Share

Bab 9 Rahasia Mutiara Naga

Puteri Naga kecil sekarang disebut Sakura yuki sedang duduk bersama Sumada Reishi. Dia telah menceritakan kepadanya alasan dia pergi meninggalkan ke dua Puterinya. Yaitu karena Sang Raja menginginkan Mutiara naga yang diberada pada dirinya.

"Puteri Liong lian Saya melihat puterimu sedang menangis disebuah hutan. Dia sedang menangis entah karena apa?"

"Disana apa ada seorang pemuda?" tanya Lian.

Entah Dia sendirian, Aku kira dia adalah Puteri Ani sedangkan Puteri Anne bersama pemimpin kami Ame ryusaki. "Selain mutiara naga yang ada ditanganmu dimana lagi mutiara-mutiara itu?" Sumadara bertanya.

"Aku hanya tahu mutiara itu pada 3 orang selain diriku pemegang mutiaea bintang 6 yaitu Mahapatih Garuda Abdromeda Raterasu yuma Ryusaki mutiara bintang 3, Kakak pertamaku Dewi Ayamure yuki mutiara bintang 7 dan Isterimu Dewi Agura Shiro yuma mutiara bintang 4.

Sumadara menatap kosong karena kematian Isterinya.

"Maafkan Aku Reishi karena mengingatkanmu tentang dia" Liong lian berkata.

"Tidak apa-apa sepertinya kita harus mencari tempat untuk bermalam. Hari mulai gelap" Sumadara berkata.

"Kita akan kerumahku dari sini sudah dekat"

Pergi ke tempat Ame Ryu dan Anne

Mereka menuju ke barat daya setelah kekalah ditangan Shin Maryu dan diselamatkan Ani, Ame ryusaki bertekad mencari guru untuk mempelajari Ilmu jalan pedang Naga dan juga mencarikan Anne seorang guru untuk mempelajari Rahasia Jalan Mutiara Naga. Di saat perjalanan ke Desa Bakukan Ryusan hari mulai malam. Mereka mencari tempat untuk bermalam.

Jauh dari Desa Bakukan Ryusan ditengah hutan belantara terdapat sebuah gubuk kecil. Disana hidup seorang Perempuan yang sangat cantik bagai bidadari yang turun dari Kahyangan. Perempuan itu di juluki Dewi pelangi karena hanya akan muncul ketika pelangi berada dilangit. Desa itu belum tersentuh Prajurit Iblis Raja Sahamaru atau Raja Shin Maryu. Karena jarak Desa ini terlalu dari Kota Kerajaan Naga Bimasakti sekarang yang diduduki Raja Sahamaru. Kota Jaya Naga kegelapan yang berjarak 10 ribu Mil. Sangat memakan waktu dan tenaga serta sumber daya untuk menginvasi

Desa ini.

Di Desa Bakukan Ryusan aman sentosa setelah Dewi itu muncul. Para Iblis tidak berani memasuki Desa. Di sebuah Guha di Kaki gunung Bakuryuha. Seorang lelaki sedang bersemedi. Tubuh laki-laki itu bergetar. "Paman Apa engkau ada didalam?" Suara seorang perempuan berkumandang disana.

"Masuklah Dewatri!" Suara laki-laki itu. "Paman sebentar lagi sahamaru terbebas dari belenggunya yang selama ini menyegelnya" Perempuan itu berkata. "Ya Saya tahu itu, Kita harus mencari Dia Sang terpilih untuk dan membantunya melawan Sahamaru saat Dia bangkit.

Ditempat Anne dan Ame

Ame melintasi hutan menjauhi dari Desa dan rumah penduduk. Memasuhi hutan dijalan mereka kemalaman, mencari tempat beristirahat.

"Lihat disana ada rumah, mari kita kesana!" Ajak Anne.

"Mari semoga mereka memperkenankan kita masuk. Permisi bisakah kami ikut menginap disini." Ame berkata

Tidak ada jawaban dari dalam.

"Maafkan Kami" Ame dan Anne masuk ketika pintu terbuka tiba-tiba "Criieeet!" setelah mereka masuk pintu itu tertutup sendiri. "Blang!" "Astaga! Sepertinya rumah ini ada penunggunya" kata Anne. "Maafkan Kami menggangu ketentraman anda!" seru Ame

Mereka masuk dan tertidur sampai keesokan harinya. Seorang perempuan masuk kerumah tersebut sebelum fajar menyingsing. Dia mendapati rumahnya kedatangan dua orang asing tak ia kenal. Anne terbangun dari tidurnya. Hidungnya memcium bau harum yang berasal dari dapur. Dia pergi ke arah itu mendapati Seorang Wanita sedang memasak.

"Maaf jika suara saya memasak membangunkan anda" kata Wanita itu. "Saya yang seharusnya minta maaf karena menggangu anda dan memasuki rumah ini tanpa ijin"

"Jangan khawatir rumah ini telah mengijinkan anda masuk maka aku tidak akan melarangnya. Perkenalkan Nama Saya Dewatri mika" perempuan itu berkata.

"Nama Saya Anne Yume yuki dan teman saya yang sedang tidur itu Ame Ryusaki, adakah yang bisa saya bantu."

"Mungkin kamu bisa membersihkan dirimu dulu. kamu bau anyir" kata Dewatri.

