Chapter: 70. TEKAD MEMBALAS DENDAM!Jing Ling menoleh cepat, menatap Hua Lin dengan alis terangkat. "Paman Kecil, itu kan dulu. Sekarang aku sudah tidak seperti itu. Mengapa Paman selalu mengungkitnya? Aku adalah orang yang paling bijaksana dan berhati lembut seperti kapas sutra." "Itu kalau kamu berada di depan ayah dan ibumu, tapi tidak kalau sedang sendirian atau bersama kami. Bukankah begitu, Ah Fei?" sergah Hua Lin, tak mau kalah. Hua Fei, yang sedari tadi duduk diam di pojok kereta, akhirnya tersenyum kecil. Dengan nada lembut tapi penuh kewibawaan, ia berkata, "Kalian berdua sama saja." Hua Yan menghela napas panjang, pandangannya memang tenang meski ada sirat kekhawatiran pada cahaya mata tajam pria tersebut. Hua Yan akhirnya berkata, "Sudahlah. Aku hanya berharap, semoga kalian benar-benar saling menjaga. Dunia luar adalah tempat yang penuh misteri dan bahaya yang tidak pernah bisa kita tebak. Jika sesuatu terjadi ... ingatlah, hubungan keluarga adalah kekuatan kalian." "Baik, Ayah." Jing Ling berseru.
Última atualização: 2025-01-14
Chapter: 69. PERJALANAN, DIMULAI!"Hei, Ah Ling. Kami juga harus berpamitan." Hua Lin berucap seraya melangkah, menabrak sisi lengan Jing Ling yang sedang menghalangi jalan."Kalian ini!" Jing Ling berkacak pinggang, lalu mengibaskan tangannya. "Ya sudah. Pergi, pergi, pergi!" Jing Yue menoleh perlahan, napasnya tertahan ketika dua pemuda berdiri di hadapannya.Mata mereka diwarnai kesenduan, menyiratkan perasaan sedih yang tak bisa disembunyikan. Meski berusaha keras menahan tangis, matanya yang sembab tidak mampu menyembunyikan kesedihan mendalam. Dua garis air mata yang mengering tampak membekas di pipinya. Ia tersenyum lemah saat Hua Fei dan Hua Lin mendekat, keduanya bersiap untuk berpamitan. Mereka bukan sekadar anak didik bagi Jing Yue, kedua pemuda itu sudah seperti bagian dari jiwa dan hatinya.Kini, mereka akan meninggalkan rumah ini menuju Sekte Pilar Suci, sebuah tempat penuh misteri dan mungkin ada banyak bahaya menghadang di dalam perjalanan mereka menuju ke sana.Hua Fei memilih maju lebih dulu. Deng
Última atualização: 2025-01-14
Chapter: 68. BerpamitanHua Yan masih berdiri tegak di depan paviliun utama Sekte Lembah Berawan. Sorot matanya tajam, menatap barisan kereta barang yang tak kurang dari sepuluh gerbong kereta. Ia berpikir, sebenarnya ini hendak pelatihan ataukah hendak pergi bertamasya? Para tetua ini sungguh berlebihan!Di hadapannya, barisan pria berseragam lengkap berdiri dengan disiplin. Setiap dari mereka membawa senjata berkilauan dan bendera kebesaran sekte, sementara empat kereta kuda mewah, dihiasi ukiran naga dan burung hong, telah siap mengiringi perjalanannya.“Haruskah seperti ini?” gumam Hua Yan, setengah mengeluh sambil menepuk dahinya.Tetua Hua Ming, yang berdiri tak jauh darinya, melangkah maju. “Pemimpin besar, ini semua telah diatur dengan cermat. Kewibawaan sekte harus dijaga, terlebih saat Anda berangkat ke misi penting seperti ini.”Namun, Hua Yan mengibaskan tangannya. "Sekali lagi, aku dan anak-anak itu bukan akan berangkat ke medan perang, Tetua Hua Ming. Para tuan muda kita butuh belajar kesederh
Última atualização: 2024-12-28
Chapter: 67. Penglihatan Mata DewaJing Ling memejamkan matanya saat merasa ada kilat energi dingin memasuki dahinya. Energi itu semula terasa dingin, tetapi kemudian menjadi hangat. "Ini disebut sebagai Mata Dewa. Dengan penglihatan ini, kamu bisa melihat berbagai macam hal yang sebelumnya tak bisa kamu lihat." Leluhur Jing Shuang berkata setelah menarik kembali jarinya dari dahi Jing Ling. "Kamu tinggal memfokuskan penglihatan dan pikiranmu ketika melihat sesuatu yang kamu anggap tidak biasa. Dan kamu akan segera mengetahui rahasia-rahasia yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa." "Mata Dewa?" Jing Ling membuka matanya, dan merasa penglihatannya menjadi semakin cemerlang. "Penglihatan Mata Dewa merupakan ilmu tingkat tinggi yang dipelajari dari Kitab Mata Dewa milik Keluarga Yu yang kutemukan dua ratus tahun lalu di peti mayat ahli waris yang tak diakui yang bernama Qing Yuan." Ada kesedihan dalam nada ucapan Leluhur Jing Shuang saat menyebutkan nama misterius ini. Jing Ling berpikir, 'Dua ratus tahun lalu ...
