Pendekar Kera Sakti

Pendekar Kera Sakti

Oleh:  KSATRIA PENGEMBARA  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
47Bab
468Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Baraka adalah SANG PEWARIS PARA DEWA yang telah diramalkan kelahirannya sejak Seribu Tahun Yang Lalu. Baraka memiliki takdir yang akan menjadi ujian bagi dirinya untuk naik kelangit dan menjadi seorang dewa. Dalam perjalanannya, Baraka juga mencari jodoh yang telah ditetapkan oleh para dewa padanya, yaitu seorang titisan bidadari kayangan yang terlahir ke bumi bernama Hyun Jelita. Dia adalah Bidadari Penguasa Kecantikan. Mampukah Baraka memenuhi takdirnya untuk bisa naik ke langit dan menjadi seorang Dewa ?

Lihat lebih banyak
Pendekar Kera Sakti Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
PANGERAN NAGA
menarik untuk dibaca
2024-05-02 20:09:51
0
default avatar
habibi
bagus sekali
2024-04-28 17:51:55
0
default avatar
hari angarai
mantap ceritanya
2024-04-27 14:53:46
0
user avatar
Putra Es
sangat menarik
2024-04-27 12:01:31
0
user avatar
Lizaa Zarina
makin seru
2024-04-27 11:06:44
0
47 Bab
1. Shang Hyang Mahaguru
“Kita harus cepat!”Sembilan pria melesat cepat seakan terlihat seperti angin yang berhembus hingga membuat sosok mereka tidak terlihat jelas dengan kasat mata.Tidak heran karena sembilan pria tersebut merupakan ksatria terpilih dengan julukan ksatria dewa.“Ah! Tunggu aku!” pekik pria, yang berada pada urutan terakhir dari sembilan pria yang lain.“Kamu lama sekali, Agni. Makanya aku bilang jangan terlalu lama memilih kendaraan yang ingin kamu naiki, Padahal biasanya juga kamu menaiki awan kendaraan yang disediakan oleh kerajaan langit, tapi hari ini kamu malah memilih untuk menggunakan tombakmu sebagai kendaraan. Benar-benar buang waktu saja,” ujar Asta Dewa, seorang pria dengan julukan penguasa langit.Terlihat dirinya yang berada pada barisan paling terdepan dibandingkan dari delapan orang yang lain. Sikapnya yang berpikir sesuai dengan logika dan kebijaksanaannya itu membuat dirinya seperti seorang pemimpin di antara penguasa yang lain.“Aku hanya ingin mencoba menggunakan tomba
Baca selengkapnya
2. Ksatria Dewa vs Raja Iblis
“Semua persiapkan senjata kalian masing-masing! Raja Iblis akan segera sampai di gerabng perbatasan jadi pastikan kalian tidak lengah!”Perintah dari Asta Dewa disambut sorakan dari para prajurit kerajaan langit yang lain. Tentu mereka tidak mungkin meladeni banyaknya monster iblis dari pasukannya Raja Iblis yang akan datang untuk menyerang mereka hanya dengan kemampuan dari sembilan ksatria dewa saja.Maka dari itu Sang Hyang Mahaguru mengutus Asta Dewa untuk memimpin pertempuran dengan pasukan Raja Iblis dengan membawa para prajurit kerajaan langit yang sudah terampil, meskipun tidak akan bisa dibandingkan dengan kemampuan para ksatria dewa.“Kira-kira aku harus pakai senjata yang mana, ya?” gumam Braja Dharma, menatap pedang petir dan juga panah petir yang sudah dibuat olehnya menggunakan kemampuannya itu.“Apa saat-saat seperti ini masih ada waktu untuk kamu memilih senjata kamu itu?” tanya Anantasena, memijit pangkal hidungnya melihat kelakuan dari para sembilan ksatria dewa yang
Baca selengkapnya
3. Sumpah Raja Iblis
Duar!Suara ledakan besar itu membuat para prajurit dewa dan juga pasukan iblis yang lain menatap ke arah pertempuran pribadi antara Raja Iblis dengan kesembilan ksatria dewa itu.“Apa ... kita akan menang?” ucap salah seorang prajurit dewa, dengan luka di perutnya.Asap yang mengepul banyak itu tiba-tiba saja menghilang dan terlihatlah Raja Iblis yang masih melayang di udara dengan sayap yang berada di punggungnya.Sosok Raja Iblis pun agak berbeda dari sebelumnya, karena sekarang dia mengeluarkan kekuatan penuhnya untuk melawan para ksatria dewa yang mengepungnya tadi.“Kalian tidak akan bisa melawanku!” ujar Raja Iblis, menatap para ksatria dewa yang terpental cukup jauh akibat serangan dari Raja Iblis itu.Asta Dewa mendecih pelan sambil meludahi sedikit cairan merah di dalam mulutnya itu. “Ternyata benar kalau tadi dia belum mengeluarkan kekuatan penuhnya,” ucap Asta Dewa.Agni Bagaswara dan Lodaya sudah ikut bergabung bersama dengan para ksatria dewa lain yang terpental cukup ja
