Ada 13 negara di dunia fiksi dalam cerita ini. Negara paling kuat, Han, berencana untuk menyatukan seluruh negara, dan raja ambisius mereka, Han Ming Shi, memakai cara-cara licik nan keji untuk menaklukkan semua targetnya. Ia sendiri berhasil naik takhta dengan cara sangat licik. Sejauh ini dia telah menaklukkan tiga perempat dunia, dan sekarang hanya ada tiga negara yang belum jatuh ke dalam cengkeramannya ... tapi mungkin itu hanya untuk sementara waktu.Kisah ini hanya fiksi semata. Nama tokoh, lokasi dan sebagainya adalah murni khayalan penulis, tidak ada hubungan dengan kejadian nyata apapun juga.Ini adalah karya saya sendiri, bukan terjemahan.Terimakasih telah membaca! Saya berharap kamu menyukai cerita ini. Have a nice day! :)
View More“Kalian telah kalah. Menyerahlah dan berlututlah menerima Kaisar Wen Xing sebagai Kepala Negara kalian yang baru.”
Sang Jenderal menatap tajam Kaisar Chang. Kaisar tua yang nampak semakin tua karena rasa frustasi yang amat sangat itu menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan rasa pedih luar biasa yang sebetulnya bisa membuatnya jatuh pingsan saat itu juga. Bagaimanapun, ia harus menunjukkan sikap tenang. Jangan sampai keluarganya, yang tengah merepet ketakutan di belakangnya, bertambah khawatir dan kacau. Di sinilah ia harus menunjukkan wibawa seorang Putera Langit, walau pula sebagai seorang Putera Langit yang telah kalah.
Kaisar Chang lantas menjatuhkan dirinya ke lantai, berujar parau. Seluruh keluarga kekaisaran mengikutinya. “Kami mengakui Kaisar Wen Xing sebagai Kepala negeri kami”
Tiba-tiba Puteri Kedua menjerit, “Apa yang hendak kalian lakukan?!?”
Semua orang segera menoleh ke arah sang puteri, yang kini tengah berjuang keras melepaskan dirinya dari tarikan paksa seorang prajurit. Tidak rela melihat puteri kesayangannya diperlakukan semena-mena oleh prajurit penakluk negerinya, Kaisar Chang serta merta berseru, “Kami sudah rela menyerah pada kalian, mengapa kalian masih tega berlaku semena-mena?!”
“Yang Mulia, tidak tahukah Anda bahwa seorang dari negeri yang kalah harus mengikuti wewenang penguasa barunya dan tidak berhak melawan?” Jenderal Wei bertanya dingin. “Perdana Menteri Kang menyukai Puteri Anda. Seharusnya Anda berbahagia karenanya.”
Permaisuri langsung terisak, yang lainnya menunduk lesu. Mereka sudah tahu, Perdana Menteri Kang yang dimaksud sudah sangat tua namun masih amat gemar daun muda, terutama yang seperti Puteri Ketujuh mereka yang masih berusia tujuh belas tahun.
“Kau juga ikut!” Prajurit lain menarik tangan Puteri Keenam. Sang puteri dengan ketus menukas, “Tapi aku sudah menikah!”
“Kau bisa bercerai! Lagipula suamimu hanya berstatus pegawai istana, tidak sebanding dengan Pangeran Paman Ketiga Kaisar yang berminat mempersuntingmu!”
Puteri Keenam otomatis mengernyit jijik, tetapi saat melihat tatapan Jenderal Wei yang dingin serta tampak siap menyiksa, ia hanya bisa menundukkan kepala, menggigit bibir menahan air matanya yang nyaris keluar.
“Ambil semua harta benda Negeri Chang dan angkut semuanya ke negeri kita!” Jenderal Wei mengerling tajam ke arah keluarga kekaisaran yang tersisa, “Kalian, ikut aku! Kalian harus pindah ke tempat lain.”
Keluarga Kekaisaran Negeri Chang pun digiring menaiki kereta tawanan.
Saat kereta diarak keluar istana, Kaisar Chang kini tiba-tiba jatuh pingsan. Permaisuri panik setengah mati. Diguncang-guncangkannya tubuh suaminya. “Yang Mulia, bangun!... Oh Yang Mulia, bangunlah jangan Anda buat saya khawatir.”
