Beranda / Fantasi / Legenda: Nusantara / Bab 1.1: Dananjaya

Share

Bab 1.1: Dananjaya

Penulis: Rmdni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-05 19:38:17

SEBUAH KOTA DI UJUNG BARAT SUMATRA

Nampak sebuah alun-alun kota itu di penuhi warga hingga berdesak-desakan.

Beberapa prajurit sedang bersiap di panggung eksekusi untuk mengeksekusi beberapa orang yang di duga penjahat, "Hadirin bapak ibu sekalian ini adalah orang-orang yang merugikan Nusantara" Ucap salah kapten prajurit itu.

Orang-orang bersorak meneriaki para penjahat tersebut, "Hukum mati Hukum mati" Teriak orang-orang yang menonton. Bahkan sebagian dari mereka melempari para penjahat itu dengan telur dan sayuran.

Di sisi lain berjalanlah seorang pemuda berpakaian serba hitam ke arah alun-alun untuk menonton, "Nampaknya aku melihat hal unik disini" Ucap pemuda itu dalam hati.

Seorang prajurit dari panggung berteriak, "Ini adalah Danan seorang pemanah yang pernah bergabung dalam kelompok Cakra!!" Teriak prajurit itu, "Hari ini dia akan di hukum mati dengan cara di gantung" Lanjut prajurit itu dengan nada yang sama.

Ketika Danan menuju tambang tempat ia akan di eksekusi, Tiba-tiba sebuah pisau berputar lalu memotong tambang itu dan pisau tersebut tepat mengenai kepala salah seorang prajurit.

Warga yang menonton langsung berhamburan sedangkan orang yang berpakaian hitam memilih mundur untuk melihat dari kejauhan.

Dari suatu arah muncul sekelompok orang, "Dananjaya hari ini kau mati di tanganku!!!" Teriak orang yang di duga kelompok pemimpin itu, "Pasukan serang!!!" Lanjutnya sambil memerintahkan kelompok yang ia pimpin.

Perang pun pecah ketika para prajurit sedang berperang melawan kelompok yang memburu Danan, Danan menjadikan itu sebagai celah untuk melarikan diri.

Ia berlari ke arah yang berbeda yaitu ke arah barat, sesampainya di sebuah gang tiba tiba ia menabrak seseorang yang membuatnya terjatuh. "Hey bodoh kenapa kau menghalangi jalanku?" Tegas Danan setelah Terjatuh.

Orang itu berbalik, Namun seluruh wajahnya tidak terlihat karena ia menggunakan karena tertutup kain, "Ini adalah senjata kelas A ku harap kau menjaganya, dan ketika kau bertemu seorang pemuda yang usia nya sama denganmu ikutlah bersamanya, Karena ia adalah Teman sejatimu" Ucap pria itu.

Danan dengan posisi tangan terikat. Danan lalu melihatnya, "Apa yang kau maksud dan siapa dirimu?" Tanya Danan.

Orang itu membuka kan penutup wajahnya, "Aku adalah Indra" Ucapnya.

Sebelum Danan menjawab tiba tiba kabut muncul di gang itu dan membuat Indra Menghilang. Ditengah keheranan itu Danan, "Bagaimana mungkin ikatanku bisa lepas?" Tanya Danan sambil mengambil senjata panah yang Indra berikan.

Ketika ia melihat Panah itu alangkah terkejutnya dia karena senjata itu adalah salah satu senjata terbaik, "Panah pertama Arjuna? Bagaimana ia bisa mendapatkannya?" Ucap Danan dengan penuh takjub, "Kata dia aku harus mencari orang yang seumuran denganku" Lanjutnya yang kemudian pergi dari gang itu.

Ketika ia keluar dari gang beberapa prajurit sudah berkumpul mengepungnya, "Hey penjahat sekarang kau tidak bisa lari" ucap salah seorang prajurit sambil mengacungkan pedang.

Tiba-tiba ada seorang yang melompat dari atas ke depan Danan, "Biarkan aku yang menghabisi mereka" Ucap pria misterius itu.

"Hey maksudmu apa!" Tanya danan.