"Ya sepertinya dimana kamar mandinya" Anne pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama kemudian Ame terbangun dia merasa lapar. Hidungnya mencium baru harum dari dapur. disana Dia melihat seorang wanita sedang mempersiapkan makanan yang telah dia masak. Wanita berbaju putih bersih dengan rambut violet panjang. Wanita yang sangat cantik menurut Ame. Dimeja makan sudah tersedia berbagai macam hidangan.

"Kau sudah bangun rupanya, saya pemilik rumah ini Namaku Dewatri mika" wanita itu memperkenalkan dirinya. "Nama Saya Ame Ryusaki. Saya sedang memcari guru untuk memgajari saya Ilmu jalan pedang Naga. Menurut penduduk disekitar sini anda merupakan seorang pendekar pedang hebat. Maukah anda menjadi guru saya" Ame berkata panjang lebar.

"Tidak! Saya tidak menerima murid laki-laki. Aku lebih tertarik mengajari seorang perempuan. Kau pergilah ke hutan terlaran disana kau akan menemukan seorang guru." kata Dewatri.

"Baiklah setelah saya memberitahu Anne saya akan berangkat. Saya akan berbicara kepada teman wanita saya tentang niat anda mengajarinya" Ame berkata.

"Itu lebih baik sekarang mari kita sarapan dulu" Dewatri sambil menyuguhkan sup ayam yang dia pasak.

"Dia adalah teman wanita pertama saya. Setelah saya ditinggalkan ke dua orangtua saya saat berumur 5 tahun. Kuharap kau dapat menjaga dia dengan baik. Aku memilikinya dan pedang ini Reizen Naga. Sebagai warisan satu-satunya orang tuaku."

"Mengapa kau mengceritakan ini padaku?"

"Entahlah mungkin aku mempercayaimu untuk menjaga Anne. Meskipun kita baru saja bertemu"

"Terimakasih atas kepercayaanmu. Aku akan menjaga dan mendidiknya dengan semua kemampuan yang Aku miliki" Dewatri berkata.

Tak lama kemudian Anne keluar dari kamar mandi. Dia menggunakan gaun hijau lengan pendek. Rambutnya yang hitam basah menambah daya pikatnya. Ame sampai lupa berkedip.

"Ame hai! Ayo makan!" seru Dewatri. "Apa kau tidak apa-apa?" Anne bertanya.

"Aku melihat kecantikanmu sedemikian elok rupawan sehingga aku tak bisa berkata-kata." Ame berucap.

"Huh Kau ini menggombal."

"Sepertinya kau menyukai gadis itu" Dewatri berkata

"Oh itu..." "Sudah tak usah kau jawab Aku sudah tahu dari sorot matamu"

"Benarkah Apa semudah itu Aku ditebak."

"Sepertinya dia juga menyukaimu" Dewatri berkata.

"Anne kemarilah duduk disebelahku!" Dewatri mengajak Anne.

Mereka duduk mengalas makanan mereka. Mari kita berdoa terlebih dahulu. Bismillahirohmanirahim. Mereka membaca do'a makan.

Mereka bersantap. "Enak sekali sopnya. Makanlah Anne" Ame berkata. Anne memakan Sopnya sampai habis.

"Anne maukah kau menjadi muridku" Dewatri berbicara pada pokok persoalan.

"Baiklah Aku mau menjadi muridmu asalkan Ame berada disini menemaniku"

"Tidak bisa Aku harus mecari guru seteah sarapan selesai."

"Tidak bisakah Kau menemaniku hari ini"

"Baiklah Aku akan menemanimu"

"Tutup matamu" Anne berkata. Dia menggunakan Kain untuk menutup mata Ame.

Ame yang ditutup matanya ditutuntun Anne pergi ke suatu tempat. "Ayo kesebelah sini!"

"Aku mendapatkan tempat yang indah untuk kita habiskan waktu bersama." Kata Anne.

Mereka menuju tebih paling tinggi di seberang hutan. Jaraknya lumayan jauh membutuh waktu 2 jam perjalanan. Mereka sampai saat matahari mulai terbenam.

"Pemandangan yang sangat indah bukan?"

"Ya pemandangan yang sangat indah."

Air terjun mengalari melalui pepohonan menuju sungai dibawahnya. Mereka melewati hutan dan lembang. Lembayung senja berwarna jingga di ujung barat menghiasi cakrawala. Malam akan segera tiba.

"Anne Aku akan mencari guru Ilmu pedang jalan Naga"

"Dan Kau akan mempelajari Ilmu Pedangmu sendiri"

"Jadi Kau akan meninggalkanku!" Seru Anne mengangkat suaranya

"Mengapa kau tidak meminta dia mengajari kita berdua?"

"Aku sudah meminta dia mengajariku, tetapi dia menolaknya. Dia hanya memilihmu. Aku akan mencari guru ke htan terlaran. Disebelah barat hutan ini."

"Ame berjanjilah padaku. Kau akan menjemputku setelah kau selesai berguru.Aku akan memuruti permintaanmu" 

"Ya Aku pun akan mempelajari Ilmu Jalan pedangku sendiri agar tidak selalu metrepotkanmu dan lainnya." Ame berkata.  "Berhati-hatiah Ame!" Seru Anne 

"Ya kau pun berhati-hati saat pulang!"

Ame menuju tempat matahari terbenam di ufuk barat.

Merekapun mengucapkan salam perpisahan. Keduanya akan berguru kepada pendekar sakti yang berbeda. Anne akan berguru kepada Dewi pelangi harum sekar wangi pusitasari (Dewatri mika Amaterasu). Sedangkan Ame mencari guru sakti yang dikatakan Dewatri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status