Kaisar Chang tidak tahan melihat pemandangan yang terhampar di hadapannya. Ia terlalu mencintai negeri dan rakyatnya, termasuk prajuritnya. Dan sekarang, ia melihat mayat-mayat para prajurit negerinya bergelimpangan tragis, bahkan banyak yang sudah kehilangan sebagian besar tubuhnya, ada yang hangus terbakar, yang lainnya terbalut oleh lautan darah. Dan yang terparah, tidak ada dari mereka yang tersisa dalam keadaan hidup.
***
“Mereka semua tak berguna dan tak berkompeten. Membiarkan mereka hidup hanya menambah beban kita saja,” Jenderal Wei mengelak membela diri. Tidak terima ia disebut penjagal tak berperikemanusiaan oleh sekretaris negara yang dianggapnya sok tahu itu.
Sekretaris Li masih berusaha memprotes, “Mereka mungkin tidak berguna hanya di mata Anda, tetapi bagi pihak lain, mereka berguna bahkan jauh melebihi orang-orang lainnya…” Ia berpaling menghadap Kaisar Wen Xing, “Yang Mulia, bagaimana pendapat Anda?”
“Aku sependapat dengan Jenderal Wei,” jawab sang Kaisar muda tak acuh.
Sekretaris Li menundukkan kepala, dalam hati ia merutuk. Seharusnya ia sudah tahu jawaban beginilah yang bakal diterimanya. Ia semestinya menyadari, Kaisar junjungannya ini tidak akan punya hati nurani sebaik itu. Ia tidak akan menjunjung tinggi nyawa manusia lain kalau ia tidak membutuhkan sesuatu dari mereka. Ia sendiripun masih dibiarkan menyampaikan pendapat dengan bebas karena Kaisar menghargai kepandaiannya, kalau tidak, ia tidak yakin ia tetap dibiarkan hidup di dunia ini.
“Ohya Sekretaris Li, bagaimana perkembangan Panglima Chun?”
“Panglima melaporkan, berkat politik pecah belah Negara Ming telah masuk dalam jebakan kita. Hanya tinggal menunggu waktu negeri itu dapat kita kuasai.”
“Bagus sekali,” Kaisar Wen Xing, Han Ming Shi, tersenyum penuh kepuasan. “Berarti hanya tinggal Yeong-Shan, Qi dan Khanate saja yang belum berhasil kita taklukkan untuk saat ini. Hanya tinggal menunggu sebentar lagi sampai mereka semua jatuh ke tanganku, dan membuat Kekaisaran ini menguasai seluruh dunia.”
“Run... Xiang...” Ming Shi bergumam lemah. “Juga... Yan Xu... kurasa aku tak akan bisa bertahan di dunia ini lebih lama...” “Kakanda! Jangan berkata seperti itu! Tabib akan dapat menyembuhkan luka Anda!...” Yan Xu menjerit histeris, sementara He Xian dan Sekretaris Li memandang Ming Shi dengan lesu. Luka di tubuhnya sudah terlalu parah untuk dapat disembuhkan. Nyawanya tak mungkin diselamatkan. “Percuma saja Yan Xu...”M ing Shi menatap Yan Xu lekat-lekat. “Aku hanya menyesalkan satu hal, mengapa aku tidak diperbolehkan berada di dunia ini lebih lama. Aku masih belum sempat membahagiakan permaisuri yang aku cintai...” Yan Xu tergugu. Selama ini tidak pernah ia mendengar Ming Shi mengatakan bahwa pria itu mencintainya. Jangankan itu, pria itu bahkan tidak pernah memujinya cantik seperti yang lumrah dilakukan seorang pria terhadap kekasihnya. Mendadak, ia merasa limbung luar bi
Putri Chang menyentak sinar setar, begitu keras dan mengejutkan hingga membangkitkan suatu sengatan yang secepat kilat menstimulasi otak He Xian. Senyum sang putri mengembang. Ia telah berhasil memengaruhi He Xian sepenuhnya, dan pemuda itu akan mengangkat pedangnya untuk selanjutnya menyerang Ming Shi. “Kalian salah. Hatiku tidak lagi menyimpan kebencian dan dendam terhadap Kaisar Han. Dan itu jauh lebih baik. Dendam bagaikan kumpulan api yang panas membakar, belum tentu kalian berhasil meluapkannya, namun kobaran api tersebut sudah pasti melukai diri kalian sendiri. Dengan membuang kobaran api tersebut, aku menghentikan melukai diriku sendiri.” He Xian berkata bijaksana. “Aku tahu Tuhan menciptakan aku ke dunia ini bukan untuk mewujudkan misi negatif. Melainkan untuk mewujudkan sebuah misi positif dengan mengalahkan rintangan berupa hasrat negatif. Begitu juga dengan kalian. Singkirkanlah semua kebencian kalian, dan
Mangkuk tersebut kini berada dekat sekali dengan tangan Ming Shi. Si wanita menyentak halus, dan Ming Shi mulai mengangkat mangkuk itu, siap meminumnya. TSRATTT! Lontaran panah secepat kilat menjatuhkan mangkuk beracun tersebut. Si wanita berbalik, siap membuat perhitungan pada orang yang berani mengacaukan pekerjaannya yang nyaris rampung itu. “Siapa kau?!” Ia berseru marah. Di saat bersamaan Ming Shi juga tersadar sepenuhnya dari hipnotis si wanita. “Sun He Xian dan Run Xiang?!” serunya. “Juga... Yan Xu! Bagaimana kalian bisa ada di sini?!” He Xian dan Sekretaris Li menghaturkan hormat, “Berkat Yang Mulia Permaisuri, Yang Mulia, beliaulah yang mendapatkan firasat Anda tengah mengalami bahaya. Dan syukurlah, rupanya kami datang tepat pada waktunya. Anda nyaris saja membunuh diri Anda sendiri!” &
Mereka telah merencanakan akan mengadakan di bawah pohon willow raksasa ini. Dua orang telah berdiri di sana, menunggu dengan tak sabar orang ketiga yang tak kunjung datang. “Mengapa ia lama sekali datang?” si wanita berseru tak sabar. “Apa dia lupa kalau hari ini kita akan mengadakan pertemuan di sini?” Si pria menenangkan. “Tidak mungkin, Putri. Dia pastilah sedang sibuk, bagaimanapun dia adalah kepala kasim di istana ini.” “Huh, dia baru seorang kasim, sedangkan kau Menantu Raja!” “Aku bukanlah Menantu Raja dengan gelar resmi, Putri... Pernikahan kita hanya beratapkan sinar rembulan di dalam hutan...” “Bagaimanapun juga kau menikah denganku yang merupakan seorang putri!” ujar si wanita berapi-api. “Kau tidak seharusnya merendahkan diri seperti itu, ap
Mulanya Yan Xu bingung melihat jumlah pengawal Istana Barat bertambah dua kali lipat, pula mendapati He Xian dan San Jin kini ganti mengiringinya ke mana-mana. Ming Shi sendiri pun selalu datang menemaninya tepat setelah pria itu menyelesaikan tugasnya di istana. “Apa kalian mau mengatakan si pembunuh kini ganti mengincarku?” tanyanya pada He Xian, yang menjawab, “Kami tidak tahu, Yang Mulia. Tetapi para selir telah mendapatkan pengawalan yang aman, sementara Anda tidak sama sekali, padahal Anda adalah permaisuri.” Yan Xu melengos. “Aku tidak apa-apa, kalian sama sekali tidak perlu mengkhawatirkanku. Apa kau tak tahu Tuan Sun, aku kan pernah membunuh Khan Khanate! Jadi si pelaku tentunya bukan tandinganku!” Ia berseloroh. “Ohya, tentu saja kau tak tahu. Kau kan tengah menuju negeri Qi saat itu.” Walaupun Yan Xu mencoba bergu
