan mengherankan bagi kedua suami istri itu. “Tentang apa den....?” “Tentang kelima orang tadi, apakah benar mereka adalah orang-orang dari Gerombolan Kapak Merah ?”. ucap Bintang lagi hingga
“Sett....settt....settt”. baru saja Dewi Topeng Perak kembali menjejakkan kakinya ketanah, kembali belasan anak panah melesat dengan cepat kearahnya hingga lagi-lagi Dewi Topeng Perak harus kembali mengenjot tubuhnya keudara untuk menghindari serangan gelap itu. Tapi rupanya para penyerang gelapnyapun tidak tinggal diam begitu saja, sosok Dewi Topeng Perak terus dihujani dengan belasan anak panah tanpa henti, hingga lama kelamaan Dewi Topeng Perak terlihat terdesak oleh serangan yang beruntun tersebut, maka ; “Hupp.......Pedang Angin yeaahh”. dan rupanya Dewi Topeng Perak terlihat harus menggunakan aji Pedang Anginnya untuk menghentikan serangan-serangan gelap itu. Maka ; “Wuusshhh..........wushhhh...”. Dua gelombang cahaya merah berpedar melesat keluar dari kedua tangan Dewi Topeng Perak, dan ; “Duarr....duarrr.....duarrrr”. terjadi beberapa ledakan dibeberapa tempat, bahkan ; “Akhhh.....akhhh......akhhh.”. terdengar beberapa teriakan