Pewaris Pedang Sulur Naga

Pewaris Pedang Sulur Naga

last updateLast Updated : 2024-05-08
By:  Eka waCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.5
14 ratings. 14 reviews
239Chapters
18.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dalam perjalanannya kembali menuju ke Padepokan milik gurunya di Lereng gunung Tengger, Sekar Pandan— pendekar wanita bisu—menyelamatkan seorang pemuda bernama Mahisa Dahana dari serangan ular. Tak disangka, pertemuan itu membawanya untuk bertemu dengan para pendekar dari Perguruan Tangan Seribu yang ingin membalas dendam pada Dewa Jari Maut karena telah merampas perguruan mereka. Sekar Pandan, yang memiliki julukan Dewi Bunga Malam, tidak tahu bahwa kekuatan Dewa Jari Maut hanya bisa dilawan oleh Pedang Sulur Naga miliknya. Oleh sebab itu, dia tidak menyadari rencana licik anggota Perguruan Tangan Seribu untuk mencuri pedang Sulur Naga dari tangan Sekar Pandan. Saat tersadar, Sekar Pandan telah kehilangan pedang warisan ayahnya tersebut. Selain itu, nama baik ayahnya juga telah tercoreng karena dituduh mengalahkan Dewa Jari Maut dengan curang. Sanggupkah Sekar Pandan menemukan pedang warisan itu dan mengembalikan nama baik ayahnya walaupun … dengan kekurangan yang ia miliki?

View More

Chapter 1

Bab 1. Prajurit Utusan sang Senopati

Seekor kuda hitam berlari dengan cepat menyusuri jalan berbatu dengan membawa seorang gadis sebagai penunggangnya. Gadis itu berkemben dan berkain hijau. Terpaan angin yang kencang mengibarkan cadar hijau tipis yang menutupi wajahnya. Wajah gadis itu memang tersembunyi, namun sepasang bola matanya yang bening bagai embun pagi dan kulit dahinya yang bagus berkulit kuning buah langsat, ditambah rambut hitam bergelombang panjang sepinggul berkibar indah di belakang punggung. Menutupi gagang pedang yang berbentuk sulur tumbuhan.

Merupakan gambaran sosok gadis yang sudah dapat dipastikan kalau penunggang kuda itu memiliki kecantikan yang tidak biasa.

Menilik dari bentuk tubuhnya yang ramping dan belum begitu berisi, si gadis baru berusia belasan tahun. Layaknya sekuntum bunga yang baru memekarkan beberapa helai kelopaknya yang indah.

Nampaknya gadis itu tengah terburu-buru ingin sampai ke tujuan, hingga tanpa istirahat. Kuda hitam mengkilat yang gagah itu sudah mulai kelelahan berlari. Sedangkan si penunggang kuda tidak perduli. Atau, mungkin dia belum tahu bahwa kuda juga kelelahan jika melakukan perjalanan jauh dan butuh istirahat laiknya manusia.

Kuda itu terus menerjang waktu, hingga tidak terasa sang fajar telah meninggi.

Pagi setengah siang itu cukup hangat menyapa bumi Majapahit. Awan putih berarak seperti pasukan kerajaan yang sedang lewat. Jalanan berbatu yang membelah hutan di tepi aliran sungai Berantas yang mereka lewati nampak lengang. Tidak ada rombongan para saudagar dari luar Majapahit atau pedagang wilayah setempat yang lewat. Hanya nyanyian hutan yang mengisyaratkan bahwa hutan itu berpenghuni.

"Lapar sekali," batinnya, saat perutnya terasa seperti diremas-remas karena belum terisi secuil makanan pun sejak kemarin.

Dia melompat dari atas punggung kudanya. Berjalan terseok-seok menahan lapar sambil menuntun kuda hitam yang juga lelah. Telinganya yang tajam mendengar gemericik air sungai. Ke sana lah kuda hitam itu dituntunnya.

Tali kekang kuda hitam itu diikatnya kuat pada sebongkah batu besar berlubang di bibir sungai yang tidak dalam. Setelah merasa aman, dibiarkannya kuda itu minum dan merumput sepuasnya. Sedangkan dia sendiri setelah melepaskan dahaga, membasuh tangan dan wajahnya. Segarnya air sungai Berantas menambah kekuatan tubuhnya.

Si gadis remaja berusia lima belas tahun berjalan menjauhi kudanya yang masih asyik merumput. Sambil menenteng buntalan kain hitam dia mengeluh dalam hati. Sejak kemarin perutnya belum terganjal apa pun untuk sekedar menyangga kedua kakinya. Tubuhnya nampak gemetar. Dilepasnya cadar hijau tipis dari wajahnya. Wajah itu nampak pucat dan bibirnya yang seharusnya meranum itu mulai mengering. Meskipun sudah meminum air.

Dengan lemah, tubuhnya duduk bersimpuh di bawah pohon rindang yang ditumbuhi tanaman menjalar. Menyandarkan punggungnya yang letih pada akar pohon yang menonjol keluar. Dari tempatnya ini dia masih bisa mengawasi kuda tunggangannya. Jika sewaktu-waktu ada pencuri yang ingin mencuri kudanya.

Belaian hutan yang lembut pada wajahnya membuatnya mengantuk.

Suara keras dari perut, menyadarkannya dari buaian mimpi.

Diturunkannya buntalan kain hitam yang tercangklung di pundaknya. Sejak kemarin buntalan itu tetap utuh tak tersentuh. Ada rasa kesal dalam hatinya. Teganya "dia" meninggalkannya seorang diri tanpa menemuinya. Dia masih ingat siapa pemberi buntalan itu. Seorang prajurit Majapahit atas perintah junjungannya. Junjungan yang membuat hati si gadis kesal dan dongkol.

"Nini, saya mendapat tugas dari Gusti Senopati Prana Kusuma untuk menyampaikan buntalan ini. Maaf dia tidak bisa berpamitan langsung denganmu karena harus terburu-buru kembali ke Kotaraja. Nini diharuskan kembali ke Lereng gunung Tengger." Prajurit utusan itu mengulurkan sebuah buntalan kain pada si gadis yang hanya diam dengan mata berkaca-kaca. Namun, mulutnya cemberut.

Prajurit utusan itu memandang iba pada si gadis. Sedikit banyak dia tahu siapa gadis kecil ini. Seorang gadis yang tidak bersanak saudara di tempat asing ini, juga tidak bisa bicara. Jawa Dwipa bukan lah tanah kelahirannya. Karena dia datang dari sebuah tempat yang sangat jauh, tapi masih wilayah kekuasaan Majapahit juga.

"Gusti Senopati juga berpesan, agar Nini jangan bersedih. Dia secepatnya akan menyusul Nini untuk diajak ke Majapahit." Prajurit utusan tetap menyodorkan buntalan itu dan matanya tetap menatap si gadis dengan iba. Dua tetes air mata jatuh di pipi halus kemerahan si gadis. Cukup lama gadis berkemben dan berkain hijau itu tersedu. Pundaknya terguncang halus, menahan diri agar tangisnya tidak meledak di depan Sang Prajurit.

"Nini, tolong terimalah. Saya harus secepatnya mengejar rombongan," desak Prajurit itu dengan wajah memohon seraya menyodorkan buntalan tersebut.

Si gadis menerima buntalan itu dengan ragu. Hatinya berkata bahwa dia ingin ikut prajurit ini ke Majapahit. Dia tidak ingin sendirian di rimba persilatan. Tanpa menghiraukan keinginan si gadis yang sudah membuncah, Prajurit itu melompat ke atas punggung kudanya.

"Nini Sekar Pandan, jaga dirimu. Tunggulah kehadiran Gusti Senopati Prana Kusuma di sana. Saya permisi." Dia memutar tali kekang kuda coklat miliknya, kemudian menggebahnya mengikuti arah rombongan temannya yang sudah lebih dulu berangkat ke Kotaraja Trowulan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Syafiq Jafri
kenapa cepat sangat tamat . patut biar la sampai ke kota raja dan kahwin . ...
2024-05-08 21:07:32
1
user avatar
Al_Fazza
Scrool pelan pelan eh ga kerasa nyampe ke eps terakhir. Lanjut thoorr gassss
2024-03-16 09:29:14
1
user avatar
Zaid Zaza
Izin promosi Thor. Silahkan mampir di novel saya. Judul: ROH KAISAR LEGENDARIS
2023-10-03 10:31:55
1
user avatar
Mr black
ceritanya bagus,semoga terus berlanjut sampai tamat,soalnya banyak novel bagus bagus yg ujung ujungnya gak dilanjutin sama penulis
2023-06-11 04:13:04
1
user avatar
Syamsu Alam
novelnya sangat menarik, hanya autornya putus2 updatenya
2023-05-27 17:39:12
0
user avatar
Sekar Pandan
ceritanya bagus. nama tokohnya sama kek aku
2023-05-24 23:19:52
1
user avatar
CahyaGumilar79
Sang Pendekar Lembah Naga mampir, sukses selalu kak
2023-05-21 13:11:47
1
user avatar
Aldho Alfina
Salam dari "Penguasa Dewa Naga'
2023-03-23 14:57:23
0
user avatar
aldo.paikerz15
Kamu suka cerita fantasi seperti ini? mampir juga di ceritaku kak "Legenda Naga Langit" Sudah tersedia 140 lebih episode.
2023-03-20 20:58:34
0
user avatar
Moh. Zainal Abidin
mantab swkali ceritanya original indonesia banget dan sangat bagus akhirnya kita benar2 dibawa ke set masa dan set keadaan cerita ini
2022-12-25 15:38:52
0
user avatar
Moh. Zainal Abidin
cerita ini sangat menarik seakan2 menyeret prmbaca untuk merasakan kembali hidup di abad abad jaman kerajaan. tetutama keadaan nusantara masa itu.. kita bisa berimajinasi dengan gambaran yang jelas lewat cerita yang menarik dan menantang
2022-11-16 19:57:50
0
user avatar
Moh. Zainal Abidin
muantaaaaaaab author josss teruskan .. samoai tamat
2022-11-14 20:36:15
0
user avatar
Sujani
lanjutkan sampai tamat
2022-10-27 12:02:08
0
user avatar
Suprayitno Suprayitno
semangat berkarya, ceritanya bagus
2022-10-17 11:42:00
0
239 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status