Share

Bab 7

Setelah berpikir agak lama, akhirnya aku mengambil dompet Ibu. Hanya dompet Ibu, uangku masih aman di dompetku.

”Kembalikan kunci motornya Dika, baru aku kasih uang ini ke Om.” Aku meminta syarat sebelum memberikan uang itu.

Om Hengki menyerahkan kunci motor ke Dika, lalu menyambar uang yang aku genggam.

”Hanya segini?” tanya Om Hengki sambil membulatkan mata.

”Memangnya Om kira kami orang kaya!” timpal Dika. ”Semua itu uang milik Ibu yang harusnya untuk biaya makan kami setiap hari.” Dika memicingkan mata, aku tahu, Dika tengah mati-matian meredam emosinya.

”Aku tidak peduli, bahkan kalau kalian kelaparan sekali pun aku tak peduli!” Om Hengki berbalik menuju motornya. Ia pergi setelah itu.

Dika mengepalkan tangan, memukul angin sambil mengumpat. Aku menarik lengan bajunya. Aku takut Dika lepas kendali, aku tidak ingin kejadian serupa terulang. Dika harus lulus sekolah. Ia tidak boleh terlibat dengan tindakan kriminal.

”Harusnya kamu jangan kasihkan uang itu!” ucap Dika sambil menghid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status