Orang itu tidak mementingkan perkataan Danan, "Teknik angin: pukulan angin" Ucapnya sambil mengarahkan tangan ke arah para prajurit.

Beberapa prajurit langsung terjatuh. "Ayo cepat" ucap orang itu mengajak Danan pergi.

"Namaku Biantara" Ucap orang misterius itu.

"Aku Danan" Jawab Danan sambil terus berlari bersama Biantara.

Mereka melarikan diri meskipun para prajurit terus mengejar mereka.

Di sisi lain perang terus berlanjut hingga akhirnya para prajuritlah yang berhasil menang serta mengalahkan bos perampok itu.

Tepat di depan Tara dan Danan sudah berkumpul sebuah pasukan yang menjaga gerbang kota itu. "Mau pergi kemana kalian?" Ucap kapten pasukan itu. "Pasukan serang!!" Teriak orang yang sama.

Namun ketika para prajurit itu berlari tiba-tiba muncul kabut. Di depan Tara dan Danan muncul kembali Indra A. "Pejamkan mata kalian, akan kupindahkan kalian keluar kota ini setelah disana kuharap kalian terus berlari" Ucap pria itu.

Dan benar saja ketika Tara dan Danan membuka mata mereka sudah ada di luar kota itu.

Ketika kabut hilang hanya Indra lah yang masih berada di tempat tadi. "Apakah aku harus bermain?" Ucap Indra sambil tersenyum kecil.

"Kau adalah Indra A. Salah satu dari 5 DPO dengan nilai 1juta GN" Teriak kapten pasukan itu. "Prajurit kenapa kalian diam? Serang dia!!!" Lanjutnya.

Namun para prajurit tidak ada yang berani menyerangnya. "Jika kalian maju nyawa kalian hanya sepanjang ibu jari kalian" Ucap Indra.

Kemudian kapten pasukan itu berlari untuk menyerang Indra. "Kalian bodoh" Ucap Kapten itu.

Namun kekuatan dia dan Indra tidaklah sama terbukti ketika hendak menyerang Indra, Leher dia langsung di cekik oleh Indra. "Jika kau banyak bicara hari ini adalah hari kematianmu" Ucap Indra yang kemudian melemparkan sang kapten, Indra lalu melompat dan pergi dari tempat itu.

Para prajurit lalu membantu kapten itu namun kapten tersebut marah. "Kalian semua tidak berguna!" Teriaknya ketika di bantu berdiri oleh beberapa prajurit.

Sedangkan Tara dan Danan terus berjalan melewati padang rumput hingga matahari sudah mulai terbenam. "Aku sudah capek Danan kita harus beristirahat" Keluh Tara yang memegang pundak kanan Danan.

"Sebentar lagi kita sampai di hutan sebaiknya kita beristirahat disana" Jawab Danan.

Mau tidak mau Tara mengiyakan perkataan Danan tadi.

Akhirnya merekapun tiba di hutan.

Danan mengumpulkan beberapa ranting pohon untuk membuat api unggun setelah selesai mereka duduk menghadap api unggun itu.

"Danan apakah kau tahu tentang mahkota kerajaan sunda?" Tanya Tara pada Danan.

Danan yang duduk di sampingnya meletakan panahnya lalu menjawab. "Aku tahu hanya tahu dari anggota cakra" Jawab Danan.

-Narasi-

Mahkota sunda adalah tujuan dari semua orang yang pergi dari kampung halamannya.

Barangsiapa yang berhasil memakai mahkota itu di katakan ia adalah raja selanjutnya dari kerajaan sunda yang hilang.

Namun untuk mencapai Istana yang terdapat mahkota sunda di dalamnya bukanlah hal yang mudah, Setiap orang yang ingin mendapatkannya harus bisa mengetahui jalan menuju istana itu serta memiliki jawaban dari kunci yang menyegel istana itu.

Selain itu letak istana sunda sangatlah misterius dan hanya orang tertentu yang bisa mengetahui.

Dahulu ketika kelompok Ashura berhasil mencapai kerajaan itu sang penjaga yaitu Garuda menolaknya karena mereka waktu mereka tidaklah tepat dan sang Garuda memerintahkan kepada Ashura untuk menyampaikan pesan bahwa orang selanjutnya lah pewaris takhta yang sesungguhnya.

