author-banner
Serpihan Salju
Serpihan Salju
Author

Novels by Serpihan Salju

Kristal Jiwa Raja Naga

Kristal Jiwa Raja Naga

An Zi dinyatakan tak bernyawa saat kelahirannya. Namun secara ajaib, ia hidup dan bertumbuh menjadi pemuda tampan setelah inti jiwa Raja Naga dari Alam Langit Tinggi masuk ke tubuhnya. Meski demikian, kekuatan luar biasa dalam tubuhnya justru menyebabkan sakit yang tak terbayangkan! Hal ini membuat orang tua An Zi menitipkannya pada pamannya--Sang Penguasa Lembah Pakisan yang dipercaya dapat membuat kondisinya membaik. Sayangnya, kelompok misterius tampaknya mendadak mulai memburu An Zi! Lantas, bagaimana nasibnya?
Read
Chapter: 129. Jangan Coba Menjebakku
'Apakah orang ini sedang mengujiku dan sengaja memancingku dengan kata terbang?' bisik Pangeran Hei Xian, dalam hati. ' Senyum tipis tersungging di bibir Pangeran Hei Xian. "Paman ini ada-ada saja. Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku dapat terbang. Paman Yin sepertinya suka sekali bercanda." "Ya ya ya, paman memang hanya bercanda saja. Tapi sekarang paman akan serius demi kesembuhan pasien paman ini," ujar Yin Long sambil tersenyum hangat. "Soal terbang ...." Seraya menggeser kursi roda kayu, Yin Long berkata, "Yah, siapa tahu saja suatu saat nanti kamu bisa terbang di angkasa seperti burung. Bukankah manusia juga dapat melakukannya dengan menggunakan teknik ilmu meringankan tubuh?" "Benarkah ada ilmu seperti itu, Paman?" Pangeran Hei Xian berpura-pura sangat polos. "Jika memang benar ada, aku juga ingin berguru kepada orang yang dapat melakukannya." "Mungkin saja ada. Ayo, sekarang kamu duduk di sini dan cobalah untuk menjalankannya. Paman akan membantumu." Yin Long tak i
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: 128. Hadiah Kursi Roda
'Gadis ini sangat ramah dan terlihat menyenangkan,' pikir Pangeran Hei Xian yang sedang mengintip dari balik dinding bambu. Yin Long tersenyum ramah. "Kalau begitu, sebaiknya kita bicara di dalam." Yin Long mempersilakan tamunya. "Mari, silakan masuk!" "Terima kasih, Tuan Yin." Mahesa Serani pantas mengikuti Yin Long yang masuk sembari mendorong kursi kayu berodanya. Wajahnya terlihat berseri-seri dan bahagia, seakan dia baru saja mendapat harta berharga."Silakan duduk dan tunggu sebentar, Nona," ujar Yin Long dengan tanpa menoleh lagi.Mahesa Serani terlihat senang. "Terima kasih, Tuan Yin."Yin Long sendiri langsung mendorong masuk kursi kayu berodanya ke dalam ruang kamar Pangeran Hei Xian. Ia berseru dengan gembira. "Ah Xian, paman punya sesuatu untukmu!"Mendengar seruan ini, Pangeran Hei Xian lantas menoleh ke arah pintu."Paman Yin," sapa Pangeran Hei Xian sambil meletakkan cawan yang masih digenggamnya ke atas tempat tidur."Ah Xian, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Yin
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: 127. Sakit Asmara
"Mungkin saja. Kalau begitu, saya akan menunggunya di luar." Mahesa Serani berdiri dari duduknya karena ia merasa tidak pantas jika terus berada di dalam kamar bersama seorang pemuda yang tak dikenalnya. "Permisi, Tuan." Pangeran Hei Xian hanya bisa mengangguk kecil dengan pandangan tak berdaya. Sebenarnya, ia merasa senang jika ada seseorang yang menemaninya untuk sekedar mengobrol daripada dia hanya berbicara dengan dinding bambu yang bisu. Mahesa Serani sendiri memilih untuk duduk di emperan pondokan sembari memeriksa keranjang bambu berisi berbagai macam tanaman obat yang akan ditawarkan kepada Yin Long. Hal itu dia lakukan karena gadis itu sempat mendengar kabar bahwa ada seorang tabib baru yang sedang mencari bahan-bahan obat. Sambil menunggu Yin Long pulang, Mahesa Serani dan Pangeran Hei Xian secara diam-diam saling melihat satu sama lain disertai perasaan kagum dalam hati. Terkadang ada desiran aneh dalam hati masing-masing dan kedua remaja itu sama-sama tidak mengetahu
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 126. Alergi Aroma Bunga
Gadis itu memerhatikannya, mengapa rasanya ini sedikit nyaman?"Saya tidak apa-apa. Hanya sedikit kecelakaan kecil tadi," ujar Pangeran Hei Xian sambil berusaha untuk bangun. "Tapi,sepertinya kaki Anda sedang terluka." Gadis itu menatap khawatir kaki pria muda yang sedang berusaha bergerak. "Mari saya bantu Tuan duduk di sana." "Tidak perlu. Saya bisa sendiri," tolak Pangeran Hei Xian demi menjaga harga diri di depan gadis ini. "Kalau begitu hati-hati, Tuan." Gadis cantik itu hanya bisa membiarkan Apa yang dilakukan oleh Pangeran Hei Xian.Namun berusaha apa pun ia mencoba bangkit, kakinya tetap saja sakit luar biasa dan tidak bisa digerakkan. Pemuda itu ia pun kembali jatuh terduduk. "Sebenarnya Anda ingin pergi ke mana, Tuan?" tanya si gadis. Dia merasa penasaran dengan apa yang hendak dilakukan orang ini."Tidak ke mana-mana. Saya hanya ingin mengambil air minum saja," jawab Pangeran Hei Xian dengan sedikit malu."Oh, ternyata Anda hanya ingin minum." Gadis itu terlihat lega. "
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 125. Hanya Perkara Haus
Keesokan harinya, di pondokan milik Yin Long, Pangeran Hei Xian duduk bermeditasi di atas pembaringan. Rupanya, pemuda itu tengah berusaha meredakan rasa sakitnya dengan penyaluran tenaga dalam yang ia alirkan ke kaki kirinya. Saat ini, kulit wajah Pangeran Hei Xian terlihat berubah-ubah dari putih hingga merah akibat menahan rasa sakit yang terlalu menyiksanya. Terkadang dia meringis kesakitan dan sesekali pula pemuda itu menggigit bibir bawahnya guna menahan sakit. "Ah!" Pangeran Hei Xian menjerit kecil saat puncak rasa sakit kembali memaksanya untuk menghentikan penyaluran tenaga dalam. Keringat bercucuran membasahi sekujur tubuh hingga sebagian bajunya menjadi lembab. 'Mengapa rasanya sakit sekali?' Pemuda itu mengeluh dalam hati dan merasa sedikit menyesal karena sudah meminta untuk dipatahkan kakinya. 'Andai saja aku tahu rasanya akan begini, maka aku tidak akan melakukannya!' Pemuda itu menggerutu, menatap kaki kirinya yang tak bisa digerakkan. Pangeran Hei Xian
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: 124. Tak Ada yang Merebut Milikmu
Permaisuri An Mei bergegas pergi ke arah meja riasnya untuk mengambil sesuatu dan ia segera kembali dengan beberapa lembar kertas di tangannya "Ini. Kanda bacalah baik-baik." Raja Hangga Wijaya mulai membaca isi surat dengan suara lirih dan pelan. "Salam hormat An Se kepada Kakanda Raja Hangga Wijaya dan Mei Jie yang berbahagia.""Maafkan atas keterlambatan saya dalam mengirim surat ke istana untuk sekadar memberi kabar. Kanda dan Mei Jie tidak perlu merasa khawatir, keadaan kami di sini masih sangat baik. Dan terutama An Zi, dia semakin sehat dan bahagia ...." Raja Hangga Wijaya menghentikan membaca, seperti sedang memahami kalimat terakhir yang dibacanya." "Sehat dan bahagia?" gumam Raja Hangga Wijaya. "Apakah itu artinya ... dia sudah sembuh dari penyakitnya?" "Jika itu benar, maka alangkah baiknya!" Mata sang raja berbinar cerah."Mudah-mudahan demikian, Kanda. Dengan begitu, dia bisa secepatnya berkumpul kembali dengan k
Last Updated: 2025-05-01
Kaisar Puncak Naga