Baca selengkapnya
4. Kemenangan belum berakhir
Setelah pertempuran mereka dengan raja iblis, ke 9 dewa yang juga masih luka dan lelah itu beristirahat. Sebenarnya luka yang mereka alami tidak begitu parah bahkan mereka bisa menyembuhkannya sendiri namun karena pertempuran yang sengit telah terjadi membuat mereka kehabisan tenaga.Terhitung sudah selama dua hari mereka terbaring di atas ranjang yang dilapisi emas. Asta Dewa tersadar terlebih dahulu, dihirupnya aroma teh yang menyejukkan indra penciumannya.“Hah! Akhirnya sudah selesai juga, kira-kira sudah berapa lama aku beristirahat?” Asta Dewa bergumam. Biasanya mereka jarang melakukan pertempuran yang sungguh menguras tenaga, namun kemarin keadaanya benar-benar membuat mereka kelelahan.Asta Dewa berjalan menuju kamar Lodaya dan Baruna. Terlihat mereka yang masih tertidur.“Hey kalian! Cepat bangun! Sudah berapa lama kedua mata itu terpejam?! Apa kalian tidak ingin menghadap kepada Shang Hyang Mahaguru?”Tidak mendapatkan sahutan dari keduanya, membuat Asta Dewa langsung menyir
Baca selengkapnya
5. Ramalan si Anak Dewa
Sebenarnya Shang Hyang Mahaguru sudah mengetahui jika ke-9 ksatria dewa saat itu sedang kepikiran tentang sumpah raja iblis yang diucapkan sebelum raja iblis itu gugur dalam pertempuran mereka kemarin.“Kami hanya takut jika dia kembali dan raja iblis memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kemarin. Shang Hyang Mahaguru juga mengetahui bukan tanda tanya jika kekuatan raja iblis kemarin tidak bisa dianggap enteng, jika nanti 1000 tahun lagi dia akan kembali —”“Tapi aku memiliki pertanyaan untuk Shang Hyang Mahaguru, apakah raja iblis akan benar-benar kembali dengan kurun waktu 1000 tahun?”“Tentu saja,” ucap Shang Hyang Mahaguru yang menanggapi pertanyaan dari Baruna.“Kau jangan memotong ucapanku terlebih dahulu, ada yang ingin aku tanyakan kepada Shang Hyang Mahaguru.”Lodaya terlihat geram dengan apa yang dilakukan oleh Baruna, dia masih merasa penasaran namun justru memotong ucapannya.“Apa yang membuat kalian penasaran saat ini? Apa karena raja iblis yang akan bangkit itu? It
Baca selengkapnya
6. Jimat Hati Iblis
A Few Moments Later (Seribu Tahun Kemudian)LANGIT MALAM tebarkan bintang dan rembulan di sudut mega. Warna cerahnya menggiurkan pasangan muda-mudi untuk taburkan kasih kemesraannya. Bahkan pasangan tua berhati muda pun tak segan-segan lepaskan rayu dan canda menggelitik di sela-sela hati mereka. Mendadak kabut berjingkat dari celah bongkahan tanah perbukitan. Kabut tipis itu merayap makin menebal, lalu membungkus setiap celah tanah berdaun rumput. Bukit mulai diselimuti kabut. Langit sedikit dipulas rona hitam awan. Rupanya tadi telah melesat cahaya hijau berekor. Cahaya hijau di langit itu bagaikan berudu terbang yang melintasi perbatasan langit bermega hitam. Warna hijaunya terang dan mencolok mata para penghuni bumi. Wuusshh...! Angin mulai menunjukkan keperkasaannya, hembusannya tiba-tiba saja menjadi cepat dan berat. Warna hijau cerah berekor panjang di langit bagai semakin dilemparkan dari sisi satu ke sisi lainnya. Gerakannya mengikuti lengkung langit hingga menuju perbatas
Baca selengkapnya
7. Jatuhnya Pertanda Sang Pewaris
Ketika dia membungkuk hendak mengambil Jimat Hati Iblis yang masih berada dalam genggaman tangan kiri Rawana Baka. Tiba-tiba tidak disangka-sangka kaki kanan orang yang diduga telah menemui ajal itu melesat ke arah dada si kakek.Bukkkk!“Uggghhh!”Sang Utusan Para Dewa menjerit keras. Tubuhnya terpental tiga tombak, terbanting jatuh punggung pada sebuah batu besar dan dari mulutnya menyembur darah kental!"Mengapa aku bertindak lengah! Belum mati jahanam itu rupanya!” keluh si kakek. Memandang ke depan dilihatnya Rawana Baka terbungkuk-bungkuk berusaha bangkit berdiri.Walau dadanya serasa hancur si kakek cepat bangun. Tangan kirinya digerakkan. Tongkat api kembali berubah menjadi cambuk menyala. ”Kali ini harus kuputus lehernya! Harus kutanggalkan kepalanya!”Si kakek berkomat kamit sambil putar pergelangan tangan kirinya. Cambuk api bergetar, meliuk-liuk laksana sosok ular hidup. Begitu dia menyentak maka cambuk api itu melesat ganas ke udara, mengeluarkan suara menggidikkan disert
Baca selengkapnya
8. Kelahiran Sang Naga
Gunung Asmoro terlihat berdiri dengan angkernya malam itu, sebuah gerobak yang ditarik kuda berbulu putih belang coklat itu berhenti di depan bangunan besar yang mirip candi diatas puncak gunung asmoro. Saat itu di penghujung malam menjelang pagi. Perempuan tua yang duduk di samping pemuda sais gerobak melompat turun. Gerakannya gesit dan enteng. Di pinggangnya tergantung satu bungkusan besar. Di depan pintu bangunan dia hentikan langkah, memandang pada lelaki yang keluar menyambutnya.Perempuan tua itu ludahkan gumpalan sirih dan tembakau di dalam mulutnya lalu bertanya."Apa aku datang terlambat Yudha?""Belum mak. Keadaannya gawat sekali. Aku khawatir”Perempuan tua itu tidak menunggu sampai lelaki bernama Yudha menyelesaikan ucapannya. Dengan cepat dia masuk ke dalam bangunan, langsung menuju ke sebuah kamar dari dalam mana terdengar suara erangan berkepanjangan.Di ambang pintu kamar si nenek mendadak hentikan langkah. "Yudha! Kegilaan apa yang aku lihat ini! Siapa yang mengikat
Baca selengkapnya
9. Kelahiran Sang Pewaris
Pada saat sang jabang bayi hendak nongol dari rahim sang ibu, hujan deras disertai dengan amukan badai cukup dahsyat. Lebih dari tiga puluh pohon tumbang, puluhan batu menggelinding dari ketinggian, kilatan cahaya petir ikut menghujani gunung itu. Badai mengamuk hanya di puncak gunung, sedangkan di kaki Gunung Asmoro hanya terjadi angin kencang biasa-biasa saja. Bahkan hujannya tak terlalu lebat.Kabutpun hadir membungkus puncak Gunung Asmoro. Tebal sekali, seperti selimut domba. Puncak Gunung Asmoro bagai lenyap ditelan langit. Kilatan cahaya biru menggelegar menyambar-nyambar puncak gunung itu."Oaaa...! Oaaa.. ! Oaaa. !"Akhirnya, suara tangis bayi itu pun terdengar melengking tinggi. Seakan ingin mengalahkan deru badai dan ledakan guntur di sana-sini. Tangis sang bayi menggetarkan dinding-dinding batu, seolah-olah bangunan candi itu akan runtuh karena getaran suara si jabang bayi. Bahkan dari puncak hingga kaki gunung terjadi getaran hebat, sepertinya gunung itu akan meletus atau
Baca selengkapnya
10. Awal Bencana
SEMILIR ANGIN MALAM menghembuskan udara yang terasa sangat dingin ketika seorang wanita cantik tengah membuka pakaian warna merah yang dikenakannya. Rambutnya yang semula digelung dengan tusuk konde, dilepas hingga terurai. Hal itu membuat kecantikan Dewi Salindri kian bertambah nyata.Tanpa sepengetahuannya, seseorang dengan mata tak berkedip mengintip tubuhnya yang kuning langsat dan menggairahkan. Lelaki itu berulang kali menelan ludah serta menahan napas dengan mata jalang."Ck, ck, ck.... Pantas saja kalau Wasesa sampai mabuk kepayang kepadanya. Tidak kusangka, kalau sang Dewi benar-benar mempesona," gumamnya dengan gairah yang bergejolak.Ketika ia tengah asyik mengintip tubuh mulus dan mempesona itu, kakinya yang tak mampu menahan getaran birahi tanpa disengaja membentur sesuatu.Krak!Kegaduhan kecil itu membuat Dewi Salindri yang tengah mengganti pakaian tersentak dan terburu-buru mengenakannya kembali. Mata cantiknya memandang lekat pada dinding bilik rumahnya, sedangkan pen
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status