"Ketua!" Qing Wei tak kalah panik. Gadis itu langsung menyerbu ke arah sang ketua dan segera berlutut dengan satu kaki. "Baguslah, kalian datang tepat waktu," bisik Qing Yuan dengan suara lemah dan lelah."Ketua, mengapa Anda baru memberi tanda setelah Anda menjadi seperti ini?" Qing Wei segera menghampiri dan langsung menopang tubuh Qing Yuan. "Ketua, bagaimana keadaanmu dan ...." "Ah Wei, jangan dulu menanyakan hal lain. Sekarang, cepat bawa aku pergi dari sini!" Qing Yuan menggapai tangan Qing Wei. "Baiklah." Gadis itu segera memeluk dan memapah Qing Yuan dengan sangat hati-hati."Ketua, sebenarnya apa yang telah terjadi di sini?" Qing Wei tetap merasa penasaran."Nanti saja aku ceritakan. Sekarang kita kembali saja dulu, aku terluka!" jawab Qing Yuan dengan napas tersengal."Baiklah." Qing Wei lalu berseru kepada para pengawal bayangan lainnya. "Semuanya, kita kembali sekarang!" "Ah Wei, apakah ada kabar tentang kelompok Kakak Shui?" tanya Qing Yuan yang masih tidak bisa tena
Shen Ji merapatkan tubuhnya pada daun pintu dengan wajah pucat. Pikirannya sangat kacau dan membayangkan hal yang tidak-tidak.Bagaimana jika itu adalah hantu atau orang jahat?Shen Ji terus menguatkan hati dan berusaha memberanikan diri untuk melihat keluar melalui celah jendela. Cahaya lampion-lampion bergantungan di ujung-ujung atap kediaman, cukup untuk memberi sedikit penerangan hingga mata gadis itu dapat menangkap kelebatan-kelebatan sosok misterius."Bayangan hitam!" Shen Ji terpekik kecil sambil menutup mulutnya. "Ada banyak bayangan hitam menuju ke mari!" Saking takutnya saat melihat ada banyak bayangan hitam berlarian dan berloncatan dengan gerakan cepat dan ringan, Shen Ji merasa ingin pingsan saja. Terlebih lagi, dia sempat melihat wajah-wajah buruk yang sangat menakutkan melintas di depan pintu wisma. "To--tolooong! Ada hantuuuuu!" Shen Ji berbalik badan sambil menutup wajahnya serapat mungkin.Shen Ji pun sudah terkulai lemas di baik pintu sambil terus memanjatkan doa-
"Badanku bau?" Saat ini dia masih harus bertarung melawan banyak orang, tetapi dengan konyolnya Yu Zhen mencium lengan baju hingga ketiaknya sendiri."Bau apa? Kakak Linglah yang sangat bau!" Yu Zhen mendengus kesal sambil berusaha meraih sebuah papan kayu yang tergeletak tak jauh darinya.Yu Zhen berencana menggunakan papan kayu tersebut untuk menangkis serangan dari para musuhnya. Pada saat hendak berangkat ke perjamuan, semua tamu memang tidak membawa senjata demi menghormati tuan rumah. Adapun Shi Qian yang melawan musuh dengan sebilah pedang, itu karena dia merampasnya dari salah seorang dari pria bertopeng yang menyerangnya dan berhasil dia kalahkan."Kamu yang bau, tapi malah menuduh kakakmu yang tampan dan anggun ini!" Yu Ling mendorong sekali lagi badan Yu Zhen. Namun, kekuatannya saat ini terlalu lemah sedangkan Yu Zhen dalam kondisi prima dan sehat. Walaupun Yu Ling berusaha keras mendorong sang adik, tapi tubuh Yu Zhen tak bergerak sedikit pun."Cepat bangun! Apakah kamu
Tidak. Shen Ning terlalu takut untuk mati."Tu--Tuan, tolong jangan sakiti saya!" Shen berbisik lirih penuh permohonan dengan badan gemetar dan wajah pucat pasi.Pria penyandera menyeringai sinis di balik topeng, dan dia tidak mengatakan apa pun.Xiao Si Tian merasa geram. Dia melecutkan selendangnya hingga segelombang angin kembali berderu ke arah para penyerang."Licik! Lepaskan dia!" Xiao Si Tian berseru marah sambil menunjuk ke arah Shen Ning.Dia tidak mengenal gadis yang disandera, tapi Xiao Si Tian dapat mengetahui kalau gadis itu adalah salah seorang pelayan dari Keluarga Shen, karena itu bisa dilihat dari seragam yang dikenakannya."Lepaskan kataku!" Xiao Si Tian membentak sambil bergerak maju.Si penyandera tidak ingin mati konyol di tempat ini dan dia memukul tengkuk Shen Ning hingga pingsan.Lelaki bertopeng itu pun menempelkan pedangnya di leher Shen Ning. "Berani maju selangkah lagi, maka leher gadis ini akan kupotong di depanmu sekarang juga!"Benda dingin berlumpur dar
Semua wanita saling berbisikan di belakang Nyonya Shi dan suaminya, sedangkan keduanya hanya berdiri tak berdaya. Meskipun secara samar, tentu saja mereka mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh banyak orang.Mereka semua bertanya-tanya, ada masalah apakah yang menjadikan Yu Ling bersikap kasar dan sangat tidak sopan hingga membuat Shi Gao dan istrinya tak seberdaya itu?Nyonya Shi hampir saja maju untuk membela anak gadisnya, tapi Shi Gao segera mencegahnya. Pria itu menangkap tangan sang istri dan menariknya hingga wanita itu pun kembali mundur."Bersabarlah, Istriku!" bisik Shi Gao di sisi telinga ibu dari kelima Nona Shi."Tapi, aku benar-benar tidak tahan lagi dengan tingkah laku anak itu, Suamiku!" Shi Gao berbisik lagi. "Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi masalahnya akan menjadi sangat rumit kalau kita juga ikut memperkeruh suasana. Apalagi sekarang di luar masih belum aman. Kita tunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah putri kita dengan Kakak Yu."Perasaan tersing
Gadis itu sampai terbungkuk saat berhenti di depan Yu Zhen. Dia berusaha untuk mengatur napasnya yang kacau dan sedikit sesak akibat berlari dan merasa panik."Nona Xiao, ada apa?" Yu Zhen terkejut.Xiao Si Tian menunjuk ke suatu arah. "I--itu ....""Di--di di sana ....""Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Nona. Setelah itu baru ceritakan ada kejadian apa di sana." Yu Zhen berkata menegangkan, tapi dia menjadi lebih khawatir.Xiao Si Tian sudah mulai merasa lebih baik setelah beberapa lamanya menenangkan diri. Dia pun berkata, "Mereka berhasil kabur dengan membawa salah seorang pelayan dari Keluarga Shen." "Membawa salah seorang pelayan Keluarga Shen?" Yu Zhen sedikit terkejut."Benar sekali. Dan gadis itu kulihat baru saja datang dari wisma selatan ...." "Wisma selatan?" Yu Zhen memenggal perkataan Xiao Si Tian."Tuan Muda Yu, tunggu!" Xiao Si Tian dibuat sangat terkejut atas menghilangnya Yu Zhen dari hadapannya. "Secepat itu dia pergi dengan ilmu peringan tubuh yang luar biasa cep
"Ilmu Pancaran Mata Dewa Api, bukankah konon ilmu itu milik Pendekar Yu Wulin?" Pria berbadan besar terkejut."Benar sekali. Aku pernah mendengar para petinggi sekte membicarakan tentang ilmu ini. Dan dengan kemampuan kita yang sekarang, kita masih bukan tandingannya!" Pria bertopeng lainnya berkata sambil berjalan mundur. "Lalu, kita harus bagaimana sekarang?" tanya orang lain. "Haruskah kita nekat menghadapinya, atau sebaiknya kita melarikan diri secepatnya?" "Jika kita tidak ingin mati konyol, kita memang harus melarikan diri," sahut pria berbadan besar, kemudian ia menoleh ke arah kawannya yang sedang menahan tubuh Shen Ning. "Cepat lemparkan gadis itu ke arahnya dan kita segera pergi secepat mungkin!" Dikarenakan tidak ada pilihan lain selain hanya melarikan diri, pria penyandera segera melakukan apa yang diperintahkan oleh kawannya. Dia segera mendorong keras dan kasar tubuh Shen Ning ke arah Yu Zhen. Bersamaan dengan itu, salah seorang dari komplotan pengacau melemparkan bol
"Jangan khawatir, Nona. Mereka ada di tempat yang aman. Hanya saja kita tidak bisa ke sana, karena kita tak akan bisa menerobos para pengacau itu!" jawab Shen Ning yang juga dengan napas memburu. "Itu sebabnya Tuan Muda Yu meminta kita lari dan bersembunyi ke tempat lain yang mungkin tidak diketahui oleh para pengacau itu, Nona!" Tiba-tiba saja, beberapa orang bertopeng mengejar mereka dengan pedang terhunus di tangan masing-masing.Kedua gadis itu pun menjadi semakin panik. Shen Ning yang tak ingin sang nona celaka, tiba-tiba berpikiran lain. Ia memutuskan hal ini dalam hati.Saat jarak keduanya semakin dekat dengan pintu gerbang yang sudah sedikit terbuka, Shen Ning dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Shen Ji agar melampaui pintu gerbang kokoh itu terlebih dahulu. "Nona, Nona pergilah sekarang! Aku akan menahan mereka dan akan segera menyusulmu nanti!" "Ah Ning! Tidaaak!" Shen Ji berteriak kaget saat tubuhnya terdorong keluar dari pintu gerbang."Nona, pergilah!" Shen Ning segera