Kaisar Puncak Naga

Bermula dari penghancuran seluruh keluarganya yang dilakukan oleh Raja Arak, Jing Yue mendidik anak lelakinya untuk menjadi seorang yang sangat kuat bergelar 'Kaisar Puncak Naga', hanya untuk membalas dendam atas kehancuran Keluarga Jing. Di sisi lain, Raja Arak juga mendidik anak lelakinya untuk menjadi seorang ksatria yang berprinsip 'Mengalahkan Tanpa Membunuh' Pada suatu ketika, kedua anak didik tersebut bertemu dalam sebuah perburuan. Mereka tidak menyangka, jika senjata dan ilmu mereka ternyata dari sumber yang sama. Keduanya pun berusaha mengungkap rahasia tentang misteri sepasang 'Tombak Naga Emas' yang sama-sama dimiliki oleh mereka. Ada misteri apakah di antara keduanya? Mengapa mereka memiliki senjata dan ilmu yang sama?
Read
Chapter: 70. TEKAD MEMBALAS DENDAM!
Jing Ling menoleh cepat, menatap Hua Lin dengan alis terangkat. "Paman Kecil, itu kan dulu. Sekarang aku sudah tidak seperti itu. Mengapa Paman selalu mengungkitnya? Aku adalah orang yang paling bijaksana dan berhati lembut seperti kapas sutra." "Itu kalau kamu berada di depan ayah dan ibumu, tapi tidak kalau sedang sendirian atau bersama kami. Bukankah begitu, Ah Fei?" sergah Hua Lin, tak mau kalah. Hua Fei, yang sedari tadi duduk diam di pojok kereta, akhirnya tersenyum kecil. Dengan nada lembut tapi penuh kewibawaan, ia berkata, "Kalian berdua sama saja." Hua Yan menghela napas panjang, pandangannya memang tenang meski ada sirat kekhawatiran pada cahaya mata tajam pria tersebut. Hua Yan akhirnya berkata, "Sudahlah. Aku hanya berharap, semoga kalian benar-benar saling menjaga. Dunia luar adalah tempat yang penuh misteri dan bahaya yang tidak pernah bisa kita tebak. Jika sesuatu terjadi ... ingatlah, hubungan keluarga adalah kekuatan kalian." "Baik, Ayah." Jing Ling berseru.
Last Updated: 2025-01-14
Chapter: 69. PERJALANAN, DIMULAI!
"Hei, Ah Ling. Kami juga harus berpamitan." Hua Lin berucap seraya melangkah, menabrak sisi lengan Jing Ling yang sedang menghalangi jalan."Kalian ini!" Jing Ling berkacak pinggang, lalu mengibaskan tangannya. "Ya sudah. Pergi, pergi, pergi!" Jing Yue menoleh perlahan, napasnya tertahan ketika dua pemuda berdiri di hadapannya.Mata mereka diwarnai kesenduan, menyiratkan perasaan sedih yang tak bisa disembunyikan. Meski berusaha keras menahan tangis, matanya yang sembab tidak mampu menyembunyikan kesedihan mendalam. Dua garis air mata yang mengering tampak membekas di pipinya. Ia tersenyum lemah saat Hua Fei dan Hua Lin mendekat, keduanya bersiap untuk berpamitan. Mereka bukan sekadar anak didik bagi Jing Yue, kedua pemuda itu sudah seperti bagian dari jiwa dan hatinya.Kini, mereka akan meninggalkan rumah ini menuju Sekte Pilar Suci, sebuah tempat penuh misteri dan mungkin ada banyak bahaya menghadang di dalam perjalanan mereka menuju ke sana.Hua Fei memilih maju lebih dulu. Deng
Last Updated: 2025-01-14
Chapter: 68. Berpamitan
Hua Yan masih berdiri tegak di depan paviliun utama Sekte Lembah Berawan. Sorot matanya tajam, menatap barisan kereta barang yang tak kurang dari sepuluh gerbong kereta. Ia berpikir, sebenarnya ini hendak pelatihan ataukah hendak pergi bertamasya? Para tetua ini sungguh berlebihan!Di hadapannya, barisan pria berseragam lengkap berdiri dengan disiplin. Setiap dari mereka membawa senjata berkilauan dan bendera kebesaran sekte, sementara empat kereta kuda mewah, dihiasi ukiran naga dan burung hong, telah siap mengiringi perjalanannya.“Haruskah seperti ini?” gumam Hua Yan, setengah mengeluh sambil menepuk dahinya.Tetua Hua Ming, yang berdiri tak jauh darinya, melangkah maju. “Pemimpin besar, ini semua telah diatur dengan cermat. Kewibawaan sekte harus dijaga, terlebih saat Anda berangkat ke misi penting seperti ini.”Namun, Hua Yan mengibaskan tangannya. "Sekali lagi, aku dan anak-anak itu bukan akan berangkat ke medan perang, Tetua Hua Ming. Para tuan muda kita butuh belajar kesederh
Last Updated: 2024-12-28
Chapter: 67. Penglihatan Mata Dewa
Jing Ling memejamkan matanya saat merasa ada kilat energi dingin memasuki dahinya. Energi itu semula terasa dingin, tetapi kemudian menjadi hangat. "Ini disebut sebagai Mata Dewa. Dengan penglihatan ini, kamu bisa melihat berbagai macam hal yang sebelumnya tak bisa kamu lihat." Leluhur Jing Shuang berkata setelah menarik kembali jarinya dari dahi Jing Ling. "Kamu tinggal memfokuskan penglihatan dan pikiranmu ketika melihat sesuatu yang kamu anggap tidak biasa. Dan kamu akan segera mengetahui rahasia-rahasia yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa." "Mata Dewa?" Jing Ling membuka matanya, dan merasa penglihatannya menjadi semakin cemerlang. "Penglihatan Mata Dewa merupakan ilmu tingkat tinggi yang dipelajari dari Kitab Mata Dewa milik Keluarga Yu yang kutemukan dua ratus tahun lalu di peti mayat ahli waris yang tak diakui yang bernama Qing Yuan." Ada kesedihan dalam nada ucapan Leluhur Jing Shuang saat menyebutkan nama misterius ini. Jing Ling berpikir, 'Dua ratus tahun lalu ...
Last Updated: 2024-11-27
Chapter: 66. ORANG YANG TERPILIH
"Jangan takut. Aku adalah Jing Shuang, orang yang menciptakan cincin ini." Jing Ling sedikit panik, merasa bahwa pendengarannya saat ini sedang tidak normal. Pandangan matanya terus tertuju ke arah bayangan berwujud manusia yang terjebak di gumpalan sinar merah yang tampak samar. "Sudah sangat lama aku terjebak di tempat ini, menunggu seseorang dari penerusku datang dan menemukanku." Suara anggun dan lembut itu kembali terdengar dengan jelas. Jing Ling terkejut. Ternyata, sinar berwujud manusia itu bisa berbicara? Dan dia mengaku bernama Jing Shuang? Tunggu! Bukankah itu adalah nama yang disebutkan oleh Jing Yue, ibunya? "Jing Shuang?" Jing Ling luar biasa terkejut. "Jadi, Anda adalah Jing Shuang, pencipta dan pemilik Cincin Segala Ruang ini?" "Benar. Itu aku." Leluhur Jing Shuang berbalik dengan anggun, jubahnya berkibar, dan sinar merah yang menyelimutinya seketika menghilang. Sekarang, wujud asli pria muda yang sangat menawan bak seorang kaisar langit terlihat jelas. W
Last Updated: 2024-10-13
Chapter: 65. AHLI WARIS?
"Bagaimana mungkin itu adalah benda yang rusak? Kamu cobalah sekali lagi, Ah Lin!" Hua Lin mencoba memberi semangat kepada keponakannya. "Semangat!""Baiklah. Aku akan mencobanya sekali lagi." Jing Ling mengangguk, kemudian kembali memfokuskan pikiran agar dapat terhubung dengan cincin segala ruang miliknya.Namun, masih tidak ada yang terjadi meskipun ia telah mencobanya hingga berulang kali.Jing Ling menarik napas sesaat dengan perasaan kecewa. "Tetap tidak bisa.""Aneh ... mengapa tetap tidak bisa?" Hua Fei juga tak mengerti.Jing Ling tak bisa lagi menyembunyikan kekecewaan sekaligus rasa penasarannya.Ia menghadap kembali kepada sang ibu. "Ibu, aku tak bisa menggunakan cincin ini. Meskipun aku berusaha keras menyatukan pikiranku, tetapi aku tak bisa merasakan apa pun. Aku jadi berpikir kalau benda ini tidak berjodoh denganku, atau mungkin saja benda ini memang sudah rusak.""Itu tidak rusak. Tapi memang cincin milikmu itu sedikit berbeda dengan benda ruang milik Ah Fei dan Ah Li
Last Updated: 2024-10-12
Legenda Pendekar Pedang Ganda

Legenda Pendekar Pedang Ganda

Ketika dua pendekar pedang mendapati musuhnya memiliki senjata dan ilmu yang sama, maka mereka menjadi berhasrat ingin menaklukkan satu sama lain, merasa harus mengungkap rahasia di balik kejanggalan tersebut. "Bagaimana mungkin senjata dan ilmunya sama persis dengan milikku?" Ada rahasia dan misteri apakah di antara para pemilik pedang ganda tersebut?
Read
Chapter: 118. TIGA HARI PENENTUAN (TAMAT)
Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Last Updated: 2024-05-27
Chapter: 117. Pikiran Kotor
Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Last Updated: 2024-05-27
Chapter: 116. Gagal Berduel
Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Last Updated: 2024-05-27
Chapter: 115. Pedang Ganda Ada Dua Pasang?
Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Last Updated: 2024-05-26
Chapter: 114. Dia Tahu Namaku?
Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
Last Updated: 2024-05-25
Chapter: 113. Salah Paham
"Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Last Updated: 2024-05-25
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status