--

Danan bercerita kepada Tara bahwa ia hanya tahu sedikit tentang Kerajaan sunda, "Setahuku semua informasi tentang kerajaan itu sudah di hilangkan oleh pemerintahan nusantara" Ucap Danan.

Tara lalu menjawab sambil melemparkan beberapa daun ke api unggun itu, "Tapi aku yakin kerajaan sunda itu benar" Jawab Tara.

"Sebenarnya apa tujuanmu?" Tanya Danan,

"Tujuanku ingin pergi ke istana itu mungkin saja aku ini orang yang di maksud Ashura, Lalu apa tujuanmu?" Jawab Tara.

"Tujuanku sangatlah mudah aku ingin menjadi pemanah terhebat seperti Arjuna" Jawab Danan dengan nada penuh harapan.

Ketika Danan menjawab pertanyaan Tara, Tara sudah tertidur yang membuat Danan langsung mengomelinya. "Lah malah tidur nih anak" Ucap Danan yang kemudian ikut tidur.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda: Nusantara   Bab 2.1: Kerajaan Kelok

    Setelah bernegosiasi dengan Tian akhirnya kelompok Pandawa yang dipimpin oleh Tara pun memasuki kerajaan Kelok, dan Tian bergabung dengan kelompok Pandawa.Kerajaan kelok sendiri adalah kerajaan yang tentram damai di daratan Sumatra bagian barat, kerajaan ini masuk ke dalam wilayah divisi 1 prajurit Nusantara.Dahulu kerajaan ini di pimpin oleh raja yang sangat adil dan di cintai oleh rakyatnya, namun beberapa tahun belakangan diketahui bahwa kerajaan Kelok di ambil alih oleh seorang siluman babi. Siluman babi tersebut memerintahkan kepada rakyat kerajaan kelok untuk memberinya persembahan seorang perawan setiap bulan purnama, siluman babi juga sangat gila harta yaitu setiap minggunya ia menagih Golden Nusantara kepada seluruh warga. Apabila warga menolak maka anak buahnya tak segan-segan membunuh warga itu.Gerbang Kerajaan KelokPandawa berdiri di gerbang kerajaan kelok, mereka menatap ke arah kerajaan yang begitu ramai oleh para pedagang seperti pada kerajaan umumnya.Tiba-tiba seo

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.20: Secarik kisah masa lalu 1

    Sunda wall, adalah sebutan untuk pemisah antara Nusantara Barat-Tengah dan Nusantara Timur.Konon kabarnya Sunda wall terbentuk setelah terjadinya bencana dahsyat beberapa ratus silam dimana 5 Gunung Api Nusantara meletus secara bersamaan.Hasil dari letusan itu selain membuat the great sunda island berpisah, letusan itu juga menyebabkan munculnya tembok raksasa setinggi 2 km meter dari permukaan laut dengan lebar 100km, dan membentang dari ujung daratan parahyangan sampai ujung utara borneo.Namun samudra selatan tidak terdapat tembok tersebut karena konon kabarnya para siluman berhasil melawan alam. Selain itu samudra selatan sangat terlarang untuk di masuki siapapun karena cuaca dan siluman di sana amatlah ganas.Selain itu di samudra selatan terdapat sebuah kerajaan ghaib yang dulu pernah bangkit menagih janji kepada Raja kerajaan sunda kuno, Raja Galang dinata. Raja Galang dahulu kala pernah membuat perjanjian dengan kerajaan selatan, yang mana isi perjanjian itu salah satunya, "

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.19: Tian sang Pemburu Siluman

    Pandawa akhirnya tiba di kerajaan Kelok, namun sebelum memasuki gerbang kerajaan kelok, Raka meminta mereka berhenti."Baiklah di depan sana gerbang kerajaan sudah terlihat." Kata Raka pada pandawa. "Raka memangnya apa yang hendak kau lakukan?" Tanya Tara dengan mata menatap Raka. "Ini adalah perpisahan kita, ku harap kita bertemu lagi di lain waktu, ingatlah Tara jagalah bulu perindu itu untukku, dan kau Danan," Raka menunjuk ke arah wajah Danan, "Jagalah adikku yang bodoh ini!" Lanjut Raka dengan nada tegas.Mereka akhirnya berpisah di sana, Raka memilih berjalanan ke arah timur sedangkan pandawa akan berjalan ke arah utara (menuju gerbang kerajaan kelok).Pandawa terus berjalan hingga mereka melihat sebuah kuil yang sudah hancur sebelum tiba di gerbang kerajaan. Di reruntuhan kuil tersebut duduk seorang yang sedang bersandar ke bekas reruntuhan kuil itu.Pria itu melemparkan beberapa batu kecil keatas lalu ia menangkapnya kembali, "Sekelompok manusia yang akan mati sia-sia datang k

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.18: Pandawa

    Beberapa saat kemudian Raka kembali bersama seorang pria yang berusia sekitar 60tahunan.Pria itu berpakaian hitam, memakai ikat kepala hitam, ditangan kanannya ia memegang tongkat untuk membantunya berjalan.Raka lalu memperkenalkan pria itu, "Perkenalkan ini adalah Ki empu Hizar, seorang pembuat pusaka terkenal pada masanya." Kata Raka kepada kelompok Tara.Tara adalah orang pertama yang mengajak empu Hizar bersalaman, ia menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan empu Hizar, "Namaku Tara." Kata Tara sambil tersenyum kepada beliau. Beliau lalu membalas senyuman Tara itu, "Kau," Kata empu Hizar dengan tatapan serius kearah Tara yang kemudian berdiam sejenak, "Kau adalah orang dalam ramalan itu!" Lanjutnya.Raka lalu melepaskan salaman Tara dan empu Hizar, "Sudah-sudah. Sekarang kau Danan perkenalkan dirimu kepadanya." Kata Raka sambil menyuruh Danan untuk bersalaman dengan empu Hizar. Tara lalu berjalan ke arah Raka dan berkeliling untuk melihat pusaka, senjata di toko itu.Danan l

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.17: Ken si pembuat Pusaka

    Mereka diajak untuk duduk kembali di salah satu sudut rumah makan, "Duduklah kalian disini. Dan tunggulah kepala penjaga kota datang menemui kalian." Kata penjaga yang mengajak mereka duduk.Selang beberapa saat kemudian datanglah seorang pria dengan warna rambut putih, berpakaian rapih seperti seorang bangsawan. Orang itu duduk di hadapan mereka bertiga, seorang prajurit lalu menaruh buku di atas meja tersebut, kemudian prajurit itu pula yang membukanya."Baiklah apakah sudah?" Tanya orang itu. Lalu si prajurit menjawab, "Sudah Jendral!" Kata prajurit dengan nada Tegas. Orang itu lalu menatap kearah depan (Ke arah Tara, Danan, dan Astra.), "Baiklah perkenalkan namaku Mattheus de Haan. Jendral ke-19 Petir. Aku bertugas di distrik kota perampok Barat." Kata orang itu memperkenalkan dirinya."Jadi apa maksud dan tujuan kalian kesini? Apa kalian hanya bermaksud untuk melakukan pembunuhan pria diluar?" Jendral Haan bertanya kepada kelompok Tara. Mendengar pertanyaan itu membuat Astra kage

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.16: Kota Perampok

    Kota perampok adalah sebuah kota yang dimana tidak tersentuh hukum Nusantara. Namun hal itu bukan serta-merta membuat kota ini bebas, tetap saja ada aturan yang berlaku disini.Kota perampok dikuasai oleh para perampok ternama atau Naga Nusantara. Sebuah kelompok perampok besar di Nusantara, sejauh ini hanya ada 5 orang yang menjadi Naga Nusantara.Kota perampok yang hendak di masuki oleh kelompok Tara ialah kota Lok, sebuah kota perampok yang dikuasai oleh kelompok Petir.Di kota ini banyak sekali hukum yang berlaku, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.Di kota ini juga terdapat banyak bar, restoran, dan tempat para perampok merekrut anggota barunya.Salah satu aturan yang tertulis di kota perampok lok ialah; Barangsiapa yang melakukan pemubunuhan disini akan di hukum mati dengan cara yang sadis. Sebelum mereka dan Raka berpisah, Raka memberitahukan kepada Danan untuk tidak langsung masuk ke kota itu."Hey aku melihat cahaya dibukit itu." Kata Tara sambil menuju sebuah bukit."T

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.15: Seorang Kapten bernama Jacques

    Tembok api itu terus menahan pergerakan prajurit, namun tiba-tiba tembok api tersebut hancur karena sebuah tebasan pedang."Nampaknya aku beruntung bisa bertemu denganmu hari ini." Ucap seorang prajurit yang dari penampilannya seperti kapten dari grup itu.Kapten itu memakai seragam berwarna hitam seperti prajurit Nusantara pada umumnya, yang membedakannya ia dari prajurit menggunakan mantel bernama hijau."Jacq, tidak kusangka juga kau ikut memburuku." Jawab Raka yang kemudian berdiri tegak dan tangannya berubah kembali menjadi normal."Aku akan menyeretmu ke tiang gantung hari ini." Kata Jacques sambil memasukan kembali pedang yang ia gunakan ke sarungnya.Raka lalu melompat ke belakang lalu memanggil Jacques "Majulah aku tidak takut kepada orang lemah sepertimu." Kata Raka yang kemudian bersiap untuk bertarung melawan Jacques. "Baiklah jika itu maumu!" Jawab Jacques yang kemudian maju, ia membuka mantel yang ia kenakan lalu memberikannya ke salah seorang prajurit, "Peganglah ini."

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.14: Angin dan Api

    Pagi itu sang surya terbit kembali, burung-burung berkicauan menghiasi Hutan Larangan tersebut.Danan adalah orang pertama yang terbangun, sedangkan teman-temannya masih tertidur pulas.Ia melihat Ki Darma sudah tidak ada di dalam gubuk tersebut, ia lantas pergi keluar dan Ki Darma sedang bertapa diatas sebuah batu besar di dekat gubuk itu."Nampaknya kau adalah yang pertama terbangun." Kata Ki Darma dengan posisi yang sama yaitu bertapa di atas batu itu."Aku terbiasa bangun pagi hari ki." Jawab Danan."Apa tujuanmu mengikuti Biantara?" Tanya Ki Darma."Aku ingin menemukan senjata terhebat milik Arjuna." Jawab Danan dengan nada penuh percaya diri."Pasopati maksudmu?" Tanya Ki Darma."Ya mungkin saja." Jawab Danan ragu sambil menggaruk-garuk rambutnya."Seorang ksatria sejati tidaklah boleh memiliki keraguan didalam dirinya, karena itu bisa membebani hidupnya. Hilangkanlah rasa ragu itu dan yakini bahwa kau bisa menemukan apa yang kau inginkan," Jawab Ki Darma yang kemudian berdiri da

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.13: Raka si Kemamang

    Di malam yang sama di sebuah jembatan yang memisahkan dua negeri.Berjalan seorang pria dari arah Negri Way, sedangkan diarah Negri Kelok sudah berdiri dua orang yang hendak menghadangnya.Orang yang berjalan kemudian berhenti karena melihat dua orang tersebut"Raka si Kemamang, akhirnya kami menemukanmu." Kata salah satu orang dari dua orang itu. "Baiklah siapa yang akan menangkapnya aku apa kau?" Tanya orang disebelahnya.Mereka adalah Jayasura dan Ki Dirna, dua anggota kelompok Cakra.Jayasura berpakaian serba hitam dengan membawa sebuah sabit besar yang ia pegang dengan tangan kanannya, serta memakai sepatu hitam seperti prajurit Nusantara, rambutnya berwarna putih, dan memakai sebuah anting yang ia klaim sebagai simbol kekuatannya.Ki Dirna berpakaian hitam tetapi ia tidak membawa senjata apapun, hanya ada sebuah boneka di pinggangnya. Ki Dirna adalah salah satu dukun santet terkejam di Nusantara, Boneka yang ia bawa adalah senjata untuk melawan musuhnya, ia memakai sandal, memak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status