Última atualização: 2024-11-27
Chapter: 66. ORANG YANG TERPILIH"Jangan takut. Aku adalah Jing Shuang, orang yang menciptakan cincin ini." Jing Ling sedikit panik, merasa bahwa pendengarannya saat ini sedang tidak normal. Pandangan matanya terus tertuju ke arah bayangan berwujud manusia yang terjebak di gumpalan sinar merah yang tampak samar. "Sudah sangat lama aku terjebak di tempat ini, menunggu seseorang dari penerusku datang dan menemukanku." Suara anggun dan lembut itu kembali terdengar dengan jelas. Jing Ling terkejut. Ternyata, sinar berwujud manusia itu bisa berbicara? Dan dia mengaku bernama Jing Shuang? Tunggu! Bukankah itu adalah nama yang disebutkan oleh Jing Yue, ibunya? "Jing Shuang?" Jing Ling luar biasa terkejut. "Jadi, Anda adalah Jing Shuang, pencipta dan pemilik Cincin Segala Ruang ini?" "Benar. Itu aku." Leluhur Jing Shuang berbalik dengan anggun, jubahnya berkibar, dan sinar merah yang menyelimutinya seketika menghilang. Sekarang, wujud asli pria muda yang sangat menawan bak seorang kaisar langit terlihat jelas. W
Última atualização: 2024-10-13
Chapter: 65. AHLI WARIS?"Bagaimana mungkin itu adalah benda yang rusak? Kamu cobalah sekali lagi, Ah Lin!" Hua Lin mencoba memberi semangat kepada keponakannya. "Semangat!""Baiklah. Aku akan mencobanya sekali lagi." Jing Ling mengangguk, kemudian kembali memfokuskan pikiran agar dapat terhubung dengan cincin segala ruang miliknya.Namun, masih tidak ada yang terjadi meskipun ia telah mencobanya hingga berulang kali.Jing Ling menarik napas sesaat dengan perasaan kecewa. "Tetap tidak bisa.""Aneh ... mengapa tetap tidak bisa?" Hua Fei juga tak mengerti.Jing Ling tak bisa lagi menyembunyikan kekecewaan sekaligus rasa penasarannya.Ia menghadap kembali kepada sang ibu. "Ibu, aku tak bisa menggunakan cincin ini. Meskipun aku berusaha keras menyatukan pikiranku, tetapi aku tak bisa merasakan apa pun. Aku jadi berpikir kalau benda ini tidak berjodoh denganku, atau mungkin saja benda ini memang sudah rusak.""Itu tidak rusak. Tapi memang cincin milikmu itu sedikit berbeda dengan benda ruang milik Ah Fei dan Ah Li
Última atualização: 2024-10-12
Chapter: 199. Bahan Sandera Di sisi lain, Yin Long berlari kencang setengah terbang melewati puing-puing reruntuhan, keadaan sangat kacau dan mengerikan. Rumah-rumah penduduk hancur total, hewan-hewan ternak banyak yang mati bergelimpangan. Udara dipenuhi aroma darah dan debu yang menyesakkan. Yin Long mencari An Zi ke berbagai penjuru dengan perasaan sangat khawatir. Jantungnya berdegup kencang. Ia sempat melihat cahaya ledakan tabrakan energi spiritual yang menyilaukan di sebelah Selatan. "Apakah itu pusat pengendalian formasi pelindung lembah?" gumam Yin Long dengan perasaan khawatir. "Jadi, aku harus ke sana, atau tetap mencari An Zi?" Yin Long merasa bimbang. Tiba-tiba, hidungnya mengendus bau aura dan napas naga yang melesat ke suatu arah. "Sepertinya aura ini bukan milik Senior Zi," pikir Yin Long. "Aku harus segera mencari tahu!" Tanpa berpikir panjang, Yin Long melesat terbang mengikuti aura gelap yang sangat mencurigakan. ***** Pada saat yang sama, An Zi dan An Meng tengah berlarian den
Última atualização: 2025-11-13
Chapter: 198. Mempertahankan Formasi PelindungSementara itu, di balai pusat formasi pelindung yang terletak di jantung lembah, suasana jauh lebih genting dan mencekam. Retakan pada pagar gaib pelindung semakin lebar, cahaya biru keunguan yang memancar dari pilar-pilar formasi bergetar hebat, sesekali terang dan terkadang redup. Guru Qing Zhe berdiri tegak di tengah lingkaran murid-muridnya. Tangan-tangan mereka berusaha menopang pilar formasi yang terus bergetar. "Guru, retakannya semakin lebar! Bagaimana ini?" teriak salah seorang murid wanita dengan napas memburu. "Guru, sepertinya kita sudah tak mungkin lagi bisa bertahan!" Murid lain menyahut, ekspresi wajahnya menampilkan kelelahan. 'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Keadaan murid-muridku sudah sangat kasihan dan sepertinya mereka tidak akan lagi mampu bertahan lebih lama.' Qing Zhe membatin, hatinya mulai diliputi kekhawatiran. 'Dan mengapa sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali dari tuan besar? Apakah tuan besar dan tuan muda baik-baik saja, atau telah terjadi s
Última atualização: 2025-11-12
Chapter: 197. Puncak PertarunganSuara letupan masih terdengar, mengirimkan riak energi yang membuat udara di sekitarnya bergetar hebat. Debu dan kerikil di tanah terangkat melayang, tersedot ke dalam pusaran kekuatan yang semakin menguat. Cahaya ungu menyilaukan memantul dari kelopak-kelopak teratai yang terus berkembang, menciptakan pola formasi spiritual yang indah namun mematikan. Dari kejauhan, Tetua Yunluo memerhatikan gerak-gerik Zi Wu dengan mata menyipit tajam, alisnya berkerut, seolah tengah mengingat-ingat sesuatu yang sangat familiar. "Teknik itu ... mengapa rasanya sedikit akrab?' 'Aku seperti pernah melihatnya ... tapi di mana?' Tetua Yunluo berpikir keras. 'Sebentar aku ingat-ingat lagi.' Kepala Tetua Yunluo terasa berdenyut dan menjadi sakit. Wanita tua Penyihir itu sama sekali tidak bisa mengingat kejadian di masa lalunya. 'Sial! Aku benar-benar tidak ingat di mana aku pernah melihat teknik itu!' 'Sudahlah. Tidak penting aku pikirkan tentang siapa dia!' Sang penyihir tua tidak mungkin hany
Última atualização: 2025-11-11
Chapter: 196. Teratai Naga KemarahanTetua Yunluo menatap Zi Wu dengan pandangan sinis. "Kami sengaja datang ke mari memang untuk mengambil kembali Pangeran Hei Xian, dan kau ingin merebutnya dari tangan kami?" "Dasar cacing tanah yang ingin menelan naga! Sungguh tidak idak tahu diri!" Tetua Yunluo, wanita penyihir itu tertawa sinis sambil menatap Zi Wu yang terluka. Ada jejak nafsu membunuh di matanya, seperti siluman haus darah. Zi Wu berjuang keras menopang tubuhnya yang gemetar. Darah segar masih mengalir deras dari sudut bibirnya yang pecah, membasahi jubah ungunya yang kini compang-camping. Luka internalnya kali ini cukup parah, serangan energi gelap dari Tetua Yunluo terasa membakar darahnya. "Hei, Cacing Kecil! Kau kira dengan kekuatan menyedihkanmu itu bisa melawanku?" Tetua Yunluo meremehkan sambil memutar tongkatnya. "Kau ini ibarat semut lemah yang berhasrat ingin meruntuhkan gunung, katak di dasar sumur yang ingin meraih bintang, sungguh konyol dan menggelikan!" "Hahahaha!" "Hahahaha!" Tawa Tetu
Última atualização: 2025-11-09
Chapter: 195. Merebut Pangeran Hei XianZi Wu tentu saja paham akan maksud Yin Long. Ia berkata, "Ah Yin, sekarang serahkan urusan bocah ini padaku. Kamu pergilah untuk mencari An Zi dan orang-orang yang perlu diselamatkan."Yin Long merasa agak keberatan. "Tapi, Senior. Bagaimana dengannya?" "Paman ...." Pangeran Hei Xian merintih, tangannya menggapai ke arah Yin Long.Yin Long kembali meraih tangan Pangeran Hei Xian dan menggenggamnya. "Ah Xian, maafkan paman yang harus pergi mencari An Zi. Dengan adanya Senior Zi di sini, kamu pasti akan aman dan beliau bisa mengatasi masalahmu.""Kamu ... tidak keberatan, bukan?""Baiklah." Pangeran Hei Xian hanya bisa pasrah. "Pergilah, Paman Yin."Meskipun awalnya Yin Long merasa ragu dan berat hati untuk meninggalkan Pangeran Hei Xian, tetapi akhirnya ia mengangguk. "Baiklah. Aku percayakan Ah Xian kepada Senior," ujar Yin Long sembari menyerahkan tubuh Pangeran Hei Xian kepada Zi Wu."Baiklah." Zi Wu langsung menerima Pangeran Hei Xian dengan kedua tangannya. "Pergilah cepat! Aku
Última atualização: 2025-09-30
Chapter: 194. Segel Pengendali Jiwa?"Baik, Senior!" Yin Long mengangguk dan mengulurkan tangan, berniat mencabut jepit rambut yang tertancap di sanggul kecil Pangeran Hei Xian. Namun begitu jepit itu tercabut, jeritan Hei Xian justru semakin keras. "Kepalaku!" "Aaaaaargh!" Mata Yin Long terbelalak. Tangannya yang menggenggam jepit rambut sampai bergetar. "Mengapa jadi begini? Senior Zi, mungkinkah sumbernya memang bukan dari benda ini?" "Aneh ... kalau bukan dari jepit rambut itu, mungkinkah ada benda lain atau semacam Segel Pengendali Jiwa?" Zi Wu tak habis pikir. "Segel Pengendali Jiwa?" Yin Long terkejut. "Segel Pengendali Jiwa?" Pangeran Hei Xian lebih terkejut lagi. Benarkah mereka setega itu kepadanya? "Hemm, mungkin saja benda ini semacam segel. Ini baru perkiraan," ujar Zi Wu sambil mengamati lebih dalam. "Biar kucoba sekali lagi." Yin Long mengangguk cepat. "Cepatlah, Senior Zi, kita masih ada hal yang tak kalah penting selain daripada menyelamatkan Ah Xian!" "Hemm," gumam Zi Wu yang kemudian k
Última atualização: 2025-09-24
Chapter: 90. Pertemuan KecilYang Yueli, gadis berwajah cantik dan memiliki sikap tegas segera melakukan penghormatan. Ia mengepalkan kedua telapak tangannya di depan dada. "Komandan, Zhi’an sudah membaik. Terima kasih atas perhatian Anda dan obat yang Anda kirimkan." Yang Shui mengangguk kecil, tersenyum tipis. "Baguslah. Suruh dia untuk menghadapku segera setelah dia pulih sepenuhnya." "Baik, Komandan." Yang Yueli membungkuk hormat sekali lagi, matanya yang cerdas menunjukkan rasa penasaran. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang membuat sang komandan begitu ingin bertemu Zhang Zhi’an, kekasihnya. Ketiganya terus berjalan, melewati taman maple dengan daun-daun jingga mudanya yang tampak berguguran, jatuh tumpang tindih, berserakan di atas lantai hutan. Sampah indah itu tak berdaya saat terinjak oleh sepatu-sepatu para penghuni kediaman. Ujung jubah hanfu mereka tak lagi menyapu tumpukan daun maple ketika ketiganya mulai menapaki jembatan lengkung bercat merah menyala di atas kolam teratai serta ada banya
Última atualização: 2025-11-13
Chapter: 89. Mengantar Yu ZhenSekarang Yu Zhen menghadap kepada Yang Shui yang berdiri tak jauh dari Qing Yuan. Pria itu tersenyum ramah penuh ketenangan. Aura wajahnya yang sejuk, membuat hati siapa pun akan merasa nyaman saat bersama dan berbicara dengan tabib muda ini.Yu Zhen melakukan salam Gongshou sebagai tanda perpisahan kepada pria yang telah merawatnya tersebut. "Tuan Yang Shui, Yu Zhen mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Tuan Yang Shui yang telah menyelamatkan nyawa tuan muda ini. Tanpa pertolongan dari Tuan Yang, mungkin tuan muda ini hanya tinggal nama penghias papan peringatan.""Tuan Muda Yu terlalu sungkan dan berlebihan. Itu hanya suatu kebetulan semata. Saya adalah seorang tabib yang tentunya tidak akan membiarkan siapa pun sakit di depan mata. Jadi, tolong jangan diungkit lagi hal-hal seperti itu!" ucap Yang Shui yang juga melakukan salam serupa dengan Yu Zhen."Tuan Yang selalu berkata demikian. Yu Zhen tidak tahu bagaimana cara berterima kasih pada Tuan Yang Shui yang baik dan s
Última atualização: 2025-11-12
Chapter: 88. Yu Zhen BerpamitanSekarang, hanya tinggal Yu Zhen seorang diri dalam kekalutan dan kesedihan. Ia sungguh tak menyangka jika segel perjodohan itu akan bereaksi saat wajah mereka berdekatan dalam jarak satu jari. Yu Zhen melihat dengan jelas segel khusus itu bersinar merah di kening Ji Mei Hua. Hal tersebut menandakan kalau gadis itu masih terjaga kesuciannya. 'Hua'er, maafkanlah aku!'Penyesalan yang begitu dalam membuat Yu Zhen berkali-kali harus mengusap wajahnya yang bersimbah air mata. Ternyata, meskipun dia adalah seorang pria pilih tanding dengan kekuatan yang cukup diperhitungkan di rimba persilatan.Namun, dia tetaplah manusia yang memiliki kerapuhan pada sisi hatinya. Bahkan, orang sekuat Yu Shan, ayahnya, masih tak bisa menahan air mata saat hatinya terasa sakit.Apakah itu menandakan jika dia termasuk lelaki cengeng?Tapi bagaimanapun juga, manusia tetaplah memiliki sisi rapuh dan sudah merupakan suatu fitrah yang tak bisa dihindari. Bagaimanapun juga, air mata juga merupakan sebuah anugr
Última atualização: 2025-11-11
Chapter: 87. Menolak MenikahShen Ji menatap dingin wajah Yu Zhen. "Bagaimana kalau aku menolak?" "Hua'er, aku harus tetap membawamu pulang ke Qianyang demi janjiku pada Paman Shen Ming," tegas Yu Zhen.Mendengar ini, Shen Ji bergerak ke arah Qing Yuan, memeluknya dari belakang sambil menangis. "Shifu, sekalipun dia meminta, tolong jangan berikan aku padanya! Jangan biarkan dia membawaku pergi dari sini!""Mengapa?" tanya Qing Yuan, penasaran."Pokoknya aku tidak mau!" Shen Ji terisak di punggung sang guru. "Aku masih ingat kejadian itu dan aku benar-benar tak ingin kembali ke tempat itu lagi, Shifuuu!""Baiklah. Shifu akan bicara padanya." Qing Yuan berucap dengan lembut. Ada kemenangan muncul dalam hatinya. "Kau dengar itu, Ah Zhen?" Qing Yuan menatap tajam ke wajah Yu Zhen yang sekarang bagai mati kutu di hadapan guru dan murid ini. "Dia tidak ingin "Ji'er, maaf ...." "Ji'er, maafkan aku!" ucap Yu Zhen lirih sekali, sangat lirih."Aku sudah memaafkan Kak Yu Zhen. Tetapi aku tetap tidak ingin kembali bersam
Última atualização: 2025-11-09
Chapter: 86. Kembalilah Bersamaku!Sekali lagi, Yu Zhen menggelengkan kepalanya. Air mata mulai mengembun di sudut mata kedua pemuda itu.Qing Yuan menarik napas panjang guna meredakan emosinya, ia lalu bersedekap dan menatap Yu Zhen dengan tatapan datar. "Ah Zhen, apa kamu sudah menyadari apa yang pernah kamu lakukan padanya dahulu?" Yu Zhen mengangguk, entah mengapa hatinya sekarang merasa sangat sakit. Ia membayangkan betapa hancurnya perasaan Shen Ji saat itu hingga sampai nekad menceburkan diri ke dalam Sungai Madu Pahit yang deras dan dalam. Andai tidak ada Qing Yuan yang menolongnya, mungkin saja gadis yang dulu masih berbadan gemuk itu mungkin benar-benar sudah tiada, dan dirinya ikut menjadi salah satu penyebabnya. "Maafkan aku, Hua'er!" bisiknya, penuh penyesalan. "Sekarang aku sudah tahu rasanya jadi dirimu saat itu. Semua itu pasti sangat berat bagimu, dan ....""Dan rasanya pasti sangat sakit!" Yu Zhen melihat ke arah Shen Ji dengan mata berair. "Tapi, Hua'er, tahukah kamu kalau setelah itu aku juga mera
Última atualização: 2025-11-08
Chapter: 85. Yu Zhen Mati KutuSementara itu, Shen Ji yang merasakan hangat hembusan napas seseorang segera membuka kelopak matanya dan mendapati wajah Yu Zhen hanya berjarak satu jari dari wajahnya. Tiba-tiba saja, Shen Ji terpekik kecil dan langsung membuka matanya. "Kak Yu-Yu ... Kak Yu Zhen?"Tangan Yu Zhen mencengkram kerah baju Shen Ji kuat-kuat, menatapnya tajam, seolah baru saja menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan."Katakan! Siapa dirimu?" Yu Zhen bertanya sembari menatap tajam ke mata Shen Ji yang tergagap karena mendapat pertanyaan itu."A--apa ... apa maksud Kak Yu Zhen?" Shen Ji melengoskan wajahnya ke arah lain."Jadi selama ini, kalian menyembunyikan kebenarannya?" Nada suara Yu Zhen terdengar emosi."Kalian! Kamu dan Er Ge juga sebenarnya sudah tahu semuanya?" Yu Zhen melepaskan cengkeramannya dengan sedikit kasar, ia berdiri sambil mengusap dengan kasar wajahnya sendiri. "Jadi, itu sebabnya kamu waktu itu menyiksaku?"Shen Ji tak menjawab pertanyaan dari calon suami yang sekarang terlihat ber
Última atualização: 2025-11-06
Chapter: 118. TIGA HARI PENENTUANQing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Última atualização: 2024-05-27
Chapter: 117. Pikiran Kotor Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Última atualização: 2024-05-27
Chapter: 116. Gagal Berduel Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Última atualização: 2024-05-27
Chapter: 115. Pedang Ganda Ada Dua Pasang? Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Última atualização: 2024-05-26
Chapter: 114. Dia Tahu Namaku?Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
Última atualização: 2024-05-25
Chapter: 113. Salah Paham "Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Última atualização: 2024-05-25