Secara tak terduga Min-Hwa melintas di hadapan mereka. He Xian terpana. Min-Hwa kini nampak sangat feminim dan gemulai, dan jauh lebih cantik, dengan sorot matanya yang sendu dan sayu. Gadis itu sendiri juga melihat He Xian. Mulutnya pun membuka, “He Xian!...” Min-Hwa tak sempat melanjutkan kata-katanya; Ming Shi telah menotok jalur energi pada gadis itu. Ia segera terkulai lemas sementara pria itu segera merengkuhnya, sangat mesra. “Kaulihat, Sun He Xian. Aku sangat mencintai selirku, termasuk dia yang dulu pernah melawanku,” Ia berujar, jari-jari tangannya kini sibuk membelai-belai wajah Min-Hwa. “Bukankah dia merupakan rekan sejawatmu yang terbaik? Dia selalu membantumu dan menyertaimu, benar kan? Sekarang, ia bersedia menyerahkan dirinya menjadi milikku. Tidakkah kau membencinya? Tidakkah kau membenciku, yang telah merenggut orang yang kausayangi darimu?” Ming Shi menata
Mau tak mau He Xian merasa heran juga. Sama sekali tidak melintas gejolak kemarahan dalam benaknya saat bertatap muka dengan Ming Shi tadi. Seakan semua dendam dan kemarahannya telah menguap habis tanpa sisa sedikitpun. Bagaimanapun, cerita Li Sha mengenai masa lalu Ming Shi memang telah mengubah total pandangannya akan sang kaisar, pula kehidupannya di Qi selama dua tahun ditambah pengalamannya membantu sesama semakin menguatkan tekadnya. Bahwa apa yang mampu membuatnya bahagia bukanlah menang atas musuhnya dan membalaskan dendamnya, atau mewujudkan keinginannya yang berdasar nafsu duniawi semata. Bahwa jika kita dapat melakukan panggilan terpendam hati kita, serta membuat orang di sekitar kita merasa bahagia, itu semualah yang akan memberikan kita kebahagiaan yang sesungguhnya. Karena landasan pikiran itulah mungkin, maka He Xian sama sekali tidak merasa marah ataupun dendam saat berhadapan dengan Ming Shi. Malah, raut kegelisahan san
He Xian sangat terkejut saat mendapati para utusan Han mendatangi pemondokan tempat ia tengah berceramah. Walaupun ia telah menyiapkan batin dari jauh hari sebelumnya, ternyata tetap saja ia masih menyimpan trauma dan ketakutan saat menghadapi mereka. Bahkan kakinya nyaris berderap melarikan diri ketika batinnya mencelos, Bukankah misi utamaku adalah mengubah pola pikir Kaisar Han? Sekarang pihak istana mencariku, ini menandakan aku punya kesempatan untuk mewujudkan misiku. Maka iapun tetap berdiri di tempatnya, dengan tenang menyambut mereka semua. “Selamat datang Tuan-Tuan sekalian, ada yang bisa saya lakukan untuk Anda?” Di pihak lain, Sekretaris Li tidak kalah terkejut. Ternyata Sang Guru Besar adalah Sun He Xian. Sang sekretaris negara merutuk dalam hati. Kalau begini, keadaannya bisa menyulitkan. Dan ia apatis Ming Shi mau menerima si pemuda jangan-jangan malah sang kaisar aka
Diawali dengan kematian salah seorang selir di harem paling terkucil. Para pelayan menemukan mayat gadis itu mengapung di atas kolam teratai taman istana pada pagi hari. Menurut pemeriksaan, selir tersebut mati atas dasar kemauannya sendiri - ia menggores pembuluh nadi besar di pergelangan tangannya sebelum menjatuhkan dirinya ke dalam kolam. Pisau pembunuh ditemukan di tepi kolam. Dan segalanya terjadi begitu cepat. Dalam seminggu tiba-tiba saja telah ada tiga selir lain yang bunuh diri, dan jumlah kematian para selir itu meningkat di minggu berikutnya. Kini, telah ada lebih dari selusin selir yang mati bunuh diri sementara alasan di balik tindakan mereka masih belum tersingkap. “Yang mengherankan, jika mereka bunuh diri atas kehendak sendiri, seharusnya gelagat nereka telah terlihat pada hari-hari sebelumnya. Akan tetapi, tidak terlihat sama sekali kesedihan dalam raut wajah mereka. Bahkan menurut para
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments