KERA SAKTI Siapa yang tidak mengenal nama ini diseluruh jagat semesta. Seekor kera yang pernah mengacau Kayangan ribuan tahun yang lalu dan membuat geger seluruh mayapada. Dialah SI KERA SAKTI. Tapi.... Cerita ini bukan tentang Kera Sakti, melainkan cerita tentang muridnya yang bernama BARAKA. Baraka adalah SANG PEWARIS PARA DEWA yang telah diramalkan kelahirannya sejak Seribu Tahun Yang Lalu. Baraka memiliki takdir yang akan menjadi ujian bagi dirinya untuk naik kelangit dan menjadi seorang dewa. Mampukah Baraka memenuhi takdirnya untuk bisa naik ke langit dan menjadi seorang Dewa ?
Lihat lebih banyakDi masa perang dunia ke-2, Kekaisaran Matahari adalah adalah sebuah kekaisaran yang memiliki kekuasaan yang sangat besar dan disegani. Kekuasaannya hampir melingkupi seluruh Asia. Termasuk Jawa Dwipa.
DI SUATU MALAM.
“Aku pemenangnya.. Malagha akan menjadi istriku!” kata Kazikage dengan lantang hingga membahana ditempat itu. Wajah-wajah ditempat itu tampak berubah pucat, bahkan wajah Malagha lebih pucat lagi. Kazikage seakan tak memperdulikan hal itu, lalu berbalik kearah sebaliknya dan menatap semua orang yang ada ditempat itu.
“Atau masih ada yang ingin melawanku, silahkan maju!” bentak Kazikage dengan keras kearah semua orang yang ada ditempat itu, tapi tak ada seorangpun yang terlihat mau menanggapi tantangan Kazikage. Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari tersebut.
“Selain Pangeran Anggoro Wardana, kalian semua tak pantas untuk mendapatkan hormatku. Kalian semua adalah pesakitan dari Asia!” kata Kazikage dengan penuh kesombongan.
Mendengar kata-kata pesakitan dari Asia yang dilontarkan oleh Kazikage, tentu saja membuat amarah setiap orang yang ada ditempat itu, termasuk Pangeran Anggoro Wardana, tapi untuk melawan Kazikage, tentu mereka harus berfikir ribuan kali, mereka hanya bisa menerima penghinaan itu dari orang yang menumpang di negeri mereka.
Melihat tak ada yang menanggapi ucapannya, bibir Kazikage semakin tersenyum sinis.
“Benar-benar orang pengecut!” desis Kazikage dengan sinis seraya kembali berbalik kearah Malagha kembali.
“Ha ha ha...!” Sebuah suara tawa yang begitu keras terdengar membahana ditempat itu, mengejutkan semua orang. Bahkan Kazikage yang tadinya ingin melangkah pergi. Mengurungkan niatnya. Sebelum dia membalik tubuhnya.
“Hanya seorang pendatang dinegeri ini, sudah berani bertingkah! Apakah tidak tahu rasa malu?!” kembali terdengar suara itu menggema ditempat itu. Telinga Kazikage langsung memerah mendengar hal itu, dengan cepat tubuhnya berbalik. Belasan tombak dihadapannya, terlihat orang-orang yang berkumpul ditempat itu telah menyingkir secara teratur hingga memperlihatkan seseorang yang berdiri dengan gagahnya. Ia mengenakan caping yang menutupi wajahnya. Tubuhnya yang tinggi tegap dibalut rompi berwarna merah dan bersisik keemasan tanpa lengan sehingga rajah naga emas melingkar yang ada dilengan kirinya yang kekar terlihat semakin menambah kejantanan pemuda itu. Juga mengenakan celana bersisik berwarna hitam keperakan. Di kedua tangannya tampak tersampir 10 gelang emas yang tersusun rapi disepanjang lengannya.
“Baraka...” Sebuah nama keluar dengan lembut dari bibir seorang gadis berparas jelita. Namanya Malagha. Malagha adalah seorang gadis keturunan timur tengah yang bermukim di Tanah Jawa. Wajah cantiknya. Bibir merah, indah merekahnya terlihat tersenyum, rupanya dia mengenali sosok pemuda yang mengenakan penutup disetengah wajahnya itu. Karena memang. Sosok itu adalah sosok Baraka yang kini sudah melangkah ke hadapan Kazikage. Walau sedikit cemas, tapi Malagha yakin, Baraka bisa mengalahkan Kazikage, karena Malagha tahu, bagaimana hebatnya Baraka setelah cukup lama mengenal Baraka.
Kazikage mengerutkan keningnya melihat sosok dihadapannya.
“Sebagai seorang tamu di negeri ini, seharusnya kau tahu adat. Apa orangtuamu tak mengajarkan adab kepadamu, hai! orang asing?! Atau kau ingin ku gebuk pantatmu untuk kembali ke negerimu!” ucapan sinis keluar dibibir Baraka saat dia mengatakan hal itu.
Kata-kata Baraka membuat orang-orang yang ada ditempat itu hampir saja tak kuat menahan tawa, tapi sebagian lagi sampai tak bisa berkata apa-apa.
“Benar-benar cari mati dia...”
“Tamat dah... tamat dah riwayatnya”
“Dasar gendeng! Apa dia tidak tahu, siapa lawan yang ada dihadapannya saat ini...!”
Terdengar kasak-kasak beberapa orang diberbagai tempat yang rata-rata mengatakan betapa konyolnya Baraka yang berani mempromokasi Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari tersebut.
Pada awalnya, Baraka memang tak ingin terlibat dalam masalah ini, tapi begitu mendengar kata-kata Kazikage yang sangat mengusik rasa cinta tanah airnya. Jiwa kependekaran Baraka bergejolak.
Sementara itu, Kazikage yang memerah wajahnya. Masih berusaha menahan dirinya dan melihat sosok yang ada dihadapannya dengan penuh selidik.
“Siapa kau?!” tanyanya dengan dingin.
“Aku?! Huh! Kau tak pantas untuk mengetahui namaku.. Oh tidak, bahkan kau tak layak!” kata Baraka dengan jumawanya. Hingga lagi-lagi membuat wajah Kazikage mengkelam hitam. Amarah benar-benar telah mencapai otaknya.
Wusshh...!
Tiba-tiba saja sosok Kazikage sudah berkelebat kedepan dengan sangat cepatnya, semua harus menahan nafas melihat hal itu.
“Mati dah, mati tuh si anak!” kata salah seorang penonton tak kuat untuk melihat nasib Baraka.
“Modar.. modar dah!” sahut yang lain ikut-ikutan menutup mata, karena tak kuat melihat hasil akhirnya.
Gemuruh suara terdengar menyayangkan nasib Baraka yang akan kelar sebentar lagi. Tapi semua pendapat itu terpatahkan, wajah-wajah ditempat itu berubah seperti baru saja tersambar petir. Bagaimana tidak? Sosok Kazikage yang tadi berkelebat cepat kearah Baraka untuk melayangkan serangannya, tiba-tiba saja berhenti tepat 1 tombak dihadapan Baraka.
Kazikage berhenti karena saat ini, tepat didepan matanya, tersodor sebuah seruling berhulu Naga yang jika Kazikage tidak menghentikan langkahnya, matanya sudah pasti akan tertusuk oleh senjata itu.
Untuk pertama kalinya, wajah Kazikage berubah, keringat dingin mengucur dari wajahnya. Kazikage memperhatikan senjata lawan yang ada didepan matanya itu. Sekali lihat saja, dia tahu kalau senjata itu bukan senjata biasa. Sementara Baraka masih berdiri santainya mengacungkan ujung suling pusakanya yang bernama Suling Naga Krishna itu kearah lawannya.
Dalam jarak sedekat ini, Kazikage dapat melihat sosok yang ada dihadapannya dengan lebih jelas. Kazikage dengan cepat menggerakkan tangannya untuk menepis suling didepan matanya itu, tapi tiba-tiba saja Suling mustika itu sudah ditarik oleh Baraka dengan cepat, selanjutnya kembali Suling mustika itu berada tepat didepan kedua matanya. Dan ini membuat kedua mata Kazikage berkedut.
Mata si Tudung Hitam masih menatap ke sana-sini tanpa menghiraukan panasnya matahari yang membuat tubuhnya berkeringat ditutup jubah hitam yang rapat sampai leher itu. Ia masih menyebutkan nama-nama para undangan."Kirana...? Oh, Kirana juga datang bersama Jongos Daki?! Lalu di sana juga ada Ki Darma Paksi dan Arum Kafan, Ki Jangkar Langit, Sumping Rengganis yang dulu dikutuk jadi serigaia itu, juga... Tabib Awan Putih, Ki Medang Wengi, Roro Manis, oh... rombongan Ratu Pekat juga datang? Ya, ampuuun... dia bersama Badai Kelabu, Tengkorak Terbang dan, ah... si Singo Bodong dan Hantu Laut ikut juga. Waaah... seru juga kalau semuanya menyerang Peri Sendang Keramat. Hmmm... dia Batuk Maragam akhirnya datang juga bersama Camar Sembilu dan... Oh, mereka bertemu Bwana Sekarat dan Angin Betina. Apa yang mereka rembuk disana itu? Dan... hai, Dayang Selatan datang juga dan... oh, itu sepertinya Selendang Maut. Ya, Selendang Maut datang juga mendampingi Nyai Betari, ah... tak enak aku j
Bukit Rongga Bumi merupakan anak dari gunung Tonggak Jagat. Ada gugusan tanah membentuk tebing dilereng Gunung Tonggak Jagat. Dari tebing itu terlihat kesibukan orang-orang di Bukit Rongga Bumi. Ditepi tebing itulah berdiri sesosok tubuh berjubah hitam lengan panjang. Kain jubahnya sampai menyentuh tanah. Sosok aneh itu berdiri dengan tudung hitam yang lebar menutupi sebagian wajahnya. Sosok itu diam tak bergerak bagaikan patung.Sementara itu, dikaki bukit Rongga Bumi terjadi pertarungan secara berkelompok, sekitar delapan kelompok pertarungan menghadirkan jerit dan denting dari mulut mereka yang tewas dan senjata mereka yang saling beradu. Pertarungan itu terjadi antara pihak anak buah Nyai Peri Sendang Keramat dengan pihak lain yang menentang hukuman gantung terhadap diri Baraka.Seorang perempuan cantik berjubah kuning emas muncul dari dalam pesanggrahan. Perempuan cantik berjubah kuning emas itu mempunyai rambut panjang meriap, dengan sanggul kecil di tengah kepal
“Kulumpuhkan ilmumu sekarang Pendekar Kera Sakti! Heaaah...!"Nyai Gandrik baru saja mau lepaskan jurus maut dari kesepuluh jari-jarinya yang sudah diarahkan kepada Baraka. Tapi tiba-tiba sesosok bayangan menerjangnya dari belakang.Braaasss...!"Aaahg...!" Nyal Gandrik mengerang sambil tersungkur jatuh mencium tanah.Sesosok bayangan yang menerjang itu segera berdiri didepan Nyai Gandrik dalam jarak tiga langkah. Ketika Nyai Gandrik berusaha bangkit sambil menyentakkan tangannya untuk sebuah pukulan bersinar hijau. Orang tersebut lebih dulu melepaskan selarik sinar merah dari pangkal pergelangan tangan.Claaap...!Jlaaab...! Sinar itu menghantam leher Nyai Gandrik. Leher itu bolong seketika. Akibatnya Nyai Gandrik hanya bisa mengerang seperti ayam disembelih, kejap berikutnya tak mampu bernapas lagi. Nyawa pun segera pergi tinggalkan raganya yang mengeras kaku tak bisa ditekuk lagi.Baraka bangkit pandangi tokoh berpakaian mera
Angin Betina menjadi semakin ingin tahu, sebab ia juga mendengar kabar bahwa nanti siang Baraka akan digantung oleh Peri Sendang Keramat. Karenanya, Angin Betina segera memancing pertanyaan kepada Nyai Gandrik, "Kau hanya membual untuk membanggakan diri didepanku, Nyai Gandrik. Buktinya kenapa Baraka bisa ada di tangan Peri Sendang Keramat?!""Itu karena nasib sialku!" jawab Nyai Gandrik. “Baraka terlepas dari gendonganku. Maklum ia kubawa dalam keadaan tanpa busana. Pada waktu itu aku sedang melintasi pepohonan yang ada dl Pesanggrahan Sendang Keramat di Bukit Rongga Bumi. Baraka jatuh tercebur ke sendang itu. Aku tak berani mengambilnya lagi karena pasti akan berurusan dengan Peri Sendang Keramat. Sedangkan Peri Sendang Keramat kuakui mempunyai ilmu lebih tinggi dariku. Maka kutinggalkan saja Baraka disana. Dan ternyata dugaanku benar. Ia akan dihukum gantung oleh Peri Sendang Keramat siang ini juga. Kekalahan ku tempo hari telah tertebus dengan secara tidak langsung.
BUKIT Rongga Bumi bertentangan arah dengan Bukit Kayangan. Menurut perkiraan Baraka, ia tidak akan mencapai Bukit Rongga Bumi kalau harus ke Bukit Kayangan menemui gurunya lebih dulu. Sekalipun Pendekar Kera Sakti pergunakan jurus 'Gerak Kilat Dewa Kayangan'-nya yang mampu berlari cepat melebihi kecepatan anak panah itu, tetap saja ia akan tiba di Buki Rongga Bumi menjelang matahari tenggelam jika bertolak dari Bukit Kayangan hari sudah siang."Aku akan ketinggalan acara hukuman gantung itu jika harus ke Bukit Kayangan. Waktunya sudah terlalu siang. Sebaiknya aku langsung saja ke Bukit Rongga Bumi biar tidak ketinggalan acara penggantungan pemuda kembaranku itu!" pikir Baraka sambil membelokkan arah pelariannya.Agar tidak terhalang hambatan lagi Baraka berlari melalui pohon demi pohon. Dengan begitu kemungkinan dihadang orang sangat kecil. Tapi siapa orang yang bisa hindari hambatan yang sudah terjadi dalam garis hidupnya? Sekalipun Pendekar Kera Sakti telah
"Kumohon hentikan amarahmu, Raja Maut!" pinta Baraka masih ingin mengalah.Tetapi Raja Maut rupanya sudah telanjur marah. Sehingga ia tidak berkata apa-apa melainkan segera lepaskan serangan kembali kearah Baraka. Kali ini ia menyerang dengan cara bergerak cepat bagaikan menghilang dan tahu-tahu sudah berada di belakang Baraka.Slaaap...!Baraka cepat palingkan wajah, tepat pada saat itu tongkat Raja Maut berkelebat menghantam kepalanya.Wuuus...! Traak...!Baraka putar tubuhnya bersama ayunan Suling Naga Krishna-nya. Kedua benda itu saling berbenturan dan kembali timbulkan ledakan lebih dahsyat dari yang pertama, Blegaaar...!Tongkat itu berisi tenaga dalam penuh. Suling Naga Krishna Baraka juga berisi tenaga sakti penuh. Benturannya membuat kilatan cahaya merah lagi yang lebih lebar dan lebih terang dari yang tadi. Keduanya kembali terjungkal. Sama-sama terpelanting jatuh dengan telinga berdarah dan hidung pun makin berda
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen